Asisten Bos Cantik - Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
Pada siang hari, Reza Qiao membeli dua burger dan pergi ke samping pengemis tua, mereka masing-masing makan satu burger.
"Sobat, siapa namamu?" Reza Qiao berkata sambil makan.
"Kamu bisa memanggilku kakek Gedy."
"Kakek Gedy? Kenapa tidak dipanggil kak Gedy?" Reza Qiao menyeringai.
Janggut putih pengemis tua bergerak: "Dengan usiaku yang sekarang ini bagaimana aku bisa dipanggil kak Gedy? Sembarangan!"
"Hehe, aku tidak merasa kamu tua."
"Jika kamu tidak bisa melihatnya itu menunjukkan bahwa kamu tidak memiliki penglihatan yang bagus, namamu Reza Qiao, apakah kamu sangat suka berkeliaran dan bersenang-senang? Apakah kamu bahkan lebih suka berkeliaran dan bersenang-senang daripada ketika aku masih muda?"
"..."
Orang tua itu tampaknya dulu sangat suka berkeliaran dan bersenang-senang.
Reza Qiao mengatur napasnya: "Reza adalah nama yang diberikan guru untukku."
"Siapa nama gurumu?"
"Rahasia."
"Pelit, aku tidak mau bermain denganmu lagi." Kakek Gedy merasa tidak senang.
"Sebenarnya, jika aku mengatakannya kamu juga tidak akan mengenalnya, guruku sudah meninggalkan dunia persilatan selama lebih dari 20 tahun." Reza Qiao tiba-tiba merasa sedih dan merindukan gurunya.
Kakek Gedy mengerjapkan matanya: "Coba kamu katakan, mungkin aku mengenalnya."
"Tidak mungkin, aku tidak pernah mendengar guru membicarakan tentang gelandangan yang bernama kakek Gedy."
"Huh, kamu memandang rendah diriku."
"Aku tidak memandang rendah dirimu, jika bos memecatku, aku akan mengemis bersamammu." Reza Qiao berkata sambil tersenyum.
"Apakah Nona Rini memperlakukanmu dengan buruk?"
"Perlakuan Rini padaku dengan perlakuannya padamu sangat berbeda, dia membantumu memotong kuku tetapi dia tidak melakukan itu untukku." Reza Qiao berkata dengan sedih.
"Oh, kalau begitu aku saja yang membantumu memotongnya." Kakek Gedy mengulurkan tangan kotornya dan menyeringai, dia memperlihatkan gigi kuningnya.
"Tidak." Reza Qiao berdiri.
"Dengarkan kataku, aku hari ini pasti akan membantumu untuk memotongnya." kakek Gedy juga berdiri.
"Aku tidak mau." Reza Qiao mengangkat kakinya dan berlari pergi.
"Bocah tengik, berhenti."
Melihat Reza Qiao melarikan diri, kakek Gedy tidak mengejarnya, tatapan matanya sedikit termenung.
Reza Qiao langsung berlari ke gedung para pemimpin perusahaan dan bertemu dengan Milan.
"Reza Qiao, aku hendak pergi mencarimu, ayo pergi ke kantor CEO Rini."
"Ada urusan apa CEO Rini mencariku?" Reza Qiao melirik tubuh Milan yang seksi, tubuhnya sangat bagus.
Ketika Milan melihat Reza Qiao menatapnya dengan tatapan sembrono, dia sangat marah: "Dilarang melihat."
"Jika tidak boleh dilihat, berarti boleh dimakan?" Reza Qiao menjilat bibirnya.
"Bermimpi saja kamu." Milan berbalik dan berjalan ke kantor Rini Liu, Reza Qiao mengikutinya dari belakang.
"Kak Milan, semalam aku benar-benar bermimpi."
"Apa yang kamu mimpikan?"
"Aku bermimpi makan makanan enak."
"Makanan enak apa?"
"Yang alami, punyamu."
Milan merasa kesal, dia berbalik dan mengangkat dua tinjuan kecilnya, dia memukuli Reza Qiao dengan ganas.
"Aduh aduh, Kak Milan, jangan terlalu keras, ah ah ..." Teriak Reza Qiao.
Ketika mereka sedang bertengkar, Rini Liu keluar: "Apa yang kalian lakukan?"
Ketika melihat Rini Liu, Milan menyingkirkan tinjuan kecilnya dan berkata dengan sedih: "CEO Rini, Reza Qiao melecehkanku."
Reza Qiao bahkan lebih sedih: "Kak Milan, bagaimana aku melecehkanmu?"
"Kamu bilang makan sesuatu yang alami." Wajah Milan memerah.
"Apakah yang aku katakan tidak benar? Makanan sekarang sangat tidak aman, siapa yang berani makan makanan buatan, memakan makanan alami akan merasa tenang, bukankah begitu, CEO Rini?" Reza Qiao berkata dengan percaya diri.
Rini Liu mengangguk: "Itu benar, yang alami paling sehat, aku suka makanan alami."
"Dengar, CEO Rini dan aku suka makan makanan alami. Kak Milan, tidak masalah jika kamu tidak membiarkanku memakannya, tetapi jika CEO Rini ingin memakannya, kamu tidak bisa menghentikannya bukan?"
Milan merasa kesal, si brengsek ini, dia sendiri tidak bisa memakannya, dan dia malah membiarkan Rini Liu memakannya, sangat brengsek.
Reza Qiao tertawa ketika dia melihat kekesalan Milan dan keseriusan Rini Liu.
Ketika Rini Liu melihat Reza Qiao tertawa dengan begitu gembira, dia mengerutkan kening: "Apa yang lucu, bukankah hanya makan makanan alami? Masuk dan bicarakan masalah pekerjaan."
Setelah masuk ke kantor, Rini Liu memelototi Reza Qiao: "Reza Qiao, aku menyuruhmu mengurus tim penjaga keamanan, mengapa kamu memecat setengah dari mereka dan kamu juga mengganti kapten tim?"
"Aku mengganti kapten tim karena orang ini tidak kompeten, dan alasan aku memberhentikan para penjaga keamanan itu karena mereka tidak mematuhi standarku, bahkan satu bukit kecil pun tidak bisa dinaiki, apakah para penjaga keamanan seperti itu bisa menjamin keamanan perusahaan?"
"Begitu banyak departemen di perusahaan, sekarang bagaimana 30 penjaga keamanan ini bisa menjaga semua keamanan?"
"Tidak butuh banyak orang, yang penting elit, dulu, karena anggota tim penjaga keamanan terlalu banyak makan gaji buta, jadi menyebabkan pekerjaan lebih sedikit daripada orang yang bekerja dan kedisiplinan tidak ketat, kelak setiap orang memiliki tanggung jawab yang jelas atas pekerjaan mereka masing-masing."
Perkataan Reza Qiao masuk akal, Rini Liu mengangguk dan berkata: "Siapa yang menyuruhmu menaikkan gaji penjaga keamanan berlipat ganda tanpa izin?"
"Bukankah ketika kamu memintaku untuk bertanggung jawab atas itu, aku memiliki hak untuk memutuskan gaji penjaga keamanan, seorang CEO harus menepati apa yang ia katakan, tidak boleh berbohong."
Rini Liu tidak bisa mengatakan apa-apa lagi untuk sementara waktu.
Milan pada saat ini berkata: "Kenaikan gaji yang kamu berikan terlalu besar, kamu menaikkannya satu kali lipat, gaji mereka hampir lebih tinggi daripadaku, itu sangat tidak masuk akal."
Reza Qiao balik bertanya: "Tanggung jawab penjaga keamanan lebih berat daripada apa pun, apakah posisimu demikian?"
Milan langsung tersedak.
Reza Qiao berkata dengan serius: "Meskipun gaji penjaga keamanan telah naik satu kali, tetapi perusahaan tidak menghabiskan lebih banyak pengeluaran, karena staf telah berkurang setengahnya, yang tersisa adalah veteran berkualitas tinggi, satu orang sama dengan 2-3 orang, jika di hitung itu tidak rugi."
Rini Li merenung dan tidak mengatakan apa-apa.
Reza Qiao lanjut berkata: "CEO Rini, aku ingin memberimu saran, sebenarnya, tidak hanya tim penjaga keamanan, di departemen manajemen lain di perusahaan juga memiliki terlalu banyak orang yang makan gaji buta, itu boleh diperbaiki, dengan demikian, pertama dapat meningkatkan efisiensi kerja, kedua dapat meningkatkan pendapatan setiap orang, dan ketiga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab karyawan dan kesadaran karyawan."
Rini Liu mendongak dan menatap Reza Qiao, orang ini sangat bisa menganalisis masalah, dia akhir-akhir ini memang sedang memikirkan karyawan lebih banyak dari hal yang perlu di kerjakan dan masalah efisiensi kerja yang rendah di departemen manajemen perusahaan, tidak disangka dia mengatakannya terlebih dahulu.
Milan juga merasa perkataan Reza Qiao masuk akal, tidak disangka pria yang tidak pernah serius ini memiliki otak seperti itu.
Rini Liu dan Milan saling bertatapan dan keduanya mengangguk.
Reza Qiao terkekeh: "CEO Rini, aku telah menyumbangkan ide-ide emas untuk perkembangan perusahaan, apakah ada imbalan?"
"Imbalan apa yang kamu inginkan?"
Reza Qiao melirik Milan: "Aku ingin memakan makanan alami."
Milan kesal: "Reza Qiao, kamu ... bajingan."
Rini Liu merasa bingung: "Kak Milan, mengapa kamu begitu marah? Asisten Reza ingin makan makanan yang alami jadi biarkan saja dia memakannya, aku juga suka makan makanan yang alami."
Wajah Milan memerah: "Direktur Rini, Reza Qiao sedang mempermainkanmu, alami yang ia maksud adalah adalah ..."
"Apa?"
"Ini." Milan menunjuk ke bagian depan tubuhnya.
Wajah Rini Liu langsung menjadi dingin, dan dia tidak ragu untuk menjangkau patung kristal yang baru saja dia beli di mejanya.
Sebelum menyentuh patung itu, Reza Qiao sudah lama menghilang.
Setelah Reza Qiao berlari keluar dari kantor Rini Liu, dia menelepon Tina Jiang, dia mengajaknya untuk minum kopi.
Tina Jiang merasa sangat aneh, bagaimana orang ini bisa berpikir untuk minum kopi dengannya?
Tina Jiang masih tetap pergi ke sana, dia ingin melihat trik apa yang ingin dilakukan Reza Qiao.
Mereka duduk di satu ruangan kafetaria, Tina Jiang menatap Reza Qiao: "Ada apa kamu mecariku? Katakanlah ——"
"Kak polisi cantik, bisakah kamu jangan memperlakukanku seperti seorang tahanan saat kita bertemu? Bisakah kamu sedikit tersenyum?"
Huh, orang ini akan bersinar ketika diberi senyuman, jadi dia tidak bisa memberinya senyuman. Meskipun demikian, namun ekspresi Tina Jiang sedikit membaik.
Reza Qiao tertawa, dia melirik lekukan depan tubuh Tina Jiang, itu benar-benar besar.
"Kak polisi cantik, silakan minum kopi."
"Kamu mencariku hari ini, bukan untuk minum kopi saja bukan?" Tina Jiang berkata sambil menyesap seteguk kopi.
"Ya, hari ini aku mencarimu karena ingin mengatakan sesuatu yang serius padamu." Ujar Reza Qiao dengan serius.
"Sesuatu yang serius? Katakanlah ——" Tina Jiang pertama kalinya melihat Reza Qiao begitu serius.
"Apakah kamu sudah menemukan petunjuk tentang penculikan Rini Liu beberapa hari yang lalu?"
"Untuk apa kamu menanyakan tentang hal ini?"
"Aku adalah pacar Rini, tentu saja aku harus peduli akan hal ini."
"Bah, kapan Rini mengakui bahwa dia pacarmu, kenapa kamu tidak mencari cermin untuk berkaca."
"Tidak peduli apa yang kamu pikirkan, pokoknya aku sangat peduli tentang masalah ini, katakan padaku, apakah kamu sudah menemukan petunjuk?" Reza Qiao berkata dengan serius.
Melihat ekspresi Reza Qiao tidak bercanda sedikit pun, Tina Jiang berpikir sejenak: "Menurut situasi yang dikatakan oleh Rini, aku telah menganalisis dan memeriksanya, pelaku yang paling mencurigakan adalah Candra Huo, CEO Perusahaan Huo."
"Apakah ada bukti?"
Tina Jiang merasa sedih: "Meskipun aku sangat mencurigai Candra Huo, tetapi aku belum menemukan bukti kuat."
"Jika tidak ada bukti, bukankah itu sia-sia?"
"Ya, aku merasa sangat kesal, jika aku menemukan bukti, aku pasti akan menangkap Candra Huo, dia berani menculik CEO Perusahaan Foursea yang terkenal di Kota Qing, dia benar-benar memiliki nyali besar."
"Sebenarnya, aku dapat memastikan bahwa Candra Huo yang melakukannya." Reza Qiao sedikit tersenyum.
Mata Tina Jiang bercahaya: "Kamu memiliki bukti di tanganmu?"
"Jika tidak ada, apakah aku berani berkata demikian?"
"Oke, ayo cepat berikan padaku buktinya." Tina Jiang langsung bersemangat.
"Bukti ini tidak terlihat dan tidak berwujud."
"Apa maksudmu ini?"
"Aku mendengar orang lain yang mengatakannya." Reza Qiao otomatis tidak akan mengatakan padanya bahwa itu diketahuinya dari Beni Ouyang dan Regy Wu.
"Apa gunanya hanya mendengarnya dari orang lain." Tina Jiang frustrasi lagi.
"Tetapi aku secara tidak kebetulan mendengar Candra Huo mengatakannya sendiri."
"Sungguh?" Tina Jiang bersemangat lagi.
"Ya, Candra Huo bilang 200.000 RMB (sekitar 400 miliar rupiah) yang dikeluarkannya terakhir kali gagal, lain kali dia akan menambahkan bayaran, dan ia akan menculik Rini hingga dibawa ke hadapannya, dan mendapatkan tanah itu."
"Apakah kamu ada merekam perkataan Candra Huo?"
Reza Qiao menggelengkan kepalanya.
Tina Jiang menggertakkan giginya: "Candra Huo ini benar-benar menyebalkan, dia masih ingin terus menculik Rini, jika aku dapat menemukan bukti kejahatannya, aku pasti akan menangkapnya."
"Meskipun tidak ada bukti penculikan yang dilakukan Candra Huo, tetapi kamu bisa menangkap orang ini."
"Mengapa?"
"Karena aku punya bukti lain tentang kejahatan Candra Huo."
Mata Tina Jiang langsung bercahaya: "Bukti apa yang kamu miliki?"
Reza Qiao mengeluarkan tas dan menyerahkannya ke Tina Jiang: "Kamu lihat ini."
Tina Jiang membuka tas itu, itu berisi video penggusuran dengan kekerasan dan buku-buku akun Perusahaan Huo dalam enam bulan terakhir.
Tina Jiang melihatnya untuk waktu yang lama, lalu ia bertepuk tangan: "Ini sangat bagus, dengan tindakan penggelapan pajak dan penggusuran yang kejam, Candra Huo dapat ditangkap."
"Ini bisa dianggap membantu Rini balas dendam." Reza Qiao tersenyum.
"Dari mana kamu mendapatkan ini?" Tina Jiang menatap Reza Qiao dengan tatapan curiga.
Reza Qiao berkata dengan serius: "Masalah ini sangat aneh, tadi malam aku melewati toilet umum dan pergi ke toilet, aku tidak menutup pintu mobil hingga rapat. Ketika aku kembali, aku menemukan ada satu tas di kursi sebelah sopir, aku tidak tahu siapa yang memasukkannya, begitu aku melihat isinya sangat penting, aku bergegas mencarimu. "
"Oh, apakah Rini tahu akan hal ini?"
"Aku tidak memberitahunya."
"Jika seperti apa yang kamu katakan, orang misterius itu meletakkan benda ini di mobil, sepertinya ingin menunjukkannya kepada Rini."
"Aku pikir begitu, tetapi Rini terlalu baik, aku takut setelah dia melihat ini dia akan tidak tega, jadi aku tidak memberitahunya dan aku langsung memberitahumu."
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyMr Huo’s Sweetpie
EllyaBeautiful Lady
ElsaSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiUnperfect Wedding
Agnes YuYou're My Savior
Shella NaviRahasia Istriku
MahardikaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan