Asisten Bos Cantik - Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
Dia segera berbalik, dan melihat ada Black Rose berdiri di belakangnya, dan sedang memandangnya dengan sedih.
“Black Rose, kenapa kamu pergi tanpa memberitahu tadi malam?” Reza Qiao tersenyum.
Black Rose tersenyum tipis: "Kamu sangat serius dalam berjudi semalam, bagaimana bisa aku mengganggumu? ada beberapa masalah, jadi aku harus segera pergi semalam. Maaf jika aku tidak sopan."
"Tidak apa-apa." Reza Qiao melambaikan tangannya dan memandang Black Rose. "Kamu berpakaian sangat bagus hari ini. Apakah kamu pergi berkencan?"
Black Rose gemetar sambil tersenyum: "Tentu saja tidak, aku hanya ingin berjumpa denganmu lagi."
“Tidak bisa dikatakan berjumpa, tapi berkenan.” Reza Qiao tersenyum.
"Kamu sangat lucu. Bagaimana dengan adik perempuan cantik yang bersamamu tadi malam?"
"Dia sedang sibuk mengurus sesuatu."
Black Rose memutarkan bola matanya dan bertanya: "Bagaimana hasilnya kemarin?"
"Untung banyak."
"Selamat, sekarang sudah siang, bagaimana kalau kita mencari tempat makan dan ngobrol?"
"Baik."
Reza Qiao dan Black Rose pergi ke restoran terdekat, mereka duduk di dekat jendela di lobi, memesan empat hidangan, membuka sebotol anggur merah, dan berbicara sambil makan.
"Kak Reza Qiao berasal dari mana?"
"Dari Kota Qing."
“Kota Qing adalah tempat yang bagus dengan ekonomi yang maju dan lingkungan yang indah.” Puji Black Rose.
“Kamu sudah pernah ke Kota Qing?” tanya Reza Qiao dengan santai.
“Uh, sudah beberapa kali.” Black Rose tersenyum.
Reza Qiao berkedip: "Lalu dari mana asalmu?"
Black Rose memutarkan kedua bola matanya dan berkata : "Kota Xiang."
Kota Xiang sangat dekat dengan Kota Makau. Apakah kamu sering bermain di kota Makau?
"Eng, kadang sewaktu bosan dan tidak ada kerjaan aku akan pergi bersantai disana."
“Bersantai di kasino?” tanya Reza Qiao sambil tertawa.
"Ya, berjudi juga cara untuk bersantai, tapi aku tidak beruntung dalam berjudi. Setiap kali aku pergi berjudi aku pasti akan selalu kalah."
"Sepertinya kamu berasal dari latar keluarga yang kaya, ada begitu banyak uang untuk berjudi."
"Yang keluargaku miliki hanya uang di keluarga saya, kehilangan uang bukanlah hal yang menyakitkan untukku."
"Semalam kamu kalah dalam berjudi, apakah itu mengasyikkan?"
Black Rose menggelengkan kepalanya: "Membosankan."
“Karena hanya kalah sedikit uang?” Reza Qiao tertawa lagi.
Black Rose menggelengkan kepalanya lagi: "Ini tidak ada hubungannya dengan menang atau kalah. Ini hanya karena bermain di kasino ini tidak mengasyikkan sama sekali."
"Kalau begitu kamu bisa bermain di kasino lain."
"Kasino di Makau rata-rata hampir sama, aku sudah pernah pergi ke semua kasino yang ada."
"Oh, kasino di darat tidak mengasyikkan, haruskah pergi ke kasino yang dilaut?"
Black Rose mengerutkan bibirnya dan tertawa, dan Reza Qiao secara bertahap terjerat dalam umpannya.
"Kamu mengingatkanku, aku hari ini baru saja menghubungi kasino di kapal pesiar laut lepas hari ini, dan aku dengar itu sangat menarik."
Mata Reza Qiao berbinar: "Kasino kapal pesiar laut lepas, apakah ini permainan yang hebat?"
"Dikatakan semua penjudi adalah pemain top dan taruhannya sangat besar. ini sangat menarik."
"Oh ... ini sangat menyenangkan ..." Reza Qiao mulai memancing.
"Dan kudengar masih banyak wanita cantik di kapal pesiar, jadi kamu bisa memilih mana yang kamu suka."
“Wow, wanita cantik bisa dipilih sesuka hati, keren sekali.” Reza Qiao menjadi bersemangat.
Black Rose diam-diam tersenyum, anak ini benar-benar tergoda ketika mendengar wanita cantik.
“Nona Rose bermaksud pergi ke kasino laut malam ini untuk bersenang-senang?” tanya Reza Qiao.
“Benar, aku sudah menyiapkan uang yang banyak, untuk berjudi malam ini.” jawab Black Rose .
"Oh, semoga sukses."
“Reza Qiao, apa kamu ingin pergi denganku?” tanya Black Rose dengan tenang.
"Mengapa Nona Rose ingin aku menemanimu?"
"Betapa kesepiannya jika aku pergi sendiri, kamu sangat tampan, dan jika kamu pergi bersamaku, aku tidak akan malu."
“Kamu hanya ingin memamerkanku saja, tidak ada manfaat lain lagi?” Reza Qiao mengerutkan kening.
Black Rose mengerutkan kening, Sialan, Orang ini sangat ahli dalam menyelah orang.
"Aku tidak mengerti maksudmu?"
"Hei, manfaat apa yang ingin aku berikan padamu?"
Black Rose berpikir dengan cepat tersenyum dan berkata: "Aku tahu kamu menang banyak tadi malam. Uang sudah tidak penting bagimu, tapi aku ingin memberimu hadiah besar."
"Hadiah besar apa?"
“Apakah aku bisa dianggap sebagai hadiah besar?” Black Rose melambai pada Reza Qiao.
Reza Qiao menatap Black Rose, dan bergumam: "Kamu sangat menawan dan bersedia memperlakukan dirimu sendiri sebagai hadiah. Ini adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa kuimpikan."
"Meskipun kita baru saling mengenal, tapi aku sudah sangat menyukaimu. Alasan yang pertama jika kamu pergi ke kasino kapal pesiar bersamaku, maka kamu bisa membantuku bermain beberapa ronde permainan. Kedua, aku ingin menghabiskan malam yang baik denganmu di tengah laut. Bukankah ini hal yang sangat romantis? "Kata Black Rose, melambai ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao mengangguk: "Apa yang dikatakanmu masuk akal. Sungguh sangat romantis bisa bersama wanita cantik di laut."
“Kalau begitu apa kamu setuju?” Black Rose memandang Reza Qiao.
“Yah, pasti sangat keren bisa bertarung dalam pelayaran laut dengan wanita cantik.” Reza Qiao terlihat sangat senang.
Black Rose menghela nafas lega, dan akhirnya Reza Qiao terjerat dalam umpannya.
"Di malam hari, kita akan pergi ke laut bersama, dan aku akan memberitahumu lagi."
"Baik, aku akan membawa uang malam ini, tanganku akan gatal jika tidak bermain."
"Berapa banyak uang yang ingin kamu bawa?"
Reza Qiao mengeluarkan kartu itu dan mengguncangnya di depan mata Black Rose: "Sebanyak yang ada di kartu ini."
Black Rose sangat gembira. Tentu saja, uang yang dimenangkan Reza Qiao semua ada di kartu ini. Tampaknya dia tidak hanya dapat menjatuhkan Reza Qiao, tetapi juga menghasilkan banyak uang.
"Kamu memiliki keberuntungan yang bagus, pasti akan menghasilkan banyak uang malam ini. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan dan romantis."
“Ya, kamu akan merasa mengasyikkan dan romantis malam ini.” Reza Qiao tersenyum tipis.
Black Rose sangat senang, rencananya berjalan mulus, setengah jalan sukses, dan mereka semua mengatakan kalau Reza Qiao sangat pintar, tetapi tampaknya tidak seperti itu. Sangat mudah untuk memancingnya.
Setelah makan malam dengan Black Rose, mereka memutuskan untuk pergi ke dermaga pada jam 8 malam.
Kemudian Reza Qiao pergi ke tempat Berty He.
“Saudaraku, semuanya sudah selesai, dan 200 juta RMB yang diberikan kepada panti asuhan juga telah ditransfer.” Kata Berty He.
"Kamu sudah bekerja keras."
"Jangan sungkan"
Reza Qiao tertawa, dia duduk di sofa, dan meletakkan kakinya di atas meja kopi: "Tolong pijitkan kakiku *."
Berty He duduk di sebelah Reza Qiao dan benar-benar memijit kakinya.
"Uh, uh, bagus..." Reza Qiao menutup matanya dan menikmatinya.
“Bahagiakah, ada wanita cantik yang menunggu.” Berty He tersenyum.
"Masih ada pertemuan kencan."
"Kencan apa?"
“Ingat Black Rose yang duduk di sampingku di kasino tadi malam?” tanya Reza Qiao.
Berty He mengangguk: "Kenapa?"
"Dia memintaku untuk pergi berlayar di laut lepas malam ini untuk berjudi."
"Kamu menyetujuinya?"
"Iya."
Berty He mengerutkan kening: "Aku selalu merasa ada yang tidak beres dengna wanita ini."
“Cemburu?” Reza Qiao tertawa.
“Untuk apa cemburu, bahkan jika aku menjadi pacarmu, aku sudah tahu kamu tidak akan menjadi milikku sepenuhnya. Aku sudah siap untuk ini.” Kata Berty He idak senang.
"Lalu kenapa kamu tidak nyaman?"
“Jika dia hanya ingin merayumu, maka aku akan aman, tapi aku merasa wanita ini tidak diketahui asalnya dan berperilaku aneh. Aku khawatir dia ingin memanfaatkanmu merayumu untuk membuat hal lain. Tidak ada batasan hukum di laut lepas.” Berty He sedikit khawatir.
Reza Qiao tertawa, "Aku tahu apa yang wanita itu pikirkan, tetapi kamu tidak perlu khawatir, Aku akan selalu beruntung, dan tidak akan terjadi apa-apa."
"Aku akan pergi denganmu malam ini."
Reza Qiao menggelengkan kepalanya: "Aku akan mengatur pekerjaan lain untukmu."
"Apa?"
Reza Qiao melambai: "Kemarilah."
Berty He mendekati Reza Qiao, yang berbisik di telinga Berty He.
Berty He mengangguk: "Baik, aku mengerti."
"Aku akan melaut malam ini ..." Reza Qiao bersama Berty He di atas sofa ...
Reza Qiao menghabiskan sore hari di kamar Berty He.
Setelah beberapa pertempuran sengit, Berty He berbalik ke kamar mandi, Reza Qiao bersandar di sisi tempat tidur dan menyalakan rokok.
Gumpalan asap biru membubung di depan mata Reza Qiao, dan dia merenung malam ini.
Intuisi Berty He benar, pertama kali sejak dia melihat Black Rose, dia merasa wanita ini agak aneh, jadi dia sengaja berpura-pura bodoh dan ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.
Pada saat ini, Reza Qiao merasa senang diatur oleh seorang cantik.
Ketika Reza Qiao kembali ke Hotel, Rini Liu yang lainnya baru saja mengakhiri pertemuan, bersiap untuk makan.
“Reza Qiao, kita ada pertemuan seharian ini, kemana saja kamu?” Winny Xu bertanya sambil berjalan ke dapur.
"Aku lama sekali menonton TV di kamar, lalu pergi berbelanja."
“Tidak melakukan hal apapun?” Rini Liu menatap Reza Qiao.
“Bos, aku sangat disiplin, aku tidak mengacaukan apa pun,” kata Reza Qiao buru-buru.
Melihat Rini Liu yang anggun di hadapannya, dan memikirkan kejadian sepanjang sore ini bersama Berty He, Reza Qiao tiba-tiba merasa tidak nyaman.
Perasaan ini membuat Reza Qiao sangat tidak nyaman, Kenapa dia merasakan hal seperti ini?
“Reza Qiao, kamu kenapa?”tanya Rini Liu.
“Tidak.” Reza Qiao tersenyum datar.
"Tidak perlu bohong, aku bisa merasakannya."
"Baiklah, anggap saja kamu sangat peka."
Rini Liu mendengus, "Terus terang, ada apa denganmu?"
"Ingin tahu?"
"Iya."
"Jika aku katakan, kamu jangan marah lagi."
"Sejujurnya, aku sudah tidak marah."
Reza Qiao mendekatkan mulutnya ke arah Rini Liu , dan berbisik, "Aku merindukanmu."
Rini Liu menghindari Reza Qiao: "Pergi."
Reza Qiao berkata dengan serius: "Bos, aku sudah mengatakan yang sebenarnya."
Rini Liu meringkuk bibirnya, ekspresinya sedikit berubah.
Winny Xu merasa sangat aneh: "Reza Qiao, apa yang kamu katakan kepada kak Rini Liu, Ada apa dengannya?"
“Tanya Rini Liu sendiri tentang ini,” Reza Qiao tersenyum.
Winny Xu kemudian bertanya kepada Rini Liu Ye: "Kak Rini, mengapa Reza Qiao tampak tidak tenang? Apa yang dia katakan padamu?"
Rini Liu tidak mengatakan apapun, hanya berjalan ke depan.
Winny Xu tidak menyerah dan terus bertanya.
Willy Xu berkata dengan nada meremehkan: "Winny Xu , jangan tanya,Reza Qiao pasti sedang membicarakan hal-hal buruk kepada Rini Liu."
Reza Qiao melirik Willy Xu: "Direktur Xu, Kamu tidak mendengarnya, tapi mengapa kamu bisa mengatakan itu buruk?"
"Aku bisa menebaknya tanpa harus mendengarnya. Sama seperti kamu, kata-kata apa yang bisa kamu lontarkan?"
Reza Qiao memandang Rini Liu: "Bos, Direktur Willy Xu menganiayaku, kamu harus bersikap adil kepadaku,Coba katakan, apakah yang baru saja aku katakan denganmu adalah hal buruk?"
Rini Liu tidak suka dengan Willy Xu yang menilai Reza Qiao seperti itu. Bagaimanapun, Reza Qiao adalah sopirnya sendiri. Jadi bagaimana bisa orang lain terus memarahinya?
Meskipun kata-kata yang dikatakan Reza Qiao membuatnya tidak nyaman, tapi tidak ada yang salah dari perkataannya itu, apakah salah jika merindukan seseorang?
"Dia tidak membicarakan sesuatu yang buruk."
Reza Qiao tersenyum penuh kemenangan: "Direktur Xu, apa lagi yang ingin kamu katakan?"
Willy Xu tidak mengatakan apa-apa.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinAwesome Husband
EdisonAdieu
Shi QiInventing A Millionaire
EdisonLove at First Sight
Laura VanessaYou're My Savior
Shella NaviMeet By Chance
Lena TanAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan