Asisten Bos Cantik - Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda

Tina Jiang mengelilingi Rini Liu mengejar Reza Qiao: “Kalau malam ini aku tidak menghajarmu, maka kamu tidak akan tahu betapa hebatnya diriku.”

“Kak Tina sehebat apa? Bisa bertahan berapa lama?” kata Reza Qiao.

“Bertahan hingga aku menangkapmu.”

“Kalau begitu, aku lari semalaman.”

“Aku akan bertahan untuk semalaman.”

“Wah, Kakak polwan cantik memang sangat hebat, bisa bertahan untuk semalaman. Kalau begitu, bukankah aku yang akan kelelahan?”

Milan mendengar makna lain dari kata-kata Reza Qiao dan tidak tahan untuk tertawa.

Tina Jiang juga mulai mengerti maksudnya, lalu melayangkan pukulan ke arah Reza Qiao: “Bajingan, aku akan membunuhmu.”

Reza Qiao mundur selangkah ke belakang Rini Liu: “Bunuhlah aku. Aku tidak ingin hidup lagi. Malam ini jadi hantu penggoda.”

Kepalan tangan Tina yang tepat mengarah ke Rini langsung ditahan.

Rini Liu menggelengkan kepala: “Sudah, jangan berkelahi lagi. Winny Xu masih belum datang. Reza, coba kamu pergi lihat.”

Reza Qiao menyetujuinya dan keluar dari ruangan.

Tina Jiang memelototi Rini: “Rini, untuk apa kamu melindungi bocah ini?”

Rini mengerutkan dahi: “Untuk apa aku melindunginya? Dia sendiri yang bersembunyi di belakangku, lalu apa yang bisa aku lakukan?”

“Hngg, aku lihat dirimu sengaja. Mengapa kamu tidak menghindar? Jangan-jangan kamu sungguh menyukai bocah itu?”

Rini Liu mulai kesal: “Tina, kamu jangan asal berbicara. Bagaimana mungkin aku menyukai bocah itu.”

Nindy saat ini berkata: “Kak Rini, anak itu bahkan menyuruhku untuk memanggilnya Kakak Ipar.”

Rini Liu seketika kesal mendengar ini.

Milan memotong pembicaraan: “Bahkan anak ini bilang aku adalah wanitanya di hadapan orang lain, dasar hantu penggoda.”

“Benar, hantu penggoda, berani saat bertemu dengan wanita, tapi takut saat bertemu dengan penjahat.” Nindy ikut menambahkan.

Tina Jiang melambaikan beberapa pukulan. “Jika anak itu berani mencari masalah dengan kalian, katakan saja kepadaku. Aku akan memberinya pelajaran dengan baik, agar ia mengetahui bahwa wanita tidak boleh asal diganggu.”

“Tina, tapi kamu tidak bisa selalu di samping kita selama dua puluh empat jam. Anak itu itu sangat hebat memilih waktu yang tepat, bisa beraksi kapanpun dan di manapun.” Milan memasang ekspresi kurang enak.

Tina Jiang terdiam: “Kalau begini akan susah diurus.”

Rini Liu melotot kearah Tina Jiang sekilas: “Siapa suruh kamu yang mengajaknya malam ini. Semua salahmu.”

Tina kehabisan kata-kata.

“Kak Tina, mengapa kamu ingin anak itu menghadiri pesta kita?” Nindy sangat tidak mengerti.

“Ini..... aku berpikir sebenarnya cukup baik jika ada orang yang melayani acara makan-makan kita.” Tina tidak ingin memberitahu mereka kejadian Reza di tim Interpol dan asal merangkai alasan.

“Hotel ada begitu banyak pelayan, apakah kekurangan orang untuk melayani kita?” Nindy masih tidak ingin menyerah.

Tina panik, mengulur tangan dan menggelitik ketiak Nindy: “Kamu ini, mengapa begitu penasaran?”

“Eh.... geli.....”

Reza Qiao keluar dari ruangan, tak jalan lama di lorong, ia pun melihat Winny Xu dari sebelah toilet dan sedang diganggu oleh seorang pria.

Pria itu terlihat sangat kekar, dadanya pun terlukis tato sabit.

“Jangan pergi, cantik. Ayo temani aku minum beberapa gelas.” Pria bertato sabit itu berkata dengan tersenyum.

“Sial, sampah darimana kamu? Pergi--” kata Winny Xu dengan tidak sungkan.

“Hah, ternyata mawar yang berduri. Aku suka.”

“Kalau tidak mau pergi, aku akan membunuhmu.”

“Boleh. Cantik mau bunuh aku dari atas? Atau dari bawah?” Pria bertato sabit itu mengulur tangan dengan mesum, mau menyentuh wajah Winny Xu.

Winny Xu mundur selangkah ke belakang: “Sialan, apakah kamu tidak ingin hidup lagi?”

“Benar, aku tidak mau hidup lagi dan ingin mati di atas tubuhmu.” Pria bertato sabit itu mendekati Winny Xu.

Winny Xu panik, mengapa dirinya bertemu dengan bajingan yang seperti ini.

“Kalau kamu tidak ingin hidup lagi, kalau begitu, mati di atas tubuhku saja.” Reza Qiao berdiri di samping pria bertato sabit, menepuk bahunya, terkekeh berkata.

“Sialan. Brengsek darimana? Berani-beraninya menganggu kegiatanku. Segera pergi dari....” Pria bertato sabit itu bahkan belum selesai berkata, tiba-tiba merasa pundaknya mati rasa.

Melihat Reza Qiao, Winny Xu pun menghela napas lega. “Reza Qiao, usir orang ini pergi. Aku pergi ke kamar kecil dulu.”

“Baik. Sini, kamu bertato sabit. Mari kita berbincang kehidupan.”

Pria bertato sabit ingin melepaskan diri dari Reza, tapi dirinya sama sekali tidak ada tenaga.

Melihat Winny Xu masuk ke dalam kamar kecil, Reza Qiao merenggangkan tangannya. Pria bertato sabit itu tersadar kembali dan melototi Reza Qiao dengan ganas. “Dasar bocah, apakah kamu tahu siapa diriku?”

“Siapakah kamu?”

“Aku adalah bos besar dari Geng Sabit.”

Bos besar Geng Sabit mengira Reza Qiao akan langsung berlutut meminta ampun setelah melihat kartu nama yang ditunjukkannya.

Tapi siapa sangka setelah Reza Qiao mendengarnya, ia tidak berlutut, melainkan melayangkan pukulan kepada dirinya.

Pftt----

Wajah bos besar Geng Sabit seketika berubah, terjatuh pingsan ke lantai.

Saat ini, Winny Xu keluar: “Wah, wajah pria bertato sabit telah bengkak. Reza, ada apa yang terjadi?”

“Pria bertato sabit itu ingin menghajarku, aku menghindar, ia pun tidak berhasil dan menabrak dinding, lalu jadi seperti ini.”

Winny Xu terbahak-bahak, menendang pria bertato sabit itu sekilas: “Brengsek ini pantas mendapatnya.”

Lalu Winny Xu merangkul bahu Reza: “Reza Qiao, mari kita ke kamar.”

“Ingin melakukan itu?”

“Kamu ingin melakukan itu?” kata Winny Xu sambil tertawa.

“Aku rasa boleh.”

“Baiklah. Kalau begitu, aku akan memuaskan keinginanmu.”

“Tidak berbohong, bukan?”

“Aku tidak pernah bohong. Malam ini aku mau lihat betapa hebatnya seorang Reza Qiao.” Winny Xu tiba-tiba mengulurkan tangan dan menyentuh bagian bawah milik Reza.

Reza Qiao seketika muncul hasrat.

“Winny, kamu sungguh ingin melakukannya?”

“Mengapa? Kamu takut?”

“Bukan takut, aku khawatir kamu....”

“Khawatir apa?”

“Khawatir kamu tidak kuat menerimanya.”

“Sialan. Kamu begitu kecil, masih khawatir kepadaku. Aku bahkan khawatir 'tusuk gigi' kecil-mu itu keluar dalam waktu singkat.”

“Milikku itu bukan tusuk gigi kecil.”

“Lalu apakah itu?”

“Kamu akan mengetahuinya saat itu.”

“Baik, aku akan menunggunya....”

Bos besar Geng Sabit itu tersadar kembali, melihat Winny Xu dan Reza Qiao masuk ke kamar, ia pun menggertakkan gigi dan pergi meninggalkan tempat itu.

Sekalinya masuk, Winny Xu langsung teriak kencang. “Tadi sangat menakjubkan. Aku diganggu oleh seorang bajingan di lorong, Reza pun menghajar hingga bajingan itu terjatuh pingsan.”

“Apa?” Rini Liu membelalak mata besar.

“Brengsek itu sangat kuat, Reza Qiao pun menghajar wajah bajingan itu bengkak, hampir saja mau dihajar sampai mati.” kata Winny Xu dengan semangat.

Nindy dan Milan, beserta Rini Liu memandangi Reza Qiao penuh takjub. Reza Qiao pun memasang wajah bangga.

Winny Xu terus tertawa kencang di dalam hati.

Tina Jiang tidak percaya: “Winny Xu kamu berbohong. Anak ini bisa menghajar penjahat hingga pingsan? Setidaknya masih bisa diterima jika orang itu menghajar ia hingga pingsan.”

“Memang Kak Tina yang paling pintar.” Winny Xu tidak tahan tawa kencang dan lanjut menceritakan semuanya.

“Apa yang aku katakan benar, bukan? Dengan tubuh Reza Qiao yang begitu kecil, beserta keberanian yang kecil itu, menolong wanita? Masih bisa diterima kalau wanita yang menolongnya.” Tina Jiang mengerucutkan bibirnya.

Semua wanita cantik pun ikut mengerucutkan bibir.

Reza menghela napas: “Padahal ada kesempatan untuk menjadi pahlawan, tapi langsung ketahuan oleh kakak polwan cantik.”

Winny Xu menepuk pundak Reza Qiao: “Reza jangan menghela napas. Lain kali, Kak Winny Xu ini yang akan melindungimu.”

“Benarkah?”

“Benar.”

“Wah, bagus sekali jika ada wanita cantik yang melindungiku.” Reza Qiao menepuk tangan dengan senang.

Selain Winny Xu, semua wanita cantik juga mengerucutkan bibir ke arah Reza Qiao.

Lalu semuanya duduk di tempat. Rini Liu duduk di pihak traktir yang utama, Tina Jiang duduk di pihak tamu yang utama. Reza Qiao duduk di paling terbawah, berseberangan dengan Rini Liu.

“Hari ini pacarku traktir, aku datang menjadi wakil pihak traktir.” kata Reza Qiao.

Rini Liu memasang wajah serius: “Reza, jaga ucapanmu itu.”

“Baik.”

Tina Jiang melayangkan tinjunya: “Malam ini kamu harus melayani kita dengan baik. Kalau tidak, aku akan menghajarmu.”

“Benar. Hajar saja kalau pelayanannya tidak baik.” Nindy ikut berkata.

Reza Qiao memasang wajah kepahitan: “Wanita cantik begitu banyak, siapa yang aku harus layani terlebih dahulu?”

“Layani bersama.” Milan membalas.

Wajah Reza Qiao yang pahit pun semakin mendalam. “Melayani bersama tidak dapat menjamin kualitas. Saranku layani satu demi satu. Coba kalian membandingkan, lekukan tubuh bagian depan siapa yang paling besar. Orang yang paling besar terlebih dahulu, orang yang kecil antri di belakang....”

Sialan. Anak ini sedang menggoda satu kelompok orang. Para wanita cantik pun mengangkat kepalan tangan mereka secara bersama.

Melihat formasi tersebut, Reza Qiao pun berdiri dan lari keluar: “Aku pergi untuk memanggil makanannya....”

Setelah Reza Qiao keluar, Tina Jiang memandang sekitarnya, lalu menunduk melirik dirinya dan merasa sedih. Mereka semua lebih besar dari dirinya. Kalau mau diurutkan, ia pasti berada di yang terakhir.

Reza Qiao berjalan ke ujung lorong, mengeluarkan ponsel menghubungi Beni.

“Beni, ada informasi apa tentang Geng Sabit?”

“Tuan Reza, Geng Sabit adalah geng kecil yang berada di Distrik Kota Tua, hampir sama dengan Geng Qingtian kita. Tapi beberapa waktu ini, mereka lagi dekat dengan Geng Liuhe cabang Distrik Kota Tua, ada menjajah wilayah kita dan memiliki pikiran untuk menelan Geng Qingtian.”

“Bagaimana dengan bos besar Geng Sabit?”

“Orang itu adalah penggila cabul. Banyak wanita di Distrik Kota Tua telah dilecehkannya, bahkan yang paling kecil masih berada di bawah umur.”

Reza Qiao mengangguk. Kalau begitu, penggila cabul harus mati.

Reza Qiao mulai bergumam ke ponsel.....

Setelah selesai menelpon, Reza Qiao kembali ke kamar dan para wanita cantik tengah bersulang ria.

“Kak Tina, kemarin malam kamu terlihat keren sekali di kediaman Keluarga Feng.” kata Winny Xu.

Tina Jiang pun tertawa dengan bangga.

“Tina, bagaimana kalian mengetahui masalah Candra Huo?” tanya Nindy.

“Ini.....” Tina Jiang seketika tidak menemukan alasan.

Reza Qiao berkata: “Alasannnya sangat mudah, karena aku dengan tepat menebak kebenaran kasus yang dipecahkan kakak polwan cantik.”

Tina Jiang sibuk mengangguk.

Mata Nindy berkedip-kedip, sangat curiga, tapi tidak menemukan celah apapun.

Setelah selesai minum bersama dengan Reza Qiao, Tina Jiang bertanya kepada Rini Liu: “Rini, kemarin malam kalian jam berapa meninggalkan kediaman Keluarga Feng?”

“Setelah kamu membawa Candra Huo pergi, tak lama kemudiannya kita pergi.”

“Kalian pulang lewat jalan mana?”

“Jalan Binjiang.”

“Kalian tidak menemukan apapun di jalan?”

“Tidak ada.”

Tina Jiang mengerutkan dahinya: “Tidak mungkin. Berdasarkan waktu kamu pulang, seharusnya kamu bertemu dengan itu.”

“Bertemu dengan apa?” Rini Liu tidak mengerti maksudnya.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu