Asisten Bos Cantik - Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
Leo Wang siap mempertaruhkan segalanya, sekarang dia ingin Reza Qiao bekerja di perusahaannya sendiri. Dia adalah direktur utama perusahaan, ingin membiarkan Reza Qiao menjadi Presdir, Dia bersembunyi di balik tirai pun, perusahaan ini dapat berkembang dengan baik, dan bisa menghasilkan lebih banyak uang.
Reza Qiao tertawa: “Aku hanya memiliki 3% saham dari perusahaan ini. Apakah pantas untuk menjadi presdir?”
“Pantas, selama Tuan Reza mengangguk, semuanya tidak akan menjadi masalah.“
Reza Qiao melambai tangannya: “Lupakan, aku tidak ingin mengambil posisimu, atau mereka mengatakan aku mengganggu bos, selain itu, hal paling bahagiaku adalah menjadi sopir kecil, jangan menambahkan begitu banyak hal tidak penting kepadaku. Aku tahu rencanamu adalah membiarkanku mendukung perkembangan perusahaanmu, jangan khawatir tentang hal ini, karena jika aku sudah berjanji padamu, aku pasti akan melakukannya. Tentu saja, mungkin aku akan meminta bantuan di masa depan, jadi jangan menolak.“
Reza Qiao mengatakannya duluan, untuk penerus di masa depan.
Leo Wang mengangguk: “Di masa depan, selama Tuan Reza ingin bantuan katakan saja padaku.”
Reza Qiao mengangguk: “Ada sedikit yang dapat kamu dapat yakini, bahkan jika aku meminta bantuan. Aku tidak akan membiarkan kamu menderita kerugian. Aku Reza Qiao tidak pernah merugikan siapapun yang bekerjasama denganku.”
“Segala hal nantinya akan mendengar perintah Tuan Reza.”
“Tulis nomor ponselku, Jangan menggangguku jika kamu tidak ada masalah.” Reza Qiao memberikan kepada Leo Wang nomor ponselnya.
Si Perut besar sibuk menulisnya.
Reza Qiao melihat sekitar: “Sudah malam, bawa orang-orangmu kembali, Aku hanya memberikan mereka pelajaran malam ini, Aku tidak ingin mengambil nyawa siapapun. Kamu harus mengurus mereka, dan jangan bermain permainan seperti ini lagi.”
Leo Wang mengangguk kepalanya, dan meminta orang-orangnya untuk saling bahu-membahu pergi.
Reza Qiao melihat dia Berty dengan senyum: “Nona, Kita bisa bicara tentang kehidupan sekarang.”
Berty He gemetar: “Apakah kamu ingin berbicara tentang kehidupan di pantai?”
“Aku pikir begitu.”
Berty He melihat sekitar, tidak ada siapa-siapa, angin malam sangat lembut, tenang, dan hangat.
Hatinya terguncang sejenak, lengan selembut akar teratai melingkar di leher Reza Qiao…
Gelombang lembut menghantam pantai, ada keheningan di sekitar, di pantai hanya terdengar hembusan nafas seorang pria, dan wanita, bulan bahkan terlihat malu hingga bersembunyi di balik awan…
Pukul 2 pagi, Berty He dibawa kembali ke hotel, Reza Qiao berjalan keluar.
Ketika dia sampai di Central Asia Hotel, dia bertemu Rini Liu, Milan, Winny Xu, dan Willy Xu.
“Kenapa, bagaimana kalian bisa bermain sampai sekarang?” Jalan Reza Qiao.
Semua orang sedikit terkejut melihat Reza Qiao.
“Kami pergi bernyanyi setelah pergi ke pasar malam, dan sampai sekarang.” Ujar Milan.
Winny Xu menepuk Reza Qiao di bahu: “Reza kecil, ke mana kamu pergi, kenapa baru kembali sekarang?”
Reza Qiao berkata dengan senyum: “Aku bermain di pantai dekat laut.”
“Kamu berada di seberang laut sampai sekarang?” Rini Liu melihat Reza Qiao mencurigakan.
“Aku bertemu seorang wanita cantik di pantai, dan berbicara tentang kehidupan dengannya, semakin kita bicara, semakin bahagia aku, tidak sadar, sudah jam segini.“
“Apa yang kamu dan wanita cantik itu bicarakan?”
“Temanya sangat luas, dari perjuangan kehidupan hingga kehidupan dengan perjuangan, dari mengapa orang hidup hingga orang hidup untuk apa…” Reza Qiao melantur.
Willy Xu menggulingkan bibirnya: “Orang seperti kamu masih mengerti kehidupan, pasti ngelantur.”
Reza Qiao melihat Rini Liu: “Bos, Direktur Xu selalu memandang rendah supir kecilmu, dia memandang rendah padaku, artinya ia juga memandang bawah kamu.”
Rini Liu melihat Willy Xu tanpa berkata apa-apa, benar, memandang rendah supirku artinya memandang rendah diriku.
Willy Xu melihat ekspresi Rini Liu dengan terburu-buru: “Rini, Reza Qiao menginginkan perselisihan, aku tidak bermaksud begitu.”
“Lalu apa maksudmu Direktur Xu?” Rini Liu terlihat seperti senyum.
Willy Xu terkejut: “Maksudku Reza Qiao tidak mengerti kehidupan, hanya orang-orang yang berada di tingkat kita yang mampu berbicara tentang kehidupan.”
Rini Liu mengangguk, “Maksudmu ada kasta tinggi, dan rendah dalam hidup, hanya orang seperti kamu yang layak untuk berbicara tentang kehidupan, kan?”
“Tidak, tidak, maksudku…” Willy Xu lebih cemas.
“Ayolah Direktur Xu, jangan membicarakannya lagi, semakin kamu mengatakan itu, semakin kamu tidak dapat menjelaskannya.” Rini Liu mematahkan kata Willy Xu dengan tidak peduli,dan pergi.
Willy Xu mengejek Reza Qiao sehingga Rini Liu sangat tidak senang, hanya ada perbedaan antara orang kaya,dan orang miskin, hanya posisi yang berbeda, tetapi tidak ada perbedaan antara tinggi, dan rendah, di kehidupan ini, semua orang sama.
Rini Liu tidak senang, Willy Xu sibuk mengikuti Rini Liu, dan dia terus menjelaskan, tapi Rini Liu terlalu malas untuk memperhatikannya.
Reza Qiao sangat bangga.
Mereka kembali ke hotel, semuanya kembali ke kamar mereka.
Reza Qiao mandi dan keluar dari kamar mandi dengan piyamanya ketika seseorang mengetuk pintu.
“Siapa itu?”
“Reza kecil, nyonya serigala telah datang, buka pintunya cepat…” Winny Xu dengan suaranya rendahnya.
Reza Qiao membuka pintunya, dan Winny Xu segera masuk.
Winny Xu memakai piyama, bagian depan piyamanya bergoyang, kulit putihnya terlihat di seluruh bagian sekitar kerah.
"Winny kecil, kenapa malam-malam kemari?"
"Tebak." Wnny Xu tersenyum, ingin meraba tubuh di Reza Qiao.
"Apakah kamu ingin berbicara tentang kehidupan denganku?" Reza Qiao diraba hingga geli.
"Bicaralah tentang hidup apanya, Aku ingin menelan burung kecilmu hidup-hidup..." Winny Xu merabah dalam piyama Reza Qiao, dan menekan seluruh tubuhnya
Pada fajar, Winny Xu dengan senyap menyelinap keluar dari kamar Reza Qiao, menyeret tubuhnya hampir hancur kembali ke kamar, jatuh ke tempat tidur, dan tertidur.
Jam 8 pagi di kafeteria, Mereka sarapan bersama.
Rini Liu, Milan, Willy Xu dan Reza Qiao semua ada di sana, tapi Winny Xu belum kelihatan bayangannya.
"Ada apa? Sudah jam segini tetapi belum turun, sebentar lagi ada pertemuan. " Willy Xu mengambil ponselnya, menelepon Winny Xu, setelah sekian waktu, baru diangkat , menyuruh Winny Xu turun untuk makan.
Setelah mendorong Winny Xu, Winny Xu melihat semua orang: "Apakah kalian memiliki istirahat yang baik semalam?"
Reza Qiao penuh energik mengangguk: "Bagus sekali."
Milan mengangguk, tetapi Rini Liu menguap.
"Rini Liu, Kamu tidak tidur dengan baik?" Willy Xu khawatir.
"Tidak apa-apa.Tidak apa-apa." Jawab Rin Liu dengan tidak peduli.
Reza Qiao tersenyum terhadap Rini Liu.
"Kenapa kamu tertawa?" Rini Liu melihat Reza Qiao.
"Berbohong bukanlah anak yang baik."
Rini Liu menatap Reza Qiao lagi, brengsek, Dia sendiri tidak tertidur sepanjang malam, Isolasi suara di kamar hotel ini terlalu buruk, Dia mendengar suara teriakan, dan semua suara yang berasal dari kamar Reza Qiao, mereka melakukannya tanpa henti sampai badannya memanas, Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Tidak perlu menebak pun mereka tahu bahwa Winny Xu berada di kamar Reza Qiao.
Dua benda ini melakukannya sepanjang malam, desahan Winny Liu pun tidak pernah berhenti, bagaimana bisa tidur dengan baik.
Rini Liu melihat Reza Qiao tanpa kelelahan, Dia merasa aneh, apakah orang ini seorang pria besi, terus menerus sepanjang malam, tetapi tidak kelihatan lelah sama sekali, Namun, Winny Xu sangat lelah, pasti telah dirusak oleh Reza Qiao, sampai sekarang pun belum sepenuhnya bangkit.
Memikirkan kejadian semalam, Wajah Rini Liu hanya bisa memerah, Dia tidak bisa membayangkan bagaimana cara Reza Qiao menyiksa Winny Liu selama itu.
Reza Qiao mengeluarkan tangannya, dan menunjuk: "Lihatlah, wajahmu memerah, Kamu sedang berbohong."
Willy Xu melihat Rini Liu dengan khawatir: "Rini, apakah kamu mengalami insomnia semalam?"
Wajah Rini Liu merah, dan tidak berbicara, membungkukkan kepalanya untuk makan.
Melihat ekspresi Rini Liu, Willy Xu merasa aneh.
Setelah waktu yang lama, Winny Xu memasuki restoran dengan lemas, menguap saat berjalan.
Willy Xu sibuk menyambut Winny Xu.
Winny Xu duduk di sebelah Reza Qiao: "Bagaimana kamu bangun begitu awal, Kamu tidak tidur?"
"Jam berapa sekarang? Cepat makan, kita memiliki pertemuan pada jam 9.” Ujar Willy Xu.
"Oh, Aku sangat mengantuk, setelah makan, Aku harus kembali ke kamarku untuk tidur, Kamu bisa pergi ke pertemuan, Aku tidak akan ikut campur." Winny Xu menguap lagi.
"Bukankah kamu tidur semalam? Mengapa kamu begitu lemas?"
"Tadi malam Hee hee..." Winny Xu melihat Reza Qiao, dan tiba-tiba tertawa.
Willy Xu melihat Winny Xu kebingungan: "Apa yang kamu tertawakan?"
Winny Xu menunjuk ke Reza Qiao: "Reza brengsek, bagaimana kamu bisa begitu berstamina?"
“Aku semalam menghisap cairan manjur dari seorang wanita cantik, sangat berkhasiat, otomatis bersemangat. " Ujar Reza sambil makan.
Willy Xu mulai mengerti, pasti Reza Qiao, dan Winny Xu bermain-main semalam., Reza Qiao sangat bersemangat, tetapi Winny Xu tidak.
Willy Xu sedikit marah, melihat Rini Liu: "Rini, Aku ingin mengekspos Reza Qiao."
"Apa yang ingin kamu ekspos?" Rini Liu melihat Willy Xu.
"Reza Qiao melakukan itu dengan adikku semalam."
Karena Reza Qiao mengatakan bahwa dia itu pacar Rini Liu, Rini Liu akan sangat marah jika dia tahu apa yang Reza Qiao lakukan semalam.
Willy Xu selesai mengatakannya, dan menunggu Rini Liu untuk menjawab, tapi Rini Liu terus makan seolah tidak ada yang terjadi.
Willy Xu sedikit kecewa, tapi dia tidak puas.
Winny Xu melirik tajam Willy Xu: "Kak, Kamu benar-benar suka untuk mengurusi urusan orang lain, terlalu membosankan."
Reza Qiao juga membantunya: "Ya, Direktur Xu benar-benar membosankan, mengekspos hal ini untuk apa sih."
Rini Liu tersenyum dengan pahit, melihat Winny Liu, dan Reza Qiao: "Tolong, tolong pikirkan kenyamanan tetanggamu ketika kamu sedang senang, jangan terlalu berisik, OK?"
Reza Qiao, dan Winny Xu saling bertatapan, Winny Xu berkata, "Kakak, kamu mendengarnya semalam?"
Rini menatapnya: "Kamu berteriak sepanjang malam, Aku tidak bisa mendengarnya?"
"Maaf mengganggumu." Winny Xu sibuk meminta maaf.
Reza Qiao menepuk Winny Xu di bahu: "Kamu dengar? Jangan terlalu keras lain kali, Kamu harus belajar untuk mengontrol suaramu.”
Winny Xu menatap: "Reza brengsek, Kamu pikir aku ingin berteriak, siapa suruh kamu begitu bertenaga melakukannya, membuat orang tidak bisa menahannya."
"Bisanya kamu menyalahkanku untuk itu? Bukankah Kamu yang suruh aku untuk melakukannya dengan tenaga?” Ujar Reza Qiao murung.
Winny Xu tidak dapat berkata-kata lagi, benar-benar tidak bisa menyalahkan Reza Qiao, Aku memang menyuruhnya melakukan dengan tenaga, tetapi saat itu, Au tidak bisa menahan diri.
Melihat Reza Qiao yang bangga, Winny Xu memukul Reza Qiao dengan tangan.
Setelah mendengar kata-kata Reza Qiao, dan Winny Xu, detak jantung Rini Liu mempercepat, dan tubuhnya memiliki reaksi aneh.
Milan melihat Reza Qiao, dan Winny Xu makan dan berkata, "Kenapa kalian bergerak begitu cepat?"
Winny Xu tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa.
Reza Qiao mengangguk serius, dan tersenyum pada Milan.
Milan sedikit malu dan gugup, dan mengingat kembali saat Reza Qiao menemukannya meraba dirinya sendiri di kamar mandi, ada arus hangat yang meningkat di tubuhnya.
Senangnya Reza Qiao, dan Winny Xu semalam, Winny Xu bisa mencari Reza Qiao untuk melakukannya, tetapj kalau aku, hanya bisa mengandalkan tangannya sendiri untuk melakukannya.
Lihatlah wajah merah Rini Liu, dan memikirkan pergerakan Reza Qiao, dan Winny Xu, Rini Liu mendengar semuanya, lalu pergerakan apa itu? Apakah Rini Liu memiliki reaksi? Kalau ada, apa reaksinya?
Memikirkan ini, Aku merasakan arus panas di tubuhku mengalir hebat.
Pagi-pagi sudah ada stimulasi, Milan makan dengan cepat: "Aku akan pergi ke kamarku, dan membersihkan barang-barang untuk pertemuan."
Milan bersikeras untuk kembali ke kamar, melakukannya sendirian, jika tidak maka dia tisdak akan bisa menahan penderitaan yang dialaminya.
Reza Qiao melihat Milan: "Kak Milan, ingin aku membantumu?"
Jantung Milan gemetar, dengan cepat menggelengkan kepalanya: "Tidak, Aku bisa melakukannya sendiri."
"Apakah kamu yakin kamu bisa?" Reza Qiao mengatakannya dengan maksud lain, melihat Milan dengan senyum jahat.
"Ya, aku bisa." Milan tidak melihat Reza Qiao.
Reza Qiao mengeluh, "Sebenarnya aku sangat senang bisa membantumu, tapi kamu selalu bersikeras untuk melakukannya sendiri, baiklah, Aku mengikutimu.”
Milan tahu Reza Qiao mengetahui keinginannya untuk kembali ke kamar, jantungnya berdegup kencang.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongLoving The Pain
AmardaInnocent Kid
FellaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Lifetime
DevinaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan