Asisten Bos Cantik - Bab 177 Tugas Indah
Reza Qiao menyetir menuju alun-alun di tepi sungai, dia duduk di bangku di tepi sungai dan melamun sambil menatap air sungai yang keruh, nasibnya sepertinya berhubungan erat dengan sungai ini.
Namun seperti apakah latar belakang kelahiran dirinya? Kapan Guru bisa memberitahukan kenyataan padanya?
Selain itu, sebenarnya siapa orangtua dirinya? Apakah sekarang mereka masih hidup di dunia ini? Jika masih hidup, di manakah mereka? Jika mereka sudah meninggal, karena apakah mereka meninggal?
Dalam hati Reza Qiao penuh dengan misteri, misteri yang tidak tahu kapan akan terselesaikan, Reza Qiao mendesah pelan.
“Bos Reza….”
Reza Qiao menolehkan kepala, dua orang pria kurus sedang berdiri di belakangnya, menatapnya dengan hormat.
Reza Qiao menenangkan pikirannya dan bangkit berdiri, “Apakah Ketua He yang menyuruh kalian datang?”
“Iya, Bos Reza, Ketua He memerintahkan kami untuk datang ke sini menemui Bos Reza, apakah Bos Reza memiliki arahan?”
Julukan dari kedua pria kurus ini adalah Little Shi Qian, mereka menguasai keterampilan Master Thief.
Reza Qiao menatap mereka, “Sekarang aku memberikan kalian sebuah tugas indah yang dapat membuat kalian menjadi kaya.”
Mata mereka berbinar, “Silahkan Bos Reza perintahkan.”
Reza Qiao mengeluarkan secarik kertas dan menyerahkannya kepada salah satu dari mereka, “Kalian berangkat sekarang juga, pergi ke provinsi dengan kecepatan tertinggi, malam ini jam delapan tepat, kalian masuk ke dalam rumah ini, di dalam rumahnya memiliki banyak barang bagus, pada saatnya nanti kalian bisa… hehe….”
Mereka menatap Reza Qiao dengan wajah kesusahan.
“Ada apa? Apakah ada kesulitan?” tanya Reza Qiao.
Salah satu dari mereka menggaruk kepala, “Terus terang saja, Bos Reza, sejak mengikuti Ketua He, kami sudah tidak melakukan ini lagi, sekarang Bos Reza menyuruh kami untuk menjalankan profesi lama, ini….”
“Tidak perlu memikirkan hal ini, aku yang memerintahkan kalian untuk melakukannya, selain itu, harta kekayaan di dalam rumah ini semuanya adalah harta kotor, ini adalah melaksanakan misi untukku, aku dan Ketua He tidak hanya tidak akan menyalahkan kalian, sebaliknya kami akan mendukung kalian, setelah misi ini selesai, semua barang yang didapatkan adalah milik kalian.”
Mendengar Reza Qiao berkata seperti itu, mereka merasa tenang, lalu salah satu dari mereka berkata, “Bos Reza, apakah harus jam delapan malam ini? Bagiamana jika ada orang di dalam rumah?”
Reza Qiao berkata penuh dengan keyakinan, “Pada saatnya nanti, dijamin tidak ada orang di dalam rumah mereka.”
“Bos Reza begitu yakin?”
“Tentu saja, jika tidak ada keyakinan, bagaimana bisa aku menyuruh kalian untuk melaksanakan hal ini.”
“Misi kami begitu sederhana?”
“Ketika kalian melakukannya, harus merekam prosesnya menggunakan ponsel, tentu saja jangan menampakkan muka kalian, melainkan merekam barang-barang berharga yang kalian temukan, termasuk pajangan di dalam rumah. Ketika kalian pergi, jangan membawa terlalu banyak barang berharga, tidaklah baik jika terlalu tamak.”
Mereka tertawa, misi yang diberikan Reza Qiao kepada mereka sangat asyik.
Kemudian, Reza Qiao memberikan nomor teleponnya kepada mereka dan menepuk bahu mereka, “Berangkatlah sekarang juga, ingat, harus merekamnya, lalu kirimkan padaku.”
“Siap.” Mereka mengangguk serentak.
Reza Qiao pergi ke mobil mengambilkan uang dua puluh juta untuk mereka, “Ini adalah biaya aktivitas, segera sewa mobil dan pergi ke provinsi.”
Mereka berkata menolak, “Bos Reza, kami pergi ke provinsi untuk menjadi kaya dan mengabdi untuk Bos Reza, bagaimana bisa mengambil uang Bos Reza?”
“Sebelum menjadi kaya, kalian tetap harus mengeluarkan biaya, jangan sungkan, ambil saja.”
Mereka saling bertatapan, lalu menerima uang itu, “Terima kasih Bos Reza.”
“Pergilah.” Reza Qiao melambaikan tangan.
Mereka berbalik badan dan pergi.
Melihat mereka sudah pergi, Reza Qiao berjalan santai di tepi sungai.
“Kakak Qiao!” Ada seorang wanita cantik yang berseru terkejut di samping.
Reza Qiao menoleh dan melihatnya, lalu tersenyum, itu adalah Tary Jiang.
Tary Jiang berdiri menawan di sana, menatap Reza Qiao dengan senyum manis.
“Tary, kenapa kamu tidak pergi ke sekolah?” tanya Reza Qiao.
“Pagi hari ini tidak ada pembelajaran, aku bermain ke tepi sungai, kapan Kakak Qiao pulang?”
“Kemarin.”
“Apakah menyenangkan pergi bermain ke Kota Macau?”
“Menyenangkan.” Teringat akan kejadian dalam perjalanannya ke Kota Macau, Reza Qiao tersenyum.
“Kalau begitu sekarang apa yang sedang kamu lakukan?”
“Sama seperti kamu, bermain di tepi sungai.”
“Kalau begitu kita berjalan bersama saja.”
Reza Qiao mengangguk, lalu dia berjalan santai dengan Tary Jiang menyusuri tepi sungai.
Tary Jiang sambil berjalan sambil sewaktu-waktu menatap Reza Qiao, sudut bibirnya membawa senyum yang tak tersembunyikan.
Reza Qiao menoleh menatap Tary Jiang, “Tary, hal apa yang begitu membuatmu senang?”
“Bertemu denganmu membuatku senang.”
“Sudah merindukan aku?”
Tary Jiang mengangguk, hatinya berdegup dengan kencang.
“Bagian mana yang merindukan aku?” tanya Reza Qiao.
“Dalam hati….” ujar Tary Jiang.
Reza Qiao tertawa.
“Apakah Kakak Qiao ada merindukan Tary?” kata Tary Jiang dengan suara kecil.
“Ingin mendengar perkataan asli?”
“Hhmm.”
“Tidak ada.” kata Reza Qiao dengan tangkas.
Tary Jiang sangat sedih.
Reza Qiao meneruskan, “Tidak ada, karena aku sangat sibuk di Kota Macau, tidak sempat untuk memikirkannya, sekarang aku sudah pulang, dan mulai memikirkannya.”
Tary Jiang menjadi senang lagi, setidaknya Reza Qiao masih memikirkan dirinya, dalam beberapa hari ini, dalam mimpi pun dia memikirkan Reza Qiao, sekarang dia sedang berjalan santai di tepi sungai bersama Reza Qiao, rasanya bahagia sekali.
Setelah ragu sejenak, Tary Jiang memberanikan diri untuk menggandeng lengan Reza Qiao.
Reza Qiao tersenyum, “Tary, menurutmu setelah orang-orang di sekitar melihat kita, apakah akan memuji kita adalah pasangan serasi?”
Tary Jiang tersenyum dengan malu, tangan kecilnya pun bersembunyi ke dalam telapak tangan Reza Qiao yang panas, terasa hangat sekali.
Tary Jiang merasa sangat manis, dia sangat berharap bisa terus berjalan seperti ini bersama Reza Qiao.
“Apakah tugas dalam akhir-akhir ini banyak?” tanya Reza Qiao.
“Tidak banyak, sebentar lagi sudah akan magang.”
“Apakah sudah menemukan tempat magang?”
“Belum.”
Reza Qiao mengangguk, “Kalau begitu aku carikan saja.”
“Benarkah?” tanya Tary Jiang dengan senang.
“Hanya masalah sepele saja, mudah sekali.”
“Terima kasih banyak, Kakak Qiao.”
“Untuk apa panggil Kakak Qiao, panggil Kakak baik.”
Tary Jiang tersipu-sipu, lalu dia berkata dengan suara rendah, “Kakak… baik….”
“Manis sekali, enak didengar.” Reza Qiao tertawa.
“Kakak akan mencarikan aku tempat magang seperti apa?” tanya Tary Jiang.
“Pergi ke Perusahaan Foursea saja, aku adalah supir sekaligus asisten dari Bos, nanti aku akan bicarakan dengan Bos, masalah ini pun selesai.”
Tary Jiang sangat senang, bisa bekerja di tempat yang sama dengan Reza Qiao, bisa melihat Reza Qiao setiap harinya, sungguh bagus sekali.
Pada saat ini, ponsel Reza Qiao berbunyi, Reza Qiao mengangkat telepon.
“Dasar pria sialan, pergi ke mana kamu?” Tina Jiang yang menelepon kemari.
“Ada masalah apa, Nyonya muda?” tanya Reza Qiao.
“Cepat pulang, kita makan siang bersama-sama, hari ini aku membuatkan penyambutan untuk kalian.”
“Baik, pergi ke mana?”
“Restoran seafood di seberang Perusahaan Foursea.”
“Iya, aku akan segera ke sana.” Reza Qiao menyimpan ponselnya dan berkata kepada Tary Jiang, “Ayo, ikut aku pergi makan.”
“Makan bersama siapa?” tanya Tary Jiang.
“Semuanya adalah wanita cantik, Direktur dan Wakil Direktur perusahaan kami, serta seorang kakak polisi wanita.”
“Ah, apakah cocok jika aku pergi?” kata Tary Jiang dengan khawatir.
“Sekaligus menetapkan masalah magangmu, kenapa tidak baik? Ada apa? Kamu takut bertemu dengan wanita cantik?” ujar Reza Qiao sambil tersenyum.
Tary Jiang tersenyum, “Bersama Kakak, aku tidak takut apapun.”
“Kalau begitu ayo pergi.”
Mereka menaiki mobil, Reza Qiao menyetir ke arah pulang sambil berkata, “Tary, setelah bertemu dengan mereka, jangan mengungkit bagaimana kita berkenalan.”
“Jika mereka tanyakan, bagaimana aku mengatakannya?”
Reza Qiao berpikir sejenak, “Kamu katakan saja kita adalah teman internet.”
Tary Jiang mengangguk sambil tersenyum.
“Selain itu, jangan mengungkit masalah aku dan Gang Qingtian di depan mereka, terlebih lagi jangan mengatakan aku bisa Kungfu.” ujar Reza Qiao.
“Iya, Kakak tenang saja, aku menurutimu.” Meski Tary Jiang tidak paham mengapa Reza Qiao seperti itu, namun dia tetap menyetujuinya.
“Sayang, ini barulah adik baik.” Reza Qiao tersenyum.
“Kakak, apakah Bos kamu baik terhadapmu?” Tary Jiang bertanya lagi.
“Baik, sangat baik.”
“Apakah Bos kamu cantik?”
“Wanita cantik nomor satu di dunia.”
Tary Jiang mengangguk, “Bos cantik, hebat sekali.”
“Apanya yang hebat, bertemu denganku pun harus berlutut hormat.”
“Kakak hebat sekali.” Tary Jiang mendekap mulutnya yang tersenyum, perkataan Kakak Reza humoris sekali.
Reza Qiao membawa Tary Jiang ke restoran seafood, begitu masuk ke dalam, Rini Liu, Milan, dan Tina Jiang pun termangu, kenapa Reza Qiao membawa seorang gadis cantik? Gadis cantik ini memikat sekali, cantik sekali.
Begitu melihat Rini Liu, Tary Jiang juga terbengong, bagaimana bisa ada wanita yang begitu cantik di dunia ini, rautnya, auranya, bahkan sekujur tubuhnya juga memancarkan keanggunan dan keterdidikan, dirinya yang masih hijau sama sekali bukan tandingnya.
Reza Qiao berkata dengan besar hati, “Gadis cantik ini bernama Tary Jiang, bunga kampus dari Universitas Qingcheng jurusan bahasa asing.”
Rini Liu mengangguk, gadis ini memang terlihat seperti mahasiswa, tidak heran begitu cantik, ternyata adalah bunga kampus.
“Selamat datang adik kecil, ayo, duduk di sini.” Rini Liu sangat bersahabat, mempersilahkan Tary Jiang duduk di sebelahnya.
Kemudian, Reza Qiao memperkenalkan mereka kepada Tary Jiang.”
Tary Jiang mengangguk kepada mereka semua, “Halo para Kakak Cantik.”
Milan menatap Tary Jiang tanpa mengedipkan mata, “Tary, bagaimana kamu berkenalan dengan Reza Qiao?”
Tary Jiang melirik Reza Qiao, Reza Qiao sedang bermain mata.
“Aku dan Kakak Qiao berkenalan di media obrolan di internet.” ujar Tary Jiang.
Tina Jiang tertawa, lalu dia menatap Reza Qiao, “Tuan muda Qiao, ternyata kamu juga bisa merayu gadis di internet.”
Tary Jiang menatap Tina Jiang, Tina Jiang memanggil Reza Qiao sebagai Tuan muda, maka Nyonya muda yang dimaksud Reza Qiao ketika sedang bertelepon tadi adalah Tina Jiang.
Ternyata Nyonya muda adalah kakak polisi wanita.
Reza Qiao menampakkan gigi, “Bosan karena tidak ada kerjaan, aku mengobrol di internet, kebetuan berkenalan dengan Adik Tary.”
“Katakan dengan jujur, sudah berapa lama kalian berkenalan? Sudah sampai tahap mana?” tanya Tina Jiang.
Reza Qiao berkata, “Baru berkenalan tidak lama, hari ini adalah pertama kali bertemu.”
“Tidak heran tadi kamu langsung menghilang setelah ada notifikasi pesan masuk, ternyata pergi keluar untuk menemui teman internet.” ujar Milan.
“Iya, Kak Lan pintar sekali.” Reza Qiao mengangguk.”
Milan menatap Tary Jiang, “Adik kecil, kamu harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan Reza Qiao.”
“Kak Lan, berhati-hati untuk apa?” tanya Tary Jiang.
“Berhati-hati bertemu dengan buaya.” ujar Milan.
Tary Jiang tersenyum, “Kakak Qiao adalah orang baik, bukanlah serigala.”
Milan menggeleng kepala, “Kuberitahu, dia adalah seekor buaya yang tidak biasa.”
“Benar, buaya darat.” Tina Jiang bergegas menambahkan.
Tary Jiang memiringkan kepala menatap Milan dan Tina Jiang, “Jangan-jangan Kakak-kakak sudah pernah diusik oleh buaya darat?”
Seketika, Tina Jiang dan Milan kehabisan kata-kata, tidak tahu harus berkata apa.
Reza Qiao berkata, “Tary, dua wanita cantik ini menangis dan memohon aku untuk mengusik mereka, tetapi aku bersikeras menolaknya, sekarang mereka sedang mengatakan yang buruk tentangku di hadapanmu.”
“Omong kosong.” teriak Milan.
“Omong kosong.” seru Tina Jiang.
Tary Jiang tersenyum, heng, dia tidak takut Kakak Qiao adalah buaya darat.
Masakan dihidangkan, mereka semua sambil makan sambil mengobrol.
Rini Liu menanyakan keadaan Tary Jiang, setelah mengetahui bahwa Tary Jiang sedang mencari tempat magang, dia merenung sejenak.
Reza Qiao berkata, “Bos, menurutku Tary bisa magang di perusahaan kita.”
Milan menatap Reza Qiao, “Kamu menyarankan seperti ini, adalah untuk lebih mudah merayu gadis cantik bukan?”
Tina Jiang juga mengangguk, “Menurutku juga seperti itu.”
Reza Qiao berkata, “Aku berpikir dengan sudut pandang untuk perusahaan, Tary adalah mahasiswa unggulan dari jurusan bahasa asing, perusahaan kita memiliki proyek dengan banyak data berbahasa asing yang perlu diterjemahan.”
Milan dan Tina Jiang tidak berbicara lagi.
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoTen Years
VivianIstri ke-7
Sweety GirlLove at First Sight
Laura VanessaLove And War
JaneHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAkibat Pernikahan Dini
CintiaDiamond Lover
LenaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan