Asisten Bos Cantik - Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
Tina Jiang mengelilingi Rini Liu mengejar Reza Qiao: “Kalau malam ini aku tidak menghajarmu, maka kamu tidak akan tahu betapa hebatnya diriku.”
“Kak Tina sehebat apa? Bisa bertahan berapa lama?” kata Reza Qiao.
“Bertahan hingga aku menangkapmu.”
“Kalau begitu, aku lari semalaman.”
“Aku akan bertahan untuk semalaman.”
“Wah, Kakak polwan cantik memang sangat hebat, bisa bertahan untuk semalaman. Kalau begitu, bukankah aku yang akan kelelahan?”
Milan mendengar makna lain dari kata-kata Reza Qiao dan tidak tahan untuk tertawa.
Tina Jiang juga mulai mengerti maksudnya, lalu melayangkan pukulan ke arah Reza Qiao: “Bajingan, aku akan membunuhmu.”
Reza Qiao mundur selangkah ke belakang Rini Liu: “Bunuhlah aku. Aku tidak ingin hidup lagi. Malam ini jadi hantu penggoda.”
Kepalan tangan Tina yang tepat mengarah ke Rini langsung ditahan.
Rini Liu menggelengkan kepala: “Sudah, jangan berkelahi lagi. Winny Xu masih belum datang. Reza, coba kamu pergi lihat.”
Reza Qiao menyetujuinya dan keluar dari ruangan.
Tina Jiang memelototi Rini: “Rini, untuk apa kamu melindungi bocah ini?”
Rini mengerutkan dahi: “Untuk apa aku melindunginya? Dia sendiri yang bersembunyi di belakangku, lalu apa yang bisa aku lakukan?”
“Hngg, aku lihat dirimu sengaja. Mengapa kamu tidak menghindar? Jangan-jangan kamu sungguh menyukai bocah itu?”
Rini Liu mulai kesal: “Tina, kamu jangan asal berbicara. Bagaimana mungkin aku menyukai bocah itu.”
Nindy saat ini berkata: “Kak Rini, anak itu bahkan menyuruhku untuk memanggilnya Kakak Ipar.”
Rini Liu seketika kesal mendengar ini.
Milan memotong pembicaraan: “Bahkan anak ini bilang aku adalah wanitanya di hadapan orang lain, dasar hantu penggoda.”
“Benar, hantu penggoda, berani saat bertemu dengan wanita, tapi takut saat bertemu dengan penjahat.” Nindy ikut menambahkan.
Tina Jiang melambaikan beberapa pukulan. “Jika anak itu berani mencari masalah dengan kalian, katakan saja kepadaku. Aku akan memberinya pelajaran dengan baik, agar ia mengetahui bahwa wanita tidak boleh asal diganggu.”
“Tina, tapi kamu tidak bisa selalu di samping kita selama dua puluh empat jam. Anak itu itu sangat hebat memilih waktu yang tepat, bisa beraksi kapanpun dan di manapun.” Milan memasang ekspresi kurang enak.
Tina Jiang terdiam: “Kalau begini akan susah diurus.”
Rini Liu melotot kearah Tina Jiang sekilas: “Siapa suruh kamu yang mengajaknya malam ini. Semua salahmu.”
Tina kehabisan kata-kata.
“Kak Tina, mengapa kamu ingin anak itu menghadiri pesta kita?” Nindy sangat tidak mengerti.
“Ini..... aku berpikir sebenarnya cukup baik jika ada orang yang melayani acara makan-makan kita.” Tina tidak ingin memberitahu mereka kejadian Reza di tim Interpol dan asal merangkai alasan.
“Hotel ada begitu banyak pelayan, apakah kekurangan orang untuk melayani kita?” Nindy masih tidak ingin menyerah.
Tina panik, mengulur tangan dan menggelitik ketiak Nindy: “Kamu ini, mengapa begitu penasaran?”
“Eh.... geli.....”
Reza Qiao keluar dari ruangan, tak jalan lama di lorong, ia pun melihat Winny Xu dari sebelah toilet dan sedang diganggu oleh seorang pria.
Pria itu terlihat sangat kekar, dadanya pun terlukis tato sabit.
“Jangan pergi, cantik. Ayo temani aku minum beberapa gelas.” Pria bertato sabit itu berkata dengan tersenyum.
“Sial, sampah darimana kamu? Pergi--” kata Winny Xu dengan tidak sungkan.
“Hah, ternyata mawar yang berduri. Aku suka.”
“Kalau tidak mau pergi, aku akan membunuhmu.”
“Boleh. Cantik mau bunuh aku dari atas? Atau dari bawah?” Pria bertato sabit itu mengulur tangan dengan mesum, mau menyentuh wajah Winny Xu.
Winny Xu mundur selangkah ke belakang: “Sialan, apakah kamu tidak ingin hidup lagi?”
“Benar, aku tidak mau hidup lagi dan ingin mati di atas tubuhmu.” Pria bertato sabit itu mendekati Winny Xu.
Winny Xu panik, mengapa dirinya bertemu dengan bajingan yang seperti ini.
“Kalau kamu tidak ingin hidup lagi, kalau begitu, mati di atas tubuhku saja.” Reza Qiao berdiri di samping pria bertato sabit, menepuk bahunya, terkekeh berkata.
“Sialan. Brengsek darimana? Berani-beraninya menganggu kegiatanku. Segera pergi dari....” Pria bertato sabit itu bahkan belum selesai berkata, tiba-tiba merasa pundaknya mati rasa.
Melihat Reza Qiao, Winny Xu pun menghela napas lega. “Reza Qiao, usir orang ini pergi. Aku pergi ke kamar kecil dulu.”
“Baik. Sini, kamu bertato sabit. Mari kita berbincang kehidupan.”
Pria bertato sabit ingin melepaskan diri dari Reza, tapi dirinya sama sekali tidak ada tenaga.
Melihat Winny Xu masuk ke dalam kamar kecil, Reza Qiao merenggangkan tangannya. Pria bertato sabit itu tersadar kembali dan melototi Reza Qiao dengan ganas. “Dasar bocah, apakah kamu tahu siapa diriku?”
“Siapakah kamu?”
“Aku adalah bos besar dari Geng Sabit.”
Bos besar Geng Sabit mengira Reza Qiao akan langsung berlutut meminta ampun setelah melihat kartu nama yang ditunjukkannya.
Tapi siapa sangka setelah Reza Qiao mendengarnya, ia tidak berlutut, melainkan melayangkan pukulan kepada dirinya.
Pftt----
Wajah bos besar Geng Sabit seketika berubah, terjatuh pingsan ke lantai.
Saat ini, Winny Xu keluar: “Wah, wajah pria bertato sabit telah bengkak. Reza, ada apa yang terjadi?”
“Pria bertato sabit itu ingin menghajarku, aku menghindar, ia pun tidak berhasil dan menabrak dinding, lalu jadi seperti ini.”
Winny Xu terbahak-bahak, menendang pria bertato sabit itu sekilas: “Brengsek ini pantas mendapatnya.”
Lalu Winny Xu merangkul bahu Reza: “Reza Qiao, mari kita ke kamar.”
“Ingin melakukan itu?”
“Kamu ingin melakukan itu?” kata Winny Xu sambil tertawa.
“Aku rasa boleh.”
“Baiklah. Kalau begitu, aku akan memuaskan keinginanmu.”
“Tidak berbohong, bukan?”
“Aku tidak pernah bohong. Malam ini aku mau lihat betapa hebatnya seorang Reza Qiao.” Winny Xu tiba-tiba mengulurkan tangan dan menyentuh bagian bawah milik Reza.
Reza Qiao seketika muncul hasrat.
“Winny, kamu sungguh ingin melakukannya?”
“Mengapa? Kamu takut?”
“Bukan takut, aku khawatir kamu....”
“Khawatir apa?”
“Khawatir kamu tidak kuat menerimanya.”
“Sialan. Kamu begitu kecil, masih khawatir kepadaku. Aku bahkan khawatir 'tusuk gigi' kecil-mu itu keluar dalam waktu singkat.”
“Milikku itu bukan tusuk gigi kecil.”
“Lalu apakah itu?”
“Kamu akan mengetahuinya saat itu.”
“Baik, aku akan menunggunya....”
Bos besar Geng Sabit itu tersadar kembali, melihat Winny Xu dan Reza Qiao masuk ke kamar, ia pun menggertakkan gigi dan pergi meninggalkan tempat itu.
Sekalinya masuk, Winny Xu langsung teriak kencang. “Tadi sangat menakjubkan. Aku diganggu oleh seorang bajingan di lorong, Reza pun menghajar hingga bajingan itu terjatuh pingsan.”
“Apa?” Rini Liu membelalak mata besar.
“Brengsek itu sangat kuat, Reza Qiao pun menghajar wajah bajingan itu bengkak, hampir saja mau dihajar sampai mati.” kata Winny Xu dengan semangat.
Nindy dan Milan, beserta Rini Liu memandangi Reza Qiao penuh takjub. Reza Qiao pun memasang wajah bangga.
Winny Xu terus tertawa kencang di dalam hati.
Tina Jiang tidak percaya: “Winny Xu kamu berbohong. Anak ini bisa menghajar penjahat hingga pingsan? Setidaknya masih bisa diterima jika orang itu menghajar ia hingga pingsan.”
“Memang Kak Tina yang paling pintar.” Winny Xu tidak tahan tawa kencang dan lanjut menceritakan semuanya.
“Apa yang aku katakan benar, bukan? Dengan tubuh Reza Qiao yang begitu kecil, beserta keberanian yang kecil itu, menolong wanita? Masih bisa diterima kalau wanita yang menolongnya.” Tina Jiang mengerucutkan bibirnya.
Semua wanita cantik pun ikut mengerucutkan bibir.
Reza menghela napas: “Padahal ada kesempatan untuk menjadi pahlawan, tapi langsung ketahuan oleh kakak polwan cantik.”
Winny Xu menepuk pundak Reza Qiao: “Reza jangan menghela napas. Lain kali, Kak Winny Xu ini yang akan melindungimu.”
“Benarkah?”
“Benar.”
“Wah, bagus sekali jika ada wanita cantik yang melindungiku.” Reza Qiao menepuk tangan dengan senang.
Selain Winny Xu, semua wanita cantik juga mengerucutkan bibir ke arah Reza Qiao.
Lalu semuanya duduk di tempat. Rini Liu duduk di pihak traktir yang utama, Tina Jiang duduk di pihak tamu yang utama. Reza Qiao duduk di paling terbawah, berseberangan dengan Rini Liu.
“Hari ini pacarku traktir, aku datang menjadi wakil pihak traktir.” kata Reza Qiao.
Rini Liu memasang wajah serius: “Reza, jaga ucapanmu itu.”
“Baik.”
Tina Jiang melayangkan tinjunya: “Malam ini kamu harus melayani kita dengan baik. Kalau tidak, aku akan menghajarmu.”
“Benar. Hajar saja kalau pelayanannya tidak baik.” Nindy ikut berkata.
Reza Qiao memasang wajah kepahitan: “Wanita cantik begitu banyak, siapa yang aku harus layani terlebih dahulu?”
“Layani bersama.” Milan membalas.
Wajah Reza Qiao yang pahit pun semakin mendalam. “Melayani bersama tidak dapat menjamin kualitas. Saranku layani satu demi satu. Coba kalian membandingkan, lekukan tubuh bagian depan siapa yang paling besar. Orang yang paling besar terlebih dahulu, orang yang kecil antri di belakang....”
Sialan. Anak ini sedang menggoda satu kelompok orang. Para wanita cantik pun mengangkat kepalan tangan mereka secara bersama.
Melihat formasi tersebut, Reza Qiao pun berdiri dan lari keluar: “Aku pergi untuk memanggil makanannya....”
Setelah Reza Qiao keluar, Tina Jiang memandang sekitarnya, lalu menunduk melirik dirinya dan merasa sedih. Mereka semua lebih besar dari dirinya. Kalau mau diurutkan, ia pasti berada di yang terakhir.
Reza Qiao berjalan ke ujung lorong, mengeluarkan ponsel menghubungi Beni.
“Beni, ada informasi apa tentang Geng Sabit?”
“Tuan Reza, Geng Sabit adalah geng kecil yang berada di Distrik Kota Tua, hampir sama dengan Geng Qingtian kita. Tapi beberapa waktu ini, mereka lagi dekat dengan Geng Liuhe cabang Distrik Kota Tua, ada menjajah wilayah kita dan memiliki pikiran untuk menelan Geng Qingtian.”
“Bagaimana dengan bos besar Geng Sabit?”
“Orang itu adalah penggila cabul. Banyak wanita di Distrik Kota Tua telah dilecehkannya, bahkan yang paling kecil masih berada di bawah umur.”
Reza Qiao mengangguk. Kalau begitu, penggila cabul harus mati.
Reza Qiao mulai bergumam ke ponsel.....
Setelah selesai menelpon, Reza Qiao kembali ke kamar dan para wanita cantik tengah bersulang ria.
“Kak Tina, kemarin malam kamu terlihat keren sekali di kediaman Keluarga Feng.” kata Winny Xu.
Tina Jiang pun tertawa dengan bangga.
“Tina, bagaimana kalian mengetahui masalah Candra Huo?” tanya Nindy.
“Ini.....” Tina Jiang seketika tidak menemukan alasan.
Reza Qiao berkata: “Alasannnya sangat mudah, karena aku dengan tepat menebak kebenaran kasus yang dipecahkan kakak polwan cantik.”
Tina Jiang sibuk mengangguk.
Mata Nindy berkedip-kedip, sangat curiga, tapi tidak menemukan celah apapun.
Setelah selesai minum bersama dengan Reza Qiao, Tina Jiang bertanya kepada Rini Liu: “Rini, kemarin malam kalian jam berapa meninggalkan kediaman Keluarga Feng?”
“Setelah kamu membawa Candra Huo pergi, tak lama kemudiannya kita pergi.”
“Kalian pulang lewat jalan mana?”
“Jalan Binjiang.”
“Kalian tidak menemukan apapun di jalan?”
“Tidak ada.”
Tina Jiang mengerutkan dahinya: “Tidak mungkin. Berdasarkan waktu kamu pulang, seharusnya kamu bertemu dengan itu.”
“Bertemu dengan apa?” Rini Liu tidak mengerti maksudnya.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityPrecious Moment
Louise LeeSi Menantu Buta
DeddyMeet By Chance
Lena TanAwesome Husband
EdisonMy Charming Lady Boss
AndikaGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan