Asisten Bos Cantik - Bab 133 Siasat Seorang Wanita
“Untukmu.” Reza Qiao membungkus kartu dengan sepotong kain dan melemparkannya ke perahu lawannya.
Kartu ini tidak diperlukan lagi, pulang nanti buat 1 yang baru sudah cukup.
Bos kecil itu menangkap kain itu dan mengeluarkan kartunya: "Beri tahu aku kodenya."
Reza Qiao segera memberitahunya.
Bos Kecil berkata kepada bawahannya: "Periksa saldonya."
Bawahan mengambil alatnya dan memasukkan kartu, memasukkan kata sandi, dan seketika kaget: "Bos, didalam kartu hanya ada lebih dari 1 Juta RMB (Rp 2M), mana ada 200 Juta RMB (Rp 400M)."
Bos Kecil itu sangat marah: " Reza Qiao, kamu berani mempermainkanku, dimana 200 Juta RMB itu?"
Reza Qiao tertawa: "Bodoh, dengan susah payah aku memenangkan uang itu, bagaimana bisa dengan mudah memberikannya kepadamu, 1 Juta RMB tidak sedikit, kamu bersyukurlah."
"1 Juta RMB terlalu sedikit, aku ingin 200 Juta RMB."
"Tidak akan."
"Katakan sekali lagi?"
"Tidak akan kuberikan."
"Percaya atau tidak aku akan mengirimmu ke alam baka sekarang."
"Tidak percaya."
“Jika tidak percaya aku akan membiarkanmu melihatnya.” Bos kecil membuka tasnya dan mengambil remot kontrol.
Wajah Balck Rose menjadi pucat, dirinya yang memasukkan remot kontrol itu ke dalam tas, asalkan Bos Kecil itu mengeluarkan remot kontrol dan menekannya dengan pelan, dirinya dan Reza Qiao akan hancur berkeping-keping.
“Saudara sekalian, coba lihat ini apa?” Reza Qiao menggoyangkan tangannya.
Bos kecil itu melihatnya, Reza Qiao sedang memegang remot kontrol di tangannya.
Ah, kenapa remot kontrol itu ada di tangan anak ini? Kepala bos kecil pusing, membuka tas dan meraba-raba, tapi remot kontrolnya tidak ada.
Black Rose terkejut, remot kontrol jelas ada di dalam tas, bagaimana bisa sampai ke tangan Reza Qiao?
Ya, pasti ketika Reza Qiao berkata bahwa dia takut dan sembarangan menyentuhnya, lalu mengambil kesempatan untuk mengambil remot kontrol.
Sangat lega, remot kontrol lebih baik di tangan Reza Qiao dari pada di tangan mereka.
Reza Qiao menggelengkan kepalanya dan memandang Bos Kecil itu: "Apa benda ini benar-benar bisa mengendalikan bom?"
"Iya."
"Tidak percaya."
"Jika tidak percaya silahkan cobalah, kamu hanya perlu menekannya dengan pelan, dijamin akan meledak."
"Reza Qiao memandang Black Rose:" Cantik, mau tidak kita mencobanya? " "
“Jangan coba-coba, begitu mencobanya kita akan terbang ke langit.” Black Rose buru-buru menghentikannya.
Bos Kecil itu berkata: " Reza Qiao, aku sarankan kamu untuk mencobanya, ini sangat menyenangkan."
Reza Qiao tersenyum dan berkata, "Kamu sangat jahat, ingin aku meledakkan diriku sendiri."
Wajah Bos Kecil itu berubah: "Jika kamu tidak mencobanya maka aku akan menggunakan senjata AK 47 untuk melenyapkan kalian."
“Membiarkan senjata membuat lubang diseluruh tubuh, jelek sekali, lebih baik aku meledakkan diriku sendiri.” Reza Qiao mendesah.
“Aku kira begitu.” Bos Kecil itu tertawa.
"Apakah kekuatan bom ini sangat besar?"
"Kamu akan tahu jika kamu mencobanya?"
“Apakah ini bom yang kamu bicarakan?” Reza Qiao tiba-tiba menambahkan sesuatu ke tangannya yang lain.
Bos Kecil itu melihat lebih dekat, hei, itu benar-benar bomnya.
Black Rose kaget, kapan Reza Qiao menemukan bom itu, ternyata itu sudah ada di tangannya.
“Cepat lempar bom itu ke laut.” kata Black Rose dengan cemas.
"Kenapa harus membuangnya ke laut? Aku ingin mencoba kekuatan benda ini."
Black Rose pusing, apakah Reza Qiao sudah gila, bom ada di tangannya, dan dia ingin menguji kekuatannya, Ini bukan petasan.
Melihat Reza Qiao bermain-main dengan bom, Bos Kecil itu tiba-tiba merasa tidak enak dan segera memerintahkan anak buahnya: "Cepat mengemudi, dan menjauh dari mereka."
Orang-orang itu setuju lalu pergi ke kemudi, dan speedboat mulai menjauh.
“Hei, jangan pergi, aku belum mencoba kekuatannya.” kata Reza Qiao.
Bos Kecil itu tersenyum dingin, memerintahkan anak buahnya: "Tembak mereka sampai mati."
Begitu suara Bos Kecil itu terdengar, Reza Qiao melemparkan bom ke perahu mereka: "Coba dulu apakah kekuatannya besar atau tidak."
Bos Kecil itu panik: "Cepat lompat dari kapal ..."
Para anak buah itu menjatuhkan senjata AK 47 dan hendak melompat ke laut.
Sebelum sempat melompat ke air, Reza Qiao dengan pelan menekan tombol remot kontrol——
"Boomm--"
Sebuah ledakan besar terjadi, speedboat hancur berkeping-keping, darah dan daging orang di dalamnya terbang ke mana-mana, dan speedboat tenggelam ke laut setelah beberapa saat.
Laut menjadi tenang, Reza Qiao mengangguk: "Ya, kekuatannya tidak kecil."
Black Rose sangat terkejut, juga sangat bersyukur, hidupnya telah diselamatkan, untungnya tidak naik ke kapal Bos Kecil itu, jika tidak akan meledak bersama mereka.
Meskipun Reza Qiao cerdik, tapi dia belum melihat identitasnya, keberuntungnya lumayan bagus, rencana pertama gagal, masih ada rencana kedua untuk membunuh Reza Qiao .
Reza Qiao tersenyum pada Black Rose: "Kak Rose, apakah kamu benar-benar bukan salah satu dari mereka?"
Black Rose dengan raut wajah sedih: "Kakak kecil apa aku terlihat seperti orang jahat?"
Reza Qiao menggelengkan kepalanya: "Tidak, untungnya aku sangat pintar, kalau tidak maka benar-benar akan mengira kamu salah satu dari mereka."
Black Rose berkata dengan pujian, "Kakak menyukaimu, bagaimana bisa menyakitimu."
Reza Qiao tertawa: "Aku sangat senang kakak berkata begitu, orang yang ingin menyakitiku semuanya tidak akan berakhir dengan baik, Kak Rose harus mengingat apa yang aku katakan."
Reza Qiao ingin memberikan kesempatan pada Black Rose untuk hidup sekali lagi, wanita cantik seperti itu, akan disayangkan jika meninggal.
Sayang sekali kata-kata Reza Qiao, tidak didengar oleh Black Rose sama sekali, dia sedang berpikir tentang bagaimana menerapkan rencana kedua.
Membunuh Reza Qiao adalah tugas yang harus diselesaikan Black Rose
Black Rose bukan hanya seorang eksekutif manajemen penting dari Geng Liuhe, tetapi juga kekasih Hero Cao, dia telah mengikuti Hero Cao selama bertahun-tahun, dan telah setia kepada Hero Cao, telah mendapat kepercayaan Hero Cao, jika tidak Hero Cao tidak akan memberinya tugas yang begitu penting.
Reza Qiao, kali ini anggap kamu beruntung, ketika kembali ke daratan, aku pasti akan membunuhmu. Black Rose berpikir keras.
Tapi yang harus dilakukan sekarang bukanlah bagaimana cara membunuh Reza Qiao, tetapi bagaimana cara kembali ke daratan.
Berdasarkan keahlian dirinya, tentu saja tidak bisa membunuh Reza Qiao, tapi siasat seorang wanita tidak dapat dilakukan oleh seorang pria.
“Kakak kecil, bagaimana kita akan kembali ke daratan?” Black Rose mengerutkan kening.
"Tidak apa-apa, aku sudah membuat janji dengan temanku, jika dalam waktu tertentu tidak dapat menerima sinyalku, datanglah ke laut lepas untuk menemukanku." Reza Qiao melihat waktu itu, "Dalam 10 menit lagi, temanku harusnya sudah sampai disini."
Black Rose merasa lega, dan tersenyum lagi: " Kakak kecil membuat pengaturan seperti itu, mungkinkah sebelum berangkat merasa sesuatu yang tidak terduga dapat terjadi?"
Reza Qiao melirik Black Rose: "Mendengar kata ini, sepertinya kamu memang ingin menyakitiku."
“Bukan itu maksudku.” kelopak mata Black Rose bergerak-gerak.
Reza Qiao berbaring di atas kapal, dengan menyilangkan kaki, dan berkata dengan santai: "Meskipun aku percaya si cantik Rose, tapi khawatir orang lain akan menyakiti kita, jadi aku mengatur seperti itu."
Black Rose memuji: "Kakak kecil sangat bijaksana, kagum."
"Kakak cantik hanya mengagumi, apa tidak takut?"
Black Rose terkejut, lalu tertawa lagi: "Mengapa aku harus takut?"
"Karena setiap orang yang ingin menyakitiku, semuanya takut padaku."
"Mengapa?"
“Karena sebelum mereka membunuhku, mereka sudah mati lebih dulu.” Reza Qiao tersenyum sabar dan sambil memikirkannya.
Ada rasa dingin di hati Black Rose, tapi dia tetap berusaha tersenyum: "Tentu saja aku tidak takut pada Kakak kecil, karena aku tidak bermaksud menyakitimu, hanya sangat menyukaimu."
"Suka tidak bisa hanya diucapkan, harus melihat dari tindakan yang sebenarnya."
“Tindakan seperti apa yang ingin Kakak kecil lihat?” kata Black Rose dengan menggoda.
Reza Qiao meraih tangan Black Rose, mengelusnya dengan lembut: "Wanita cantik dapat melakukan banyak hal dengan tangan ini."
Black Rose terkekeh pelan: "Kakak kecil sangat jahat, apakah ingin membuat aku membuai kamu sekarang?"
Black Rose punya rencana, jika Reza Qiao benar-benar ingin melakukan ini, maka dia akan mengambil kesempatan untuk mengambil dua telurnya, dan mencubitnya sampai mati. Itu adalah tempat paling mematikan bagi seorang pria, selama dia mencubit titik mati ini, walaupun kemampuan Reza Qiao bagus juga pasti akan tidak berdaya.
Jika begini bisa membunuh Reza Qiao, tunggu temannya datang, baru mencari cara untuk membunuh temannya, bukankah misi perjalanannya akan berhasil diselesaikan.
Black Rose mengedipkan mata pada Reza Qiao dengan ragu, dan menggodanya untuk mengambil umpan terlebih dahulu.
Reza Qiao duduk dan tersenyum: "Sebenarnya aku suka melihat."
“Suka melihat apa?” Black Rose belum menyadarinya.
“Suka melihat kamu melakukannya sendiri, ayolah, tunjukkan padaku.” Reza Qiao tersenyum.
Black Rose pusing, brengsek, bocah ini ingin dirinya menunjukkan padanya, ini mesum.
Bagaimana ini bisa terjadi?
“Kenapa, Kakak tidak senang? tidak senang berarti kamu tidak menyukaiku.” Reza Qiao mengerutkan kening.
Black Rose berada dalam dilema, tesipu malu: "Tapi, aku sangat pemalu ..."
"Malu apanya, hanya ada kamu dan aku di sini, orang lain tidak bisa lihat, ayo, cepat."
Black Rose tidak mundur, tampaknya ide tadi tidak dapat terwujud, agar Reza Qiao benar-benar masuk ke dalam perangkapnya, dia harus menunjukkannya kepadanya, dan tidak merelakan hal kecil bagaimana bisa mendapat hal yang besar.
Dengan malu-malu menurunkan tangan ...
Berbaring, lepaskan.” Reza Qiao menyeringai dan menyalakan senter ponsel, dan menggerakkan kepalanya.
"Apakah kamu masih ingin melihat?"
"Em, menarik untuk dilihat."
Black Rose sangat dendam, brengsek, memuaskan si mesum ini terlebh dahulu, tunggu sampai didaratan baru melakukan rencana kedua.
Baru saja akan mengikuti permintaan Reza Qiao, terdengar suara motor, dan speedboat datang.
"Ai, temanku sudah sampai, sayang sekali" kata Reza Qiao dengan menyesal.
Black Rose buru-buru memakai celananya, dan menghela nafas lega, untuk beberapa alasan, dia merasa sedikit tersesat.
Sebenarnya tawaran Reza Qiao barusan terasa sangat menarik.
Speedboat mendekat, dan Berty He ada di speedboat.
“Lady akhirnya datang, jika tidak kita akan pergi ke laut untuk memberi makan ikan.” Reza Qiao tersenyum.
Berty He mengatupkan mulutnya dan tersenyum: "Adik kecil, apakah bersama dengan wanita cantik di laut menarik?"
"Baru saja mau mulai menarik kamu sudah datang."
"Sepertinya aku datang tidak pada waktunya."
"Hei, hanya bisa berkata bahwa aku tidak memiliki berkah seperti ini."
"Apa yang terjadi dengan kapal kalian?"
“Tidak ada minyak.” kata Black Rose saat ini.
Berty He memandang Black Rose dan mendengus: "Melaut tidak menghitung jumlah bahan bakar untuk perjalanan pulang, sepertinya kalian sangat bersenang-senang."
Black Rose tidak mengatakan apa-apa, dan mengikuti Reza Qiao ke speedboat Berty He.
“Apakah pergi ke laut kali ini berjalan dengan lancar?” Berty He bertanya sambil mengemudi.
“Secara umum berjalan dengan baik, tetapi mengalami sedikit masalah,” kata Reza Qiao.
"Apa masalahnya?"
"Kami kehabisan minyak di laut lepas, saat ini, sebuah kapal bajak laut datang dan ingin merampok uang dan tubuh, aku sudah memberikan kartu ATM padanya tetapi tetap kurang, masih harus menghina Rose cantik, aku Reza Qiao adalah pelindung bunga, para bajak laut itu tidak senonoh, jadi aku hentikan mereka ... "
Black Rose memutar matanya, brengsek, jelas kamu akan memberikanku kepada Bos Kecil, kok kamu sekarang menjadi pelindung bunga.
Berty He tersenyum: "Lalu bagaimana?"
"Kemudian bajak laut itu marah dan melemparkan bom untuk membunuhku dan Rose cantik, aku bereaksi dengan cepat, mengambil bom itu dan melemparkannya kembali, kemudian bom itu meledak, dan pulau serta kapalnya terkubur di dasar laut."
Berty He terkejut dan menatap Reza Qiao: "Apakah benar-benar ada bom?"
Berty He tahu bahwa kata-kata Reza Qiao bisa benar dan salah, dan yang paling dia pedulikan adalah apakah ada bom.
Reza Qiao mengangguk dengan tenang.
Berty He memahami sesuatu dan melirik Black Rose.
Benar, seperti yang dikatakan Reza Qiao pada dirinya sebelumnya, Black Rose memiliki rencana lain untuk memancing Reza Qiao keluar dari laut, wanita jalang ini, benar-benar ingin melemparkannya ke laut sekarang.
"Apakah para bajak laut itu sudah mati?"
Reza Qiao mengangguk: "Sebenarnya, aku tidak ingin mereka mati, tetapi mereka ingin membunuhku, Lady tahu. aku tidak pernah berbelas kasihan kepada mereka yang ingin membunuhku."
Berty He tersenyum: "Kamu tidak berbelas kasihan kepada pria, bagaimana dengan wanita?"
"Aku lebih mengasihani wanita, dan aku akan memberi mereka kesempatan untuk berubah. Tentu saja, jika tetap tidak bisa mengerti, aku tidak akan sungkan."
"Kadang-kadang wanita menjadi lebih beracun daripada pria." Berty He menatap Black Rose, "Saudara kecil, bukankah begitu?"
Black Rose tertawa datar: "Ya, ya."
Berty He memandang Reza Qiao lagi: "Jika Adik kecil bertemu dengan wanita seperti ini, jangan ada belas kasihan."
Reza Qiao dengan patuh berkata: "Semuanya dengar kata-kata Lady ..."
Mendengarkan percakapan antara Reza Qiao dan Berty He, Black Rose diam-diam mencibir, wanita di sebelah Reza Qiao terlalu berbahaya, setelah membunuh Reza Qiao, tidak bisa membiarkannya tetap hidup.
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaMy Perfect Lady
AliciaMeet By Chance
Lena TanTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelYour Ignorance
YayaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan