Asisten Bos Cantik - Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar

Pada saat ini, makanan sudah datang, Rini Liu ingin meredakan suasana yang canggung, dia mengankat gelas sambil menatap Willy Xu, “Direktur Xu, demi perkembangan perusahaan kita, mari bersulang.”

Willy Xu mengangkat gelas, dia melihat Reza Qiao yang sedang menatapnya dengan jail, lalu melihat Rini Liu, dalam hatinya terasa sangat pahit.

Yang sedang dipikirkan Reza Qiao saat ini adalah, tidak peduli apakah Rini Liu memiliki pemikiran seperti itu, tidak peduli apakah Willy Xu dan Winny Xu menerimanya atau tidak, karena Perusahaan Foursea ingin menjadi ketua di Kota Qing, karena Perusahaan Foursea ingin menjadi kerajaan bisnis kelas atas di China, maka tidak hanya Perusahaan Young saja, Perusahaan Huo dan Perusahaan Feng juga harus diakuisisi oleh Perusahaan Foursea. Dia hanya mengatakan masa depan yang mutlak ini seolah-olah dengan tidak sengaja, perkataan yang sederhana ini, justru membuat semua orang kaget.

Berpikir demikian, Reza Qiao pun tersenyum.

Melihat senyuman Reza Qiao yang mesum, Rini Liu memelototinya, “Sore nanti ikut aku pergi rapat, tidak boleh sembarangan berbicara.”

“Bos, aku tidak pernah sembarangan berbicara, begitu aku reza Qiao berbicara, selalu bisa memprediksikan masa depan.”

Willy Xu mengerutkan bibir dan menyindir, “Dengan demikian, maka kamu pun adalah Dewa Qiao.”

Reza Qiao mengangguk, “Iya, aku memang adalah Dewa.”

“Little Reza, kamu adalah Dewa, lalu aku apa?” tanya Winny Xu.

“Kamu tentu saja adalah Dewi.”

“Hhmm, bagus, bagus, aku suka menjadi Dewi.” ujar Winny Xu dengan girang.

“Reza Qiao meneruskan, “Sebenarnya dengan aku menjadi Dewa, maka kalian bertiga wanita cantik ini semuanya adalah Dewi.”

“Mengapa?” tanya Milan.

“Wanita dari Dewa, disingkat sebagai Dewi, karena cepat atau lambat kalian pun adalah wanitaku, maka tentu saja bisa menjadi Dewi.” Reza Qiao berkata dengan tidak tahu malu.

Rini Liu, Milan, dan Winny Xu saling bertatapan, ternyata pria ini menganggap Dewi seperti itu.

“Awalnya aku lumayan suka menjadi Dewi, tetapi mendengar Tuan Qiao berkata begitu, lebih baik tidak saja.” ujar Rini Liu.

“Iya, aku juga tidak saja.” kata Milan.

Winny Xu tertawa, “Bagus sekali jika kalian tidak ingin, biar aku saja.”

Reza Qiao berkata sambil tersenyum berseri, “Rini, Kak Lan, sebenarnya menjadi Dewi atau tidak, tidak bisa kalian tentukan sendiri, melainkan aku yang menentukan semuanya.”

Perkataan Reza Qiao ini bossy sekali, Rini Liu menggeleng kepala, kepuasan diri dari pria ini sangat tinggi, pria ini pasti sedang memikirkan taruhan yang sudah dibuat dengannya itu, pria ini pasti mengira dirinya mutlak akan menang, karena sudah pasti menang, maka tentu saja dia dan Milan akan menjadi Dewi dari Dewa Qiao.

Reza Qiao, untuk sementara waktu biarlah kamu menyombongkan diri, hari-hari di mana kamu akan menangis ada di belakang.

Reza Qiao sepertinya bisa memandang menembus ke dalam pikiran hati Rini Liu, dia berkata dengan sungguh-sungguh, “Rini, kuberitahu dengan sangat bertanggung jawab, di tangan aku Reza Qiao, semuanya mungkin terjadi.”

Rini Liu mendengus, “Dewa Qiao, jangankan yang lain, taruhan di antara aku dan kamu, kamu sama sekali tidak memiliki kemungkinan akan menang.”

Milan juga mengangguk, “Benar, Reza Qiao, jika kamu bisa memenangkan taruhan dengan Direktur Liu, tidak perlu kamu katakan, aku sendiri yang akan langsung terjun ke dalam pelukanmu.”

Hehe, nikmat sekali, Reza Qiao tertawa, “Kak Lan, pada saatnya nanti kamu pun tidak perlu ‘self-drawn’ lagi.”

Ekspresi Milan seketika menjadi kaku, keparat, kenapa pria sialan ini tiba-tiba mengucapkan perkataan seperti itu, menjengkelkan sekali.

Reza Qiao meneruskan, “Pada saatnya nanti kita adalah pasangan, bermain Mahjong saja apakah perlu kamu yang turun tangan, masalah ‘self-drawn’ serahkan saja padaku.

Milan merasa lega, sialan, sebentar kaget sebentar terkejut, jantungku ini tidak sanggup lagi.

Winny Xu berkata, “Little Reza, tidak peduli kamu kalah atau menang, aku tetap bersedia menjadi Dewi.”

Reza Qiao mengangguk, lalu dia menatap Willy Xu, “Kakak ipar, bagaimana pendapatmu?”

“Tidak boleh memanggilku kakak ipar, menyebalkan.” Willy Xu membalikkan bola mata.

Reza Qiao menatap Winny Xu, “Winny Xu, tidak asyik sekali, kakakmu tidak menyetujui masalah kita.”

Winny Xu melontarkan tinjuan kepada Willy Xu, “Setuju atau tidak? Kakak ipar.”

Willy Xu tidak dapat mengutarakan kepahitannya, “Kamu yang tentukan masalahmu sendiri saja, aku tidak mengurusnya.”

“Tentu saja kamu tidak bisa mengurusnya, tetapi kamu si Kakak ipar ini sudah mutlak dan tidak akan berubah lagi.” Winny Xu mengerucutkan bibir.

Willy Xu terus mendesah, mempunyai seorang adik ipar yang begitu playboy, serta juga adalah musuh cintanya, apa-apaan semua ini, kacau sekali.

Melihat tampang Willy Xu, Rini Liu merasa iba, mempunyai adik ipar seperti Reza Qiao, kakak ipar ini juga tidaklah mudah.

Pada saat ini, di meja lain di dalam restoran, Hans Huo, Candra Huo, dan Andy Feng sedang menyantap makanan, sambil sewaktu-waktu melirik ke arah Reza Qiao.

Hans Huo menatap Reza Qiao, lalu menatap Andy Feng.

Tidak hanya bagi Geng Liuhe, bagi Gang Kepala Harimau dan Hardy Feng, kedatangan Reza Qiao kali ini ke Kota Macau bersama Rini Liu, merupakan kesempatan yang sangat bagus untuk menghabisi Reza Qiao. Siasat Geng Liuhe sudah gagal, lalu bagaimana dengan Gang Kepala Harimau dan Hardy Feng? Mungkinkah mereka melewatkan kesempatan yang sangat langka ini? Jika mempunyai aksi, mengapa selama ini tidak ada gerak-gerik yang terlihat? Apakah Andy Feng mengetahuinya?

Melihat Hans Huo sewaktu-waktu menatap dirinya, Andy Feng bertanya, “Tuan muda Hans, mengapa kamu selalu menatapku?”

Hans Huo tersenyum, “Tuan muda Andy, kali ini datang ke Kota Macau, adakah Paman Feng memberikan arahan padamu?”

Andy Feng merasa heran, “Tidak ada, selain berpesan padaku untuk jangan mencari masalah dengan Reza Qiao, tidak ada yang lain lagi.”

Hans Huo mengangguk, dia mengerutkan alis dengan kencang.

“Tuan muda Hans, kenapa menanyakan ini?” Andy Feng tidak paham.

“Hehe, hanya bertanya saja, tidak apa-apa.” Hans Huo tersenyum kering, dia lanjut makan sambil berpikir, Hardy Feng berpesan kepada Andy Feng untuk jangan mencari masalah dengan Reza Qiao, jangan-jangan Hardy Feng memiliki strategi lain, untuk memastikan keselamatan Andy Feng, sekaligus juga untuk menghabisi Reza Qiao?

Jika ingin memastikan keselamatan Andy Feng, tentu harus menyembunyikannya dari Andy Feng, mengantisipasi Reza Qiao menyadari perubahan ekspresi Andy Feng yang janggal.

Hans Huo tidak percaya Hardy Feng akan melewatkan kesempatan bagus ini, namun hari ini rapat sudah akan berakhir, dan besok semuanya akan kembali ke Kota Qing, mengapa Reza Qiao masih duduk di sini dengan baik-baik saja.

Hans Huo pun kebingungan.

Setelah makan, Rini Liu dan Reza Qiao mereka berjalan keluar dari restoran.

“Rini, masih ada sedikit waktu sebelum rapat, kita istirahat siang saja, pergi ke kamarmu atau ke kamarku?” Reza Qiao lumayan senang, tidak peduli ke kamar siapa juga terasa lumayan.

Willy Xu langsung panik begitu mendengar perkataan Reza Qiao, karena Rini Liu meminta Reza Qiao untuk tidak melangkah pergi darinya selangkah pun, maka istirahat siang ini, tentu mereka akan bersama-sama. Dua orang beristirahat bersama ketika hari masih pagi, sungguh menakutkan.

Rini Liu langsung berkata, “Dewa Qiao, aku tidak mengantuk, tidak ingin istirahat siang.”

Hati Willy Xu menjadi tenang.

Reza Qiao menggeleng kepala, “Bos, demi memastikan memiliki semangat untuk rapat di sore hari nanti, aku sarankan lebih baik kamu istriahat siang sebentar saja, berdinas keluar kota, harus memperhatikan kesehatan tubuh.”

“Terima kasih atas kebaikan hatimu, namun aku tetap tidak berencana untuk istirahat siang

“Sebagai Asisten Direktur, aku harus bertanggung jawab terhadap kesehatanmu.” ujar Reza Qiao dengan serius.

“Hanya tidak istirahat siang satu kali saja, apakah kesehatan akan langsung terjadi masalah?” Rini Liu bertanya balik.

“Iya, biasanya masalah selalu muncul pada satu kali yang tidak diperhatikan itu, aku sangat menyarankanmu untuk istirahat siang.” Reza Qiao bersikeras.

“Tidak.” Rini Liu menggeleng kepala.

“Patuhlah dengan baik.”

“Tidak.” Rini Liu menggeleng kepala dengan kuat.

Willy Xu tidak tahan lagi, “Reza Qiao, Rini tidak ingin istirahat siang, kenapa kamu begitu mengotot? Benar-benar menyebalkan.”

Reza Qiao mengernyit, “Direktur Xu, aku sedang berbincang dengan Bos aku, apa urusannya denganmu? Kamu jangan sembarangan ikut campur.”

“Aku tidak sembarangan ikut campur, melainkan tidak tahan melihatnya lagi, jelas-jelas kamu sedang menggunakan alasan istirahat siang untuk mencapai tujuanmu yang tidak bisa diumumkan.” ujar Willy Xu dengan gusar.

“Aku memiliki tujuan yang tidak bisa diumumkan seperti apa?”

“Kamu ingin tidur siang dengan Rini.”

Reza Qiao mengangguk sambil menatap Rini Liu, “Bos, aku dengan baik hati berpikir demi kesehatanmu, tetapi Direktur Xu berpikir melenceng, menurutmu apakah dia tidak bosan?”

Rini Liu menepuk bahu Reza Qiao, “Dewa Qiao, tidak peduli apakah Direktur Xu berpikir melenceng atau tidak, kamu juga jangan harap bisa membuatku istirahat siang, ayo, pergi minum teh ke aula depan.”

Willy Xu mengerutkan bibir terhadap Reza Qiao, “Heng, siasatmu gagal.”

Reza Qiao terkekeh, “Direktur Xu, sebenarnya Rini tahu bahwa kamu berpikir melenceng, demi tidak membiarkan pemikiranmu yang bengkok itu terjadi, barulah dia memutuskan untuk tidak istirahat siang.”

Willy Xu menggeleng kepala, “Omong kosong, kamulah yang bengkok, bukan aku yang bengkok.”

Reza Qiao langsung berkata, “Aku tidak bengkok, kamu yang bengkok.”

Willy Xu bergegas berkata, “Kamu bengkok, aku tidak bengkok.”

Reza Qiao berkata dengan cepat, “Kamu tidak bengkok, aku bengkok.”

Willy Xu merespon dengan semakin cepat, “Aku bengkok, kamu tidak bengkok.”

Reza Qiao langsung menunjuk, “Nah, kamu sendiri sudah mengaku, kamu bengkok, kamu bengkok.”

Willy Xu tertegun, sialan, dijebak oleh Reza Qiao lagi, benar-benar menjengkelkan.

Rini Liu dan Milan, serta Winny Xu pun mengangguk, Willy Xu ingin mengalahkan Reza Qiao, sulit sekali.

Ketika mereka sedang minum teh di aula depan, Hans Huo, Candra Huo, dan Andy Feng berjalan keluar setelah makan.

Winny Xu berkata sambil menatap mereka, “Beberapa hari ini mereka tenang juga.”

Rini Liu mengangguk, benar, ketiga orang itu tidak mencari masalah dengan mereka dalam beberapa hari ini.

Reza Qiao berkata, “Tahukah mengapa mereka bisa menjadi tenang?”

Rini Liu berkata, “Aku tahu, kamu pasti akan berkata bahwa karena ada kamu.”

Reza Qiao memuji, “Tidak heran Rini adalah bos besar, begitu lihai dalam melihat masalah.”

Willy Xu berkata remeh, “Reza Qiao, kamu terlalu menganggap dirimu sendiri.”

Reza Qiao berkata, “Direktur Xu, biarlah mereka saja yang katakan jika kamu tidak terima.”

Winny Xu berkata, “Menurutku perkataan Kak Rini masuk akal juga, Reza Qiao sedang bersama kita, mereka memang sedikit waswas.”

Rini Liu dan Milan juga sependapat.

Melihat mereka semua berpikir seperti itu, Willy Xu tidak berbicara, namun dia tetap tidak terima.

Ketika Hans Huo mereka berjalan lewat, Andy Feng dan Candra Huo tidak menoleh mata, tidak melihat mereka sedikitpun. Sejak awal mereka sudah melihat Reza Qiao duduk di sana, mereka tidak boleh pergi mencari masalah, kalau tidak, mereka hanya akan celaka.

Sebaliknya, Hans Huo tersenyum kepada Reza Qiao mereka.

Karena Hans Huo berinisiatif untuk menyapa, Rini Liu juga mengangguk dengan sopan.

Reza Qiao berteriak kepada mereka sambil melambaikan tangan, “Hei, saudara-saudara, maukah kemari untuk minum teh bersama?”

Rini Liu memelototi Reza Qiao, pria ini selalu mencari masalah, bagaimana jika mereka benar-benar datang kemari? Dirinya tidak ingin minum teh bersama mereka.

Candra Huo dan Andy Feng tidak menghiraukan Reza Qiao, walau mati pun mereka tidak ingin minum teh bersama Reza Qiao.

Hans Huo tersenyum, “Kami masih ada sedikit urusan, kalian saja yang minum teh.”

Setelah selesai berkata, mereka langsung naik ke lantai atas.

Rini Liu merasa lega.

Reza Qiao berkata kepada diri sendiri, “Dengan baik hati mengundang mereka, tetapi tidak memberiku muka.”

“Apakah kamu mengira mukamu begitu besar?” Willy Xu mengerutkan bibir.

“Mukaku tidak besar, kalau begitu Direktur Xu coba saja memanggil mereka, lihat apakah mereka akan datang kemari.”

“Mereka sudah naik ke lantai atas, memanggil apaan.”

“Sebenarnya kalaupun kamu sudah memanggil, mereka juga tidak akan datang kemari.”

“Mengapa?”

“Karena ada aku.” Reza Qiao tersenyum dengan bangga.

Willy Xu membantah, “Mereka sama sekali bukan tidak datang kemari karena kamu.”

“Kalau begitu karena apa?”

“Karena mereka memiliki kesibukan yang harus diurus.”

Rini Liu berkata, “Sebenarnya mereka belum tentu benar-benar memiliki urusan, hanya saja mereka melihat Reza Qiao ada di sini, sehingga tidak kemari, hal ini jelas sekali.”

Reza Qiao tersenyum, sedangkan Willy Xu tidak lagi berbicara.

Ketika di restoran, Reza Qiao terus mengamati Andy Feng, pertimbangan awalnya adalah, Andy Feng terlihat sama seperti biasanya terhadap kedatangan Larry Zhao di kota Macau, ini menjelaskan bahwa Andy Feng benar-benar tidak tahu Larry Zhao datang ke kota Macau.

Dengan kata lain, Larry Zhao datang ke kota Macau, pasti bukan untuk menjemput Andy Feng.

Lalu untuk apakah?

Besok sudah akan meninggalkan Kota Macau, kelihatannya dalam sedikit waktu yang tersisa ini, masih akan terjadi masalah, masalah yang belum tentu kecil.

Awalnya Reza Qiao ingin pergi keluar untuk mencari tahu, namun Rini Liu memberi kekangan padanya, yaitu tidak boleh pergi darinya selangkah pun.

Novel Terkait

Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu