Asisten Bos Cantik - Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
Digua Ryle mengeluarkan cek itu: "Ini 1 miliar yang aku menangkan tadi malam. Ambillah kalau kamu bisa."
Leo Wang juga mengeluarkan cek sebesar 1 miliar kepada Reza Qiao, meletakkannya di atas meja.
Setelah memverifikasi cek tersebut, pengacara kedua belah pihak menyatakan bahwa cek tersebut asli.
"Ayo Si ubi, ayo kita mulai, siapa yang akan menyentuhnya terlebih dahulu?"
"Terserah." kata Digua Ryle acuh tak acuh.
"Kalau aku menyentuhnya dulu, kamu pasti tidak akan menerimanya kalau kamu kalah. Kamu saja dulu."
Digua Ryle tertawa: "Aku akan menyentuhnya dulu, orang akan mengatakan aku tidak memiliki gaya raja judi dunia, lebih baik kamu saja dulu."
"Hei, kamu adalah tamu dari tempat yang jauh, tamu yang didahulukan."
"Kamu tidak harus sopan padaku, sentuh saja dulu..."
Keduanya sangat rendah hati.
Setelah waktu yang lama, Reza Qiao berkata: "Biarkan staf menyebarkan dadu, angka genap kamu duluan, angka ganjil aku duluan, bagaimana?"
“Boleh.” Digua Ryle mengangguk.
Staf menyebarkan dadu: 2, Digua Ryle yang pertama.
Ketika Digua Ryle hendak mengulurkan tangannya, Reza Qiao berkata, "Sulit sekali untuk menyentuh satu per satu, aku sarankan untuk menyentuh tiga sekaligus."
Digua Ryle terkejut, lalu tertawa terbahak-bahak: "Kamu tidak khawatir aku akan mengambil semua angka besar?"
“Tidak.” Reza Qiao tersenyum.
Leo Wang menangis diam-diam, saran Reza Qiao terlalu bodoh, dia memberinya semua kesempatan.
Tapi dia tidak bisa menghentikannya.
Digua Ryle selesai tertawa, dia mengeluarkan 3 kartu dari posisi yang berbeda. Tanpa membaliknya, dia mengangguk pada Reza Qiao: "Giliranmu."
"Si ubi, kamu tidak ingin melihat kartumu?"
"Kamu belum mengambilnya, kenapa mau melihat punyaku?"
"Lihat seberapa besar angkamu. Kalau itu yang paling besar, aku tidak perlu mengambilnya lagi, langsung terima kekalahan."
Digua Ryle ingin tertawa lagi, dia menggelengkan kepalanya, "Lebih baik ikuti aturan. Setelah kamu ambil, kita akan membukanya bersama-sama."
Digua Ryle memegang kendali atas kemenangan, dia mengambil semua angka terbesar, dari Reza Qiao memeriksa kartu hingga dua bandar bergiliran mengocok kartu, dia terus memperhatikannya, mengingat posisi setiap kartu dengan sangat jelas.
Yang tadi dia katakana adalah untuk melihat seberapa kecil angka yang diambil Reza Qiao, sehingga dia bisa menang dengan senang.
Reza Qiao menggaruk kepalanya: "Si ubi, aku rasa kamu pasti punya angka yang besar."
“Tentu saja yang terbesar.” Digua Ryle mendengus.
“Tapi kalau aku mengambilnya, pasti lebih besar dari milikmu.” Reza Qiao tersenyum.
Digua Ryle akhirnya tidak bisa menahan tawa lagi: "Karena kamu begitu percaya diri, ambilah."
“Baik, kalau begitu aku akan mengambilnya.” Reza Qiao mengambil 3 kartu dengan santai.
"Tolong buka kartunya." kata bandar itu.
"Si ubi, buka kartunya."
"Kamu yang menantangku, kamu duluan." Digua Ryle memutar kelopak matanya, membuat semua orang tegang.
"Si ubi, kamu jangan menangis setelah aku buka."
“Kamulah yang menangis, aku hanya bisa tertawa.” kata Digua Ryle dengan nada menghina.
Reza Qiao mengulurkan tangannya untuk membuka kartu.
Semua orang menjulurkan leher untuk melihat, jantung Leo Wang terangkat sampai ke tenggorokannya, 1 miliar menang atau kalah ditentukan disini.
Digua Ryle melirik Fendy Fan dengan senang. Fendy Fan melihat Digua Ryle sangat bahagia, dia menjadi tenang. Hanya satu permainan bisa memenangkan 1 miliar dari Leo Wang. Permainan berikutnya pasti akan meningkatkan taruhan, hanya perlu beberapa permainan sudah bisa memenangkan semua harta Leo Wang. Tampaknya keputusan untuk mengundang Digua Ryle dengan uang yang banyak sudah sangat tepat, dia akan menjadi perusahaan judi terbesar di Kota Makau.
Aku tidak pernah merasa hidup ini begitu indah.
Reza Qiao perlahan-lahan membuka kartu yang pertama: 10.
“Wow, angkanya besar sekali.” Semua orang berseru.
Fendy Fanyi terpana dan melihat ke arah Digua Ryle, Digua Ryle masih sangat tenang. Anak ini menyentuh kartu angka 10 terakhir, tiga lainnya ada di dia.
Reza Qiao menyentuh dua kartu lainnya: "Aku tebak dua kartu ini juga 10."
Digua Ryle mengejek: "Kalau begitu kamu langsung buka saja, supaya semua orang bisa melihatnya."
"Orang ini terlalu gila, tidak mudah untuk mengambil angka 10."
"Digua Ryle adalah raja judi dunia, kurasa 3 kartu angka 10 yang tersisa ada di tangannya..."
Semua orang membicarakannya.
Leo Wang tentu saja tidak percaya dengan apa yang dikatakan Reza Qiao, dia hanya berharap dua kartu terakhir bisa sebesar mungkin.
“Baiklah Si ubi, aku dengarkan perkataanmu.” Reza Qiao tersenyum dan membukanya.
Ruangan itu tiba-tiba menjadi sangat sunyi.
Untuk sesaat, seruan besar terdengar: "Haaaa..."
Leo Wang mengira dia salah melihat, jadi dia melihatnya dengan teliti, benar!
Fendy Fan juga berpikir dia salah melihatnya, jadi dia mencoba untuk melihat lebih jelas, memang iya!
Dua kartu yang dibuka Reza Qiao semuanya 10, dan tiga angka 10 ada di tangan Reza Qiao.
Fendy Fan terdiam.
Wajah Digua Ryle tiba-tiba berubah, dia membalikkan kartunya, 3 kartu angka 2.
Ada apa, mulai dari Reza Qiao mengecek kartunya, sampai kedua bandar mengocok kartunya secara bergantian, dia tetap mengingat posisi setiap kartu, terutama kartu angka 10, bagaimana bisa mendapatkan 3 kartu angka 2?
Apa yang terjadi, mengapa kartu yang dia ingat sangat berubah posisinya? Digua Ryle dengan cepat memutar ulang detailnya...
“Bos Reza menang!” Leo Wang sangat senang, 1 milyar yang dia kalah tadi malam langsung dimenangkan kembali oleh Reza Qiao.
“Ya, kali ini aku menang.” kata Reza Qiao dengan santai.
Mata Eva Igo terbuka lebar: "Tuhan, ini luar biasa."
“Pepo cantik, menyenangkan bukan?” Reza Qiao berkata sambil tersenyum.
"Terlalu menarik."
"Aku akan memperlihatkan yang lebih menarik."
"Seberapa menarik itu?"
“Itu harus ditanyakan kepada kakakmu.” Reza Qiao menatap Digua Ryle, “Si ubi, angkamu terlalu kecil, bermain seperti ini sangat mempermalukan raja judi dunia.”
Digua Ryle langsung menatap ke Reza Qiao dan tidak berbicara, masih mengingat detail sebelumnya.
Fendy Fan sangat gelisah dan berteriak, "Reza Qiao, pasti kamu curang, ini tidak mungkin."
“Ember nasi, kamu yang membawa kartu ini, orangmu juga sudah memeriksa kartunya. Aku dan Si ubi mengambil kartunya di depan semua orang, bagaimana kamu bisa mengatakan aku curang?” Reza Qiao tersenyum dan menatap Fendy Fan.
"Ini..." Fendy Fan tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Leo Wang berkata: "Bos Fan, jangan bermain kalau kamu tidak terima kekalahan. Semua orang melihatnya dengan sangat jelas. Bandar juga ada di sini, tidak bisa bermain curang."
Bandar berkata: "Tuan Reza Qiao memenangkan permainan ini."
Anak buah Leo Wang bersorak, kepala Fendy Fan tertunduk.
Fendy Fan sangat sakit hati. Dalam sekejap mata, 1 miliar terbang begitu saja. Usaha tadi malam menjadi sia-sia. Apa yang terjadi dengan Digua Ryle, bagaimana penjudi dunia bisa menarik kartu jelek seperti itu, tidak bisa dibayangkan.
Digua Ryle baru saja memikirkan detailnya, dia menyadari karena dia meremehkan musuh, karena dia mengkhawatirkan wanita cantik di hotel, dia mengabaikan detail yang sangat kecil dari Reza Qiao, yang secara langsung mengarah pada kekalahan.
Akhirnya mengerti bahwa orang timur kecil di depannya tidak mampu melakukan aritmatika mental dengan kemampuannya. Kalau dia memusatkan energinya dan mendapat keuntungan mengambil kartu pertama, pasti dia tidak akan kalah. Namun, Reza Qiao terus mengalihkan perhatiannya, ditambah dia juga meremehkan musuhnya, terus mengingat wanita cantik, dia menjadi teralihkan dan mengakibatkan hasil ini.
Digua Ryle ingin mengatakan mau bertaruh lagi, tetapi dia memikirkannya lagi...
Fendy Fan tidak terima: "Reza Qiao, berani bermain lagi?"
Reza Qiao mengangguk dengan senang: "Boleh, aku akan tinggal disini sampai berakhir."
“Bos Reza, modal kembali sudah cukup, jangan bermain lagi.” Leo Wang berbisik di telinga Reza Qiao. Reza Qiao sangat beruntung bisa memenangkan ini, kalau kita terus melakukannya, keberuntungan tidak akan selalu ada di pihak Reza Qiao.
Reza Qiao menoleh dan berbisik kepada Leo Wang: "Dasar bodoh, aku akan segera meninggalkan Kota Makau. Begitu aku pergi, pasti ember nasi tidak akan berhenti. Bagaimana kalau dia membawa Si ubi ke tempat ini lagi?"
Leo Wang mendengar apa yang dikatakan Reza Qiao masuk akal.
"Maksud Bos Reza..."
“Karena perperangan sudah dimulai, kita harus melakukan sepenuhnya dan memberantas masalah sampai ke akarnya.” Suara Reza Qiao tidak keras, tetapi dia sangat bertekad.
Leo Wang kaget dan berhenti berbicara.
Reza Qiao memandang Digua Ryle dan berkata dengan keras: "Si ubi, jangan pura-pura bodoh, katakan saja, berani bertarung denganku lagi?"
Digua Ryle sangat ingin terus bertarung dengannya, dia berkata: "Tuan Qiao, kamu sudah memenangkan permainan ini. Selama kamu masih mau, tentu saja aku akan menemanimu."
"Baik, kalau begitu kita teruskan."
"Tapi aku punya saran."
"Katakan"
"Aku ingin berpindah tempat."
“Boleh, kamu mau pergi ke mana?” Reza Qiao berkata dengan acuh tak acuh.
Fendy Fan buru-buru berkata, "Pergi ke casino Ritz untuk permainan berikutnya."
“No, no.” Digua Ryle mengerakkan jari telunjuknya.
"Maksud tuan..." Fendy Fan memandang Digua Ryle dengan seksama.
“Supaya adil, aku sarankan kita tidak bertanding di casino kedua pihak, pergi ke High Seas Cruise untuk bertanding.” Digua Ryle melihat Fendy Fan.
Fendy Fan segera mengerti dan mengangguk: "Benar, supaya adil, kita bisa pergi ke High Seas Cruise untuk bertanding."
Reza Qiao tersenyum, aku baru saja pergi ke laut bersama Black Rose tadi malam, sekarang mau pergi ke laut lagi.
"Ini, Bos Reza..." Leo Wang memandang Reza Qiao dengan ragu-ragu, sekarang dia tidak bisa memberikan pendapatnya sendiri, semuanya tergantung pada Reza Qiao.
Reza Qiao mengangguk: "Tidak masalah pergi ke laut, aku suka memenangkan uang dengan menikmati angin laut."
Bandar berkata: "Karena kalian semua sudah setuju, aku akan mengaturnya sekarang, permainan mulai jam 8 malam ini."
"Tidak masalah." kata Reza Qiao.
Melihat Reza Qiao, Digua Ryle sangat senang, meninggalkan tempat bersama Fendy Fan.
Dalam perjalanan kembali ke hotel, Digua Ryle berkata kepada Fendy Fan: "Kamu suruh empat wanita cantik itu tinggalkan kamarku, aku harus mengatur pikiranku."
Fendy Fan mengangguk dengan cepat.
"Bos Fan, Anda kehilangan 1 miliar, apakah kamu sangat tertekan?"
Meskipun Fendy Fan merasa tertekan, tapi dia tidak berani mengatakannya, dia tidak boleh menyinggung Digua Ryle. Dia harus sabar: "Digua, bagaimana aku bisa merasa tertekan? Menurutku kamu sengaja kalah, membiarkan Reza Qiao mencicipinya dulu, malam ini akan benar-benar menang di kapal. "
Digua Ryle menggelengkan kepalanya: "Salah, aku tidak sengaja, aku benar-benar kalah."
Fendy Fan sangat frustasi, sepertinya Reza Qiao benar-benar seorang master, dia mengalahkan penjudi dunia.
"Tapi Bos Fan tenang saja, kekalahan barusan disebabkan oleh meremehkan musuh dan gangguan. Sore ini, aku akan memikirkannya dan menangani permainan malam ini. Selama kamu memiliki keberanian untuk berinvestasi, harta mereka akan menjadi milikmu. "Digua Ryle sangat percaya diri.
Fendy Fan merasa lega mendengar apa yang dikatakan Digua Ryle. Dia seharusnya tidak kehilangan kepercayaan pada raja judi dunia. Malam ini, dia harus menggunakan Digua Ryle untuk mencapai menghabiskan Leo Wang.
Tidak mau membiarkannya menang, sepertinya dia akan menghabiskan semua uangnya malam ini. Fendy Fan diam-diam mencibir.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickBack To You
CC LennyI'm Rich Man
HartantoMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAfter The End
Selena BeeMy Superhero
JessiHis Soft Side
RiseAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan