Asisten Bos Cantik - Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
Dimas Cheng memegang-megang janggutnya yang tipis: "Menurutku mungkin lebih baik jika kita melaporkan hal ini pada polisi saja, bahkan jika kita memasukkan bahan peledak, jika sudah habis terpakai mungkin masih akan tersisa. Mengingat buruknya keamanan tambang baru-baru ini, aku khawatir jika diletakkan di tambang akan membuat tidak aman. Lebih baik kamu menyuruh supir untuk meletakkan sisa bahan peledak ke dalam mobil dan membawanya pulang dulu. Jika tanpa disangka pengemudi meletakkan bahan peledak dengan tidak baik, hal ini menyebabkan kecelakaan. Pada saat yang sama, kamu harus mengambil inisiatif untuk bertanggung jawab, dan dengan langsung memberi kompensasi. Dengan cara ini, masalah besar ini bisa berubah menjadi masalah kecil. "
Hardy Feng merasa ide Dimas Cheng itu bagus. Lagipula mobilnya sendiri yang akan diledakkan, dan kerugian itu semua miliknya. Selain itu, polisi akan segera menutup kasusnya jika kasus seperti ini terjadi. Jika berinisiatif bertanggung jawab. mereka pasti akan menerimanya.
"Baik, Dimas Cheng, kita lakukan seperti apa yang kamu katakan."
Dimas Cheng mengangguk: "Selain Rini Liu dan Reza Qiao, setelah masalah ini selesai, masih ada tagihan yang harus dihitung."
"Dimas Cheng, menurutmu apa yang harus kita lakukan?"
Dimas Cheng memberikan tatapan yang licik: "Kita bisa menyerang dengan dua baris. Yang pertama adalah kita dan yang lainnya dari Geng kepala harimau. Kita akan bergabung menjadi satu dan menghancurkan Perusahaan Foursea, dan menyingkirkan Reza Qiao . "
"Aku perlu membicarakan masalah ini dengan Jason Tian."
"Tidak perlu kamu yang keluar sendiri. Biar aku saja yang berbicara dengannya. Geng Kepala Harimau sudah disakiti oleh Reza Qiao berkali-kali. Jason Tian sudah sangat kesal dengan hal ini."
"Kalau begitu, maaf sudah merepotkanmu Dimas Cheng."
"Untuk apa begitu sungkan padaku."
"Dimas Cheng, selain harus menyelesaikan tagihan dengan Rini Liu dan Reza, kita juga harus wapada terhadap Albert Han. Dia datang ke rumah keluarga Feng untuk membuat masalah malam ini, jelas-jelas bermaksud untuk menyatakan perang padaku."
“Saat Albert Han keluar, butuh waktu lama bagi Geng Dongzheng untuk pulih. Mereka tidak hanya akan menghadapi kita, tapi juga ada Geng Kepala Harimau dan Geng Liuhe. Dengan kekuatan yang dimiliki Geng Dongzheng, sama saja dengan menantang begitu banyak lawan yang kuat. Sama saja dengan mencari mati. Meskipun Albert Han bertindak sombong malam ini, dia pasti tahu kekuatannya sendiri. Geng Dongzheng bisa melakukan hal kecil baru-baru ini, tapi yang besar mungkin tidak bisa dilakukan."
"Lalu, bagaimana jika Reza Qiao dan Albert Han bergabung?"
"Albert Han selalu merasa dirinya benar, sedangkan Reza Qiao sangat sombong. Jika mereka bergabung, mungkin karena Albert Han menjadikan Reza Qiao sebagai pemimpin Geng Dongzheng. Akankah Albert Han melakukan hal ini? Jangan katakan Albert Han tidak bisa melakukan ini, aku rasa dia pasti akan melakukan hal seperti ini. Geng dari Gunawan Zheng apakah akan menerimanya? Di mata mereka Albert Han adalah satu-satunya bos. Mereka pasti tidak akan menerima orang lain. "
"Itu benar. Selama dua tahun sejak Albert Han masuk, Gunawan Zheng dengan para gengnya dengan sabar dan setia menunggu."
"Yang paling kamu butuhkan sekarang adalah bawahan setia seperti Gunawan Zheng."
"Ya, sayang sekali Reza Qiao sudah mengikuti Albert Han. Akan lebih bagus jika dia bekerja untukku."
"Kemungkinan ini sama sekali tidak akan pernah terjadi..."
Hardy Feng dan Dimas Cheng berdiskusi sangat lama, lalu keluar dengan membawa koper uang.
Keesokan harinya setelah mereka selesai bekerja, Reza Qiao mengantar Rini Liu, saat keluar dia bertemu dengan Tina Jiang.
"Kakak Polwan cantik, apakah Anda sudah mengetahui tentang pemboman di rumah keluarga Feng?"
“Kasusnya sudah ditutup,” Tina Jiang berkata dengan malas.
"Wah, cepat sekali, apa hasilnya?"
"Mereka sendiri yang memasukkan sisa bahan peledak dari tambang ke dalam mobil dan menyebabkan ledakan."
"Siapa yang mengatakannya?"
"Mereka sendiri."
"Apakah kamu percaya?"
“Tidak mungkin ada orang yang berani meledakkan mobil Hardy Feng, jadi bisa saja dia bisa melakukannya sendiri? Selain itu, para atasan menyuruh kasusnya untuk ditutup secepatnya.”
"Sepertinya kamu punya alasan bagus untuk menutup kasus ini."
"Apa maksudmu? Apakah kamu mengejekku?"
"Iya."
"Mengapa kamu mengejekku?"
"Kasus ini sudah ditutup, apakah kamu puas? Bahkan aku, sebagai orang luar saja, menganggap ini adalah hal yang aneh, apakah kamu tidak merasa ragu?"
Hati Tina Jiang tergerak: "Ada keraguan, tapi ..."
"Kamu mengakhirinya karena faktor luar, bukan?"
"..."
"Kakak polwan cantik, jika kamu ingin menjadi detektif sejati, kamu harus bekerja keras, jangan tertipu oleh orang lain dan merasa dirimu sangat pintar."
Perasaan Tina Jiang mulai goyah,
“Apakah kamu sudah makan?” Reza Qiao bertanya.
Tina Jiang menggelengkan kepalanya.
“Bolehkah aku mengundangmu makan malam? Mari kita bicara sambil makan?” Reza Qiao bertanya dengan ragu-ragu.
Tina Jiang ragu sejenak dan masuk ke dalam mobil.
Mereka pergi ke restoran terdekat dan memesan beberapa lauk, Tina Juang memesan sebotol anggur putih.
"Aku ingin minum malam ini, kamu minumlah denganku."
"Apa yang harus aku lakukan jika aku ketahuan mengemudi setelah minum?"
"Tidak apa-apa, ada aku."
"Kakak polwan cantik sangat baik padaku, aku jadi sangat tersentuh."
"Tersentuh apa, apakah kamu tidak tahu, suatu kehormatan bagimu bisa minum bersamaku."
Mereka berdua minum bersama.
“Begitulah kasusnya berakhir. Jujur aku merasa tidak bahagia.” Tina Jiang berkata dengan perasaan tertekan.
"Kenapa kamu tidak senang?"
“Menurut Hardy Feng, bahan peledak itu meledak di dalam mobil, tetapi berdasarkan hasil survei lokasi, aku merasa sumber ledakannya ada di bagian bawah mobil. Artinya, seseorang sengaja melakukan ini dan sasarannya ditujukan pada Hardy Feng. Hardy Feng sepertinya sengaja ingin menyembunyikan hal ini dan membuat semua tanggung jawab ada di tangannya. Ini membuatku sangat bingung. Ada yang ingin meledakkannya, tapi dia sengaja mengalihkan perhatiannya. Kenapa? "
"Wah, ini sangat aneh. Apakah Hardy Feng sengaja ingin meledakkan mobilnya untuk bersenang-senang?"
"Mustahil, mobil ini sangat mahal, kecuali Hardy Feng sudah gila."
"Sepertinya Hardy Feng tidak gila."
"Aku merasa sangat curiga, dan ingin mengajukan pertanyaan pada bos, tetapi bos tidak mau tahu tentang hal ini, dia berkata karena Hardy Feng sudah membuat masalah besar, dan mengapa kami harus repot-repot, bos juga memerintahku untuk segera menutup kasus ini. Karena bos sudah memerintah, Tentu saja aku tidak bisa menolak. "Tina Jiang menghela napas.
"Sebenarnya kasus yang biasa ditangani Kakak polwan cantik sangat bagus, tapi kali ini, aku khawatir ini akan menjadi noda dalam sejarah penanganan kasusmu.” kata Reza Qiao
“Aku juga berpikir begitu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.” Tina Jiang sangat tertekan.
"Tidak masalah jika kamu tidak berhasil menolak. Bagaimanapun, masa depanmu lebih penting. Kamu tidak bisa kehilangan ketenaran hanya karena kasus ini," kata Reza Qiao ringan.
"Mengapa aku merasa kamu sedang mengejekku?"
"Bagaimana aku bisa berani mengejekmu, aku hanya mengatakan apa yang sedang aku pikiran. Aku merasa kamu sangat luar biasa, tetapi kamu tampaknya hanya orang biasa. Awalnya, aku pikir kamu adalah seorang detektif hebat dengan mata yang jernih, dan tampaknya kamu tidak lebih dari orang biasa. "
Tina Jiang merasa kesal dengan perkataan Reza, dia meminum anggurnya dalam satu tegukan: "Huh, meskipun kasusnya sudah ditutup, aku masih harus mencari tahu apa yang terjadi. Aku ingin kamu tahu kalau aku Tina Jiang adalah detektif hebat yang tahu segalanya."
"Kedengarannya sangat ambisius, tapi bagaimana kamu menyelidikinya? Apakah kamu takut menyinggung atasanmu? Itu akan memengaruhi masa depanmu."
Tina Jiang berkedip: "Aku akan memeriksanya diam-diam, dan ketika aku menemukannya secara menyeluruh, aku bisa melaporkannya kepada bos dengan percaya diri. Selama fakta-fakta yang ada jelas, bos tidak akan menolaknya."
Reza Qiao mengangguk: "Yah, ini cara yang baik. Bahkan jika kamu tidak dapat memahaminya, setidaknya kamu bisa mengetahui mengapa Hardy Feng melakukan ini."
"Ya, yang paling membuatku bingung saat ini adalah apa motif Hardy Feng melakukan ini."
Reza Qiao mengangkat gelas anggurnya: "Kakak Tina, aku tahu kamu sedang bingung sekarang, kamu tampak sangat tegas dalam melakukan sesuatu."
Tina Jiang mendengus: "Mengapa kamu tidak memanggilku Kakak polwan cantik lagi?"
"Aku merasa jika memanggilmu Kakak Tina, terasa kita lebih akrab."
"Mengapa?"
"Karena aku lebih akrab denganmu sekarang."
“Jangan bertindak seperti kita sangat akrab.” Meskipun Tina Jiang berkata begitu, tapi dia tidak merasa jijik.
Setelah meneguk beberapa gelas anggur, wajah Tina Jiang memerah.
"Kakak Tina, pipimu merona tampak sangat cantik."
"Jangan berbicara hal yang tidak penting denganku, hanya boleh berbicara yang penting."
"Oke, setelah membahas urusan penting, kita akan membahas yang lain."
"Apakah kamu minta dipukul?"
"Tidak."
"Kalau begitu bicaralah dengan benar."
Reza Qiao mengangguk: "Karena kamu sudah memutuskan untuk melakukan penyelidikan pribadi, kamu berencana mulai dari mana?"
"Aku akau mulai dengan orang yang meletakkan bom dan mencari tahu siapa yang mendekati mobil Hardy Feng malam itu."
"Apa ada petunjuk?"
Tina Jiang menggelengkan kepalanya karena frustrasi: "Informasi di ruang pemantauan sudah dibakar."
"Sayang sekali, tapi aku melihat mobil Hardy Feng tadi malam. Ada satpam yang mengawasinya. Kamu bisa tanya dia."
"Satpam itu sudah hancur berkeping-keping, tanya hantu?"
"Yah, memang benar hantu tidak bisa ditanyai. Karena deretan ini tidak bisa diperiksa, lebih baik mulai dengan yang lain."
"Yang lain?"
"Periksa sumber bomnya."
"Hardy Feng sendiri mengatakan bahwa bahan peledak adalah sisa dari operasi penambangan mereka, dan kami telah memverifikasi ini melalui analisis teknis."
"Mengapa Hardy Feng mengatakan ini? Apakah ada sesuatu di balik ini? Bagaimana bahan peledak itu digunakan? Hardy Feng memiliki begitu banyak mobil, mengapa bahan peledak itu harus dibawa kembali ke dalam mobilnya ?" Reza Qiao menanyakan serangkaian pertanyaan.
"Ini……"
Tina Jiang mengerutkan kening.
“Apakah apa yang dia katakan kalian percaya begitu saja, kalau begitu apa gunanya kalian bertanya, tinggal langsung tutup saja kasusnya.” kata Reza Qiao.
Tina Jiang menatap Reza Qiao dengan tatapan kosong.
"Mengapa kamu menatapku seperti itu, apakah karena aku tampan?” kata Reza Qiao.
“Reza Qiao, menurutku otakmu sangat berguna, dan analisisnya masuk akal.” Tina Jiang memuji.
"Apa kamu tidak tahu kalau aku orang paling cerdas di dunia?"
Tina Jiang mengerutkan bibirnya, lalu mengangguk: "Aku tahu apa yang harus dilakukan sekarang, jadi aku akan mulai dengan keberadaan bahan peledak ini dan mencari tahu mengapa Hardy Feng melakukannya."
Reza Qiao tersenyum tipis: "Ketika ini selesai, Kakak Tina melakukan pekerjaannya dengan baik lagi."
"Reza Qiao, aku baru menyadari setiap aku berhasil, pasti ada hubungannya denganmu."
"Apakah kamu tahu kengapa ini bisa terjadi?"
"Mengapa?"
“Karena aku adalah penyelamatmu,” kata Reza Qiao dengan tegas.
Tina Jiang mengerutkan bibirnya lagi, bagaimana mungkin pria seperti ini menjadi penyelamat dalam hidupnya.
Tapi ketika dia berpikir tentang hal itu lagi, karena Reza Qiao muncul dalam hidupnya, secara tidak terduga dia dipromosikan, dan menyelesaikan beberapa kasus besar berturut-turut. Apakah Reza Qiao bermaksud membantu atau tidak, tapi bagaimanapun juga dia telah mendapat manfaat darinya.
Apakah pria ini benar-benar penyelamatnya? Tina Jiang bingung.
“Sebenarnya aku masih bisa membantumu sedikit.” kata Reza Qiao.
"Bantu apa?"
"Aku sudah mengatakannya tidak menggunakan kekerasan."
"Tidak menggunakan kekerasan, katakan saja."
Reza Qiao menunjuk ke arah Tina Jiang yang ada di depannya, dan berkata dengan serius: "Aku benar-benar bisa membuatmu lebih besar lagi."
Tina Jiang menjadi marah: "Kamu mulai menganiaya orang lagi, sungguh menjengkelkan."
“Apa yang aku katakan itu benar.” Reza Qiao tampak serius.
“Apakah kamu benar-benar memiliki kemampuan ini?” Tina Jiang tidak dapat menahan rasa ingin tahunya dan tampak sedikit malu ketika dia melihat Reza Qiao.
"Cobalah jika kamu tidak percaya, tapi kamu mungkin tidak punya nyali."
“Baiklah aku akan coba.” karena perkataan Reza Qiao, Tina Jiang berkata dengan berani.
Kemudian jantung Tina Jiang berdegup kencang, Ya ampun, kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal ini.
Tapi kata-kata yang diucapkan tidak bisa ditarik kembali.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraLove and Trouble
Mimi XuAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaInventing A Millionaire
EdisonMeet By Chance
Lena TanHidden Son-in-Law
Andy LeeMr. Ceo's Woman
Rebecca WangTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan