Asisten Bos Cantik - Bab 97 Sangatlah Sempurna
Reza Qiao menjawab telepon: "Kak Berty yang bertanggung jawab atas bisnis dalam sebuah perusahaan."
Perkataan ini benar adanya, Berty yang bertanggung jawab atas operasi Geng Qingtian. Walaupun Gang Qingtian adalah geng, akan tetapi memiliki banyak proyek bisnis.
Rini Liu tertawa: "Oh, jadi Kak Berty memiliki pekerjaan yang sama denganku, Entah di manakah letak perusahaan Kak Berty berada?"
Dari jawaban Reza Qiao yang barusan, Berty He merasa, Reza Qiao tidak ingin Rini Liu tahu identitasnya yang sebenarnya, jadi ia tertawa: "Unit kita tidak terkenal di Kota Qing, dan Direktur Liu tidak akan pernah tahu itu, tidak bisa dibandingkan dengan Perusahaan Foursea."
Rini Liu melihat bahwa Berty He sangat sederhana, dan suka bersikap merendah, sangat mudah untuk menyukainya. Karena itu dia tidak ingin mengatakannya, dan tidak memaksakannya.
"Mampirlah ke Perusahaan Fousea jika Kak Berty memiliki waktu." Rini Liu mengundangnya.
"Terima kasih atas undanganmu Manager Liu, aku akan mampir jika ada waktu, aku berharap bisa belajar lebih darimu Manager Liu."
"Aku tidak berani mengajarimu, tetapi boleh memberimu panduan." Rini Liu berkata dengan rendah hati.
Berty He dengan cepat menggelengkan kepalanya: "Dipandu pun aku benar-benar tidak berani, meskipun pertama kali melihat Ceo Liu, akan tetapi reputasi Ceo Liu sudah lama kuketahui, aku mengagumi kebaikan dan talenta Ceo Liu."
"Bagaimana kamu tahu?"
Berty He melirik Reza Qiao: "Adik sering menyebutkan Ceo Liu di depanku. Di mata adikku, Ceo Liu sangatlah sempurna. Adikku sering mengatakan bahwa Ceo Liu adalah wanita yang paling cantik, baik dan berbakat yang pernah dia temui."
Berty He mulai mengangkat nama baik Reza Qiao di depan Rini Liu.
Rini Liu melihat Reza Qiao. Orang ini masih memiliki sedikit hati nurani, dan evaluasi kepada dirinya juga meningkat.
Reza Qiao memotong: "Kak Berty, apa yang kamu katakan itu belum sempurna."
Berty terkejut: "Di mana yang tidak sempurna?"
"Aku juga pernah bilang bahwa Ceo Liu adalah wanita terbaik di dunia."
Berty He mengedipkan matanya, Reza Qiao tidak pernah mengatakan itu. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa Rini Liu tidak selalu bersikap baik kepadanya. Reza Qiao mengatakan ini pada saat ini, jelas ada niat lain.
"Ya, ya, tadi aku lupa, kamu pernah bilang, Ceo Liu sangat peduli kepadamu, dan sangat-sangatlah peduli." Berty He bereaksi dengan cepat.
"Ya, benar."
Rini Liu sedikit malu, Reza Qiao ini sedang memukul wajahnya sendiri kah, Reza Qiao mengatakan hal ini kepada Berty He dengan maksud apa. Apakah sedang meletakkan emas di wajahnya, atau sedang meningkatkan nama baiknya dengan kebodohan?
Tapi karena Reza Qiao mengatakan itu, sulit baginya untuk menyangkalnya, hanya akan membuatnya menjadi merasa malu.
"Hehe, sangat baik untuk peduli kepada karyawan. Aku melakukan ini pada setiap karyawan."
Kata-kata Rini Liu, dari satu sisi, mengingatkan Reza Qiao untuk megetahui posisinya, dari sisi lain tidak membiarkan Berty He salah paham hubungannya dengan Reza Qiao.
Berty He mengenali arti kata-kata Rini Liu, sangatlah jelas, Reza Qiao menyukai Rini Liu, tapi Rini Liu tidaklah demikian.
Tidak heran Reza Qiao menyukai Rini Liu, wanita yang sangat menawan. Namun, Reza Qiao adalah anak yang sangat bertalenta, tetapi Rini Liu tidak melihatnya demikian, Berty He merasa sayang sekali.
Tentu saja, melihat kondisi Rini Liu, bisa dipahami mengapa ia tidak menganggap Reza Qiao, dia adalah wanita yang sangat cantik dengan kekayaan bernilai miliaran RMB (sekitar triliunan rupiah), Reza Qiao hanyalah seorang sopir, Mungkin hanya para pejabat tinggi dan orang kaya yang bisa masuk ke mata Rini Liu.
Tentu saja, mungkin saja karena Rini Liu tidak mengenal dekat Reza Qiao, tidak mengetahui pria tampan ini sangatlah bertalenta.
Berpikir-pikir tentang hal ini, dia Berty He berkata: "Ceo Liu, menurut pendapatku, adik adalah orang terbaik di dunia, dapat mengemudi dengan Ceo Liu, menjadi asistennya, akanlah sangat cocok."
Rini Liu terkejut, tidak menduga kakak cantik di depannya ini memiliki penilaian yang sangat tinggi kepada Reza Qiao, Dia bahkan mengatakan bahwa orang ini adalah orang terbaik di dunia, Tampaknya dia pasti tergoda atas mulut manis Reza Qiao. Kemampuan Reza Qiao untuk menyihir wanita, benar-benar yang terbaik di dunia.
Demi menjaga wajah Reza Qiao, Rini Liu juga tidak bisa mempermalukannya, tersenyum: "Aku masih puas dengan pekerjaan asisten Qiao."
Rini Liu mengucapkan kebenaran, hasil kerja Reza Qiao sangatlah bagus.
Berty He jelas mendengar suara Rini Liu. Dia puas atas pekerjaan Reza Qiao, tapi jelas dia tidak puas dengan hal selain pekerjaannya, dia tidak tahu apa yang telah dilakukan Reza Qiao terhadap Rini Liu, sehingga ia mengatakan kata-kata seperti itu.
Pertama kali mereka bertemu, Berty He dan Rini Liu memiliki kesan yang baik terhadap satu sama lain.
Dalam perjalanan ke rumah Profesor Qiao, Rini Liu bertanya pada Reza Qiao, "Bagaimana kamu mengenal Kak He?"
"Seorang teman memperkenalkannya."
"Dia memperlakukanmu seperti adiknya sendiri, tampaknya kalian punya hubungan yang baik."
"Yah, cukup nyambung ngobrol dengannya, Kak He dapat mengerjakan sesuatu dengan cekatan, dan memiliki hati yang baik."
"Menurutku dia menawan, ramah kepada orang lain, tapi dia tampaknya memiliki keganasan di matanya."
Reza Qiao tersenyum, Rini Liu sangat akurat dalam melihat orang, lumayan, Berty He terkadang mengeluarkan keganasannya. Orang yang hidup di jalan, memiliki keganasan sangatlah normal, pekerjaannya yang mempengaruhinya.
Lalu Rini Liu berkata, “Sebenarnya wanita yang sedikit liar tidaklah buruk, akan tampak lebih menawan.”
“Bos, sebenarnya, kamu juga agak liar.”
“Aku liar di mana?”
“Liar di tempat kerja, kamu berani mengatakan kamu tidak memiliki ambisi di tempat kerja?”
Rini Liu memikirkannya, Di balik penampilannya yang lembut, Rini Liu sebenarnya memiliki ambisi yang besar, yang merupakan semangat untuk pantang menyerah.
Kemudian Reza Qiao melanjutkan perkataannya: “Sebenarnya tiap orang mempunyai ambisi, ambisi adalah salah satu naluri manusia, kebanyakan ambisi manusia tertutupi oleh kenyataan, tetapi ketika tiba waktu yang tepat, Ia akan muncul.”
“Analisamu cukup masuk akal, tidak kelihatan, ternyata ada sesuatu di pikiranmu. “
“Bos, meskipun aku tidak banyak membaca, namun aku baik dalam pengamatan, terutama setelah mengikutimu. Aku tidak sadar aku banyak terpengaruhi olehmu dan belajar banyak darimu.”
Kata-kata Reza Qiao bagi Rini Liu sangatlah berguna: “Sebenarnya. Aku juga selalu belajar, kamu hebat dalam pengamatan. Ini bagus, aku akan mencarikan beberapa buku untukmu, memperkaya otakmu. “
“Buku apa yang akan kamu berikan padaku?”
“Yang penting bukan novel vulgar.”
“Maksudku, jangan mengirim buku yang isinya mendalam, atau aku tidak akan memahaminya.”
“Jika kamu tidak mengerti, kamu bisa bertanya padaku.”
“Kamu begitu sibuk, tidak enak mengganggumu.”
“Hei, jangan sungkan.”
“Bukan sungkan, begitu banyak yang harus diurusi, Kamu sibuk sepanjang hari, bekerja dengan keras, kamu telah kehilangan berat badan baru-baru ini, aku merasa sedih.”
Hati Rini Liu panas, anak ini sangat perhatian hari ini.
“Sebenarnya kamu menjemput antar aku kerja setiap hari, dan Anda juga bertanggung jawab terhadap keamanan kelompok, yang juga sangat berat juga.”
“Apakah bos mencintaiku?”
Rini Liu berhenti sejenak, segera mengguncang kepalanya.
“Aku mencintaimu, kenapa kamu tidak mencintaiku?” Reza Qiao sangat cemas.
“Mengapa aku harus mencintaimu?”
“Karena aku bukan hanya karyawanmu, tapi juga pacarmu, tadi Kak He memujimu atas kebaikanmu padaku, mengapa kamu begini?”
“Itu kemauanmu, aku tidak menyuruhmu memuji.”
“Huh, Jika kamu tidak peduli dengan orang lain, kamu akan lelah.”
“Kerja sedikit saja kamu sudah lelah setengah mati? Jangan berlebihan.” Rini Liu memutar matanya.
“Tidak berlebihan juga boleh, asal kamu mencintaiku.”
“Tidak.”
“Katakan sekali lagi?”
“Aku tidak mau.”
“Kamu sangat tidak patuh.” Reza Qiao mengeluh.
“Aku memang tidak patuh.” Rini Liu sedikit bangga.
“Jika kamu tidak, aku akan memukul bokongmu.”
“Berani kamu begitu, aku akan menyuruh kakakku memukulmu.”
“Jangan menakutiku dengan memanggil kakakkmu.”
“Aku akan menyuruhnya.” Kata Rini Liu lebih bangga, Sekarang satu-satunya senjata ajaib yang bisa menakuti Reza Qiao adalah Albert Han.
“Sebenarnya saudaramu tidak akan memukulku, dia sangat baik denganku sekarang.” Kata Reza Qiao juga dengan bangga.
Perkataan ini Rini Liu juga percaya, Jika tidak mengapa Albert Han tidak akan setuju untuk mengubah sopirnya.
“Bagaimana kamu bisa dekat dengan kakakku?” Tanya Rini Liu bingung.
“Sifat kami mirip.”
Mata Rini Liu berkedip-kedip, mungkin perkataannya ini benar, Reza Qiao sangat pandai berbicara, dapat mengerjakan segala hal dengan lancar, Dia memiliki karakter yang sama dengan Albert Han.
“Kakakmu sangat menyukaimu, bukan?” Kata Reza Qiao.
“Ya.”
“Aku tidak berbicara tentang sukanya antar saudara.”
Rini Liu menghela napas.
“Apakah kamu bingung?”
“Ya, ibu tiriku bersikeras untuk membuatku menikah dengannya.” Rini Liu mengatakannya pelan.
“Jika ibu dan kakakmu benar-benar mencintaimu, kamu tidak seharusnya dipaksa melakukan apapun yamg melawan kehendak hatimu.”
“Mereka benar-benar mencintaiku. Aku bisa membayar mereka dengan cara apapun, tapi membiarkan aku untuk….aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa…”
“Ibumu angkatmu memaksamu, kakakmu tidak kan?”
“Tidak.”
“Itu bagus.”
“Bagus kenapa?”
Reza Qiao tidak menjawab, sebuah senyuman muncul di sudut mulutnya.
Sementara itu, Rini Liu mengubah topik: “Reza Qiao, Kamu baru saja bilang bahwa buku itu terlalu dalam untuk dipahami, jadi buku macam apa yang bisa kamu baca?”
“Buku yang tidak mendalam.”
“Buku dongeng tidak mendalam, apa kamu ingin membacanya?”
“Yah, aku suka membaca buku dongeng, Aku akan kembali dan membuat daftar untukmu, Nezha membuat masalah di laut, Cucurbita, Garfield… “ Kata Reza Qiao penuh semangat.
Rini Liu menggelengkan kepalanya, Dia tidak bisa mengajari anak kecil, ini terlalu kekanak-kanakan. Orang sebesar itu masih membaca buku anak.
Sebenarnya aku ingin memberinya beberapa buku tentang manajemen, Tampaknya tidak perlu.
Kemudian Reza Qiao memberhentikan mobilnya.
Sekali lihat, Kakek Gedy bersandar di sudut tembok, memegang botol anggur, dan meminumnya.
Reza Qiao dan Rini Liu keluar dari mobil dan berjalan ke arahnya.
“Kakak besar, tidak enak minum anggur sendiri.”
Rini Liu berhenti sejenak, eh, sejak kapan Reza Qiao dan Kakek Gedy menjadi teman baik.
Kakek Gedy tertawa pada Rini Liu dan Reza Qiao.
“Beri aku seteguk?” Reza Qiao mengulur tangannya.
“Tidak boleh.” Kakek Gedy menyembunyikan anggur kepelukannya.
“Sangat galak.”
“Kakek Gedy, sudah makan belum?” Tanya Rini Liu
Kakek Gedy mengangguk: “Nyonya Liu, Reza Qiao selalu mengambil minumanku, awasi dia untukku.”
Rini Liu tersenyum: “Dua orang ini menarik.”
“Kakek Gedy, jika dia berani mencuri anggurmu, kamu pukul saja dia.”
“Aku tidak bisa memukulnya.” Jenggot Kakek Gedy naik turun.
“Lalu aku akan memukulnya untukmu, pukulnya di mana?“
“Bokong.”
“Hm, pukul bagian itu ya…”
Rini Liu sedikit malu.
Reza Qiao berbalik dan berkata: “Nona Liu, pukul saja.”
Rini Liu mengambil tongkat Kakek Gedy, lalu memukul bokongnya.
"Ah, sakit sekali." Reza Qiao melompat dengan berlebihan.
Kakek Gedy mulai senang.
Reza Qiao menggosok bokongnya, dan berlutut di depan Kakek Gedy: "Kak, apakah kamu suka minum anggur merah?"
"Suka."
Reza Qiao berdiri, membuka bagasi, mengambil dua botol anggur merah dan menempatkannya di depan Kakek Gedy: "Untukmu."
"Reza kecil, demi anggur merah, aku tidak akan membiarkan Nona Liu memukulmu lagi."
"Kak, sebenarnya anggur ini milik Nona Liu. Aku membantunya untuk berbuat baik."
"Pada akhirnya Nona Liu lah yang terbaik." Kakek Gedy mengangguk pada Rini Liu.
Rini Liu menahan tawanya: "Jika suka minum, Aku akan sering membelikannya untukmu."
"Nona Liu adalah orang yang baik, dan orang yang baik akan dibalas perbuatan baik juga."
"Reza kecil juga orang yang baik, dan akan mendapatkan balasan yang baik." Kata Reza Qiao.
Kakek Gedy tertawa: "Reza kecil adalah penjahat besar."
Rini Liu menepuk-nepuk bahu Kakek Gedy: "Orang tua berkata benar, Reza kecil adalah penjahat besar."
"Kalian bergabung hanya untuk menggangguku, aku tidak mau bermain dengan kalian lagi." Reza Qiao berdiri.
Rini Liu juga berdiri: "Kakek Gedy, kita harus pergi."
Saat ini juga, di toko seberang jalan, Larry Zhao melihat melalui jendela kaca.
Setelah mengelilingi setengah Kota Qing, akhirnya dia menemukan Kakek Gedy.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyMy Cute Wife
DessyYou're My Savior
Shella NaviSang Pendosa
DoniSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBeautiful Love
Stefen LeeLove Is A War Zone
Qing QingAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan