Asisten Bos Cantik - Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
Hati Reza Qiao bergerak, kedua orang yang sedang berbincang di luar pintu itu bukan orang yang dibawa kemari oleh Fendy Fan dan Si Ubi, sepertinya adalah pemberontak yang menyelinap masuk untuk bersembunyi di sini sementara waktu, dan hendak menciptakan insiden teroris di Kota Macau untuk merugikan China.
Reza Qiao teringat akan Daniel Guo yang mengabdi kepada China, jika Daniel Guo bertemu dengan masalah ini, tentu saja akan bertindak.
Daniel Guo akan bertindak, maka karena dirinya bertemu dengan masalah ini, maka dia juga bertindak saja.
“Hei, saudara-saudara, selamat malam.” Reza Qiao berjalan keluar.
Kedua si kurus yang sedang berbincang itu terkejut karena tidak menyangka ada seseorang yang muncul tiba-tiba dari dalam ruang penyimpanan.
“Siapa kamu?” tanya salah seorang si kurus.
“Aku adalah koki, datang ke sini untuk mencari barang.”
“Oh, koki….” Kedua si kurus itu bertukar mata, percakapan mereka tadi pasti sudah didengar oleh koki ini, sungguh tidak bagus, akan mendatangkan masalah untuk mereka sendiri.
“Siapa kalian?” tanya Reza Qiao dengan senyum berseri.
“Kami adalah penjaga keamanan di kapal pesiar.”
“Kenapa aku tidak kenal dengan kalian? Serta kalian juga tidak mengenakan seragam penjaga keamanan.” Reza Qiao mengernyit.
“Kami baru saja direkrut, belum sempat mengenakan seragam.” Salah seorang si kurus bermain mata dengan si kurus yang lain, lalu mereka bersama-sama menghampiri Reza Qiao.
“Hei, apa yang akan kalian lakukan?” tanya Reza Qiao.
“Membunuhmu!” Kedua si kurus itu menghunus belati lalu menusuk ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao terkekeh, lalu dia menangkap pergelangan tangan kedua si kurus yang sedang memegangi belati, dia memutar tangan, lalu terdengar suara krak, kedua si kurus itu serentak menjerit kesakitan, lengan mereka patah terpelintir.
Reza Qiao mengayun telapaknya menghantam ke kepala mereka, lalu kedua si kurus itu pingsan.
Reza Qiao mencari tali untuk mengikat kaki dan tangan mereka, lalu mencari potongan kain untuk menyumpal mulut mereka.
Melihat pada tumpukan buah-buahan dan sayur-sayuran, Reza Qiao tersenyum, dia menggali sebuah tempat, dia melemparkan kedua si kurus itu ke dalam sana serta menutupi mereka dengan sayur-sayuran dan buah-buahan, lalu menepuk tangan dan kembali ke aula.
Di aula, Degua Ryle dan Fendy Fan sudah tidak sabar menunggu.
Leo Wang juga sedikit cemas, kenapa Reza Qiao pergi begitu lama.
Berty He tetap tenang, tidak tahu apa yang sedang dilakukan Reza Qiao.
Degua Ryle mencibir, “Aku lihat Reza Qiao sedang menceret karena takut, dan tidak bisa keluar dari toilet.”
Fendy Fan mengangguk sambil tersenyum, lalu berpesan kepada anak buahnya, “Pergi lihat ke toilet, jika Reza Qiao tidak bisa bangun karena menceret, papah dia keluar.”
Tepat ketika anak buah itu hendak pergi, Reza Qiao muncul di depan aula, menatap semua orang sambil tersenyum berseri.
Melihat Reza Qiao sudah kembali, Leo Wang dan Berty He menghela napas lega.
Degua Ryle menyeringai, “Akhirnya kembali juga, aku pun mengira kamu tidak bisa bangun karena takut.”
Reza Qiao berjalan ke depan meja dan duduk di seberang Degua Ryle, lalu menunjuk dengan jari, “Si Ubi, malam ini aku akan membuatmu menceret.”
Degua Ryle mendengus, “Reza Qiao, tidak perlu banyak bersilat lidah, tunjukkan kehebatan kamu di atas meja judi.”
“Ayo, tunjukkan.” Reza Qiao merogoh sebatang rokok, Leo Wang bergegas mengeluarkan korek api dan menyalakan rokok Reza Qiao.
Reza Qiao menghisap rokoknya dengan kuat, lalu menghembuskan asap rokok, bertampang sangat berkeyakinan akan menang.
Melihat tampang Reza Qiao yang tak acuh, Degua Ryle tersenyum dingin dalam hati, malam ini dirinya pasti akan menang, sekarang Reza Qiao masih bisa congkak, segera Reza Qiao tidak tahu akan mati di mana.
Melihat tampang Degua Ryle yang berkeyakinan penuh akan menang, hati Fendy Fan sangat tenang, hhmm, Si Ubi sudah bersiap selama sore hari ini, malam ini pasti bisa mengerahkan kemampuan yang sebenarnya.
Tidak benar, mengapa dirinya juga mengikuti Reza Qiao memanggil Degua Ryle dengan Si Ubi, seharusnya Dewa Ryle, benar, Dewa Ryle!
“Si Ubi, malam ini bermain bagaimana?” tanya Reza Qiao dengan santai.
Degua Ryle memutar bola mata, “Kamu ingin bermain bagaimana?”
“Aku tidak masalah, terserah padamu bermain bagaimana.”
“Kalau begitu bagaimana jika kita bermain Texas Poker?”
“Apa itu Texas Poker?” Reza Qiao terbengong.
Degua Ryle tertegun, “Berlagak bodoh apaan, bagaimana bisa kamu tidak tahu Texas Poker?”
Reza Qiao menatap Leo Wang, “Ceritakan Texas Poker padaku, aku hanya pernah mendengar Texas Chicken, tidak pernah mendengar Texas Poker.”
Leo Wang meratapi nasib di dalam hati, lalu menjelaskan cara bermain Texas Poker kepada Reza Qiao.
Melihat Reza Qiao mendengarkan dengan sangat serius, selain Berty He, semua orang yang ada di aula pun tidak bisa tidak percaya bahwa Reza Qiao benar-benar belum pernah bermain Texas Poker.
Fendy Fan dan Degua Ryle diam-diam merasa girang, sedangkan semua anak buah Leo Wang mendesah, huh, bocah ini belum pernah bermain Texas Poker, bagaimana dia berjudi dengan Raja Judi Dunia? Sungguh konyol.
Moderator dan pengacara dari kedua belah pihak juga mendesah, bocah ini sungguh ajaib, mereka tidak pernah bertemu dengan yang konyol seperti ini.
Fendy Fan dan Degua Ryle bertuka mata, lalu tersenyum.
Setelah mendengar penjelasan Leo Wang, Reza Qiao mengangguk, “Hhmm, aku paham, cara bermainnya sangat mudah juga.”
Leo Wang mengingatkan, “Bos Reza, semakin mudah cara bermainnya, semakin banyak keunikannya.”
“Aku tidak paham dengan keunikan itu, aku hanya tahu nanti akan menghabisi Si Ubi ini.”
Leo Wang tersenyum pahit.
Degua Ryle memutar bola mata, “Biasanya pemain Texas Poker berjumlah banyak, tetapi sekarang hanya ada kita berdua, aku sarankan untuk ubah cara bermainnya, apakah kamu setuju?”
“Kamu ingin mengubah bagaimana?” tanya Reza Qiao yang merasa tertarik.
“Bagikan dua kartu untuk kita masing-masing terlebih dahulu, lalu bagikan lima kartu umum untuk kita, masing-masing dari kita memilih tiga buah kartu dari kartu umum tersebut, lalu mempertandingkan besar dan kecil setelah memasangkannya.”
Reza Qiao mengangguk, “Dengan begini akan semakin mudah, aku sangat setuju.”
Degua Ryle girang sekali.
Moderator mengumumkan peraturan, dengan pengacara dari kedua belah pihak yang menjadi saksinya.
Moderator mengeluarkan kartu Poker dan mempersilahkan kedua belah pihak memeriksakan kartu.
“Si Ubi, kamu periksa terlebih dahulu saja.” Reza Qiao melambaikan tangan.
Degua Ryle mengambil kartu Poker dengan tanpa sungkan.
Reza Qiao tersenyum sambil melihat Degua Ryle memeriksakan kartu.
Setelah memeriksa kartu, Degua Ryle menyodorkannya kepada Reza Qiao, “Giliran kamu.”
Reza Qiao bergeleng, “Aku tidak periksa lagi, cukup dengan kamu yang memeriksakannya.”
Degua Ryle tertegun, bocah ini congkak sekali, mengira dirinya sudah mengingat semuanya ketika dia memeriksakan kartu.
Degua Ryle meletakkan kartu Poker ke tengah meja, lalu menyentuhnya dengan santai, mengisyaratkan Dealer untuk mengocok kartu.
Gerakan Degua Ryle yang santai itu dipandang ke dalam mata oleh Reza Qiao.
Degua Ryle tersenyum dingin dalam hati, membalikkan teknik yang sama kepada orangnya, karena Reza Qiao tidak memeriksa kartu, kemenangan pun sudah mutlak dengan sentuhannya yang santai.
Dealer mulai mengocok kartu, Degua Ryle dan Reza Qiao memperhatikan gerakannya, saat ini adalah saat yang paling signifikan, tidak boleh lengah.
Setelah mengocok kartu, Dealer menatap kedua belah pihak, “Silahkan kedua belah pihak memasang taruhan.”
Fendy Fan menatap Degua Ryle, “Dewa Ryle, memasang bagaimana?”
Degua Ryle tahu bahwa dirinya pasti menang, kesempatan ini tidak boleh dilewatkan, lalu dia memberi isyarat mata kepada Fendy Fan, “Tentukan kemenangan dalam satu ronde, mampu memasang berapa maka pasanglah berapa.”
Seketika Fendy Fan menjadi bergairah, Degua Ryle jelas sedang memberitahunya bahwa dia memiliki keyakinan yang sangat mutlak terhadap ronde ini, Fendy Fan mengeraskan hatinya, lalu berkata dengan lantang, “Perusahaan Hiburan Internasional Ritz milikku memiliki nilai pasar sebesar 40 triliun, pasang semuanya.”
Mendengar perkataan Fendy Fan, seluruh aula seketika menjadi hening, tak disangka Fendy Fan akan memasang taruhan yang begitu besar.
Fendy Fan menatap Leo Wang dengan sombong, “Bos Wang, aku tahu Perusahaan Hiburan Internasional Central Asia milikmu sebanding dengan aset milikku, aku mempertaruhkan semuanya, apakah kamu berani menerima tantangan ini?”
Fendy Fan bertekad untuk mengambil alih seluruh aset milik Leo Wang melalui ronde ini, kesempatan yang baik tidak dapat dilewatkan karena tidak akan terulang lagi.
Leo Wang tidak menyangka Fendy Fan begitu mempertaruhkan nyawa, seketika dia tidak tahu apakah dirinya seharusnya menerima tantangan itu, jika menerima, apabila Reza Qiao kalah, maka mampuslah dirinya, jika tidak menerima maka sama artinya dengan mengaku kekalahan, dia tidak sanggup menanggung kemaluan ini.
“Bos Reza, menurutmu….”
Reza Qiao berkata perlahan-lahan, “Fendy Fan begitu memberimu muka, kamu sungguh tidak boleh mengecewakannya.”
Leo Wang mengeras, “Baik, aku terima, aku mempertaruhkan semua aset milikku.”
Fendy Fan tersenyum, Degua Ryle juga tersenyum.
Kemudian, Moderator mengumumkan, “Kedua belah pihak menggunakan Perusahaan Hiburan Internasional Central Asia dan Perusahaan Hiburan Internasional Ritz sebagai taruhan, jika Degua Ryle menang, maka Perusahaan Hiburan Internasional Centra Asia menjadi milik Bos Fan, jika Reza Qiao menang, maka Perusahaan Hiburan Internasional Ritz menjadi milik Bos Wang….”
Fendy Fan dan Leo Wang menandatangani surat persetujuan berjudi, dengan pengacara dari kedua belah pihak yang menjadi saksinya.
Tangan Fendy Fan yang bertanda tangan sangat stabil, karena tahu dirinya pasti menang.
Tangan Leo Wang yang bertanda tangan sedikit gemetaran, karena tidak memiliki keyakinan sedikitpun.
Semua hadirin sangat tercengang, taruhan sebesar 40 triliun, ini adalah pertandingan kelas dunia, tidak pernah terjadi sebelumnya, juga tidak tahu apakah akan ada yang berikutnya.
Reza Qiao dan Degua Ryle saling bertatapan dengan tenang.
Di bawah ketenangan itu, dapat dirasakan hawa membunuh yang mengerikan dari lawan masing-masing.
Di dalam aula sangat hening, semua orang sedang menatap Reza Qiao dan Degua Ryle.
Meski kedua belah pihak yang berjudi tidak menggunakan harta mereka sendiri, tetapi semua orang paham, menang atau kalah sangat penting bagi mereka sendiri, tidak peduli siapa yang menang, mereka pasti akan mendapatkan keuntungan yang amat besar. Keuntungan itu bukan ratusan miliar, juga bukan beberapa triliun, pihak yang menang akan membagikan setengah dari uang menang taruhannya kepada mereka, yaitu 20 triliun.
Dealer mulai membagikan kartu, dia membagikan dua kartu kepada Reza Qiao dan Degua Ryle terlebih dahulu, lalu membagikan lima kartu umum kepada mereka masing-masing.
Ketika Dealer membagikan kartu umum, mata Reza Qiao dan Degua Ryle tidak berkedip.
Setelah Dealer membagikan kartu, dalam hati Degua Ryle sudah mempunyai pegangan.
Degua Ryle membuka kartu pertama dengan pelan, semua orang menjulurkan leher untuk melihatnya.
Kartu Ace Heart.
Lalu semua orang menoleh menatap Reza Qiao.
Reza Qiao membuka kartu pertama, yaitu kartu 10 Spade.
Degua Ryle tersenyum, lalu membuka kartu kedua, yaitu kartu King Heart.
Reza Qiao juga tersenyum dan membuka kartu kedua, yaitu kartu Queen Spade.
Semua orang mulai gerah, meski sama-sama adalah Flush, tetapi dua kartu pertama dari Reza Qiao sama sekali tidak menempati keunggulan.
Kemudian, Degua Ryle mengambil kartu ketiga, yaitu kartu Queen Heart.
“Oh my God.” seru Eva Igo.
“Oh my Goodness.” seru Reza Qiao sambil tersenyum, lalu dia mengambil kartu ketiga dari kartu umum dan membukanya, yaitu kartu Jack Spade.
Keadaan saat ini adalah, kartu di tangan Degua Ryle berupa kartu Queen-King-Ace Heart, sedangkan kartu di tangan Reza Qiao berupa 10-Jack-Queen Spade.
Jelas bahwa Degua Ryle menempati keunggulan.
Leo Wang merasa ketakutan, tetapi Berty He sangat tenang.
Degua Ryle santai sekali, dia merogoh cerutu dan menyalakannya, lalu menghisapnya dengan rileks.
Reza Qiao menatap Degua Ryle, “Si Ubi, ayo ambil kartu.”
Degua Ryle mengambil kartu keempat dengan menggigit cerutu di mulutnya, yaitu kartu Jack Heart.
Semua orang berseru kaget, sekarang kartu di tangan Degua Ryle berupa Flush dengan kartu Jack-Queen-King-Ace Heart, sungguh mengerikan.
“Hhmm, rezeki tangan Si Ubi bagus juga.” ujar Reza Qiao berseri-seri.
Degua Ryle menyeringai, “Bocah, giliran kamu mengambil kartu.”
Reza Qiao mengedipkan mata, lalu mengambil kartu keempat, yaitu kartu King Spade.
Seluruh aula sekali lagi menjadi gerah, sekarang kartu di tangan Reza Qiao berupa Flush dengan kartu 10-Jack-Queen-King Spade, tetap tidak menempati keunggulan.
Degua Ryle tersenyum sombong, semuanya berada dalam dugaannya sendiri, memang benar kemampuan bocah ini hebat, tetapi dibanding dengan dirinya, bocah itu masih hijau.
Reza Qiao tersenyum menatap Degua Ryle, “Ayo, ambil kartu terakhir.”
Degua Ryle tersenyum dingin lalu mengambil kartu kelima.
Semua orang menahan napas dan menjulurkan leher untuk melihatnya.
Leo Wang sangat gugup, kedua matanya membelalak bagaikan lonceng.
Mata Fendy Fan juga membelalak dengan besar, meski Dewa Ryle pasti menang, namun dia tetap ingin melihat hasilnya dengan mata sendiri.
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Goddes
Riski saputroHalf a Heart
Romansa UniverseHis Second Chance
Derick Ho1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan