Anak Sultan Super - Bab 81 Perusahaan Bobrok
Jangan menyia-nyiakan keuntungan yang datang begitu saja. Pada hari biasanya, Agus Li selalu terlihat sombong dan tidak memberi muka pada siapa pun, jadi mengapa sekarang harus memberinya muka?
Selain itu, poin terpenting adalah Hendra Lu sekarang membantu Erwin Gu membereskan urusannya. Erwin Gu pasti tidak akan membiarkan Agus Li mengetahui identitasnya sendiri, jadi tugas untuk mempermalukan Agus Li diserahkan pada Hendra Lu.
“Hendra Lu, ayo kita bertemu jika kamu punya waktu?” kata Agus Li. Dia tidak pernah bermimpi bahwa suatu hari dia akan merendah pada Hendra Lu. Apakah keluarga Li dapat bekerja sama dengan Gu Group atau tidak, semua itu tergantung pada perasaan Hendra Lu sekarang.
Meskipun keluarga Agus Li tidak miskin, tetapi bagaimanapun juga, perusahaan keluarga Li hanya dapat dianggap sebagai perusahaan menengah, dan jika ingin perusahaannya sendiri masuk peringkat industri di atas, dia harus memiliki hubungan yang baik dengan Hendra Lu.
“Oke, kalau begitu sampai ketemu di Hotel Xinhai Lake.” jawab Hendra Lu. Dia berpikir karena dia sendiri yang datang, maka jangan salahkan dirinya karena telah merugikannya dengan jahat.
“Oke, aku akan memesan ruang private sekarang.” kata Agus Li dengan cepat.
Agus Li datang ke Hotel Xinhai Lake dengan mengendarai mobil dan memesan ruang standar yang biasa. Bagi Agus Li, Hotel Xinhai Lake sudah merupakan mode tertinggi untuk melayani tamu, bagaimana bisa dibandingkan dengan Erwin Gu? Bahkan jika ingin mengundang rekan kerja untuk makan malam pun harus pergi ke ruang private yang mewah.
Setelah selesai memesan, Agus Li langsung menunggu Hendra Lu di aula.
Hendra Lu hari ini datang dengan taksi, dan Agus Li berpikir bahwa Hendra Lu memang benar-benar orang yang rendah hati.
Itu adalah perlakukan yang berbeda. Meskipun sama-sama datang dengan taksi, Erwin Gu naik taksi karena memang miskin, sedangkan Hendra Lu hidup dengan ramah lingkungan.
Agus Li membawa Hendra Lu ke ruang private, dan melihat-lihat menu makanan.
“Hendra Lu, aku akan mentraktirmu hari ini, karena itu makanlah apapun yang kamu suka.” kata Agus Li.
“Oke, ini, ini dan ini! Selain yang aku tunjuk ini, pesan saja semuanya!” kata Hendra Lu.
Pelayan yang berdiri di samping pun tercengang dengan metode pemesanan aneh Hendra Lu.
Setelah mendengar itu, hati Agus Li pun merasa tidak rela, tapi apa yang bisa dia lakukan?!
“Kamu menghabiskan begitu banyak tenaga jika memesan seperti itu. Biar aku saja, pelayan, pesan semua hidangan yang tertulis di buku ini!” kata Agus Li masih dengan wajah yang tertawa.
Tertawa? Hendra sangat kesal saat melihat Agus Li tertawa.
Agus Li sebenarnya sangat tidak rela, tetapi ini adalah hotel terkenal di kota A, dan harganya pun tidaklah murah. Hidangan yang tertulis di menu itu jelas bukan hidangan, melainkan adalah uang.
“Agus Li, apa kamu menyesal?” tanya Hendra Lu.
“Tidak, bagaimana mungkin aku menyesal?” jawab Agus Li.
“Baiklah, karena tidak ada yang keberatan, antarkan saja hidangannya!”
“Oh…baiklah!” jawab pelayan itu sambil berjalan keluar dengan linglung.
Hidangan satu demi satu diantarkan, dan Hendra Lu mengambil sumpitnya dan mulai makan. Agus Li beberapa kali bertanya tentang urusan kerjasama pada Hendra Lu, tetapi Hendra Lu selalu mengalihkan pembicaraan.
Hendra Lu memakan hidangan satu meja itu dengan sangat semangat, sedangkan Agus Li yang ada di sampingnya menggertakkan giginya dengan marah. Bajingan ini sedang makan makananku, tetapi semua kata-kataku bahkan tidak dihiraukan olehnya.
Hendra Lu menoleh dan dengan sengaja bertanya, “Agus Li, aku sudah hampir kenyang, kenapa kamu tidak memakannya?”
“Haha, makan, makan, bukankah aku sedang makan?” kata Agus Li dengan cepat.
“Baiklah, kalau begitu kamu makan dulu, karena aku sudah selesai makan, aku akan pergi dulu!” kata Hendra Lu sambil menyeka mulutnya dan bangkit untuk pergi.
Agus Li hampir memuntahkan darah karena marah, dan akhirnya dia tidak bisa menahan amarahnya yang meledak.
Hendra Lu berhenti di sudut belokan beberapa detik sebelum mendengar suara piring dan mangkuk yang dilempar di ruang private itu. Kali ini, dia pergi dengan tenang sambil mengirimkan pesan pada Erwin Gu untuk memberitahukannya apa yang baru saja terjadi.
Setelah mendengar suara pecahan di dalam, pelayan pun langsung bergegas mencari manajer. Manajer mendorong pintu masuk dan melihat piring serta mangkuk berserakan di lantai, kemudian dia pun berkata dengan sinis, “Semua piring dan mangkuk hotel kami dibuat secara khusus, dan harga satuannya mencapai ratusan RMB. Aku akan menghitungnya satu per satu dan memasukkannya ke nota kamu hari ini.”
Begitu mendengar kata-kata manajer, Agus Li langsung panik dan dengan cepat berkata, “Manajer, aku tidak sengaja menjatuhkannya. Ayahku adalah pelanggan tetap tempat kalian ini.”
“Tuan, apakah pelanggan tetap boleh memecahkan peralatan makan kami dengan sesuka hati? Jika demikian, bagaimana hotel kami dioperasikan?” kata manajer dengan tidak senang.
“Manajer, ayahku benar-benar pelanggan tetap di sini, kamu tahu Vix Li, kan?”
“Memangnya kenapa? Bahkan jika King yang memecahkannya pun juga harus membayarnya”, kata manajer dengan sinis.
Agus Li benar-benar panik. Sekarang dia tidak hanya harus membayar hidangan yang begitu banyak, tetapi juga harus membayar biaya kerusakan peralatan makan, dan itu benar-benar kerugian besar. Hotel Xinhai Lake ini bahkan tidak takut dengan King, bagaimana keluarga Li berani menyinggungnya?
“Baiklah, aku akan membayar semuanya nanti!” kata Agus Li yang hanya bisa berkompromi.
Manajer itu hanya memandang Agus Li dengan senyum yang menghina, kemudian berbalik dan meninggalkan ruang private itu.
Agus Li melihat seluruh kekacauan yang ada di ruangan itu, dan pelayan masih terus-menerus mengantarkan hidangan. Dia tidak bisa mengubah apapun, meski benar-benar sangat kesal, tetapi apa yang bisa dia lakukan? Hendra Lu bukanlah orang yang bisa dia singgung sekarang.
Tetapi setelah berpikir bahwa tidak lama lagi Erwin Gu akan mendatangi perusahaan mereka untuk membahas urusan kerjasama, akhirnya hatinya merasa sedikit terhibur.
Pada hari pertemuan, Vix Li tentu tidak datang secara langsung, melainkan hanya mengirim seorang pria untuk menemui Erwin Gu.
Erwin Gu tahu bahwa Vix Li tidak datang. Dia melihat ke sekeliling lagi, dan setelah menyadari bahwa pria di depannya itu menyentuh headset Bluetooth dari waktu ke waktu, Erwin Gu pun akhirnya mengerti.
“Kegiatan ini sangat penting bagi kami, dan aku berharap kalian dapat membuat rencana yang bisa memuaskan semua orang”, kata pria itu sambil menatap Erwin Gu dengan tatapan yang penuh arti. Tugasnya hari ini adalah sengaja mempersulit Erwin Gu.
Erwin Gu memandang pria itu dengan merentangkan kedua tangannya dan berkata, “Maaf, mata mana yang kamu lihat bahwa aku memegang rencana? Bahkan jika aku benar-benar membawa rencananya hari ini, bukankah kamu sudah tahu bagaimana caranya menolakku? Lalu untuk apa aku harus membuang-buang waktuku denganmu?”
Ekspresi pria itu langsung berubah, dan dia pun berkata, “Apa maksudmu?!”
“Tidak ada maksud apa-apa. Itulah artinya sekarang, tidak ada yang menganggap serius perusahaan bobrok kalian itu, apa kamu tahu?”
Nicholas Ren dan Doni Li yang ikut Erwin Gu datang juga sangat terkejut setelah mendengar kata-kata Erwin Gu! Meskipun Erwin Gu memiliki hubungan yang sangat baik dengan bos, tetap dia juga tidak dapat berbicara seperti itu kepada pelanggan, kan?
Pria itu pun berkata dengan marah, “Siapa di antara kalian yang bertanggung jawab? Cepat panggil penanggung jawabnya!”
Nicholas Ren memandang Erwin Gu, tetapi Erwin Gu tidak membiarkan Nicholas Ren bertindak, dan langsung berkata, “Tidak perlu memanggil penanggung jawabnya. Untuk perusahaan bobrok seperti milik kalian, cukup kami yang menyelesaikannya.”
Perusahaan bobrok????!!!!
Ketika mendengar kata-kata Erwin Gu, pria itu pun berdiri dengan marah. Meskipun toko mereka hanya buka di kota A, dan hanya ada beberapa saja, tetapi juga bukan sesuatu yang bisa dipandang rendah oleh pegawai biasa!!!
Agus Li yang duduk di kantor sambil menonton mereka pun marah. Erwin Gu ini punya hak apa untuk memandang rendah perusahaannya!!?
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaMy Lady Boss
GeorgeTakdir Raja Perang
Brama aditioAfter Met You
AmardaIstri Yang Sombong
JessicaPenyucian Pernikahan
Glen ValoraWonderful Son-in-Law
EdrickAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat