Asisten Bos Cantik - Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
Pagi berikutnya, Reza Qiao pergi untuk berlari dan kembali ke tangga, dia kebetulan bertemu dengan Profesor Qiao yang sedang berjalan keluar.
"Hey kakak."
"Hah, adik."
Keduanya terkejut.
"Kakak, apakah kamu tinggal di sini?"
"Ya, aku tinggal di 205, kalau kamu?"
"Aku 305."
Profesor Qiao sangat senang: "Adik, kita ternyata adalah tetangga lantai atas dan bawah, ya."
Reza Qiao juga sangat senang: "Kakak, bagaimana kabar kakak ipar?"
"Pemulihannya sangat baik, jadi dia bisa dipulangkan beberapa hari lagi, aku sekarang akan pergi ke rumah sakit untuk memberinya makan." Profesor Qiao mengguncang kotak yang ada di tangannya.
"Kakak, bagaimana kamu pergi ke rumah sakit?"
"Naik bus."
"Kakak, tidak aman naik bus pada usia seperti ini, aku akan mengantarmu ke sana."
"Jangan, nanti merepotkanmu"
"Tidak apa-apa, kebetulan sejalan, kakak, tunggu sebentar, aku akan naik dan mengganti pakaianku."
Reza Qiao berganti pakaian dan keluar. Begitu dia membuka pintu, dia bertemu dengan Nindy.
Nindy sangat modis hari ini, mengenakan sepatu hak tinggi putih, atasan gaya Korea, dan kemudian mengenakan jeans ketat, begitu menawan.
Melihat Nindy, mata Reza Qiao langsung tertarik.
Nindy memelototi Reza Qiao, mendengus dingin, dan berjalan ke bawah.
Reza Qiao mengikuti di belakang, melihat lekukan montok Nindy di belakangnya, dan tidak bisa tidak berseru: "Wah, Wahh..."
Nindy kesal dan mundur: "Apa apaan kamu?"
Reza Qiao tertawa: "Tidak apa-apa, aku hanya sedang memakan permen saja."
"Heh, buka mulutmu, aku mau lihat."
"Tidak."
"Kenapa tidak?"
"Aku khawatir kamu akan merebut permenku."
"Bagaimana cara aku merebut permen di mulutmu?"
"Kamu bisa mengisapnya dengan mulutmu."
"Bajingan."
"Wanita cantik, tidak baik marah seperti itu."
"Dasar bajingan ..."
"Aku akan memukul bokong kecilmu jika kamu marah lagi."
"Kamu berani!"
“Mau aku coba?” Reza Qiao mengangkat tangannya.
Nindy takut, dia langsung berbalik dan berlari, terengah-engah berlari ke bawah, melihat ke belakang untuk melihat apakah bajingan itu masih mengikutinya. Begitu dia berbalik, dia sudah melihat Reza Qiao, dan sudah meremasnya.
“Wahh, ini tidak sebesar sepupumu, tapi sangat kencang,” puji Reza Qiao.
Nindy sangat malu sehingga dia mengangkat bogem kecilnya dan memukul Reza Qiao: "Bajingan, tak tahu malu."
"Ehh, nyaman, terus, kuat sedikit ..."
Kemudian Profesor Qiao datang: "Apa yang kalian lakukan?"
Melihat Profesor Qiao, Nindy buru-buru menyapanya dengan memerah.
Nindy lulus dari Sekolah Hukum Universitas Kota Qing dan merupakan mahasiswa Profesor Qiao.
Reza Qiao berkata: "Kakak, Nindy memukuliku."
"Hehe, adik, ayo kita pergi."
"Oke, kak."
Mendengarkan Reza Qiao dan saudara Profesor Qiao, mata Nindy melebar. Apa yang terjadi, penjahat ini jauh lebih kecil daripada putra Profesor Qiao, bagaimana ia bisa menjadi adik Profesor Qiao?
Nindy menyaksikan dengan tertegun ketika Profesor Reza Qiao dan Profesor Qiao pergi dan masuk ke mobil.
Reza Qiao mengendarai mobil ke gerbang Haojing Garden, dan Rini Liu keluar untuk naik bus.
Melihat Profesor Qiao naik ke mobil, Rini Liu sedikit terkejut.
Reza Qiao memperkenalkan kepada Profesor Qiao: "Kakak, ini adalah CEO perusahaan kami Rini Liu. Rumahmu di atas adalah miliknya."
Profesor Qiao mengangguk ramah, "Halo gadis Liu, margaku adalah Qiao, pensiunan dosen Universitas Kota Qing, aku baru saja pindah ke 205 tidak lama ini."
Rini Liu menyambut dengan hormat, "Halo, paman Qiao."
Reza Qiao berkata lagi: "Rini, ini kakakku, kamu harus memanggilnya kakak."
"..."
Rini Liu pusing, dia jelas seorang tetua yang beberapa dekade lebih tua dari dirinya sendiri. Bagaimana dia bisa dipanggil kakak? Aneh sekali.
Profesor Qiao mengangguk: "Ya, kemarin aku sudah mendengar putraku berbicara tentang hubungan kalian. Adikku bisa mendapatkan pacar yang cantik seperti Nona Liu. Aku benar-benar bahagia untuknya."
Rini Liu terus merasa pusing, tidak sempat untuk merasa malu, dan otaknya merespons dengan cepat: "Paman Qiao, putramu ..."
"Steven Qiao."
“Hah?” Rini Liu membeku. Pria tua di mobil itu adalah ayah Walikota Qiao. Reza Qiao bahkan memanggilnya kakak.
Profesor Qiao berkata dengan gembira, "Nona Liu, kamu sangat bisa menilai orang, memilih pacar seperti adikku ini, beberapa hari lalu istriku mengalami kecelakaan, kalau bukan karena pertolongan adikku ini, aku tidak akan mengenalnya, bahkan kami satu marga, sungguh berjodoh."
Mendengarkan Profesor Qiao mengatakan ini, Rini Liu mengerti bahwa Reza Qiao telah menyelamatkan ibu Walikota Qiao dan diakui sebagai adik sendiri oleh ayah Walikota Qiao, Walikota Qiao menghormati Reza Qiao sebagai penatua.
Tidak mengherankan Reza Qiao bisa mendapatkan proyek 4 miliar RMB (sekitar 8 triliun rupiah) itu hanya dalam 1 kali telepon. Ternyata Walikota Qiao berutang budi besar kepada Reza Qiao.
Tanpa diduga, Reza Qiao yang seperti ini, ternyata dapat melakukan perbuatan baik seperti itu.
Kalau begini, bisa dikatakan dia juga berhutang koneksi dengan Reza Qiao.
Reza Qiao berkata saat ini: "Kakak, pacarku malu ketika dia melihat orang asing, jadi jangan bingung kalau melihatnya jarang bicara."
"Bagaimana bisa? Aku melihatnya cantik dan lembut, dan kalian sangat cocok sekali berdua, kalian pasti akan bahagia bersama."
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangPengantin Baruku
FebiThe Winner Of Your Heart
ShintaTen Years
VivianLoving The Pain
AmardaDark Love
Angel VeronicaAkibat Pernikahan Dini
CintiaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan