Asisten Bos Cantik - Bab 69 Rela Melakukan Apapun
"Kalau begitu sekarang saudara Han ada jejak apa?" kata Reza Qiao.
Gunawan Zheng barusan menggeleng kepala, dan berkata lagi: "Namun kak Han terus diam-diam melacak."
"Harus dilacak, jika tidak Erlando Han mati dengan tidak jelas."
"Kak Han berjanji, rela melakukan apapun juga harus mencari tahu penyebab kematian ayah kandungnya."
"Rela melakukan apapun?"
"Benar."
Albert Han balik badan dan berjalan kemari.
"Saudara Han." Reza Qiao menyapa.
Albert Han mengangguk kepala ke Reza Qiao: "Hari ini Saudara Qiao sangat santai."
"Iya, Direktur Liu pulang ke rumah ibu, aku tidak ada kerjaan."
"Oh, aku juga sudah harus menyisakan waktu pulang ke rumah." Albert Han mengangguk kepala, "Beberapa hari lalu kediaman Feng terjadi kasus peledakkan, bagaimana menurut saudara Qiao?"
"Tidak menutupinya dari saudara Han, aku yang meledakkan mobil Hardy Feng." kata Reza Qiao.
Albert Han dan Gunawan Zheng saling menatap, dan kembali melihat Reza Qiao: "Tidak tahu saudara Qiao karena alasan apa?"
"Karena bom itu awalnya dipasang di bawah mobil BMW ini, aku menemukannya, sehingga melepaskannya dan memasangnya di bawah mobil Hardy Feng."
Wajah Albert Han terlihat marah: "Hardy Feng sangat kejam, akan aku ingat hutang ini."
"Hardy Feng memindahkan batu dan kena kakinya sendiri, dan segera ingin membereskan masalah ini, namun tidak begitu mudah." kata Reza Qiao dengan tenang.
"Maksud saudara Qiao......"
"Bahan peledak yang dia gunakan untuk membuat bom itu berasal dari pertambangan milik perusahaan Feng, dia begitu cepat ingin membereskan masalah ini, aku merasa ini sedikit aneh."
"Apa yang aneh?"
"Pelan-pelan akan ketahuan." Reza Qiao tertawa.
"Saudara Qiao sedang mencari tahu masalah ini?"
"Benar."
"Jika perlu bantuan dari aku geng Dongzheng, silahkan saudara Qiao memberitahu."
"Terima kasih banyak saudara Han."
Di saat ini Gunawan Zheng berkata: "Saudara Qiao, kita akhir-akhir ini akan bergerak, jadi aku beritahu kamu dulu."
"Geng Dongzheng akan melakukan gerakan tidak perlu melapor kepadaku."
"Utamanya geng Qingtian, mencegah agar tidak ada salah paham."
"Baik, aku sudah tahu."
Reza Qiao tahu geng Dongzheng akan mendapatkan kembali kekuasaan daerah yang hilang, ini adalah hal yang akan terjadi cepat atau lambat."
"Saudara Han, saudara Zheng, aku pikir kalian akan duluan mengambil bagian pusat geng kepala harimau."
Albert Han dan Gunawan Zheng kaget.
"Bagaimana saudara Qiao bisa tahu?"
"Sangat gampang, tadi kamu bilang menghindari salah paham dengan geng Qingtian, daerah kekuasaan geng Qingtian hanya dibatasi kota tua, tapi bertetangga dengan pusat geng kepala harimau, jika mungkin terjadi salah paham, hanya bisa di daerah ini. Lagipula, geng Dongzheng ingin bangkit kembali, pastinya pertama harus memiliki daerah basis dulu, daerah pusat geng kepala harimau adalah yang paling bagus, setelah mendapatkannya dan bisa masuk untuk menyerang yang lain, namun jika gagal ada geng Qingtian yang bisa diandalkan, ini semua adalah titik penyerangan terbaik."
Albert Han dan Gunawan Zheng mengangguk kepala, analisis Reza Qiao sama persis dengan mereka.
Reza Qiao tidak hanya bela diri bagus, juga sangat pintar.
Albert Han dan Gunawan Zheng baru naik mobil pergi, Reza Qiao pergi ke sarang tua geng Qingtian.
Beni Ouyang sedang duduk dan tertidur di kursi Bos, melihat Reza Qiao datang, segera turun.
"Tuan Reza sudah datang."
Reza Qiao menyuruh yang lain pergi: "Beni, di bar Tianhu ada pegawai kecil Flathead, tahu tidak?"
"Tahu, dia adalah manager di bar, orang yang diutus geng kepala harimau untuk mengurus bar."
"Mulai dari sekarang, utus orang untuk memata-matai anak ini."
Kemarin malam memukul pingsan Flathead dan 4 satpam, Flathead pasti akan melaporkannya ke atasan.
Si Gigi Kuning sudah meninggal, Flathead pasti akan diam dulu, setidaknya tidak akan dengan berani dan terang-terangan menjual barang tersebut di bar Tianhu."
Tapi cepat lambat mereka akan tetap melanjutkannya, lagipula keuntungan barang itu sangat besar.
Kematian si Gigi Kuning, jelas-jelas ada orang yang ingin menghapus bukti.
Seharusnya ada sebuah jejak yang tidak kelihatan, Six Shen dan si Gigi Kuning hanya penghujung, lebih baik mengikuti jejak ini jalan, mungkin bisa mendapatkan ikan besar."
Reza Qiao meminum seteguk air, dan berkata lagi kepada Beni Ouyang: "Beni, daerah kekuasaan geng Qingtian sekarang tergabung dengan pusat geng kepala harimau, jika mereka tidak mencari masalah, maka jangan mengganggu mereka."
"Jika mereka berinisiatif mengganggu kita?"
"Kalau begitu bunuh dia."
"Tuan Reza, Kimi Cao sedang memburu kita, kita di saat bersamaan melawan dua geng." Beni Ouyang meringis.
"Kekuatan utama geng Qingtian sekarang fokus di Kimi Cao, dengan begini bisa bertahan dan melakukan serangan balik, tidak melewati batas."
"Mengapa tidak melewati batas?"
"Karena daerah itu sebenarnya bukan milik geng Qingtian, juga bukan milik geng kepala harimau."
"Kalau begitu punya siapa?"
"Milik geng Dongzheng."
"Maksud Tuan Reza......"
"Hehe, segera akan menayangkan sebuah film bagus, di saat yang tepat, kita bisa menjadi pemeran pembantu untuk bermain."
"Maksud Tuan Reza adalah ingin menyerang kota tua?" mata Beni Ouyang bersinar.
"Beni bodoh, kamu tidak mengerti maksudku, kota tua belum sepenuhnya diselesaikan, serang kepalamu?" Reza Qiao memukuli kepala Beni Ouyang.
"Aku sungguh tidak mengerti maksud Tuan Reza." Beni Ouyang tertawa.
"Tidak apa tidak mengerti, sampai saat itu dengar arahanku saja......"
Setelah keluar dari geng Qingtian, Reza Qiao mendapat telepon dari Tina Jiang.
"Tuan muda Qiao, sekarang ada di mana?"
"Lapor Nyonya muda, Tuan muda Qiao ada di kota tua."
"Tidak boleh panggil aku Nyonya muda."
"Kamu panggil aku Tuan muda, tentu aku panggil kamu Nyonya muda, ada perintah apa Nyonya muda mencari Tuan muda?"
Tina Jiang tak berdaya menghadapi Reza Qiao, anak ini mengambil kesempatan dalam kesempitan, ya sudah, tidak memperhitungkan dengannya.
"Sekarang kamu datang ke kantor polisi jemput aku."
"Baik, segera ke sana." Reza Qiao menutup telepon.
Tina Jiang sedikit kaget, anak ini biasanya selalu penasaran, kali ini mengapa tidak bertanya mengapa menyuruh dia untuk menjemputnya?
20 menit kemudian Reza Qiao sampai di kantor polisi, Tina Jiang memakai baju santai berdiri di depan pintu menunggunya.
Tina Jiang naik ke mobil: "Pergi ke daerah barat gunung."
Keluar kota dan masuk ke daerah barat Gunung, pemandangan di sini sangat biasa, ada beberapa tambang di sekitar.
"Tina, beberapa tambang ini milik siapa?"
"2 tahun lalu Hardy Feng merebutnya dari tangan geng Dongzheng."
"Geng Dongzheng?"
"Benar, 2 tahun lalu geng Dongzheng sangat aktif di kota Qing, kemudian Bos mereka, Albert Han masuk penjara dan bangkrut, kemudian beberapa tambang ini pun diambil Hardy Feng di kesempatan ini."
"Kamu kenal dengan Albert Han?"
"Tahu orang ini, tapi tidak pernah bertemu dengannya."
"Apakah Rini mengenal Albert Han?"
"Bagaimana mungkin Rini bisa mengenal orang geng?" Tina Jiang menggeleng-geleng kepala.
Reza Qiao mengangguk kepala, walau Tina Jiang adalah teman baik Rini Liu, juga tidak tahu hubungan Rini Liu dan Albert Han.
"Dengar-dengar akhir ini Albert Han telah keluar?"
"Dengar dari siapa?"
"Orang di dunia geng yang bilang."
"Bagaimana kamu bisa mengenal orang dunia geng?"
"Aku tidak ada kerjaan dan mencari kerjaan lain, dan mengenal beberapa preman kecil, mereka mengobrol dan membicarakannya."
Tina Jiang mengangguk kepala: "Albert Han baru dikeluarkan, orang ini di geng kota Qing lumayan terkenal."
"Terkenal seperti apa?"
"Dengar-dengar orang ini melakukan masalah dengan dermawan dan saleh, orang di geng Dongzheng sangat setia terhadapnya."
Pekerjaan seperti Tina Jiang, orang seperti apapun pernah ditemuinya, tidak heran dia mengetahui hal ini.
Mobil sampai di depan pintu tambang, Tina Jiang menyuruh Reza Qiao berhenti, berdua turun dari mobil.
"Kamu bilang Albert Han akan merebutnya kembali?"
"Jika menjadi kamu, apakah kamu rela?"
"Betul juga, tapi kekuatan Hardy Feng sangat besar, Albert Han ingin merebutnya kembali takutnya tidak mudah."
"Sehingga aku perkirakan di sini mungkin akan hujan darah lagi." kata Tina Jiang khawatir.
"Kamu hari ini bawa aku kemari, hanya demi melihat hujan darah yang akan terjadi?"
"Tentu bukan, kamu sudah menyadarinya belum, mobil besar dan pekerja tambang yang keluar masuk di dalam tambang sangat sedikit."
"Ini membuktikan apa?"
"Membuktikan produksi di pertambangan ini tidak makmur."
"Mengapa tidak makmur?"
"Harga biji besi tahun ini menurun drastis, tentu mereka kurangi produksi."
"Apa hubungan kurangi produksi dengan kita?"
"Kurangi produksi tidak perlu memakai begitu banyak peledak untuk membuka tambang." kata Tina Jiang.
"Maksud kamu adalah......"
"Naik ke mobil dulu dan lihat tambang yang lain."
Reza Qiao membawa mobil menuju gunung, melewati beberapa tambang, semua terlihat sepi.
"Kelihatannya Hardy Feng mengurangi produksi tambang." kata Reza Qiao.
Betul, sejak tahun lalu terus mengurangi jumlah produksi, tapi jumlah peledak yang mereka beli malah tidak berkurang, seperti jumlah tahun lalu."
"Apa artinya ini?"
"Menyatakan mereka pasti menyimpan banyak bahan peledak, peledak yang meledak di kediaman Feng hari itu, berasal dari tambang sini." Tina Jiang menunjuk-nunjuk depan.
"Peledak yang tersisa?"
"Katanya sudah digunakan untuk membuka tambang, tapi hasil yang diam-diam kucari adalah selama 2 bulan terakhir ini mereka tidak pernah meledakkan tambang, sedangkan peledak tersebut dibeli sebulan yang lalu, dari sini bisa tahu bahwa Hardy Feng sedang berbohong, peledak tersebut sama sekali bukan digunakan untuk membuka tambang, tapi mengapa Hardy Feng berbohong? Ke mana perginya bahan peledak tersebut? Ini adalah hal yang paling aku bingungkan."
"Tidak hanya peledak ini, mungkin bahan peledak yang lain juga bermasalah."
"Iya, Hardy Feng menyimpan begitu banyak peledak untuk apa?" Tina Jiang mengerutkan alisnya.
"Kamu bawa aku ke dalam gunung, hanya untuk membicarakan ini?"
"Benar, ingin kamu lihat beberapa tambang ini, kemudian bersama kita menganalisisnya."
Hari itu waktu Reza Qiao membicarakan masalah ini, Tina Jiang merasa pandangan dan pendapatnya masuk akal, sehingga baru membawanya kemari, mana tahu anak ini menganalisis keluar sesuatu.
Reza Qiao berpikir: "Sekarang perlu mencari tahu 3 hal, pertama, mengapa Hardy Feng berbohong atas kasus peledakan di kediaman Feng, apakah sedang menutupi sesuatu? Kedua, mengapa Hardy Feng menutupinya? Mengapa menyimpan begitu banyak peledak? Ketiga, peledak yang disimpan Hardy Feng pergi ke mana? Jika masih berada di pertambangan, apa tujuan menyimpannya, jika tidak ada di pertambangan, kalau begitu ada di mana?"
"Lumayan, dianalisis dengan masuk akal."
Tina Jiang sangat puas, benar telah membawanya kemari, anak ini sewaktu serius masih bisa melakukan hal dengan baik.
"Jika atasan menyuruhmu menutup masalah ini, walau kamu begitu banyak pertanyaan, tapi tidak bisa melacaknya secara terang-terangan, jika tidak atasan akan mencurigaimua." lanjut Reza Qiao.
"Betul."
"Kelak kamu harus lebih memperhatikan kerahasiaan, sama sekali tidak boleh membiarkan Hardy Feng mengetahui sedikit pun, jika Hardy Feng mengetahuinya, selain kamu akan dalam bahaya, juga mungkin semuanya akan sia-sia, Hardy Feng akan mengambil tindakan untuk mengelaknya. Sehingga aku sarankan, kelak kamu jangan bergerak sendiri, bisa menggunakan mata-mata untuk melacaknya, jika mendapat informasi baru, kita bisa menganalisisnya bersama."
"Tuan muda Qiao, aku menyadari kamu sedikit pintar." puji Tina Jiang.
"Terima kasih atas pujian Nyonya muda."
"Jangan panggil aku Nyonya muda."
"Kalau begitu panggil kamu Nyonya tua?"
"Sialan......"
Novel Terkait
Hei Gadis jangan Lari
SandrakoRahasia Istriku
MahardikaMy Goddes
Riski saputroUnplanned Marriage
MargeryMenantu Hebat
Alwi GoAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan