Asisten Bos Cantik - Bab 65 Main Trampolin
Reza Qiao dan Patricia Sun turun bersama, dan perawat di sekitarnya melihat mereka.
“Ya, Patricia punya pacar.”
“Orang itu sangat tampan.”
“Mereka sangat serasi...”
Mendengar perkataan semua orang, wajah Patricia Sun memerah, sangat senang.
Reza Qiao menyapa semua orang: “Selamat pagi semua, aku adalah kakak Patricia...”
“Oh, ternyata adalah kakak Patricia, aku kira pacarnya.”
“Kakak Patricia sangat tampan.”
Reza Qiao meneruskan kata-katanya: “Aku adalah teman dari kakak Patricia.”
“Astaga, salah, kalau begitu pacarnya Patricia.”
“Orang ini kenapa bicara setengah-setengah, membuat orang salah menduga.”
Patricia Sun menahan ketawa, Reza Qiao sungguh menarik, sehingga membuat semua orang dibodohi olehnya.
Patricia Sun sangat puas bisa berjalan dengan lelaki idamannya, ini sudah menjadi impiannya sejak lama, akhirnya hari ini terwujud.
Setelah masuk ke mobil, Reza Qiao menyalakan mobil dan berkata: “Patricia, kamu mau main kemana?”
“Selama bersamamu, kemana pun boleh.”
“Kalau begitu kita pergi ke Taman Kanak-kanak bermain trampolin.”
“...”
Patricia Sun kebingungan, Kak Reza sudah umur segini, tapi kenapa suka bermain seperti ini?
“Kak Reza, kita sepertinya sudah melewati masa bermain trampolin.”
“Kalau begitu kita pergi ke tepi sungai jalan-jalan bagaimana?”
“Baik.”
“Felix Sun bilang kamu sakit, sekarang sudah sembuh?”
“Kemarin malam sudah agak baikan, hari ini bertemu denganmu, sudah sehat.”
“Apakah sakit karena kangen?”
Patricia Sun tersenyum malu melihat Reza Qiao.
“Patricia, apa yang kamu suka dariku?”
“Aku suka semuanya, Kak Reza.”
"Tapi banyak wanita cantik yang membenci diriku.”
“Berarti mereka tidak memiliki mata, lebih baik kamu mengabaikan mereka.”
“Tapi jika aku melihat wanita cantik, tidak bisa menahannya.”
“Itu karena kamu belum ketemu aku sebelumnya, sekarang sudah ada kau, kamu tidak akan melihatnya lagi.” kata Patricia Sun dengan percaya diri.
Reza Qiao tertawa dan berkata: “Kepercayaan diri seorang gadis adalah hal yang baik, tetapi tidak boleh lewat batas.”
“Kak Reza, menurutmu aku tidak cantik ya?” kata Patricia Sun bertanya dengan hati-hati.
“Menurutku, Patricia adalah satu-satunya wanita yang paling cantik.”
Patricia Sun tersenyum, juga merasa sangat bahagia.
“Sebenarnya Patricia bukan hanya cantik, tapi juga sangat baik.”
Patricia Sun sangat bahagia.
“Kak Reza, apakah kamu menyukaiku?”
“Aku sudah jatuh cinta kepadamu saat pertama kali bertemu.”
“Ah, baguslah.”
“Kak Reza menyukai semua wanita cantik.” kata Reza Qiao menyeringai.
Patricia tidak tenang berkata: “Kak Reza, apakah kamu akan terus selalu menyukai aku?”
“Tentu saja tidak.” kata Reza Qiao secara langsung.
Patricia Sun terkejut: “Kenapa?”
“Patricia, di dunia ini banyak wanita cantik, jika aku hanya menyukai kamu seorang saja, wanita lain pasti akan sakit hati, wanita yang sakit hati pasti bisa berubah menjadi jelek, ini semua karena aku, aku membiarkan begitu banyak wanita cantik berubah menjadi jelek, sungguh merupakan kesalahan yang sangat besar.”
Hufftt...
Patricia Sun diam-diam tidak terima, dia harus membuat Kak Reza hanya menyukainya seorang, sekarang dia baru saja mulai dengan Kak Reza, dia belum sepenuhnya menyukai dirinya, sepertinya dia harus mencari kesempatan untuk meluluhkannya.
Berpikir untuk meluluhkannya, Patricia Sun tersipu malu.
Reza Qiao berkendara di sepanjang pesisir jalan Binjiang, dan berhenti di persimpangan.
“Patricia, pemandangan di sini lumayan, kita turun jalan-jalan ya.”
Reza Qiao dan Patricia Sun berjalan di pesisir tepi pantai, dua perahu dengan menara derek sedang berlayar di sungai, dan di tepi sungai berdiri sekumpulan polisi.
Reza Qiao dan Patricia Sun berjalan mendekat.
“Ada apa di sini?”tanya Reza Qiao kepada salah satu polisi di sini.
“Sebuah mobil jatuh ke sungai tadi malam dan sedang diselamatkan.”
“Oh, apakah orang-orang di dalam mobil itu baik-baik saja?”
“Dua orang meninggal, yang lainnya tidak kenapa-kenapa.”
“Sungguh kasihan.” kata Patricia Sun ekspresi wajahnya berubah.
Polisi tertawa dan berkata, “Yang meninggal adalah orang jahat, tidak kasihan.”
“Bagaimana kamu tahu bahwa itu adalah orang jahat?”
“Yang jatuh di sungai adalah mobil polisi, dan di dalam mobil itu ada orang jahat.”
“Tubuh orang jahat itu masih ada di dalam mobil kah?”
“Tidak, kemarin malam sudah dibawa keluar.”
“Kalau begitu barang di dalam mobil?” tanya Reza Qiao.
“Air sungai sangat deras, membuat jendela mobil pecah, semua barang sudah hanyut.”
“Sebenarnya bisa menggunakan jaring ikan, tapi tidak mungkin bisa menemukannya.”
“Kamu ini kenapa, untuk apa kalian mengkhawatirkan ini?” tanya polisi kepada Reza Qiao.
“Aku dan pacarku datang bermain, merasa penasaran, jadi bertanya.”
“Apakah kalian tidak tahu rasa penasaran bisa membunuh orang, pergi main ke tempat lain saja.” kata polisi sambil melambaikan tangan.
“Baiklah, kalau begitu kita pergi.”
Reza Qiao dan Patricia Sun jalan-jalan di pesisir tepi sungai.
Sebuah mobil putih tanpa plat mobil berhenti di pinggir jalan, dan seseorang di dalam mobil sedang melihat sesuatu dengan teleskop.
Reza Qiao menarik Patricia Sun menuju mobil putih tanpa plat itu.
Melihat seseorang datang, mobil itu langsung berjalan pergi.
Melihat mobil putih tanpa plat dari kejauhan, Reza Qiao mengedipkan mata.
“Kak Reza, aku ingin bermain di pergunungan.”
“Baiklah, ayo pergi.”
Satu jam kemudian, mobil melaju ke dalam pegunungan di luar Kota, setelah melewati beberapa bukit, dan sampai diujung jalan.
Tempat tidak berpenghuni, banyak tumbuhan, dna dikelilingi oleh awan dan kabut, sangat sunyi.
Reza Qiao dan Patricia Sun meninggalkan mobil, dan terus berjalan di sepanjang jalan kecil di antara pegunungan, sudah lewat setengah hari mereka sampai di air terjun gunung yang tenang.
“Kak Reza, istirahatlah sebentar.” kata Patricia Sun lelah berjalan.
Air terjun yang tinggi dipenuhi dengan pepohonan tinggi, sinar matahari menebus dedaunan dan menjadi cahaya dan bayangan yang tidak terhitung jumlahnya, air terjun yang jatuh menyatu dengan air sungai dan menciptakan sebuah gelombang air.
Patricia Sun membasahi kakinya di kolam dan berkata: “Ah, menyegarkan.”
Reza Qiao menatap puncak gunung di sampingnya, tiba-tiba ingin merenggangkan ototnya.
“Patricia, kamu bermain di sini, aku akan memanjat gunung.”
“Kak Reza sungguh hebat, pergi sana.”
Reza Qiao mengeluarkan sebuah belati dan meletakkannya di samping Patricia Sun berkata: “Jika terjadi sesuatu, kamu gunakan ini untuk menakutinya, kemudian panggil aku.”
“Baiklah.”
Melihat sosok Reza Qiao menghilang di dalam hutan, Patricia Sun melihat sekeliling, sangat sunyi dan tertutup
Tidak dapat menahan godaan air terjun, Patricia Sun melepas pakaiannya dan bermain ke dalam kolam itu.
Patricia Sun memiliki kulit lembut dan putih, dengan lekuk badan seperti biola, dengan kakinya yang panjang.
Kalau saja Reza Qiao ada di sini, tidak tahu apakah dia dapat menahan godaan.
Patricia Sun sedang bersenang-senang bermain air, tiba-tiba mendengar ada gerakan dari semak-semak di sekitarnya, dia terkejut dan langsung merangkak keluar untuk mengenakan pakaiannya, dan bersembunyi di balik batu dengan belati belati di tangannya sambil mengintip.
Kemudian, dua pemuda dengan pakaian casual abu-abu muncul dari semak-semak.
“Hei, tadi aku mendengar ada yang gerak di dalam kolam, seperti seorang Peri sedang mandi, tapi ternyata tidak ada apa-apa.”
“Jika benar dapat melihat Peri sedang mandi, kita dua bersaudara pasti sangat puas.”
“Benar, di sini adalah pegunungan hutan yang sangat dalam, jika melihat seorang Peri, harus mencoba Peri itu.”
Patricia Sun semakin gugup, kedua pemuda itu tidak normal.
“Kita beristirahat disini, sambil menunggu Master.”
“Master benar-benar menyiksa, membawa kita ke Kota Qing, tidak naik pesawat dan kereta, dan harus melintasi pegunungan dan hutan ini.”
Kedua pemuda itu duduk kurang dari beberapa meter dari Patricia Sun.
“Master ingin melatih keterampilan kita.”
“Melatih apaan, keterampilan kita saat ini, aku pikir tidak ada seorangpun kecuali Master yang dapat mengalahkan mereka.”
“Jangan membanggakannya lagi, orang lain tidak membicarakannya, bahkan bukan lawan kita.”
“Tiga tahun yang lalu kita bukan lawannya Larry Zhao, tapi sekarang sulit untuk mengatakannya, dipikir-pikir Larry Zhao benar sangat bebas tidak terkekang, sudah begitu lama tinggal di Kota Qing dan sudah nyaman, Master membiarkan Larry Zhao turun gunung tapi kita tidak, sungguh pilih kasih.”
“Jangan berbicara seperti itu, Larry Zhao turun gunung karena ada tugas, menjadi bodyguard bos besar, bos besar memberikan banyak uang kepada Master.”
“Kehidupan orang kaya tidak ada yang tahu, Larry Zhao pasti sangat senang mengikuti bos besar, banyak wanita cantik, kali ini kita sampai di Kota Qing, kita harus bersenang-senang.”
“Kalau begitu Master yang duluan bersenang-senang, kita lebih baik mengikuti saja.”
“Master sudah lama tidak memiliki wanita, pasti sudah stress.”
“Kecilkan suaramu, jangan sampai Master dengar...”
Patricia Sun semakin mendengarnya semakin gugup, tubuhnya perlahan-lahan mundur, tidak sengaja menginjak kerikil, dan membuat sedikit suara.
“Sssttt, aku mendengar ada suara.”
“Aku lihat ke sana.”
Patricia Sun panik, dan berlari pergi.
“Wah, Peri, sungguh ada Peri.”
“Tangkap Peri itu untuk Master, Master pasti akan memuji kita.”
Kedua pemuda ini menghadang Patricia Sun dari depan dan belakang.
“Jangan mendekat!” kata Patricia Sun mengguncangkan belati.
“Heihei, Peri memegang belati, kakak sangat takut.”
“Rambut Peri basah, ternyata dia baru saja mandi di kolam.”
“Peri jangan takut, kemari, kakak akan membuatmu puas...”
Kedua pemuda itu tersenyum cekikikan sambil mendekati Patricia Sun.
Patricia Sun berteriak: “Kak Reza cepat kemari, ada penjahat...”
“Masih memanggil Kak Reza, siapa dia? Bisa mengalahkan kami?”
“Wanita cantik, Kak Rezamu datang.”
Seorang pemuda berjalan ke belakang Patricia Sun sambil menunjuk, ketika Patricia Sun menoleh, dia mengambil belati dari tangannya, dan menangkap Patricia Sun.
“Em, badan seorang peri sangat wangi...”
“Mesum, pergi...”
“Hehe, sungguh peri tangguh, Master pasti akan suka yang seperti ini.”
Patricia Sun kembali berteriak: “Kak Reza cepat datang, ada orang mesum...”
“Jangan berteriak lagi, jika berteriak lagi, akan kami lakukan.” kata seorang pemuda itu ingin menutupi mulut Patricia Sun.
Patricia Sun mengigitnya.
Pemuda itu berteriak dan melepaskan Patricia Sun: “Dasar Wanita sialan, beraninya mengigit aku, aku akan membuatmu mati hari ini.”
“Aku lihat kalian berdua harus saling mati dulu.” kata Reza Qiao muncul dari dalam hutan.
Patricia Sun berlari tergesa-gesa ke belakang Reza Qiao, berkata: “Kak Reza, dua orang mesum ini menggangguku.”
Reza Qiao melihat mereka dan menganggukkan kepala: “Kelihatannya kamu adalah orang seni bela diri, beraninya menindas seorang gadis, sangat menjijikkan.”
Kedua pemuda itu saling bertatapan, ternyata orang yang dia teriaki Kak Reza itu, kelihatannya sangat kurus dan lemah, jadi dia harus dibunuh duluan, barulah peri itu dapat menjadi milik mereka.
“Bocah, aku akan mengantarkanmu ke neraka.”
Kedua pemuda itu langsung mengambil langkah.
“Patricia, mundur, tunggu di sana untuk melihat para anjing ini mati di atas pohon nanti.”
“Baiklah Kak Reza, kamu harus memberi pelajaran kepada dua orang mesum itu.”
Patricia Sun dari awal sudah tahu dari Felix Sun bahwa keterampilan Reza Qiao luar biasa.
Kedua pemuda ini langsung menyerang Reza Qiao.
Reza Qiao berdiri diam, hanya mengangkat tangannya.
Brrrrsss....
Brrrrsss....
Sekejap kedua pemuda itu tidak terlihat lagi, Patricia Sun melihat sekeliling dan mendongak, melihat dua pemuda itu sudah pingsan di atas pohon besar itu, seperti anjing mati.
Kak Reza sangat hebat, anjing mati itu benar-benar memanjat pohon.
“Patricia, Menyenangkan tidak.”
“Menyenangkan, sangat menyenangkan.”
“Orang seperti apa, yang berani menindas muridku?” tiba-tiba terdengar suara seseorang.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityBeautiful Love
Stefen LeeI'm Rich Man
HartantoIstri ke-7
Sweety GirlCinta Yang Tak Biasa
WennieYour Ignorance
YayaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan