Asisten Bos Cantik - Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
“Ada orang!” kata pria kurus tinggi itu.
Tiga lainnya menghentikan tangan mereka, dan melihat sekeliling.
“Siapa, keluar.” teriak Pria jangkung itu.
“Hehe...” kata Reza Qiao terhuyung berjalan keluar dari kegelapan.
“Apa yang kamu lakukan?” kata Pria jangkung melihat ternyata anak kurus ini merasa lega.
“Aku sedang memancing ikan di tepi sungai, ketika mendengar sesuatu terjadi di sini, aku datang dan melihat-lihat, apa yang kalian lakukan? Mengapa empat orang berkumpul disatu tempat, apakah kalian merampok atau melakukan pelecehan?” kata Reza Qiao.
“Tidak merampok, juga tidak melakukan pelecehan.” kata Pria jangkung itu menghela nafas, sialan, semua adalah pria, melakukan pelecehan apa.
“Kalau begitu kalian mengadakan pesta?” tanya Reza Qiao penasaran.
“Heihei, benar, kami sedang mengadakan pesta.” kata Pria jangkung itu sambil tersenyum, karena anak ini menyadarinya, maka tidak mungkin bisa hidup lagi.
“Oh, mengadakan pesta ya, aku suka, bolehkah aku ikut?” tanya Reza Qiao dengan senang.
“Baik, kemarilah.” kata Pria jangkung itu sambil memegang sebuah belati yang tertancap di hati Asep Li, sambil tersenyum kepada Reza Qiao.
Reza Qiao berjalan perlahan-lahan, dan bergumam: “Kalian jangan menipu aku, aku melihat belati di tangan kalian, cukup menakutkan, ini pertama kalinya aku melihat seseorang memegang pisau di acara pesta.”
“Jangan takut, ini hanya palsu, mainan.”
“Oh, Ternyata sebuah mainan, sangat menyenangkan.” kata Reza Qiao bergegas mendekat.
Pria jangkung itu berbisik kepada tiga orang lainnya: “Habisi dia dulu.”
Tiga orang itu tanpa berbicara, langsung melambaikan belatinya menyerang Reza Qiao.
“Heihei, kalian sedang menggodaku, menggunakan mainan untuk membuatku takut...” tangan Reza Qiao bergerak beberapa kali, dalam sekejap belati itu sudah berada di tangan Reza Qiao.
Pria jangkung dan ketiga orang itu merasa bodoh, bagaimana bisa terjadi?
Reza Qiao memegang belati di tangannya berkata: “Hei, tidak, pisau ini berat, sepertinya bukan mainan, tapi sulit untuk dikatakan, sudahlah, biarkan aku mencobanya.”
“Bagaimana kamu mau mencobanya?”
“Tentu saja menggunakan kalian untuk mencobanya, coba liat apakah bisa menembus tubuh kalian.”
“Tidak, itu beneran, jangan mencobanya.” kata mereka cemas.
“Tidak bisa, aku pasti akan mencobanya, berdirilah dengan baik jangan bergerak.”Reza Qiao menggerakkan tangannya, dan mengarahkan tiga belati dengan cepat, kemudian menikam jantung tiga orang itu.
Tiga orang itu jatuh ke lantai.
Pria jangkung itu panik, sialan, urusan sebenarnya belum selesai, anak ini bisa mengalahkan tiga orang sekaligus, apa-apaan ini?
Reza Qiao tersenyum kepada Pria jangkung itu: “Apakah kamu masih punya mainannya?”
“Ada.”
Pria jangkung itu melepaskan Asep Li, dan menusuk Reza Qiao dengan belatinya.
Reza Qiao mengangkat tangannya, mengenggam pergelangan tangan Pria jangkung itu, berbalik menusukkan belati ke dada pria jangkung itu, dan pria jangkung itu langsung terjatuh ke tanah.
Asep Li sangat terkejut menghela nafas, dan melipat tangan: “Terima kasih atas bantuanmu.”
Reza Qiao tidak mengucapkan sepatah katapun, mengambil 4 mayat itu dan melemparnya ke dalam sungai.
Melihat Reza Qiao mengambil 4 mayat itu semudah mengumpulkan kayu bakar, Asep Li tahu dia telah bertemu dengan seorang Master.
Kemudian Reza Qiao bertepuk tangan: “Bagaimana kamu tahu aku yang menyelamatkanmu?”
“Karena kamu membunuh mereka berempat, mereka datang untuk membunuhku.”
“Atau aku juga orang yang akan membunuhmu, hanya saja aku dan mereka tidak sama.”
Asep Li menggigil: “Siapa kamu?”
Reza Qiao berbisik: “Pernah mendengar nama Reza Qiao?”
“Ah, kamu adalah Reza...”
Karena takut, Asep Li tidak berani menyebutkan nama yang menakutkan itu.
Tidak menyangka orang yang menyelamatkan dirinya, ternyata adalah Master legendaris Reza Qiao.
“Benar, aku adalah Reza Qiao.” kata Reza Qiao menganggukkan kepala.
“Tuan kenapa menyelamatkan aku?”
“Karena Hardy Feng ingin membunuhmu.”
“Tuan Hardy.... tidak, Hardy Feng membunuhku apa hubungannya denganmu?”
“Karena aku tidak mungkin membiarkan Hardy Feng membunuhmu, karena kamu berguna untukku.”
“Apa gunanya aku bagimu?” tanya Asep Li merasa ada yang aneh.
“Apa yang telah kamu lakukan kepada Hardy Feng, kamu tidak tahu kah?”
“Aku hanya bertanggung jawab meledakkan tambang...” Kata Asep Li berhenti di tengah katanya.
Asep Li tahu bahwa masalah ini tidak sepele, dan termasuk dalam misi rahasia Perusahaan Feng, meskipun Hardy Feng mengutus orang untuk membunuh dirinya, tapi dihadapan Reza Qiao, dia tanpa sadar menutup mulutnya sendiri.
Reza Qiao mengulurkan tangannya dan menunjuk Asep Li: “Sekarang kamu harus tahu mengapa Hardy Feng menyewa orang dari Geng Kepala Harimau membunuh dirimu? Aku beritahu kamu, Hardy Feng tidak hanya ingin membunuh kamu seorang.”
“Masih ada siapa?”
“Deddy Wang.”
“Dia?”
“Benar, karena Deddy Wang bertanggung jawab atas bahan peledaknya, bisa dibilang dia juga orang dalam.”
“Apakah Deddy Wang sudah mati?”
“Belum, aku yang menyelamatkannya, sekarang berada di tempat aman, nanti aku akan mengutus orang mengantarnya ke tempat yang lebih aman lagi, lagipula aku juga akan memberinya banyak uang.”
Asep Li berpikir: “Apakah karena Deddy Wang yang merekrut aku, jadi Hardy Feng mengutus orang untuk membunuhku?”
“Benar, Hardy Feng ingin memusnakan semua orang dalam, maka misi rahasianya tidak akan terbongkar.”
Asep Li menggertakkan gigi: “Si brengsek Deddy Wang ini, berani menjual aku, kalau Deddy Wang tidak merekrutku, maka Hardy Feng tidak akan ingin membunuhku.”
“Kamu jangan menyalahkan Deddy Wang, meskipun Hardy Feng tidak membunuh Deddy Wang, tapi jika dia tidak merekrut, aku tetap akan membunuhnya, Deddy Wang adalah orang yang pintar, dan bisa melihat situasi. Sepertinya aku menyelamatkan kamu dari Geng Kepala Harimau, tapi jika kamu tidak mendengarkan kata-kataku, aku akan membunuhmu juga.” kata Reza Qiao pelan-pelan, dengan nada angguh.
Asep Li merasakan nada angkuhnya, berpikir masalah sudah berakhir, dirinya tidak akan kembali ke sisi Hardy Feng, jika kembali pasti akan mati, bahkan jika dirinya merahasiakan misi rahasia ini dan tidak memberitahu Reza Qiao, Hardy Feng juga tidak akan membiarkan aku hidup.
Dan Reza Qiao berbicara dihadapannya sekarang sangat jelas, kalau dirinya tidak memberitahu misi rahasia ini, dia akan membunuhku tanpa ragu.
Tidak peduli kasih tahu atau tidak, pasti Hardy Feng tetap akan membunuhku, tapi jika aku memberitahunya, Reza Qiao akan membiarkan aku hidup.
Dirinya sekarang tidak ada pilihan lain lagi.
Melihat Asep Li tampak ragu, Reza Qiao berkata: “Karena aku dapat menjamin keselamatan Deddy Wang, maka aku juga dapat menyelamatkanmu, selama kamu memberitahu apa yang ingin aku ketahui, maka aku akan mengirimmu ke tempat yang aman, dan memberi kamu banyak uang. Tentu saja, kalau kamu tidak ingin bekerja sama denganku, aku tidak akan membunuhmu, tapi Hardy Feng akan terus mengutus orang untuk memusnahkanmu, tentu saja, kemungkinan aku akan membunuhmu hampir tidak ada.”
Antara hidup dan mati, Asep Li telah membuat keputusan: “Tuan, aku mendengarkan kamu.”
“Baik, beritahu aku, dimana bahan peledak yang kamu ambil sama Deddy Wang?”
“Gudang di pinggiran kota.”
“Lokasi spesifiknya.”
Asep Li memberitahu lokasi gudang itu.
“Lalu?”
“Tugasku hanya mengirimkan bahan peledak itu ke gudang, dan pergi begitu saja setelah meletakkannya, sisanya aku tidak tahu.”
“Tidak ada orang yang menerimanya?”
“Tidak ada, aku ada kunci gudang itu, sehabis taruh bahan peledaknya aku langsung pergi. Tapi setiap kali aku kesana, aku melihat bahan peledak kemarin sudah tidak ada, tidak tahu siapa yang membawanya pergi, dan dibawa kemana.” kata Asep Li sambil mengeluarkan sebuah kunci dan memberikannya kepada Reza Qiao.
Reza Qiao memasukkan kunci ke dalam sakunya: “Kalau begitu, gudang itu besar tidak?”
“Tidak besar, gudang penyimpanan kayu, ban dan pangan.”
“Mengapa gudang ini menyimpan berbagai jenis barang, pangan apa?”
“Sebagian besar adalah kedelai.”
Reza Qiao mengedipkan mata: “Tidak berbohong?”
“Tuan, hidupku ada di tanganmu, aku tidak berani berbohong kepadamu.”
“Coba berpikir lagi, ada yang terlupakan tidak?”
Asep Li berpikir dan berkata: “Pernah sekali saat aku pergi, sebuah truk baru saja datang, dan seseorang menurunkan kayu dari dalam truk, yang aneh adalah mereka sangat berhati-hati saat memindahkan kayu-kayu itu, seolah-olah mereka takut menjatuhkan kayu itu. Dan pernah juga saat mereka menurunkan ban, mereka juga sangat hati-hati menurunkannya...”
Reza Qiao bergerak.
Asep Li melanjutkan: “Karena merasa ada yang aneh, setelah menaruh bahan peledak itu, aku tidak pergi jauh, bersembunyi di sekitar sana, dan melihat sekeliling, setelah mereka menurunkan barang, mereka meletakkan tumpukan kantong kedelai di atas truk, dan mengisi truk hingga penuh, kemudian pergi. Setelah mobil dan orang-orang itu pergi, aku kembali ke gudang itu, membuka pintu melihat kedalam, dan bahan peledak itu sudah tidak ada.”
Reza Qiao tertawa, sangat menarik.
“Apakah kamu mengingat plat nomor truk itu?”
“Tidak ingat, tapi aku ingat plat nomor itu adalah plat nomor Provinsi Yunnan.”
Provinsi Yunnan, Reza Qiao memiliki sedikit ingatan, bahwa Provinsi Yunnan berbatasan dengan daerah Segitiga emas.
Hardy Feng punya hubungan dengan bagian selatan, apakah ada hubungan bisnis atau yang lainnya?
Menurut Asep Li, bahan peledak itu sepertinya telah dikirim ke bagian selatan, dan sepertinya bagian selatan itu juga mengirimkan barang-barang itu kesini.
Atau jangan-jangan ada hubungan antara bahan peledak dengan peredaran narkoba?
Reza Qiao merasa bahwa dia mulai selangkah demi selangkah mendekati kebernaran, secara bertahap mengupasnya.
Reza Qiao membawa Asep Li keluar dari hutan, masuk ke mobil, dan langsung pergi ke Markas besar Geng Qingtian.
Beni Ouyang sedang meminum tehnya, dan melihat Reza Qiao membawa orang tidak dikenal, sedikit terkejut.
“Tuan, siapa orang ini?”
Reza Qiao duduk, dan meminum seteguk tehnya: “Jangan tanya siapa dia, kamu juga harus melindungi orang ini, sesuai dengan Deddy Wang, persiapkan 1 juta RMB (sekitar 2 miliar rupiah), bersihkan identitasnya, lalu tunggu perintah selanjutnya dariku.”
Beni Ouyang terburu-buru mengiyakannya.
Setelah minum teh sebentar, Reza Qiao meninggalkan Geng Qingtian, dan pergi ke lokasi gudang di pinggiran kota yang dikatakan Asep Li.
Begitu meninggalkan kota, dia melihat dua mobil pemadam kebakaran lewat dengan cepat, dan menuju ke arah lokasi yang sama dengannya.
Reza Qiao langsung menginjak pedal gasnya, menyalip mobil pemadam kebaran itu, dan langsung menuju gudang itu.
Hampir mendekati gudang, asap mengepul di langit.
Sialan, Gudangnya telah terbakar.
Reza Qiao berhenti disekitarnya, gudang itu terbakar, kemudian mobil pemadam kebakaran tiba dan mulai memadamkan api.
Kobaran api itu sangat besar, sehingga dua mobil pemadam kebakaran tidak dapat memadamkannya, dan menunggu hingga hampir terbakar setengahnya baru memadamkannya.
Reza Qiao turun dari mobil dan berjalan ke dinding yang hancur, dan menendang batang kayu yang tidak berbakar berada di bawah kakinya.
Reza Qiao berlutut, dan melihat batang kayu itu.
Hei, bagian tengah kayu ini kosong.
Reza Qiao menganggukkan kepala, iya, ada yang menarik.
Kediaman Keluarga Feng.
Hardy Feng dan Dimas Cheng sedang duduk di sofa sambil menghisap rokok.
“Paman Dimas, sepertinya kita membakar gudang itu adalah pilihan yang tepat, orang yang dikirim untuk bertanya baru saja melaporkan bahwa Reza Qiao muncul disana setelah api padam.”
Dimas Cheng menganggukkan kepala: “Untungnya kami mempunyai kaki tangan, Reza Qiao benar-benar bertanya kepada Deddy Wang tentang Asep Li, lagipula dia tidak berhenti untuk menemukan Asep Li, orang yang diutus oleh Geng Kepala Harimau untuk menghabisi Asep Li tidak ada kabar, ternyata sudah dihabisi oleh Reza Qiao, Asep Li sudah berada di tangan Reza Qiao, tentu saja kita harus membakar gudang itu, meskipun Reza Qiao telah mendapatkan Deddy Wang dan Asep Li, tapi sama aja dia tidak tahu lebih banyak, tidak akan menemukan bukti yang berguna.”
“Tampaknya untuk kedepannya tempat kita menerima barang, harus pindah ke tempat yang lebih rahasia.”
“Benar, Reza Qiao sekarang meragukan keberadaan bahan peledak itu, kalau gudangnya masih ada, kemungkinan dia akan menyadari sesuatu, dan itu akan menajadi masalah. Hanya saja meskipun gudang itu sudah terbakar, tapi tetap menambah kecurigaan Reza Qiao, dia sekarang pasti mencurigai kita sekarang.”
“Masalah yang kita buat, kita tidak boleh membiarkan Reza Qiao memegang bukti apapun, jika tidak, konsekuensinya tidak dapat dibayangkan.”
Memikirkan konsekuensinya, Hardy Feng merasa merinding.
Novel Terkait
Step by Step
LeksBlooming at that time
White RoseUnlimited Love
Ester GohThat Night
Star AngelKisah Si Dewa Perang
Daron JayThe Gravity between Us
Vella PinkyMy Charming Lady Boss
AndikaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan