Asisten Bos Cantik - Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
“Egy, kenapa kamu tidak bicara?” Reza Qiao lalu meremas bahu Regy Wu.
Krakk——
Kemudian lengan itu langsung jatuh lemas.
"Arrghh--" Regy Wu menjerit dengan kesakitan, butiran-butiran tetes keringat mulai mengalir, dan dia diliputi ketakutan yang sangat besar, sialan, bertemu seorang master hari ini.
“Egy, berapa banyak telur yang kamu miliki?” Suara Reza Qiao lembut.
Regy Wu terdiam dan hanya bisa mengulurkan dua jari.
“Tidak, itu seharusnya tiga, dan telur besar ini.” Reza Qiao dengan lembut menyentuh kepala besar Regy Wu.
Regy Wu segera merasa kepalanya tertutup oleh rasa dingin yang sangat kuat, yang seperti bisa menghancurkan kepalanya kapan saja.
“Egy, apakah kamu mengerti maksudku?” Suara Reza Qiao masih lembut, tapi ada cahaya dingin di matanya.
Regy Wu menggelengkan kepalanya dengan keras.
Reza Qiao tersenyum: "Tahu apa yang harus dilakukan nanti?"
Regy Wu mengangguk dengan cepat.
Reza Qiao kemudian mengangkat tangannya dan menepuk beberapa kali, dagunya dan lengannya beristirahat.
Kemudian keduanya keluar dari mobil dan Reza Qiao berkata kepada Bredy: "Bredy, apakah kamu benar-benar ingin menghancurkan mobil ini dan membuangnya ke kolam lumpur?"
"Omong kosong, aku bilang hancurkan ya hancurkan, aku bilang buang ya buang." Bredy itu berkata dengan ganas.
Reza Qiao mengangguk dan berkata kepada Regy Wu: "Egy, apa kamu mendengarnya?"
“Ya.” Regy Wu mengangguk dan membungkukkan pinggangnya.
“Kalau begitu ayo kita lakukan.” Reza Qiao bersandar pada mobil dan melipat tangannya, tampak santai.
Regy Wu dengan cepat merubah pikiran pada saat ini, dia membuat masalah dengan Reza Qiao, takutnya dia tidak akan selamat hari ini.
Regy Wu melambai pada anak buahnya di belakangnya tanpa ragu: "Hancurkan mobilnya."
Empat orang mengangkat tongkat mereka dan menghancurkan mobil Land Rover itu.
Bredy langsung tercengang dan dengan cepat berkata: "Kak Regy, salah, harusnya mobil BMW yang satu itu."
Regy Wu menyeringai, menghajar Bredy hingga langsung terjatuh ke tanah dan kemudian menendangnya: "Sialan, aku tidak akan hanya menghancurkan mobilmu, tetapi juga menghancurkanmu."
Ada 4 orang di sana yang sedang menghancurkan Land Rover dengan gila, dan Regy Wu terus memukuli Bredy di sini sampai menjerit kesakitan tanpa henti.
Kemudian Regy Wu mengangkat Bredy, melemparkannya langsung ke kolam lumpur, dan menoleh untuk menatap Reza Qiao dengan datar: "Kak Reza, oh tidak, Tuan Reza, apakah kamu sudah puas?
"Ya, lumayan, Egy, kamu bisa pergi sekarang dari hadapanku."
“Terima kasih Tuan Reza.” Regy Wu menghela napas, dan pergi.
Bredy berjuang untuk merangkak keluar dari kolam berlumpur. Pikirannya benar-benar kacau, orang yang dia sewa malah menghajarnya sendiri, sialan, keterlaluan.
Reza Qiao memasuki lokasi konstruksi.
Melihat Reza Qiao baik-baik saja, Rini Liu agak merasa aneh: "Mengapa sekelompok orang tadi malah memukuli Bredy?"
"Bredy tidak mau memberikan mereka uang, jadi mereka marah."
Rini Liu setengah percaya setengah tidak dengan perkataannya, tetapi tidak bisa memikirkan alasan lain
Sibuk di lokasi konstruksi sampai siang hari, kembali ke kota.
Ketika sudah hampir sampai di perusahaan, Rini Liu tiba-tiba menyuruh Reza Qiao berhenti.
Reza Qiao berhenti di pinggir jalan, memandang Rini Liu, dan kemudian melihat ke luar mobil. Ada seorang pengemis tua dengan rambut abu-abu dan janggut bersandar di dinding dan istirahat siang.
"Rini, apa yang kamu lakukan?"
Rini Liu mengabaikan Reza Qiao dan turun ke toko kue pinggir jalan. Setelah beberapa saat, dia datang ke pengemis tua dengan kantong makanan ringan yang masih hangat di tangannya.
Reza Qiao keluar dari mobil dan bersandar di samping mobil untuk melihat dengan rasa penasaran.
Rini Liu menyerahkan makanan itu kepada pengemis tua, dan pengemis tua itu memakannya dengan senang hati. Sepasang mata yang keruh secara tidak sengaja melirik Reza Qiao sekilas, mengirimkan pandangan tajam.
Rini Liu melakukan sesuatu yang mengejutkan Reza Qiao.
Rini Liu mengeluarkan gunting kuku dari tas, mengambil tangan kotor pengemis tua, dan memotong kukunya.
Ya ampun, CEO cantik yang luar biasa dari perusahaan Foursea memotong kuku pengemis tua itu.
Reza Qiao tampak tertegun dan iri pada pengemis tua itu. Orang tua ini benar-benar beruntung.
Setelah memotong kuku si pengemis tua, Rini Liu naik mobil dan kembali ke perusahaan.
Rini Liu baru saja membuka pintu mobil, Reza Qiao berkata: "Rini, tunggu sebentar--"
“Ada apa?” Rini Liu memandang dengan dingin ke tempat lain.
Reza Qiao mengulurkan tangannya: "Rini, kukuku perlu dipotong juga."
"..."
Rini Liu sampai ingin sekali mengambil pisau dapur untuk memotong tangan iblisnya.
"Pergi--"
Reza Qiao langsung pergi, pergi mendekat pengemis tua, tersenyum dan berkata: "Kakek, aku juga ingin makan, boleh bagi sedikit?"
Pengemis tua itu tersenyum pada Reza Qiao, memperlihatkan gigi kuning besarnya, dan mengangkat tangannya untuk menunjuk ke belakang: "Kamu sepertinya lebih baik makan itu dulu."
Reza Qiao berbalik. Empat pria kekar dengan tongkat besi berjalan ke arahnya, tidak jauh ada seseorang yang dia lihat di bar tadi malam.
Andy Feng membawa orang keluar untuk menyelesaikan urusan dan secara tidak sengaja melihat ke luar mobil dan melihat Reza Qiao.
Sepintas Andy Feng menyadari bahwa ini adalah bocah sialan yang telah mencari masalah dengannya semalam, dan dia tidak bisa menahan amarah di hatinya, dan berpikir harus memberi bocah ini pelajaran.
Keempat pria besar itu mengayunkan tongkat besi di tangan mereka, dan mengepung Reza Qiao dengan ganas.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiLove Is A War Zone
Qing QingIstri Yang Sombong
JessicaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraSi Menantu Buta
DeddyMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan