Asisten Bos Cantik - Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
Di dalam lift, Hans Huo terus menatap Reza Qiao.
“Mengapa Direktur Huo terus menatapku? Karena aku kelihatan gagah?” Reza Qiao tertawa.
Hans Huo tertawa dingin, “Kamu bagian mana yang kelihatan gagah?”
“Aku bagian manapun selalu terlihat gagah.”
"Apakah kamu ada segagah aku?" Hans Huo selalu sangat bangga dengan penampilannya yang gagah, di luar negeri, berapa banyak wanita barat yang terpesona dengan sikap anggunnya, setelah pulang, mata wanita cantik di perusahaan terus tertuju kepadanya.
Hans Huo tidak merasa para wanita cantik itu menyukainya karena dirinya memiliki kedudukan dan uang, malah karena dirinya yang terlalu gagah.
Sekarang supir kecil yang jelek ini beraninya bilang lebih gagah dari dirinya, Hans Huo tidak puas, kamu si jelek, bagaimana bisa dibandingkan dengan Tuan Muda Besar Huo aku.
Reza Qiao mengerutkan alis: “Jangan ungkit hal lain, dengan sepasang mata tikus kecilmu, bisa dibandingkan dengan mata besarku yang keren ini?
“……“
Hans Huo marah, beraninya anak ini menertawakan mata kecilnya yang dia paling sensitif ini, tidak perlu dipanasi dia, setelah menghabisi Rini Liu, pasti ada waktu untuk menagihnya.
Lift telah sampai, Reza Qiao membawa Hans Huo ke kantor Rini Liu.
Rini Liu mendapat telepon dari Milan, sedikit kaget, Candra Huo baru ditangkap, Direktur baru Hans Huo sudah datang kemari, apa maksud kedatangannya? Mengapa Reza Qiao tidak menanyakannya dengan jelas dan membawanya masuk?
Tidak perlu banyak pikir, Reza Qiao telah membawa Hans Huo masuk: “Direktur Liu, Direktur baru perusahaan Huo ingin bertemu denganmu.”
Hans Huo tidak senang lagi, sialan, aku datang mengunjungi, bukan menemui.
Setelah melihat Rini Liu, mata tikus Hans Huo langsung terpana, dirinya mengellingi dunia, bertemu dengan banyak wanita cantik, tidak pernah bertemu dengan yang begini cantik, benar-benar seperti dewi yang turun dari khayangan.
Pantas saja Candra Huo sangat menyukai Rini Liu, pantas juga sebidang tanah ini tidak bisa didapatkan dengan cara lembut, ternyata dia sekaligus ingin mendapatkan orangnya juga.
Rini Liu melihat Hans Huo terus menatapnya, dan tidak senang.
Hans Huo sontak mengerti, menyadarkan diri dan tersenyum: “Halo Direktur Liu, aku adalah Direktur baru perusahaan Huo, Hans Huo. Hari ini khusus datang menemui Direktur Liu.”
“Direktur Huo silahkan duduk.” Kata Rini Liu dengan sopan.
Hans Huo duduk di sofa, Rini Liu duduk di depan meja kantor menatap Hans Huo: “Direktur Huo hari ini datang ada masalah apa?”
Hans Huo melihat Reza Qiao, kemudian melihat Rini Liu: “Aku ingin bicara empat mata dengan Direktur Liu.”
Reza Qiao dengan percaya diri duduk di depan Hans Huo: “Direktur Huo, kamu bukan datang mencuri, mengapa harus berbicara empat mata dengan Direktur Liu, aku adalah asisten Direktur Liu, masalah perusahaan dari kecil sampai besar tidak menutupinya dariku, ada perkataan apa langsung bicara saja, jangan segan.”
Rini Liu ingin Reza Qiao berada di sini, dia tidak ingin bicara berdua dengan Hans Huo yang tidak tahu maksud kedatangannya, sehingga berkata: “Direktur Huo, Reza Qiao adalah asistenku, ada masalah apa kamu bilang saja, tidak perlu cemas.”
Rini Liu berkata seperti itu, Hans Huo pun tidak berdaya.
“Direktur Liu, aku baru pulang dari luar negeri dan menjabat sebagai Direktur perusahaan Huo, hari ini aku datang, utamanya adalah masalah adikku, aku ingin meminta maaf kepada Direktur Liu.”
“Mengapa Direktur Huo meminta maaf?”
“Aku pikir Candra Huo ditangkap, mungkin berkaitan karena telah menyinggung Direktur Liu.”
“Hari itu adikmu ditangkap aku berada di lokasi, alasannya diduga karena penggelapan pajak dan pembongkaran dengan kekerasan, ini ada hubungan apa dengan aku?”
“Direktur Huo, orang yang tahu tidak mengatakan hal yang ditutupi, aku sudah bilang sampai di sini, untuk apa Direktur Liu berpura-pura?”
Rini Liu tidak senang: “Direktur Huo, silakan jelaskan, aku Rini Liu tidak pernah pandai berpura.”
Hans Huo sadar, Rini Liu sedang membingungkannya.
“Direktur Liu, dalam hatimu sangat jelas, kamu waktu itu diculik, siapa yang suruh.”
“Ah, maksud kamu apa? Maksud kamu Candra Huo menyuruh orang menculikku?” Rini Liu melotot.
Walau Rini Liu terus mencurigai Candra Huo, namun Hans Huo mengatakannya sendiri, dia tetap sedikit terkejut.
Melihat ekspresi Direktur Liu, Hans Huo sedikit bingung, jangan-jangan Rini Liu tidak tahu Candra Huo yang menculiknya, jika dia tidak tahu, mengapa Reza Qiao melaporkan Candra Huo?
Ini tentu Rini Liu yang menyuruhnya, seorang supir kecil mana mungkin seberani ini.
Hmm, Rini Liu pasti sedang berakting, sebenarnya dalam hatinya sangat jelas.
“Direktur Liu, aku hari ini datang meminta maaf atas kejadian ini, walau penculikan gagal, tapi hatiku sangat sakit, adikku sangat kurang ajar, demi sebidang tanah beraninya berbuat seperti ini.”
Rini Liu sangat marah, ternyata masalah dirinya diculik adalah perbuatan Candra Huo, Candra Huo tidak mengakuinya, malah Hans Huo yang mengaku tanpa dipaksa.
Saat ini Reza Qiao berkata: “Direktur Huo, adikmu benar sangat licik, cara baik tidak berhasil malah menggunakan cara licik, beraninya menculik Direktur Liu kita, kelihatannya adikmu mendapatkan karmanya dan ditangkap polisi.”
“Betul, betul, karma.” Kata Rini Liu tanpa segan.
Wajah Hans Huo sudah tidak bisa menahan kekesalannya, keparat Reza Qiao, jelas dia yang memukuli Candra Huo, jelas dia yang melapor, beraninya berpura dengan menambah minyak di atas api.
“Sehingga Direktur Liu, aku hari ini harus datang sendiri untuk meminta maaf.” Kata Hans Huo.
“Sudah berlalu, masalah ini juga tidak berkaitan dengan Direktur Huo, kamu tidak perlu meminta maaf.” Kata Rini Liu dengan dingin.
“Direktur Liu adalah orang yang berlapang dada, juga sangat mengerti, sepertinya tepat hari ini aku datang.” Kata Hans Huo sambil tertawa.
“Direktur Huo masih ada masalah lain?” Rini Liu tidak ingin banyak bicara dengan Hans Huo.
“Ada, Direktur Liu, menjadi yang kedua dari 4 perusahaan besar di kota Qing, aku pikir kita dua perusahaan besar ada banyak bagian yang bisa melakukan kerja sama, kamu bisa sepenuhnya melupakan masa lalu dan melihat ke depan, bekerja sama dengan baik, bergandeng tangan maju bersama, mewujudkan kemenangan bersama.”
Rini Liu tertawa dan berkata: "Direktur Huo, perusahaan Foursea selalu menyambut dengan baik rekan yang dengan tulus ingin bekerja sama, terhadap pelanggan manapun kita tetap melayani dengan jujur, semuanya bekerja sama dengan tujuan mendapat keuntungan kedua belah pihak.”
“Aku suka dengar perkataan Direktur Liu yang barusan, aku baru mengontrol perusahaan Huo, kelak berharap bisa mendapat arahan dari Direktur Liu.”
“Tidak berani memberi arahan, semua saling belajar.” Kata Rini Liu.
“Sebenarnya tentang tanah tersebut, walau Candra Huo melakukan sal dengan ceroboh, tapi juga karena terpaksa.”
“Apa maksudnya?”
“Mungkin Direktur Liu tahu, bisnis utama perusahaan Huo adalah properti tanah, tanah itu dalam masa menguntungkan di kota Qing, jika kita mengambilnya dan membangun rumah, keuntungannya sangat besar, sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan Huo. Tapi perusahaan Foursea malah menggunakan tanah tersebut untuk hal yang lain, sangat disayangkan, memboros sumber daya yang berharga. Sehingga, apabila Direktur Liu bersedia, harga bisa didiskusikan dengan mudah, aku berikan lebih banyak, dijamin tidak ada masalah.”
Rini Liu mendengarnya, Hans Huo datang kemari juga karena masalah tanah tersebut, kakak beradik ini datang bergiliran, tidak mencapai keinginan dan tidak akan menyerah.
“Direktur Huo, ini bukan masalah harga, segala perlengkapan sebidang tanah itu sudah kita selesaikan, perencanaan juga sudah selesai, lagipula, karena tanah ini sedang dalam masa menguntungkan, pihak lawan baru bersedia kerja sama, kita sudah menandatangani dengan pihak kerja sama, tidak bisa sembarangan diubah, masalah ini tidak bisa didiskusikan lagi.”
Hans Huo tertawa: “Direktur Liu, jangan menutup perbincangan ini, jika begini tidak bisa, kita masih bisa bertukar, aku bersedia menukarkan sebidang tanah ini 2 kali lipat dengan tanah yang ada di luar kota.”
“Maaf, Direktur Huo, tadi aku sudah mengatakannya dengan jelas, tidak bisa.”
Hans Huo melihat Rini Liu tidak mau mengalah, menggigit giginya: “Direktur Liu, begini saja, sebidang tanah ini kita kelola bersama, uang yang didapat dibagi dua, ini lebih dari keuntungan kamu saat ini.”
Sampai di sini saja Hans Huo bisa berbuat, dengan Rini Liu bersedia mengelola bersama, apapun sudah mudah, sampai saat itu bisa menggunakan cara lain untuk memaksanya mundur, sebidang tanah ini tetap milik perusahaan Huo.
Hans Huo merencanakannya dengan sempurna, Rini Liu juga tidak bodoh, dia mengerti cara perusahaan Huo mengelola, tentu tidak begitu mudah sepakat bekerjasama dengan mereka.
Rini Liu tetap tidak setuju.
“Direktur Liu, aku dengan tulus hati, kita bersama menjadi kaya, ini sangat menguntungkan perusahaan Foursea.”
“Niat baik Direktur Huo aku sudah menerimanya, tapi aku tidak bisa melakukannya, aku ingin pihak kerjasama bertanggung jawab.”
Wajah Hans Huo terlihat tidak senang: “Direktur Liu, aku hari in datang dengan membawa niat baik dan tulus ingin bekerja sama, Direktur Liu jangan menganggap hati yang baik penuh dengan kecurigaan.”
Rini Liu tertawa dingin: “Direktur Huo, kerjasama harus dua pihak bersedia, niat baikmu aku tahu, namun tolong jangan memaksa.”
Wajah Hans Huo berubah: “Direktur Liu, kelihatannya hari ini kamu tidak akan memberi aku muka?”
“Aku bukan sengaja membuat Direktur Huo malu, tapi Direktur Huo juga jangan memaksa dan membuat orang susah.” Rini Liu tidak mengalah.
Suasana tiba-tiba menjadi tegang.
Di saat ini Reza Qiao dengan pelan berkata: “Direktur Liu, Direktur Huo dengan tulus hati datang membicarakan kerjasama, kamu malah tidak memberinya muka, ini membuat Direktur Huo kesulitan.”
Rini Liu melototi Reza Qiao, di saat penting, mengapa anak ini berkata seperti itu, malah membela orang lain.
Rini Liu merasa menyesal membiarkan Reza Qiao berada di sini, anak ini sedikit pun tidak menjaga perkataannya.
Hans Huo mendengar perkataan Reza Qiao, dan merasa senang: “Kelihatannya asisten Qiao sangat mengerti orang.”
Hans Huo kegirangan, mulai memanggilnya asisten Qiao.
Reza Qiao tertawa berkata: “Sebenarnya aku mengira masukan Direktur Huo baik, penuh dengan tulus hati, Direktur Liu, aku pikir……”
Rini Liu mencelah perkataan Reza Qiao: “Reza Qiao, kamu diam.”
Hans Huo berkata: “Direktur Liu, jika asisten Qiao sudah bicara, kamu seharusnya membiarkannya bicara sampai habis.”
“Betul, Direktur Liu, sebagai asisten Direktur, aku berwenang untuk mengeluarkan pendapatku.”
Rini Liu benci sampai menggertakkan giginya, tapi Hans Huo di sini, juga tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kamu bilang saja.”
Tongkat pengaduk kotoran ini, tunggu Hans Huo pergi dan akan membereskanmu.
Lagipula dirinya yang memutuskan, dengar dulu juga tidak masalah.
“Asisten Qiao, cepat bilang apa pendapatmu.” Kata Hans Huo.
“Direktur Huo serius ingin mendengarnya?”
“Betul betul, aku ingin mendengarnya.”
“Kalau begitu aku bilang ya.”
“Baik, cepat bilang.”
“Tadi kamu bilang, jika Direktur Liu ingin memberikan tanah ini kepada perusahaan Huo, uang bukan masalah, betul?”
“Betul, uang tentu bukan masalah.” Kata Hans Huo tanpa ragu.
Hans Huo sudah menghitungnya dengan baik, harga tanah ini sangat tinggi, walau harga lebih dua kali lipat juga tidak masalah.
“Jikalau kamu bilang uang bukan masalah, kalau begitu penjualan ini bisa sukses, aku bisa mewakilkan Direktur Liu mengiyakanmu.”
“Kamu sungguh bisa mewakilkan Direktur Liu mengambil keputusan?”
“Benar.”
Reza Qiao menolehkan kepala dan mengirim tanda mata kepada Rini Liu.
Rini Liu melihat Reza Qiao mengirimkan tanda kepadanya, kaget, anak ini sedang membuat rencana licik apa? Mungkin dia punya ide lain untuk mematahkan keinginan Hans Huo?
Sedikit ragu, Rini Liu tidak bicara.
“Tapi kenapa kamu bisa mewakilkan Direktur Liu membuat keputusan?” Tanya Hans Huo dengan licik.
“Di dunia bisnis siapa yang tidak tahu Rini Liu adalah pacarku, di perusahaan Foursea, aku bisa anggap sebagai rumah sendiri.” Kata Reza Qiao sambil tertawa.
“Hah, kamu……adalah pacar Direktur Liu?” Hans Huo membesarkan mata tikusnya, supir kecil ini bisa menjadi pacar Rini Liu, Rini Liu bisa menyukainya, sungguh tidak bisa dibayangkan.
Dalam hati Rini Liu sontak menggila, tapi tidak berkata sepatah pun.
“Kamu cari tahu saja dulu, hal yang begini penting aku mana mungkin membohongi kamu?”
Reza Qiao menolehkan kepala dan mengirim kedipan mata kepada Rini Liu lagi.
Rini Liu menahan diri dan tidak bertindak.
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkMore Than Words
HannyAwesome Husband
EdisonThick Wallet
TessaMenantu Hebat
Alwi GoLoving The Pain
AmardaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan