Asisten Bos Cantik - Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
Pada malam hari, Reza Qiao pergi ke markas Geng Qingtian.
Beni yang melihat kedatangan Reza, langsung turun dari kursi bos: “Tuan Reza sudah datang.”
Reza Qiao duduk di kursi yang berada di samping dan Beni Ouyang pun berdiri di depannya.
Reza Qiao menunjuk kursi yang ada di samping: “Silakan duduk.”
“Terima kasih Tuan Reza.” Beni Ouyang pun duduk.
Walaupun berada di markas sendiri dan walaupun dia sendiri adalah bos besar Geng Qingtian, tetapi saat ini kelihatannya seperti Reza Qiao lah yang menjadi bosnya.
Reza Qiao melihat Beni Ouyang: “Beni, ada dua hal yang kamu harus lakukan sekarang, yang pertama, ambillah buku keuangan perusahaan Huo dalam setengah tahun ini, yang kedua, carilah bukti pembongkaran secara brutal yang dilakukan oleh perusahaan Huo.
“Baik tuan Reza, aku pasti akan melaksanakannya.”
“Lalu, mulai dari hari ini Geng Qingtian tidak boleh lagi melakukan penindasan, pelecehan, dan penipuan terhadap orang-orang hanya untuk mendapatkan keuntungan.”
Raut wajah Beni Ouyang pun berubah: “Tuan Reza, selama beberapa tahun ini semua anggota bergantung hidup dengan cara itu, jika tidak seperti itu, bagaimana nanti mereka hidup?”
Reza Qiao tertawa: “Kamu boleh menekan dan menindas Geng lain.”
“Tetapi kemampuan Geng Qingtian terlalu lemah dan tidak bisa menang melawan Geng lain.”
“Jadi kamu boleh menindas warga yang tidak bersalah?” Reza Qiao pun melotot melihatnya.
Beni Ouyang pun tidak berani lagi berbicara.
“Lain kali kamu harus fokus untuk meningkatkan kemampuan Geng Qingtian, jika hanya sebuah Geng, tetapi tidak ada niat untuk maju, dan hanya bergantung dengan menindas warga-warga, maka itu tidak akan panjang dan akan sangat cepat dihabiskan oleh Geng lain.”
“Kata-kata Tuan Reza masuk akal, tetapi kita membutuhkan orang yang banyak, sedangkan sekarang anggota kami hanyalah belasan orang.”
“Kalau begitu pekerjakan orang saja.”
“Tetapi mempekerjakan orang butuh uang, tidak ada uang tidak bisa mempekerjakan mereka.”
Reza Qiao menganggukkan kepala: “Kata-kata ini memang tidak salah, adanya bahan bangunan dasar baru bisa menaikkan gedung, kalau tidak ada uang apapun tidak bisa dilakukan.”
Beni Ouyang pun salut melihat Reza Qiao, wah, bahan bangunan dasar yang menentukan naik tidaknya gedung, ternyata Tuan Reza bisa mengucapkan kata-kata level tinggi seperti itu.
Tentu saja Reza Qiao tidak ada level itu, sebenarnya kata-kata itu pun dia pelajari dari Rini Liu.
Dalam beberapa waktu ini menyetir dan bekerja dengan Rini Liu, dia pun belajar banyak kata-kata yang bagus.
“Apakah di distrik kota tua ada tempat judi?” tanya Reza Qiao kepada Beni.
“Ada puluhan, tetapi yang paling besar adalah kasino yang dibuka oleh Geng Liuhe, tempatnya tidaklah kecil, tamu-tamunya juga sangat banyak, itu adalah ekonomi terbesar Geng Liuhe cabang distrik kota tua.”
“Oh, punya Geng Liuhe.” Reza Qiao pun menganggukkan kepalanya, kemarin dia menghabiskan Empat Pria Baja itu pasti nantinya dia akan dicari oleh Geng Liuhe, apalagi Candra Huo hubungannya sangat dekat dengan mereka, pasti suatu saat juga akan bertempur dengan Geng Liuhe, lebih baik bergerak terlebih dahulu mengambil uang dari tempat perjudian Geng Liuhe untuk membantu memajukan Geng Qingtian.
Reza Qiao berdiri dan menepuk bokongnya: “Ayo pergi, bawa 500.000 RMB (Sekitar 1 miliar Rupiah) itu, di mobilku masih ada 200.000 RMB (Sekitar 400 juta Rupiah), malam ini kita akan kaya raya di tempat judi Geng Liuhe.”
Mendengar hal itu, Beni Ouyang pun membawa 500.000 RMB dan memanggil Regy Wu, lalu Reza Qiao membawa mobil dan melaju ke arah tempat judi Geng Liuhe.
“Tuan Reza, kamu dulunya pasti sudah bermain di banyak tempat kan?” di dalam perjalanan Beni Ouyang bertanya kepada Reza.
“Apaan, aku tidak pernah masuk ke dalam tempat judi, dan malam ini adalah pertama kalinya.”
“Apa? Tuan Reza tidak pernah main?”
Beni pun terkejut, melihat gaya berbicara Reza tadi seperti dia adalah master judi, tetapi tidak disangka ini adalah pertama kalinya.
Habislah, 700.000 RMB (Sekitar 1 miliar 400 juta Rupiah) malam ini pasti akan habis bagaikan air mengalir.
Reza berkata dengan nada datar: “Kalau tidak bisa kan boleh belajar, katakan padaku peraturan permainan di tempat judi.”
“Peraturannya mudah, kartu Poker... Jackpot...” Beni Ouyang menjelaskan peraturan itu dengan detail kepada Reza.
Setelah mendengarkan hal itu, Reza pun menganggukkan kepalanya: “Oh, kedengarannya mudah, hari ini kita bisa merubah 700.000 RMB menjadi 7 juta RMB (Sekitar 14 miliar Rupiah).
Beni Ouyang tidak tahu ingin menangis atau tertawa, Tuan Reza sama sekali tidak takut, dia tidak tahu bahwa orang-orang pembagi kartu di tempat judi itu adalah orang-orang profesional yang didatangkan dari Macau, jika ingin memenangkan uang, tentu saja sangat sulit.
Sayang sekali 700.000 RMB ini, uang ini bisa merawat beberapa saudara-saudara.
Beni Ouyang dan Regy Wu pun merasa sakit hati.
Sesampainya mereka di tempat judi itu, Beni Ouyang pun membawa jalan di depan, sedangkan Reza Qiao mengikutinya dari belakang, serta Regy Wu membawa uang 700.000 RMB itu.
Di atas kasino adalah bagian permainan, mesin-mesin sangatlah banyak, orang-orang pun juga sangat ramai.
Ruangan judi berada di bawah, pintu masuknya adalah tangga yang tidak terlalu tampak.
Karena Beni Ouyang sering bermain di sini, jadi dia pun sangat mengenalnya.
Di depan tangga telah berdiri dua orang pengawal yang gagah, melihat Beni Ouyang datang diikuti dengan Regy Wu yang membawa bertumpuk-tumpuk uang di dalam plastiknya, mereka pun tahu bahwa pengantar emas telah tiba, dan mereka pun menyambutnya dengan ramah.
Dari tangga itu terus berjalan ke bawah, tempat judi berada di lantai tiga, setiap kali belokan pasti ada pintu pagar besi dan terdapat dua pria yang menjaganya.
Kelihatan sekali penjagaan di sini sangatlah ketat.
Sesampai mereka di tempat perjudian lantai tiga, di dalamnya pun sangatlah luas dan terang, dekorasi di dalamnya juga sangatlah mewah, terdapat delapan hingga sembilan meja, dan setiap mejanya dikelilingi oleh tamu yang banyak dan sedang fokus bermain.
Setiap sudut ruangan ada beberapa orang dengan setelan jas yang berdiri dan meletakkan tangan mereka di belakang, wajah mereka datar tanpa ekspresi seperti mereka sedang menjaga ruangan itu.
Regy Wu pun pergi mengganti uangnya dengan token kasino (Mata uang di kasino/tempat judi), lalu Beni Ouyang pun memperkenalkan kepada Reza Qiao: “Di meja sini batas maksimal permainannya sebanyak 20.000 RMB (Sekitar 40 juta Rupiah), di sana ada yang batas maksimalnya 2.000 RMB (Sekitar 4 juta Rupiah) Tuan Reza, karena ini adalah yang pertama kalinya, bagaimana jika bermain 2.000 RMB terlebih dahulu? Setelah berlatih tangan dulu barulah bermain yang lebih besar.”
Maksud Beni Ouyang supaya kalahnya tidak banyak.
Reza Qiao menaikkan alisnya: “Apakah di sini ada yang tidak memakai batas maksimal?”
“Ada.” Beni Ouyang pun menunjuk ke arah kanan: “Di meja itu mau seberapa besar juga bisa, modal awalnya 700.000 RMB (Sekitar 1 miliar 400 juta Rupiah), hanya tidak ada yang berani bermain di sana.”
Reza Qiao pun melihat ke arah sana, dan di sana hanya ada wanita cantik si pembagi kartu tanpa adanya tamu.
“Kenapa modal awalnya harus 700.000 RMB? Kenapa bukan 600.000 RMB (Sekitar 1 miliar 200 juta Rupiah) atau 800.000 RMB (Sekitar 1 miliar 600 juta Rupiah)?”
“Karena orang-orang percaya akan kata-kata 7 Naik dan 8 Turun.”
Reza Qiao tersenyum, sepertinya bukan hanya kakak Polwan cantik yang suka 7 Naik dan 8 Turun, ternyata pejudi juga suka.
“Tidak seru main yang kecil, ayo pergi, kita main yang besar sana.”
Beni Ouyang pun terkejut: “Tuan Reza, kita hanya membawa 700.000 RMB, dan ini adalah pertama kalinya anda.”
“Memangnya kenapa kalau pertama kali? Pertama kali lah baru seru, kenapa? Kamu merendahkan aku?”
“Bukan, bukan, maksudku adalah......” belum lagi Beni Ouyang selesai berbicara, Reza pun segera mengambil token dari tangan Regy dan langsung pergi ke meja itu.
Beni dan Regy buru-buru mengikutinya, hati mereka pun sudah bimbang sekali, habislah sudah, orang gagal yang tidak tahu diri, dalam beberapa menit akan habis begitu saja tanpa sisa.
Reza Qiao duduk di meja itu dan melihat ke arah wanita si pembagi kartu dengan tersenyum.
Begitu wanita itu melihat tamu besar sudah datang, dia pun tersenyum: “Selamat malam Tuan, modal awal di meja ini adalah 700.000 RMB (Sekitar 1 miliar 400 juta Rupiah)......”
“Iya, aku tahu.” Kata Reza Qiao dengan datar.
Begitu melihat ada orang yang bermain di meja besar, tamu-tamu yang lain pun segera berlari dan mengelilingi sehingga menjadi ramai sekali.
Beni dan Regy yang berada di belakang Reza, hati mereka pun sudah binggung sekali.
“Bocah ini tidak seperti penampilannya, berani sekali dia bermain di meja besar.”
“Pasti dia gila ingin uang dan ingin cepat kaya.”
“Sebelumnya beberapa orang yang bermain di meja ini semuanya lompat dan bunuh diri, dan hari ini sepertinya ada lagi yang mencari mati.”
Semua orang pun sedang membicarakannya.
Berdasarkan peraturannya, awal mula wanita si pemberi kartu itu memperlihatkan kartunya kepada tamu, dan dia beri di depan Reza Qiao.
Reza Qiao mengambil kartu poker itu dan melihat bolak-balik kartu tersebut, lalu kemudian memberikannya kembali di depan wanita itu.
“Kartu ini tidak ada masalah.”
“Tuan, silahkan letakkan taruhanmu.”
Token-token yang berada di tangan Reza Qiao pun ditaruh semua di depannya: “700.000 RMB (Sekitar 1 miliar 400 juta Rupiah), ALL IN”
“Tuan, anda memilih besar atau kecil?”
Reza Qiao melihat dan bertanya ke arah Beni: “Beni, katamu lebih baik kita pilih besar atau kecil?”
Para penonton pun semuanya tertawa riuh.
“Bocah ini saja tidak tahu harus milih besar atau kecil, bagaimana mungkin menang?”
“Kelihatannya 700.000 RMB nya akan hilang begitu saja.”
Beni Ouyang pun tertawa pahit, dengan nada rendah berkata: “Tuan Reza, terserah pilih yang mana, lagi pula besar dan kecil kesempatannya 50:50.”
“Ya sudah kalau begitu terserah saja, pilih kecil saja.”
Wanita si pembagi kartu itu pun tersenyum dan kemudian mengocok kartu tersebut, lalu Reza Qiao duduk di sana dan mengedipkan matanya.
Setelah wanita itu selesai mengocok kartu tersebut, Reza Qiao pun mengangkat kelopak matanya dan berkata: “Buang lima kartu di atas, setelah itu berikan padaku.”
Raut wajah wanita itu pun berubah, dia kemudian membuang lima kartu di atas dan membaginya kepada Reza Qiao.
Dengan perlahan Reza Qiao mengusap kartu poker yang di depannya, semua penonton pun memanjangkan leher mereka untuk melihat kartu itu.
Tamu biasanya lebih suka membuka kartu secara perlahan dan menikmati saat-saat tegang.
Tidak disangka Reza Qiao pun langsung membuka semua kartu itu.
Beni Ouyang dan Regy Wu yang sangat tegang itu memejamkan mata mereka dan tidak berani untuk melihat.
“Wah, wah, kecil!” semua orang pun berteriak.
Beni dan Regy membuka mata mereka, dan ternyata kartu itu kecil.
Gila, 700.000 RMB sebentar saja menjadi 1,4 juta RMB (Sekitar 2 miliar 800 juta Rupiah)!
Beni pun sangat senang, karena keberuntungan Tuan Reza sangatlah bagus.
Reza Qiao tersenyum datar dan kemudian menaruh kembali semua token tersebut: “1,4 juta RMB (Sekitar 2 miliar 800 juta Rupiah), lanjutkan.”
Beni Ouyang pun terkejut: “Tuan Reza, terlalu besar, bukankah lebih baik 700.000 RMB saja.”
“Main besar baru seru, aku suka main seperti ini.” Kata Reza Qiao tertawa.
Tamu-tamu yang menonton pun mulai berdebat kembali.
“Kalau dia tidak berpikir baik-baik maka benar-benar bisa rugi besar.”
“Yang tadi hanyalah sebuah keberuntungan awal saja, dan kali ini susah untuk ditebak.”
“1,4 juta RMB nya sayang sekali.”
Seorang pekerja di samping mengisyaratkan untuk mengganti orang, dan kemudian wanita si pembagi kartu pun diganti oleh orang lain.
Setelah selesai memeriksa kartu, Reza Qiao masih memilih kecil, wanita tersebut pun mulai mengocok kartu, lalu Reza Qiao masih juga menyipitkan matanya seperti belum bangun dari tidurnya.
Setelah selesai mengocok kartu, Reza Qiao mengangkat kelopak matanya dan melihat ke arah wanita tersebut: “Buang tujuh kartu di atas dan bagi kartunya.”
Wanita itu terkejut dan kemudian dia membagi kartunya, Reza Qiao pun membuka kartunya sekaligus sekali lagi......
Beni dan Regy yang ketakutan pun memejamkan mata mereka kembali.
Dan kemudian terdengar suara dari penonton: “Kecil!”
Beni Ouyang membuka matanya, wah, benar-benar kecil, 1,4 juta RMB sekarang menjadi 2,8 juta (Sekitar 5 miliar 600 Juta Rupiah).
Wajah wanita si pembagi kartu itu pun mulai memucat, dan raut wajah pekerja di samping juga berubah.
Beni Ouyang pun sangat senang: “Tuan Reza, sudah banyak sekali, simpan saja.”
“Simpan kepalamu, lanjutkan lagi.”
Dan kemudian wanita si pembagi kartu itu diganti lagi, dan kali ini Reza menaruhkan 2,8 juta RMB dan masih memilih kecil, saat membagi kartu disuruh untuk membuang enam kartu di atas.
Saat sekaligus dibuka, ternyata masih juga kecil.
2,8 juta RMB sekarang menjadi 5,6 juta RMB (Sekitar 11 miliar 200 juta Rupiah).
Semua orang di ruangan itu menjadi riuh, tamu-tamu pun sangat senang karena permainannya sangat seru.
Beni Ouyang dan Regy Wu terkejut bodoh, keberuntungan Tuan Reza malam ini sangatlah bagus sekali.
Melihat penonton-penonton disana juga sangat senang, Reza Qiao pun mengambil token senilai 600.000 RMB (Sekitar 1 miliar 200 juta Rupiah) dan dilemparkan ke udara: “Terima kasih semua untuk dukungannya.”
Tamu-tamu semuanya pun sibuk memunguti token, mereka mengucapkan terima kasih: “Terima kasih Tuan muda.”
Beni Ouyang dan Regy Wu merasa sedih, 600.000 RMB, dengan satu lemparan tangan Tuan Reza langsung habis begitu saja, 600.000 RMB bisa membiayai berapa banyak anggota.
Reza Qiao masih belum mau selesai, dan kemudian dia menaruhkan 5 juta RMB itu (Sekitar 10 miliar Rupiah).
“Gila, Tuan muda benar-benar berani sekali.”
“Tuan muda ini bukan hanya berani dalam berjudi, tetapi sangat murah hati, sudah lama sekali tidak melihat permainan bagus seperti ini.”
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan