Asisten Bos Cantik - Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
Seorang pria kurus tinggi berjalan keluar dengan memegang sebuah tas jalan-jalan kain kanvas, memakai baju santai dengan warna gelap, lebih kurang 30 tahunan, penampilannya dingin dan matanya berat.
“Kak Albert sudah keluar.” Gunawan Zheng dengan senang berkata.
Albert Han berdiri di depan pintu penjara, mengangkat kepalanya dan menatap ke langit, menghirup napas yang dalam.
Sudah bebas, sangat bagus.
Kedua penjaga penjara dengan kagum memandang Albert Han
Albert Han dengan pelan mengeluarkan sebatang rokok dari kantungnya, baru menaruh di mulutnya, penjaga penjara di samping dengan tergesa mengeluarkan korek api untuknya.
Albert Han menghisap dalam rokok tersebut, menepuk pundak penjaga penjara, menganggukkan kepala, penjaga penjara menegakkan badannya, wajahnya lebih memperlihatkan kekaguman lagi.
Kemudian Albert Han melihat sekelompok orang berbaju hitam yang ada di depan matanya.
“Kak Albert.” Gunawan Zheng maju menyambutnya.
“Tuan Albert.” Ratusan orang berbaju hitam dengan serentak menyapa dengan suara yang keras.
Pemandangan ini sangat mengejutkan.
Albert Han menepuk pundak Gunawan Zheng: “Gunawan, saudara semuanya sudah datang, sangat bagus.”
Suara Albert Han sangat macho.
“Kak Albert, para saudara datang menjemputmu pulang.” Kata Gunawan Zheng.
“Hmm, pulang.”
“Kak.” Rini Liu berjalan kemari, dengan suara gemetar, matanya dipenuhi air mata.
Albert Han menatap Rini Liu, tatapannya berubah menjadi lembut, mengulurkan tangan dan menghapus air mata di wajah Rini Liu: “Rini, beberapa tahun tidak bertemu, kamu sudah berubah menjadi gadis dewasa.”
“Kak.” Air mata Rini Liu mengalir semakin cepat.
Albert Han tertawa berkata: “Rini, melihat kakak seharusnya senang, jangan menangis, jika nangis lagi akan aku pukul pantat kamu.”
Gunawan Zheng baru tertawa, Rini Liu juga sambil menangis sambil tertawa.
Reza Qiao melihat pemandangan kakak adik yang bertemu kembali, ujung mulutnya sedikit tersenyum.
Kemudian Albert Han berjalan di depan kelompok jas hitam, tangannya melambai: “Halo para saudara.”
“Halo Bos Albert!” dengan suara yang tetap serentak.
“Sudah menyusahkan para saudara!”
“Bersumpah mati setia kepada Bos Albert!”
Kelompok tetap begitu rapi, banyak orang meneteskan air mata kegembiraan di wajah mereka.
Terlihat, kedudukan Albert Han di kelompok jas hitam ini sangat tinggi.
Setelah meninjau kelompok, Albert Han berkata kepada Gunawan Zheng: “Bawa semua pulang dulu, aku hari ini pulang ke rumah dulu.”
Gunawan Zheng baru mengoyangkan tangannya, ratusan orang berjas hitam dengan rapi berlari naik ke mobil, puluhan mobil off-road pun pergi.
Depan penjara menjadi hening.
“Kak, naik mobil, kita pulang.” Kata Rini Liu.
Albert Han berjalan ke depan mobil, melihat Reza Qiao.
Rini Liu di samping berkata: “Kak, ini supirku Reza Qiao.”
Reza Qiao melemparkan senyum kepada Albert Han.
Albert Han menganggukkan kepala, membuka pintu belakang dan naik ke mobil.
Rini Liu juga duduk di belakang.
“Pergi ke Taman Jiangwan.”
Reza Qiao menjalankan mobilnya.
Taman Jiangwan terletak di gunung di luar kota, lokasi pegunungan dan sungai, lingkungannya elegan, adalah daerah villa terbaik di kota Qing.
“Rini, ibu sudah pindah rumah?” Tanya Albert Han kepada Rini Liu.
“Iya, aku belikan sebuah villa untuk ibu, udara di sana bagus, juga tenang, baik untuk beristirahat, setiap akhir pekan aku akan pulang temani ibu.”
“Rini, 2 tahun ini aku di penjara telah menyulitkanmu.”
“Kak, kamu bilang apa, seperti aku orang luar saja.” Rini Liu menyalahkan.
“Hehe, Rini, walau aku di dalam penjara, tapi terus mengkhawatirkanmu, tahu setelah kamu pulang dari luar negeri dan mendirikan perusahaan Foursea, perkembangannya sangat cepat, kelihatannya sangat tepat keputusan ayah dan ibu mengirim kamu belajar di luar negeri waktu itu, kamu sekarang sudah menjadi pengusaha paling kuat di kota Qing.”
“Namun ayah telah pergi.” Rini Liu dengan sedih berkata.
Albert Han terdiam sejenak, dengan suara rendah berkata: “Rini, sebenarnya bagaimana ayah bisa meninggal?”
Albert Han tidak memanggil papa, tapi ayah, itu menunjukkan bahwa dia telah berubah dari kekanakkan menjadi pria dewasa.
“Secara terperinci aku juga tidak jelas, sewaktu aku pulang ayah sudah tidak ada.” Rini Liu tidak bisa menahan nangisnya.
Albert Han terdiam lagi.
Tidak berapa lama Rini Liu berkata: “Kak, hari ini begitu banyak orang menjemputmu, kamu sebenarnya sedang berbuat apa?”
“Rini, masalahku kamu jangan ikut campur, kamu hanya perlu mengurus masalahmu dengan baik, hidup dengan senang sudah cukup.”
“Tapi……”
Albert Han menyela perkataan Rini Liu: “Tidak ada tapi-tapian, Rini, dengar Kakak, aku tahu aku sendiri sedang buat apa, tidak peduli apa yang aku lakukan juga tidak akan melibatkanmu. Kamu harus ingat, hubungan kita, tidak peduli di manapun, tidak boleh mengungkitnya kepada orang lain, anggap saja tidak mengenalku jika berada di luar.”
Sewaktu Albert Han memulai debutnya itu dan mulai hidup di kemasyarakatan, Rini Liu sudah ke luar negeri sekolah, di kota Qing hampir tidak ada yang tahu hubungan mereka.
“Kak, mengapa?”
“Jangan banyak bertanya, kamu hanya perlu tahu, aku berbuat seperti ini semuanya demi kebaikanmu, juga demi kebaikan kita sekeluarga.”
“Ini adalah alasan kamu menolak aku sewaktu pergi melihatmu?”
“Betul.”
Rini Liu terdiam.
Albert Han juga terdiam.
Dengan cepat telah tiba di Taman Jiangwan, mobil berhenti di sebuah villa yang dekat dengan sungai.
Pintu villa terbuka, seorang wanita berumur 50an tahun dengan berpenampilan kaya berjalan keluar.
Grace Jiang, ibu Albert Han, ibu angkat Rini Liu.
“Ibu, aku sudah pulang.” Albert Han turun dari mobil dan berjalan ke arah Grace Jiang.
Grace Jiang dengan senang memeluk Albert Han: “Albert, akhirnya kamu pulang juga……”
Rini Liu berkata kepada Reza Qiao: “Kamu pulang dulu, aku malam ini makan di rumah, tunggu telepon dariku untuk menjemputku.”
Reza Qiao mengangguk kepala: “Bos, selamat atas kepulangan kakakmu, selamat kalian sekeluarga dapat berkumpul kembali.”
Sewaktu mengatakan ini, Reza Qiao memikirkan, bagi Rini Liu, ini bukanlah berkumpul yang sebenarnya, tunggu ketika guru dan istri guru berkumpul, itu barulah saat dimana Rini Liu paling bahagia.
Jarang Rini Liu mendengar perkataan yang normal dari Reza Qiao, tersenyum hangat kepadanya: “Terima kasih, hati-hati saat menyetir pulang.”
Jarang Reza Qiao mendengar perkataan yang penuh perhatian kepadanya dan tersenyum.
Reza Qiao kembali ke kota dan pergi ke geng Qingtian.
“Beni, kamu tahu tentang Albert Han?” Reza Qiao langsung bertanya kepada Beni Ouyang.
Beni Ouyang dengan kaget melihat Reza Qiao: “Tuan Reza, mengapa kamu tiba-tiba bertanya tentangnya?”
“Ya penasaran saja.”
“Tuan Reza, mengungkit Albert Han, harus membicarakan dari pertarungan geng di kota Qing. Albert Han 2 tahun lalu masuk penjara, saat itu sangat banyak geng di kota Qing, tapi geng besar hanya ada geng kepala harimau, geng Liuhe dan geng Dongzheng. Geng kepala harimau dan geng Liuhe adalah geng tua, pendiri geng kepala harimau adalah Hardy Feng, kemudian Hardy Feng pelan-pelan membersihkan namanya, mendirikan perusahaan Feng, dari luar terlihat telah memutuskan hubungan dengan geng kepala harimau, namun sebenarnya di antara perusahaan Feng dan geng kepala harimau terdapat keuntungan rahasia, Hardy Feng tetap berpengaruh banyak terhadap geng kepala harimau. Geng Liuhe, awalnya mendapat keuntungan dari dukungan yang besar dari perusahaan Huo, di balik perusahaan Huo adalah kakak besar Charles Huo, sewaktu muda adalah anggota tulang punggung geng Liuhe, setelah mendirikan perusahaan Huo juga mulai membersihkan nama, tapi tetap memiliki hubungan yang erat dengan geng Liuhe……”
Reza Qiao menganggukkan kepala, tidak heran Chandra Huo sekali memanggil orang selalu orang dari geng Liuhe, Andy Feng sekali memanggil orang adalah orang dari geng kepala harimau, ternyata bos dari kedua geng ini dari dulu sudah di jalan yang sama, ternyata di belakang geng Liuhe dan geng kepala harimau terdapat dukungan keuangan dari perusahaan besar.
“Bagaimana dengan geng Dongzheng?”
“Bos geng Dongzheng adalah Albert Han, berdiri 3 tahun yang lalu, walau masa berdirinya singkat, namun perkembangannya sangat ganas, tidak sampai setahun, di kota Qing, geng Liuhe, geng kepala harimau terbentuk geng ketiga yang kuat. 3 geng besar mengendalikan sebagian wilayah kota Qing, demi keuntungan pribadi sering terjadi keributan. Terutama geng Dongzheng, sebagai geng yang baru berdiri, ingin berkembang, harus menantang kekuatan lama, merusak aturan lama, akhirnya, kontradiksi antara geng Dongzheng dan geng Liuhe, geng kepala harimau semakin meningkat……”
“Mengapa geng Dongzheng bisa meningkat dengan ganas dalam waktu singkat?”
“Ini bergantung kepada Albert Han, Albert Han sangat pintar, mengurusnya dengan baik, terutama tentang loyalitas, menganggap bawahannya seperti saudara sendiri, mendapatkan kesetiaan bawahannya, sangat banyak geng kecil bergabung, sehingga bisa dengan cepat berkembang. Lagipula Albert Han mendapat bantuan yang kuat, bernama Gunawan Zheng, orang ini pernah membawa tentara berperang di hutan tropis segitiga emas, punya taktik dalam menyelesaikan masalah, sangat setia kepada Albert Han, geng Dongzheng meningkat dengan pesat, dia memainkan peran yang besar.”
“Kalau begitu bagaimana Albert Han bisa masuk penjara?”
"Insiden ini disebabkan oleh perselisihan lokasi konstruksi dua tahun lalu. Geng Kepala Harimau merampok bagian dari lokasi konstruksi geng Dongzheng. Kedua belah pihak berkelahi dan membunuh satu sama lain. Insiden ini mengejutkan Walikota Qiao yang baru, Walikota Qiao marah dan mengutus polisi untuk turun tangan. Hardy Feng memiliki hubungan yang baik dengan kepala polisi kota Qing. Dia menyuruh geng kepala harimau untuk mengadu duluan. Polisi menangkap banyak orang geng Dongzheng. Demi melindungi orang-orang yang ditangkap, Albert Han berinisiatif pergi ke kantor polisi, mengambil alih tanggung jawab dan ditangkap. Jadi bawahan yang ditangkap dibebaskan dan Albert Han dituntut, walau Gunawan Zheng menyogok begitu banyak, dia tetap dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.
Albert Han masuk penjara, geng Liuhe dan geng kepala harimau mengambil kesempatan ini menyerang geng Dongzheng, geng Dongzheng tanpa pemimpin, langsung tergoyahkan. Sebelum Albert Han masuk ke dalam penjara sudah menduga ini semua, dan segera memindahkan asset geng Dongzheng, menyuruh bawahan untuk dibagi menjadi beberapa bagian, menyebar dan bersembunyi, dan kembali 2 tahun kemudian. Sekarang 2 tahun sudah terlewati, Albert Han juga sudah keluar, geng Dongzheng bangkit kembali, di kota Qing akan mulai hujan darah lagi.”
Reza Qiao berpikir sejenak dan berkata: “Jika begitu, musuh utama geng Dongzheng adalah geng Liuhe dan geng kepala harimau?”
“Betul, musuh utama geng Dongzheng adalah geng Liuhe dan geng kepala harimau, tapi perusahaan Huo dan perusahaan Feng yang berada di belakang geng Liuhe dan geng kepala harimau juga tidak boleh dianggap remeh, terutama Hardy Feng, waktu itu jika bukan karena dia, Albert Han tidak akan masuk penjara.”
“Beni, menurutmu apakah geng Dongzheng masih bisa bangkit kembali?”
“Berdasarkan kharisma Albert Han, jika dia keluar, anggota lama pasti akan kembali, ini adalah sebuah kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh, adalah kekuatan utama kembalinya geng Dongzheng, terutama mempunyai asisten seperti Gunawan Zheng yang pintar taktik. Namun, dibandingkan dengan 2 tahun lalu, kekuatan geng Liuhe dan geng kepala harimau meningkat banyak, sebagian besar wilayah di kota Qing dikontrol oleh mereka, geng Dongzheng ingin menguasai, takutnya bukan hal yang mudah, terutama di belakang geng Liuhe dan geng kepala harimau masih ada perusahaan Huo dan perusahaan Feng, ini merupakan dua dukungan dari perusahaan keuangan yang besar ini.”
Reza Qiao mengangguk kepala, dalam hatinya sudah ada perhitungan.
“Betul Tuan Reza, berdasarkan informasi akurat yang diberikan oleh informan kita di cabang kota tua geng Liuhe, kita telah melenyapkan geng Sabit, hari itu membawa 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah) dari tempat judi mereka, bos mereka Johan Cao sangat marah, sedang membuat siasat untuk melenyapkan geng Qingtian, di saat yang bersamaan ingin membunuhmu.”
“Oh, apa asal usul Johan Cao?”
“Adik sepupu Hero Cao di geng Liuhe, bertanggung jawab mengurus wilayah kota tua, tubuhnya sangat kokoh, dan biasanya menyelesaikan masalah dengan sadis."
Reza Qiao tertawa: “Yang satunya Johan dan yang satunya lagi hero, sangat hebat, Beni, geng Liuhe sekarang ingin membunuh kita, kamu ada rencana apa?”
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelStep by Step
LeksMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPergilah Suamiku
DanisCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Tough Bodyguard
Crystal SongAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan