Asisten Bos Cantik - Bab 168 Suka Minum Susu
Teriakan si gemuk mengagetkan semua orang, lalu Rini Liu mereka membuka mata menatap si gemuk.
Aduh, kenapa di wajah dan tubuh si gemuk penuh dengan susu, sungguh kasihan sekali.
Si gemuk menjerit-jerit kepanasan dan ingin melompat, tetapi dia tidak bisa bergerak karena ditahan oleh Reza Qiao.
Yuly Xia sangat puas melihatnya, si gemuk pantas mendapatkan hukuman.
“Ada apa ini?” Rini Liu menatap Reza Qiao.
Reza Qiao berwajah kebingungan, “Tidak tahu, tadi aku baru saja meminta segelas susu panas, aku belum sempat meminumnya, tiba-tiba kepala si gemuk bergerak, menjatuhkan gelas susuku, lalu menjadi seperti ini.”
Si gemuk naik pitam, jelas-jelas Reza Qiao yang menuangkan susu ke atas kepalanya, kenapa menjadi dia yang menjatuhkan gelas susu Reza Qiao, bukankah ini adalah penindasan?
Tepat ketika si gemuk hendak berbicara, Reza Qiao menguatkan tangannya yang menahan bahu si gemuk, si gemuk langsung merasakan rasa sakit yang menusuk hati dan tidak bisa berbicara.
Reza Qiao menunduk menatap si gemuk dan berkata dengan lembut, “Si gemuk, apakah benar yang aku katakan?”
Reza Qiao berkata dengan sangat lembut, tetapi matanya memancarkan sinar tajam yang dingin, si gemuk bergidik dan tidak berani berbicara, dia hanya bisa mengangguk.
Yuly Xia ingin sekali tertawa, Reza Qiao sedang membantunya memberi pelajaran kepada si gemuk. Reza Qiao baru saja memijat pergelangan kakinya hingga sembuh, dan sekarang Reza Qiao membantunya memberi pelajaran kepada si gemuk, kesan baiknya terhadap Reza Qiao pun bertambah.
Rini Liu sedikit curiga kepada perkataan Reza Qiao, lalu dia menatap Yuly Xia.
Yuly Xia mengangguk, “Tuan Qiao memang meminta segelas susu panas, lalu, belum sempat meminumnya, sudah menjadi seperti ini….”
Perkataan Yuly Xia sangat buram, jelas sedang berpihak kepada Reza Qiao.
Reza Qiao mengangguk dengan puas kepada Yuly Xia.
Melihat si gemuk mengangguk, lalu mendengar Yuly Xia berkata seperti itu, Rini Liu percaya, dia berkata kepada Reza Qiao, “Tuan gemuk ini juga sial sekali, cepat bersihkan saja.”
Reza Qiao mengangguk, dia terus menahan bahu si gemuk dan berkata dengan lembut, “Kamu menjatuhkan susuku, aku ini berlapang dada, juga tidak perlu kamu membayarnya, sedangkan masalah setelahnya, aku yang membantumu atau kamu sendiri saja?”
Bagaimana si gemuk masih berani mengatakan yang lain, dia bergegas mengangguk, “Aku sendiri saja, aku sendiri saja.”
Reza Qiao melepaskan tangan dengan puas dan duduk kembali. Si gemuk mengelap wajah dan tubuhnya yang penuh dengan susu, dia jengkel sekali, keparat, setelah turun dari pesawat nanti, dia pasti tidak akan melepaskan bocah itu.
Reza Qiao menatap Yuly Xia, “Cantik, susuku tumpah, bagaimana jika meminta segelas lagi?”
Yuly Xia tersenyum kecil, “Mohon ditunggu sebentar.”
“Kali ini jangan yang panas, yang hangat saja.”
Yuly Xia mengangguk, lalu pergi mengambilkan susu untuk Reza Qiao.
Rini Liu menatap Reza Qiao, “Eh, sekarang pramugari cantik ini sepertinya lumayan baik terhadapmu.”
“Tentu saja, aku adalah pria tampan nomor satu di dunia, wanita cantik yang mana yang tidak tergerakkan hatinya begitu melihatku.” kata Reza Qiao tersenyum.
Rini Liu mengerutkan bibir, dasar congkak.
Sesaat kemudian, Yuly Xia datang membawakan segelas susu, dan dia tersenyum menatap Reza Qiao, “Tuan, ini susumu, tidak panas dan tidak dingin, silahkan diminum.”
Nada bicara Yuly Xia membawa sedikit rasa perhatian secara tidak sadar.
Reza Qiao mengambil susu dan meminum seteguk, lalu dia mengangguk, “Hhmm, lumayan, apakah sekarang Cantik sudah tahu bahwa aku sangat suka minum susu?”
Wajah Yuly Xia menjadi merah, perkataan Reza Qiao ini sepertinya sedikit ambigu, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa yang tidak beres, minum susu yang dimaksud Reza Qiao memang adalah minum susu.
Di sisi lain, si gemuk sudah selesai membersihkan susu di badannya, dan menjadi diam.
Yuly Xia lanjut menyibukkan pekerjaannya sendiri, sedangkan Reza Qiao sedang meminum susu dengan penuh selera.
Winny Xu menepuk bahu Reza Qiao dari belakang, “Reza Qiao, menurutku, sepertinya kesan baik pramugari cantik ini terhadapmu semakin bertambah banyak, dia mulai menyukaimu.”
“Ini pun terlihat olehmu.” ujar Reza Qiao berseri-seri.
“Hanya orang bodoh yang tidak bisa melihatnya, kapan kamu berencana untuk beraksi? Jika memerlukan bantuanku, langsung katakan saja.” kata Winny Xu mendukung.
Willy Xu berkata, “Winny Xu, kamu ini adalah membantu kejahatan.”
“Omong kosong, aku ini adalah melakukan kebajikan, membantu menyatukan mereka yang saling memiliki perasaan baik.” Winny Xu tidak mau kalah.
Reza Qiao menoleh dan berkata sambil tersenyum, “Apakah Direktur Xu merasa iri?”
“Heng, aku tidaklah iri, melainkan tidak tahan lagi melihatnya, aku tahu kamu tidak memiliki niat baik terhadap pramugari itu.” ujar Willy Xu dengan jengkel.
“Kamu pasti iri, aku dengan baik hati membantunya, tetapi kamu sendiri yang cabul memikirkan hal cabul.” kata Reza Qiao dengan tegap.
“Kamulah yang cabul memikirkan hal cabul.” Willy Xu tidak menerimanya.
Pada saat ini, Berty He menyelak, “Sudahlah, kalian jangan beradu mulut lagi, tidak peduli bagaimana, Reza Qiao juga tidak melakukan apa-apa terhadap pramugari itu bukan? Sebaliknya Reza Qiao malah membantunya mengatasi kesulitan, dan sikap pramugari itu terhadap Reza Qiao juga baik sekali, untuk apa Direktur Xu berkata seperti itu?”
“Kak He berkata menegakkan keadilan.” ujar Reza Qiao.
Rini berkata dengan santai, “Urus saja masalah sendiri, untuk apa selalu memperhatikan orang lain, apakah tidak lelah?”
Melihat Rini Liu dan Berty He berpihak kepada Reza Qiao, Willy Xu menjadi lesu, dan tidak berbicara lagi.
Reza Qiao menatap Rini Liu, “Hanya Rini yang memahamiku.”
Rini Liu melirik Reza Qiao, “Jangan sengaja mendekatkan diri denganku, kuperingatkan, meski sikap pramugari cantik itu terhadapmu sangat lumayan, tetapi kamu juga tidak boleh mengambil kesempatan di dalam kesempitan untuk menindasnya, jika di hari kelak dia datang ke perusahaan untuk melaporkan kamu, aku tidak akan mengampuni kamu dengan mudah.”
“Kelak dia pasti tidak akan datang ke perusahaan untuk melaporkanku.” kata Reza Qiao dengan makna tersirat.
“Mengapa kamu begitu yakin?”
Reza Qiao berkata dengan suara rendah di telinga Rini Liu, “Bos, kamu pikirkan saja, karena itu adalah di hari kelak, kelak dia tentu saja adalah wanita aku Reza Qiao, bahagia pun tidak sempat, bagaimana bisa pergi melaporkanku?”
Rini Liu barulah paham apa makna tersirat dalam perkataan Reza Qiao, wajahnya menjadi merah tersipu-tersipu, lalu dia mencubit lengan Reza Qiao dengan kuat sambil berkata dengan gusar, “Dasar preman.”
Reza Qiao sama sekali tidak merasa sakit, lalu dia tersenyum, “Rini, kelak apakah kamu akan berhitung denganku?”
Leher Rini Liu memerah dan hatinya berdegup kencang, pada malam ketika menetralkan racun, dia sudah mengalami hal itu dengan Reza Qiao, tetapi pria yang bermuka tebal ini masih saja bertanya kepadanya, bagaimana bisa dia mengatakannya.
Melihat tampang Rini Liu yang tersipu-sipu, Reza Qiao merasa Rini Liu sangat imut.
Kemudian, Reza Qiao merenggangkan pinggangnya, “Aduh, aku mengantuk, aku tidur dulu.” Reza Qiao menyandarkan kepalanya ke kursi dan memejamkan mata, segera, napasnya menjadi stabil.
Melihat Reza Qiao tidur dengan pulas, Rini Liu menggerutu, pria ini berkata ingin tidur dan langsung tertidur, benar-benar cepat sekali.
Melihat wajah tidur Reza Qiao yang santai dan membawa sedikit senyuman, Rini Liu tahu pria ini pasti sedang bermimpi, tidak tahu sedang memimpikan hal bagus seperti apa.
Entah mengapa, Rini Liu merasa ekspresi wajah Reza Qiao pada saat ini memiliki rasa misterius yang tak terucapkan.
Tiba-tiba Reza Qiao membuka mata dan berkata pelan, “Kamu diam-diam melihatku tidur, apakah tampang tidurku memikat?”
Rini Liu bergegas memalingkan wajah menatap ke luar jendela pesawat.
Reza Qiao tertawa tanpa suara, lalu dia memejamkan mata lagi.
Sesaat kemudian, Rini Liu juga mengantuk, dia tertidur dengan bersandar ke kursi.
Tidak tahu setelah berapa lama, Rini Liu terbangun, dia menyadari kepalanya entah sejak kapan bersandar pada bahu Reza Qiao, dia bergegas duduk tegak dan melirik Reza Qiao.
Reza Qiao sedang menatapnya dengan senyum.
Rini Liu merasa sedikit canggung.
“Apakah tidurmu nyenyak?” tanya Reza Qiao dengan lembut.
Rini Liu mengangguk, “Apakah kamu sudah bangun daritadi?”
“Iya.”
Hati Rini Liu melonjak, tidak tahu dirinya sudah tidur berapa lama dengan bersandar pada bahu Reza Qiao, Reza Qiao sudah bangun daritadi tetapi tidak bersuara.
Reza Qiao meneruskan, “Pundakku selamanya adalah sandaranmu yang paling kokoh.”
Rini Liu menggigit bibir dan berkata, “Perkataanmu ini sangat jantan.”
“Tentu saja, karena aku sendiri adalah pria jantan.” kata Reza Qiao tersenyum.
Rini Liu tersenyum, “Sebagai pria jantan, tidak boleh hanya berkata saja, harus diwujudkan dalam tindakan.”
Reza Qiao bergegas mengangguk, “Aku paling patuh kepada perkataan Bos, Bos tenang saja, aku pasti akan mencerminkan dengan tindakan bahwa diriku adalah pria jantan yang sejati.”
“Kalau begitu lihat saja tindakanmu.”
“Sampai saat ini, aku masih belum melakukan masalah kejantanan bukan?”
Rini Liu mengangguk, memang benar, meski Reza Qiao bermulut manis, tetapi Reza Qiao belum pernah melakukan hal yang tidak senonoh, dalam canda tawa Reza Qiao selalu memperlihatkan kesantaian dan keterusterangan dengan tanpa disadari, serta Reza Qiao adalah orang yang sangat berhati bijak. Dengan identitas Reza Qiao, mampu menyumbangkan dua miliar kepada panti asuhan, itu sangat tidak mudah.
Berpikir seperti itu, Rini Liu menatap Reza Qiao dengan menyanjung. Namun, Rini Liu tidak tahu, Reza Qiao baru saja menyumbangkan empat ratus miliar lagi kepada panti asuhan.
“Rini, apakah hatimu tergerakkan?” Reza Qiao menatap Rini Liu dengan berseri-seri.
Hati Rini Liu melonjak, dia menghindari tatapan Reza Qiao dan menatap ke luar jendela, “Reza Qiao, kamu benar-benar berpikir terlalu banyak.”
“Di dunia ini tidak ada hal yang dipikirkan terlalu banyak oleh aku Reza Qiao, semua yang terpikirkan olehku, pasti ada.”
Rini Liu tidak berbicara, dalam hatinya memiliki sebuah luapan perasaan yang sulit diucapkan, dia benar-benar tidak ingin mengaku bahwa perkataan Reza Qiao adalah benar, tetapi ada apa dengan detak jantungnya tadi?
Jangan-jangan, jangan-jangan hatinya benar-benar sedikit tergerakkan terhadap Reza Qiao?
Tidak bisa, tidak boleh! Rini Liu tidak hentinya mengingatkan dirinya sendiri, Reza Qiao jelas bukan tipe pria yang dia sukai, bagaimana bisa hatinya tergerakkan terhadap Reza Qiao? Ini pasti tidak boleh, tidak boleh!
Rini Liu menarik napas dalam-dalam sambil menenangkan pikiran, lalu dia menatap Reza Qiao dan berkata perlahan-lahan, “Reza Qiao, aku mengagumi kepercayaan diri kamu, tetapi aku harus mengingatkan, percaya diri dan tinggi hati hanya berbeda tipis, kamu harus memperhatikan garis pembatasnya.”
Reza Qiao mengangguk, “Benar yang dikatakan Bos, selama ini aku pun menerapkan arahanmu.”
“Bagaimana kamu menerapkannya?” tanya Rini Liu dengan senyum bermakna.
“Kamu lihat, aku begitu berkemampuan, tetapi tidak pernah berbual, juga tidak pernah congkak, walau aku adalah pahlawan nomor satu di dunia, selama ini aku sangat merendah.” kata Reza Qiao.
Rini Liu merasa pusing, keparat, apakah ini tidak termasuk sebagai congkak?
Pada saat ini, radio pesawat berbunyi, segera akan tiba di Kota Qing.
Reza Qiao menatap tanah Kota Qing di luar jendela, Kota Qing, aku Reza Qiao kembali lagi.
Perjalanan kali ini ke Kota Macau, sangat mengasyikkan, pengalamannya sangat menarik, dan prosesnya sangat menggairahkan, serta hasil akhirnya termasuk sempurna.
Setelah kembali ke Kota Qing, sepertinya sudah seharusnya melakukan sesuatu, kalau tidak, tidaklah menghargai para ketua yang mengutus orang pergi nan jauh ke Kota Macau untuk membunuhnya.
Wajah Reza Qiao samar-samar menunjukkan senyum dingin.
Ketika pesawat mulai meluncur di lintasan, si gemuk yang selama ini berdiam diri langsung mengeluarkan ponsel, dia menghidupkan ponselnya dan mengirimkan pesan, sambil memelototi Reza Qiao, keparat, aku pasti akan memberesi kamu.
Melihat si gemuk sedang sibuk, Reza Qiao tersenyum.
Pesawat perlahan-lahan terhenti, pintu kabin dibuka, dan semua orang turun dari pesawat.
Reza Qiao berjalan di paling akhir, ketika melewati Yuly Xia, Reza Qiao menghentikan langkah, “Yuly, selamat ulang tahun kepada ibumu.”
Hati Yuly Xia terasa hangat, pria ini sungguh perhatian sekali, masih ingat dengan perkataan yang dia ucapkan ketika kakinya terkilir, ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun ibunya.
“Terima kasih, Tuan Qiao.”
“Jika ada waktu, bermainlah ke Perusahaan Foursea, aku adalah supir dari Direktur perusahaan yang memiliki nama besar.”
Yuly Xia tersenyum, ternyata Reza Qiao adalah supir Rini Liu, apa-apaan memiliki nama besar, perkataan Reza Qiao ini sungguh menarik.
“Jika ada kesempatan, aku pasti akan datang berkunjung kepada kalian.” Yuly Xia mengangguk kepada Rini Liu mereka.
Rini Liu tersenyum ramah kepada Yuly Xia, “Silahkan datang bertamu ke perusahaan.”
Winny Xu berkata, “Pramugari Cantik, apakah kamu ingin aku berikan nomor telepon Reza Qiao padamu?”
Yuly Xia merasa sedikit malu.
Berty He menjulurkan tangan, “Adik, sampai jumpa di kemudian hari.”
Yuly Xia berjabat tangan dengan Berty He, lalu Berty He menuruni pesawat sambil tersenyum.
Yuly Xia dengan jelas merasakan, ketika dia sedang berjabat tangan dengan Berty He, Berty He memasukkan segumpal kertas ke dalam tangannya.
Setelah mereka turun dari pesawat, Yuly Xia membuka gumpalan kertas, itu adalah sebuah nomor telepon, di samping nomor tersebut adalah sebuah wajah yang tersenyum berseri-seri, jelas adalah wajah Reza Qiao.
Hati Yuly Xia berdegup dengan kencang, yang diberikan Berty He kepadanya, adalah nomor telepon Reza Qiao.
Yuly Xia merasa sedikit bergairah dan sedikit bingung, apa maksud dari tindakan kakak ini?
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyMy Secret Love
Fang FangThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan