Asisten Bos Cantik - Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
Keesokan paginya, Rini Liu dikirim ke perusahaan, Reza Qiao menelepon Berty He.
“Bagaimana kondisi Lady sekarang?”
Berty He dengan mata mengantuk berkata: “Lady sekarang masih berbaring di tempat tidur.”
“Aku sekarang akan pergi mencarimu.”
Reza Qiao pergi ke kediaman Berty He.
Berty He mengenakan piyama berwarna pink, baru selesai mandi, rambutnya masih basah, dan kerah baju tidurnya sedikit basah.
Melihat wanita cantik selesai mandi, Reza Qiao tiba-tiba memikirkan buah persik yang baru saja matang.
“Adik, kamu duduk dulu, aku pergi mengeringkan rambut.” kata Berty He sambil tertawa masuk ke dalam kamar tidur, pintu terbuka.
Reza Qiao merokok di ruang tamu, berjalan ke arah pintu kamar tidur, melihat Berty He duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambut.
“Adik sudah cemaskah?”
“Tidak, kamu pelan-pelan mengeringkannya.”
“Sudah selesai.” kata Berty He berdiri, dan melirik Reza Qiao, “Adik ingin melihat nyonya berganti pakaian?”
“Ingin sih ingin, hanya saja aku akan kembali ke ruang tamu saja, atau aku akan membuat kesalahan.” kata Reza Qiao sambil tersenyum dan kembali ke ruang tamu.
Reza Qiao tahu bahwa Berty He sedang menggoda dirinya, tapi dia tidak ingin melakukannya sekarang.
Setelah beberapa saat, Berty He selesai berganti pakaian dan keluar, duduk di sofa di seberang Reza Qiao, dan diam-diam memperhatikan Reza Qiao.
Reza Qiao datang kesini pagi-pagi pasti ada sesuatu.
Awalnya menerima telepon dari Reza Qiao, mengira hari ini mereka berdua akan terjadi sesuatu, jadi dia buru-buru bangun dan pergi mandi kemudian menyapa Reza Qiao dengan piyamanya.
Tapi melihat maksud Reza Qiao, sepertinya dia tidak ada maksud itu.
“Nyonya, aku ingin kamu membantuku mendaftarkan sebuah perusahaan untukku.” kata Reza Qiao terus terang.
“Oh, Perusahaan seperti apa?”
“Apa aja terserah, tidak perlu memulai bisnis, asalkan itu sebuah perusahaan.”
“Kalau begitu perusahaan ilegal.”
“Bisa dibilang begitu.”
“Apakah kamu badan hukum perusahaan?”
“Tidak, kamu yang melakukannya.”
Berty He tersenyum: “Perusahaan ini tidak perlu di didaftarkan lagi, aku sekarang sudah ada.”
“Oh?”
“Aku dari awal sudah memiliki satu perusahaan, awalnya bermaksud menggunakannya untuk pencucian uang, tapi Geng Berty belum memiliki pendapatan, jadi masih terus menganggur, dan sekarang kamu gunakan saja.”
“Sangat bagus, jika begini lebih mudah, perusahaan ini akan aku gunakan, dan kamu yang mengoperasikannya.”
“Adik, ke depannya kamu harus transfer uang ke rekening perusahaan?”
“Benar.”
“Jual emas itu 20 juta RMB (sekitar 40 miliar rupiah)?”
Reza Qiao menggelengkan kepala: “Uang itu tidak layak ditransfer.”
“Mendengar nada adik ini, ke depannya yang layak ditransfer ke rekening perusahaan itu jumlah besar?”
“Benar.”
“Belakangan ini, proyek besar apa yang sedang kamu rencanakan?”
“Rini Liu akan pergi ke Kota Macau untuk berpartisipasi dalam acara resmi, aku akan ikut dengannya.”
“Macau... jangan-jangan adik mau pergi ke kasino coba-coba?”
“Benar.”
“Mengubah 20 juta RMB ini menjadi 200 juta RMB (400 miliar rupiah)?” tanya Berty He dengan penuh keraguan.
“Kamu kira aku tidak bisa melakukannya kah?” kata Reza Qiao tersenyum.
Berty He menghela napas: “Aku tidak meragukan kemampuan anda, tetapi manajemen kasino di Macau sangat spesifikasi, sangat sulit mencari untuk mendapatkan peluang, tidak sama dengan kasino di kota ini.”
“Oh, kamu akan tahu sampai waktunya tiba.”
“Kapan? Maksud adik...”
“Aku pergi dengan Rini Liu ke Macau kali ini, kamu ikut denganku.” kata Reza Qiao.
“Baiklah, kapan berangkat?”
“Segera, aku akan mengabarimu saat waktunya tiba.” kata Reza Qiao, “Pergi ke Macau kali ini yang mengikuti acara resmi, selain Rini Liu, dan CEO dari tiga kelompok besar lainnya di Kota Qing, sesampainya di Macau, dengarkan perintahku.”
Berty He menganggukkan kepala: “Itu tentu saja, meskipun bos kamu adalah Rini Liu, tapi bos aku tetap kamu, Nyonya hanya mendengar adik, apa yang diperintahkan oleh adik aku tidak akan melanggarnya, adik menyuruhku berbaring aku tidak akan berdiri.”
Reza Qiao tersenyum: “Baiklah, sekarang adik menyuruh nyonya berbaring.”
Berty He tersenyum: “Adik ingin Lady berbaring di sofa? Atau ke tempat tidur lebih nyaman?”
Reza Qiao menggertakkan gigi: “Lady selalu mengodaku.”
“Nyonya hanya suka merayu adik.” kata Berty He melirik Reza Qiao.
Reza Qiao berdiri: “Aku harus pergi, jika tidak aku akan benar-benar membawamu ke tempat tidur.”
Mendengar perkataan Reza Qiao, Berty He tahu bahwa orang ini hari ini tidak berencana menginginkan dirinya.
“Nyonya antar adik...”
Siang hari, Reza Qiao menerima telepon dari Patricia Sun, mengundangnya untuk makan bersama, kebetulan Reza Qiao tidak ada urusan, jadi langsung menyetujuinya, mengendarai mobil pergi ke rumah sakit, lalu menjemput Patricia Sun untuk pergi makan seafood bersama.
Beberapa hari ini, Patricia Sun tidak bertemu Reza Qiao, merasa sangat senang.
Sesampainya di restoran seafood, keduanya turun dari mobil, Patricia Sun langsung mengandeng lengan Reza Qiao, dan berjalan masuk.
Begitu masuk ke dalam, tiba-tiba Patricia Sun memegang lengan Reza Qiao dengan erat.
Reza Qiao menoleh melihat Patricia Sun: “Patricia, ada apa?”
Patricia Sun menunjuk ke samping dengan gugup: “Kak Reza, aku melihat Andy Feng.”
Reza Qiao melihat ke arah yang ditunjuk oleh Patricia Sun, Andy Feng dan Candra Huo sedang mengobrol dan berdiri tidak jauh dari mereka.
Kedua orang ini, satu baru keluar dari kantor polisi, yang satunya baru keluar dari rumah sakit, dan sekarang berkumpul.
Reza Qiao sangat senang, menyuruh Patricia duluan naik ke atas, dan dengan langkah besar berjalan menghampiri Andy Feng dan Candra Huo.
Reza Qiao menyapa mereka dengan ramah: “Tuan Candra, Tuan muda Candra, selamat siang.”
Candra Huo dan Andy Feng melihat Reza Qiao, ekspresi wajah mereka langsung berubah.
Dua bersaudara yang sulit untuk janji makan malam di sini, sedang membahas cara bagaimana menghadapi Rini Liu dan Reza Qiao, dan tidak berharap bertemu dengan orang ini.
Candra Huo dan Andy Feng sama-sama takut dan membenci Reza Qiao, yang mereka takuti adalah mereka tidak akan bisa mengalahkan Reza Qiao, yang mereka benci adalah hukuman yang mereka derita sebelumnya disebabkan oleh Reza Qiao.
“Reza Qiao, apa yang ingin kamu lakukan?” kata Candra Huo mundur selangkah.
Kalau Reza Qiao beraksi, dirinya akan kabur duluan, membiarkan Reza Qiao menghabisi Andy Feng.
Andy Feng juga berpikir ingin mundur selangkah, tapi karena suatu alasan, kakinya tidak bisa bergerak.
Reza Qiao tersenyum berkata: “Jangan takut, aku hari ini datang untuk makan, bukan untuk memukul kalian.”
Mendengar Reza Qiao berkata seperti itu, Andy Feng dan Candra Huo merasa lega, tetapi masih memandang Reza Qiao dengan waspada.
“Hari ini kalian datang ke sini, saling menghiburkah?” kata Reza Qiao menggelengkan kepala.
“Bukan urusanmu.” jawab Candra Huo.
“Aku tidak peduli, aku hanya tanya saja.”
Andy Feng melototi Reza Qiao, dirinya dibuat olehnya menjadi tidak berguna, tetapi dia tetap hidup.
Harus menemukan kesempatan untuk membunuh orang ini.
Candra Huo juga berpikir seperti itu.
Reza Qiao tersenyum: “Aku berpikir sekarang kalian pasti sangat ingin membunuh aku.”
“Benar.” kata Candra Huo.
Andy Feng berkata dengan sinis: “Reza Qiao, urusan kita, belum selesai.”
“Baiklah, aku berdiri di sini, kalian bunuh aku.” kata Reza Qiao.
Candra Huo dan Andy Feng melototinya, sialan, dengan mereka berdua, diberi 10 ribu keberanian juga mereka tidak berani.
“Reza Qiao, kamu jangan bangga dulu, kita masih ada waktu kedepannya.”
“Benar, lihat saja nanti siapa yang akan tertawa di akhir.”
Reza Qiao menghela nafas: “Aku mengira bahwa kalian sudah mendapatkan pelajaran dan menjadi manusia baru, tapi kelihatannya, kalian benar-benar sulit untuk mengubah sifat kalian, tampaknya aku akan mencari kesempatan nanti, untuk memberikan kalian pelajaran.”
“Ke depannya kamu tidak akan memiliki kesempatan lagi, jadi pikirkan tentang bagaimana menyelamatkan dirimu sendiri.”
Candra Huo tersenyum, meskipun dirinya tidak bisa mengalahkan Reza Qiao, tapi memikirkan tentang tuan di belakangnya, memikirkan tentang Geng Liuhe, kembali percaya diri.
“Reza Qiao, kalau kamu masih berani menyerang kami, tunggu saja kematian kamu.”
Andy Feng sedikit percaya diri, karena di belakangnya ada kelompok terhebat yaitu Perusahaan Feng dan Geng Kepala Harimau.
Reza Qiao tersenyum kembali: “Baiklah, aku tunggu.”
“Baik, kamu tunggu...” kata Andy Feng sambil berjalan, “Tuan Candra, kita pindah restoran lain.”
“Baik, ke Restoran Western.” kata Candra Huo sambil berjalan pergi.
Candra Huo dan Andy Feng meskipun sangat sombong, tapi sebenarnya mereka sangat takut dengan Reza Qiao, bahkan makan saja tidak berani disini.
Melihat Andy Feng dan Candra Huo pergi meninggalkan restoran, Reza Qiao sambil tersenyum naik ke lantai atas.
“Kak Reza, sebelah sini.” kata Patricia Sun melambaikan tangan dari jendela.
Reza Qiao pergi dan duduk.
“Kak Reza, kemana brengsek itu?”
“Sudah kabur.”
Patricia Sun menghela napas.
Ketika memanggil pelayan untuk memesan makanan, sebuah suara datang dari arah tangga, “Hei, ternyata kalian ada di sini.”
Saat ia mendongak, Winny Xu datang.
Melihat Winny Xu, Patricia Sun tersenyum sinis, sangat jarang dia memiliki kesempatan berduaan dengan Kak Reza, bagaimana bisa bertemu dengan Winny Xu.
Winny Xu melihat Reza Qiao bersama dengan Patricia Sun, diam-diam marah, pria ini, mengundang Patricia Sun makan seafood, tanpa dirinya, tidak adil.
Winny Xu duduk disebelah Reza Qiao, melihat Patricia Sun: “Adik Patricia, bagaimana kalau kakak makan bersama kalian?”
Melihat Winny Xu dan Reza Qiao duduk berdampingan, Patricia Sun sedikit gelisah, jika tahu dari awal, dirinya duduk di samping Kak Reza, sekarang malah diduduki oleh Winny Xu.
Winny Xu berkata ingin makan bersama, tentu saja dia tidak bisa mengusirnya.
“Kak Winny Xu, tentu saja boleh.”
Reza Qiao memukul pundak Winny Xu: “Kamu duduk di samping Patricia.”
“Kenapa jika aku duduk dengan kamu?” tanya Winny Xu tidak senang.
Reza Qiao tersenyum: “Aku suka melihat wanita cantik di sebrangku, kamu di sampingku, aku tidak bisa melihatmu, hanya bisa melihat Patricia saja.”
Winny Xu mendengar alasannya, langsung duduk di samping Patricia.
Patricia Sun menjadi tenang.
Kemudian memesan makanan, Winny Xu memesan sapo tahu tiram.
“Kak Winny Xu, kamu suka tiram?” tanya Patricia Sun.
“Aku khusus memesannya untuk Reza Qiao.”
“Kenapa khusus memesan buat Reza Qiao?” tanya Patricia Sun merasa ada yang aneh.
“Karena sapo tahu tiram adalah suplemen bagus, para pria suka memakannya.” kata Winny Xu dengan nada sedikit genit.
Wajah Patricia Sun memerah.
Reza Qiao menyindir: “Winny Xu, kamu membantuku menjaga kesehatan, tidak ada tempat untuk melampiaskannya bagaimana? Bukankah hanya membuatku mati lemas saja?”
Patricia Sun tersipu malu, dan sedikit khawatir, benar juga, jika Kak Reza mati lemas bagaimana?
Winny Xu menepuk Patricia Sun: “Adik Patricia, menurutmu bagaimana agar membuat Reza Qiao tidak mati lemas?”
“Tidak tahu.”
“Sungguh tidak tahu?” tanya Winny Xu sedikit terkejut.
“Benar, Kak Winny Xu tahu?”
“Tentu saja tahu.”
“Kalau begitu bagaimana melakukannya?”
“Menetralkannya, Patricia, selesai makan seafood, bagaimana jika kita mencari tempat untuk menetralkan Reza Qiao?” kata Winny Xu tersenyum nakal.
Patricia Sun sudah mengerti, kemudian memukul ringan Winny Xu: “Kak Winny Xu, kamu sangat nakal...”
Selesai makan, Winny Xu menerima telepon dari Willy Xu, dan pergi karena masih ada urusan.
Reza Qiao membayar makanannya, dan pergi dengan Patricia Sun meninggalkan restoran.
“Patricia, aku antar kamu kembali ke rumah sakit.” kata Reza Qiao sambil mengendarai mobil.
“Aku sore tidak bekerja.” kata Patricia Sun menundukkan kepala.
“Oh, kalau begitu aku akan mengantar kamu pulang.”
“Kak Reza, jangan.” kata Patricia Sun mengangkat kepalanya.
“Kalau begitu kamu mau kemana?”
Patricia Sun mengigit bibirnya: “Kak Reza, apakah kamu.... mati lemas?”
Reza Qiao berkedip, anak ini apa maksud dari pertanyaannya.”
“Kak Reza, kalau kamu mati lemas, aku berpikir aku bisa...”
“Bisa apa?”
“Bisa membantu kamu menetralkannya.”
Selesai berkata Patricia Sun menutupi wajahnya, merasa sangat malu.
Reza Qiao menganggukkan kepala, anak ini berinisiatif untuk menetralkan dirinya, sungguh kagum.
“Patricia, aku sekarang biasa saja, tidak mati lemas.”
“Oh....”
Patricia Sun melepaskan tangannya, sedikit kecewa, sepertinya suplemen yang dikatakan Winny Xu tidak bekerja.
“Patricia, Jangan terlalu memikirkannya, lalui seperti biasa aja.” kata Reza Qiao sambil menepuk pundak Patricia Sun.
Patricia Sun mengangguk kepala, kembali mengerutkan kening, apa maksud dari perkataan Kak Reza lalui seperti biasa?
Setelah mengantar Patricia Sun pulang, Reza Qiao menerima telepon dari Gunawan Zheng.
“Saudara Qiao, aku dan Kak Albert akan pergi untuk merebut tambang sore ini, jika Saudara Qiao tertarik untuk menonton...”
“Baiklah, Saudara Zheng, aku paling suka melihat keramaian.” kata Reza Qiao langsung menyetujuinya.
Gunawan Zheng tersenyum dan menutup teleponnya.
Reza Qiao pergi ke tambang di daerah pergunungan barat.
Albert Han akhirnya akan mendapatkan kembali tambang yang telah ditempati oleh Hardy Feng selama dua tahun ini, pasti akan sangat ramai.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeLove From Arrogant CEO
Melisa StephaniePejuang Hati
Marry SuThe Revival of the King
ShintaStep by Step
LeksCinta Yang Terlarang
MinnieMata Superman
BrickAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan