Asisten Bos Cantik - Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan

Mereka berbincang lagi selama sesaat, lalu Hardy Feng pamit dan pergi dengan berseri-seri.

Melihat wajah Hardy Feng yang cerah, seorang pengikutnya berkata menyanjung, “Bos begitu senang, apakah ada hal baik?”

Hardy Feng berkata dengan senyum, “Bocah, tamu terhormat dari provinsi memberikan sebuah proyek besar senilai dua belas triliun kepadaku, menurutmu apakah bisa aku tidak senang?”

“Ah, selamat Tuan Feng.”

“Tuan Feng menjadi kaya, kalian semua pun akan mendapatkan keuntungan.”

“Terima kasih Tuan Feng.”

Hardy Feng tertawa terbahak-bahak, tetapi saat ini dia tidak menyadari bahwa Reza Qiao sedang bersandar di belakang tiang penyangga aula besar sambil tersenyum berseri.

Hhmm, kali ini teman lama dari keponakan datang ke Kota Qing dengan membawa hadiah besar, yaitu proyek besar senilai dua belas triliun, bagus sekali, bagus sekali.

Setelah Hardy Feng mereka pergi, Reza Qiao juga meninggalkan hotel.

Pada saat ini, Tina Jiang sedang mengobrol dengan Rini Liu di dalam ruangan kantor.

Rini Liu tidak hentinya mengamati Tina Jiang, membuat Tina Jiang merasa heran.

“Rini, apa yang kamu lihat?”

“Tidak… tidak melihat apa-apa….” Rini Liu menutup-nutupi, dia teringat akan Reza Qiao yang menyimpan siasat lanjutan ketika menyembuhkan pergelangan kaki Yuly Xia, lalu dia pun tak tertahankan teringat akan Tina Jiang, dia khawatir Reza Qiao juga menyimpan siasat lanjutan.

“Ayo katakan dengan jujur.” Tina Jiang tidak melepaskannya begitu saja.

“Aku sedang berpikir, ketika Reza Qiao membantumu mengenai masalah itu, tidak tahu apakah dia menyimpan siasat lanjutan? Aku sedikit mengkhawatirkan hal ini….” Rini Liu memberitahu Tina Jiang tentang Reza Qiao yang menyembuhkan pergelangan kaki Yuly Xia.

Tina Jiang merenung, lalu berkata, “Tidak akan, Reza Qiao selalu tangkas dalam bertindak, bagaimana bisa menyimpan siasat lanjutan?”

“Belum tentu.” kata Rini Liu dengan serius.

“Tadi aku bertemu dengan Reza Qiao di lantai bawah, dia mengatakan pengobatannya kepadaku berkhasiat dengan sangat baik.”

“Reza Qiao mungkin sedang bergurau denganmu, semoga dia benar-benar tidak menyimpan siasat lanjutan.”

“Jika dia benar-benar menyimpan siasat lanjutan, bagaimana?” Tina Jiang tiba-tiba merasa sedikit khawatir.

“Masih bisa bagaimana? Kembali lagi ke bentuk semula.”

“Tidak boleh, pasti tidak boleh.” Tina Jiang menggeleng kepala dengan kuat.

“Kalau begitu kamu ingin bagaimana? Menyuruh Reza Qiao membesarkannya lagi untukmu?”

“Jika benar seperti itu, juga hanya bisa begitu.” Tina Jiang mengernyit.

“Kalau begitu bukankah Reza Qiao untung sekali?”

“Aduh, jangan bicarakan ini lagi.” Tina Jiang merasa malu.

“Heng, aku justru membicarakan, mungkin kamu sangat suka dia begitu.” Rini Liu mendengus.

Tina Jiang langsung mengangkat tangan menggaruk Rini Liu, “Omong kosong, aku tidak begitu, kamulah yang berpikir seperti itu.”

Rini Liu menghindar sambil tersenyum, “Kamu, kamu….”

“Jangan berkata sembarangan, aku menggelitik kamu terlebih dahulu!”

Rini Liu bergegas menghindar, lalu Tina Jiang mengejarnya, mereka bergelut menjadi satu….

“Hei, sedang apa kalian? Ini adalah ruangan kantor, bisakah kalian memperhatikan citra kalian masing-masing, di pagi hari begini, sungguh tidak tahu aturan!” Tiba-tiba pintu ruangan kantor terbuka, Reza Qiao sedang berdiri di ambang pintu.

Rini Liu dan Tina Jiang bergegas berhenti, lalu mereka memelototi Reza Qiao.

“Siapa yang kamu katakan?”

“Di sini hanya ada kalian berdua, menurutmu?” tanya Reza Qiao.

“Menurutku kamu kurang dihajar.” Tina Jiang berjalan kepada Reza Qiao.

Reza Qiao mengangkat kedua tangan, “Aku menyerah.”

Melihat Reza Qiao ketakutan, Tina Jiang tertawa dengan bangga, “Kamu sedang bermain.”

Reza Qiao meletakkan tangannya dan berjalan masuk, dia berkata sambil tersenyum berseri, “Bagaimana kalau kita bermain bersama-sama?”

“Tidak.” Rini Liu bergegas menggeleng kepala.

“Menurutmu?” Lalu Reza Qiao menatap Tina Jiang.

Tina Jiang juga menggeleng kepala.

Reza Qiao mendesah, lalu duduk ke atas sofa, “Kalian tidak bermain denganku, tidak asyik.”

Tina Jiang teringat akan perkataan Rini Liu tadi, dia duduk di seberang Reza Qiao, lalu berkata dengan mencobai, “Tuan muda Qiao, aku tanyakan kamu sesuatu.”

“Tanyakan saja, Nyonya muda.”

“Jangan memanggilku Nyonya muda.”

“Aku justru memanggil.”

“Tidak patuh?”

“Iya, tidak patuh.”

“Tidak takut aku menaboki kamu?”

“Tidak takut.”

“Mengapa?”

“Karena jika kamu berani menaboki aku, maka hal yang aku bantu kamu itu akan gagal.”

Tina Jiang terkejut, jangan-jangan Reza Qiao benar-benar telah menyimpan siasat lanjutan, dia bergegas bertanya, “Mengapa?”

Reza Qiao berkata dengan serius, “Karena aku dapat membantu kamu, tentu saja aku dapat menghilangkannya, jika kamu berani menaboki aku, maka aku akan mengucapkan mantra, lalu bantuan yang sebelumnya kuberikan padamu, akan menjadi sia-sia!”

“Ppff….” Rini Liu tertawa.

Tina Jiang sadar, Reza Qiao sedang beromong kosong, lalu dia merasa lega, “Dalam masalah ini, kamu tidak menyimpan siasat lanjutan bukan?”

Reza Qiao mengedipkan mata, “Menyimpan siasat lanjutan apa?”

“Yaitu usahamu pada sebelumnya menjadi sia-sia.” ujar Tina Jiang dengan malu.

Reza Qiao menatap Rini Liu, “Pasti kamu yang memberitahu dia, benarkah?”

Rini Liu mengangguk, “Kamu menyimpan siasat lanjutan terhadap pramugari itu, mungkin juga menyimpan siasat lanjutan terhadap Tina Jiang.”

Reza Qiao tertawa, “Rini, kamu pintar sekali.”

Mendengar Reza Qiao berkata seperti itu, Tina Jiang menjadi gelisah, “Kamu benar-benar telah menyimpan siasat lanjutan?”

Rini Liu menatap Reza Qiao dengan curiga.

Reza Qiao berkata dengan senyum berseri, “Kalian ingin mendengar perkataan asli atau palsu?”

“Perkataan asli.” Rini Liu dan Tina Jiang berkata serentak.

“Perkataan asli adalah iya….” kata Reza Qiao dengan lambat.

Ekspresi Tina Jiang langsung berubah.

Rini Liu mengangguk, pria ini benar-benar telah menyimpan siasat lanjutan.

Melihat tampang Tina Jiang yang ketakutan, Reza Qiao tertawa.

“Reza Qiao, kamu jahat sekali, sungguh tidak menjunjung persahabatan.” teriak Tina Jiang.

“Reza Qiao, mana ada yang seperti itu, lakukanlah kebaikan sampai tuntas.” kata Rini Liu.

Reza Qiao menggoyang kepala, “Eh, aku belum selesai berkata, apa yang kalian cemaskan?”

“Apa lagi yang ingin kamu katakan?” tanya Rini Liu.

Reza Qiao berkata, “Aku ingin mengatakan, siasat lanjutanku ini, hanya akan membuat hasil sebelumnya menjadi lebih baik, perbuatan aku Reza Qiao, selalu bisa dipastikan kualitas dan kuantitasnya.”

“Benarkah?” tanya Rini Liu.

“Perkataan yang diucapkan aku Reza Qiao, pasti tidak palsu.” ujar Reza Qiao dengan serius.

Tina Jiang merasa lega, “Dasar kamu si jahat, aku takut sekali.”

Reza Qiao tertawa, dia menatap Tina Jiang, “Kita naik setingkat lebih tinggi lagi, bagaimana?”

Tina Jiang bergegas bergeleng, “Terima kasih atas kebaikan hatimu, aku merasa tidak perlu.”

“Eh, kenapa kamu ini begitu tidak memiliki ambisi?”

“Dalam hal ini, aku tidak memerlukan ambisi.” Tina Jiang memelototi Reza Qiao.

Kemudian, Reza Qiao menatap garis kurva badan Rini Liu, Rini Liu merasa sedikit gugup, “Apa yang ingin kamu lakukan?”

“Rini, apakah kamu mempunyai ambisi?” tanya Reza Qiao.

Rini Liu bergegas bergeleng, “Tidak ada, tidak ada, aku tidak mempunyai ambisi sama sekali.”

“Direktur Liu, apa yang sedang kamu bicarakan?” Milan berjalan masuk dan menatap Rini Liu dengan heran, selama ini Rini Liu sangat berambisi, kenapa saat ini dia bergumam bahwa dia tidak mempunyai ambisi? Bahkan tidak sama sekali, sungguh aneh.

Rini Liu merasa sedikit canggung, dia tidak tahu harus berkata bagaimana.

Reza Qiao berkata kepada Milan, “Kak Lan, sekarang Bos sudah dekaden, dia sendiri berkata bahwa dirinya tidak mempunyai ambisi.”

Milan menggeleng kepala dan berkata kepada Rini Liu, “Direktur Liu, kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus memiliki ambisi, perusahaan mengandalkan kamu untuk mengelolanya, semua orang sedang mengawasimu.”

“Benar, perkataan Kak Lan masuk akal, Bos, cepat kamu katakan kamu memiliki ambisi.” Reza Qiao mengiyakan.

Rini Liu dilema, lalu dia berkata terbata-bata, “Baiklah, aku memiliki ambisi.”

Milan tersenyum dengan puas.

Reza Qiao senang sekali, “Bagus, Bos sendiri yang mengatakan kamu memiliki ambisi, bagus, ayo kita menjadi lebih besar.”

“Tidak, tidak.” Rini Liu bergegas mengibaskan tangan.

Milan menatap Reza Qiao, “Apa yang menjadi lebih besar?”

Reza Qiao berkata, “Maksudku membuat perusahaan menjadi lebih besar, tetapi kamu lihat, Bos tidak bersedia.”

Milan menatap Rini Liu dengan menyalahkan, “Direktur Liu, kamu tidak boleh seperti itu, seharusnya kamu berkata: baik, tidak ada yang paling besar, hanya ada yang lebih besar.”

Rini Liu dan Tina Jiang tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

Reza Qiao mengangguk dengan puas, “Aku suka dengan perkataan Kak Lan ini, Bos, kamu katakan dengan lantang: tidak ada yang paling besar, hanya ada yang lebih besar.”

Milan juga mengiyakan, “Direktur Liu, ayo, katakan dengan lantang.”

Wajah Rini Liu memerah karena malu, dia berkata kepada Milan, “Kak Lan, kamu dipermainkan oleh Reza Qiao, yang dia katakan bukanlah membuat perusahaan menjadi lebih besar.”

“Kalau begitu apa?”

Rini Liu menunjuk garis kurva badan Milan, “Ini.”

Milan tersadarkan, lalu dia memelototi Reza Qiao dan berjalan ke arahnya.

Rini Liu dan Tina Jiang juga mengepung ke sana.

“Apa yang ingin kalian lakukan? Jangan-jangan kalian ingin bermain foursome?” Reza Qiao duduk di atas sofa sambil melihat tiga wanita cantik itu.

“Maju….” Dengan satu seruan Milan, mereka bertiga langsung menyerbu kepada Reza Qiao….

“Ah… ah… ah….” Reza Qiao mengeluarkan suara aneh, dia bergelut menjadi satu kesatuan di atas sofa bersama tiga wanita cantik itu , nikmat sekali, hanya saja sofa ini terlalu sempit, tidak leluasa untuk bergerak.

Tepat ketika sedang asyik bermain, notifikasi pesan masuk dari ponsel Reza Qiao berbunyi.

Reza Qiao menyembul keluar dari celah para wanita cantik dan berlari ke depan pintu, “Tidak bermain lagi, kalian tiga wanita preman menindas aku si tampan muda, pria baik tidak beradu dengan wanita, aku pergi dulu.”

Reza Qiao langsung hilang tak berjejak.

Tina Jiang tertawa dengan bangga, “Akhirnya Reza Qiao takut dengan kita.”

Rini Liu menatap Tina Jiang, “Hei, kancing kerahmu terbuka.”

“Ah….” Tina Jiang bergegas mengancingkan kancing kerahnya.

Milan menatap Rini Liu, “Direktur Liu, kenapa wajahmu basah?”

Rini Liu bergegas mengambil tisu untuk menyekanya, gawat, pasti ulah mulut Reza Qiao.

Setelah Tina Jiang mengancingkan bajunya, dia menatap Milan, “Kak Lan, kamu, kamu….”

“Aku kenapa?”

Tina Jiang menunjuk ke bawah dan berkata terbata-bata, “Stocking-mu melorot ke betis….”

Milan melihat ke bawah, benar saja, tidak tahu kapan pria itu menanggalkan stocking-nya.

Rini Liu bersyukur dalam hati, untung dia tidak mengenakan stocking, kalau tidak, tidak akan bisa kabur dari cengkeraman iblis Reza Qiao. Lalu Rini Liu mendesah, sebenarnya mereka yang memberi pelajaran kepada Reza Qiao atau Reza Qiao yang mengambil keuntungan pada mereka?

Pada saat ini, Reza Qiao sedang melihat pesan masuk di ponselnya di aula besar di lantai bawah, itu adalah pesan dari pria di Pusat Penelitian Informatika, mengirimkan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh Reza Qiao.

Reza Qiao melihat jam, hhmm, keefektifan kinerja pria ini lumayan tinggi, tidak sampai satu jam saja sudah selesai melaksanakannya.

Reza Qiao pergi ke meja resepsionis untuk meminta kertas dan pena, dia menyalin isi pesan di ponselnya, lalu menelepon Berty He.

“Lady, bantu aku carikan dua orang Master Thief.”

Berty He tersenyum, “Ada apa? Adik kecil ingin menjadi pencuri tampan?”

“Hehe, aku ingin mereka membantuku melaksanakan sesuatu, apakah mudah dicari?”

“Mudah, ada beberapa bawahanku yang dulunya bekerja di ranah itu, tetapi mereka sudah tidak melakukannya lagi setelah mengikutiku, sekarang menyuruh mereka untuk menjalankan profesi lama, takutnya….”

“Kali ini adalah melakukan hal baik, menyelamatkan orang.”

“Oh, baik, aku carikan dua yang berkompeten tinggi, lalu?”

“Lalu kamu menyuruh mereka pergi ke alun-alun di tepi sungai untuk mencariku.”

“Baik, mereka akan tiba dalam setengah jam.”

Reza Qiao menutup telepon, ada satu hal yang sangat bagus dari Berty He, tidak peduli hal apa, asalkan dia tidak mengatakannya, Berty He pasti tidak akan banyak bertanya.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu