Anak Sultan Super - Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
Erwin Gu tersenyum dan berkata: "Jangan khawatir, aku Erwin Gu selalu menepati ucapan, selama kamu bersedia, aku akan membawamu pergi kapan saja, tidak ada yang bisa menghentikan."
Semua orang mengira Erwin Gu sudah gila!
"Bos di sini adalah Kakak King, kamu jangan berkhayal." Fidix Ling berkata tanpa daya.
Dia pikir Erwin Gu akan kabur, tapi tidak menyangka bahwa Erwin Gu tidak hanya tidak kabur, tapi juga berkata dengan tenang: "Oh? Ternyata Kakak King ya, itu lebih baik, kamu lebih baik ikut aku saja sekarang."
Setelah mendengarkan kata-kata Erwin Gu, semua orang berpikir bahwa Erwin Gu berpura-pura seperti orang hebat, dan semua orang tidak percaya bahwa dia benar-benar berani berhadapan dengan Kakak King.
Manajer itu berteriak: "Apakah kalian semua buta ?? Melihat aku dipukuli, masih tetap diam saja. Serang!"
Baru kemudian para petinju itu bereaksi. Mereka adalah bawahan Kakak King, dan tentu saja mereka tidak bisa mengabaikan seseorang yang membuat masalah di wilayah Kakak King.
Ketika Ricky Li mendengar di luar bahwa manajer telah dipukuli, dia tahu bahwa Erwin Gu pasti penyebab masalah ini, selain Erwin Gu, siapa lagi yang berani membuat masalah di tempat ini!
"Berhenti, apa yang ingin kalian lakukan? !!!"
Ketika manajer mendengar suara teriakan “Berhenti” Ricky Li, kemudian ia berteriak: "Ricky Li, bajingan, siapa yang meminta kamu untuk membawa orang kemari dengan sembarangan, aku akan lihat Kakak King bagaimana membunuh kamu!!!"
Pada biasanya, manajer dan Ricky Li tidak menyukai satu sama lain, karena mereka berdua adalah sama-sama bawahan Kakak King yang lama, dan mereka berdua memiliki sedikit kekuasaan. Dan pada hari ini ada alasan untuk menendang dia keluar.
Ricky Li mendorong para petinju itu menjauh dan berkata dengan dingin kepada Manajer: "Sendy Yang!!! Kamu benar-benar sudah bosan hihup, bahkan tamu Kakak King saja, kamu berani memukulinya!!"
Setelah selesai berbicara, dia berkata kepada Erwin Gu: "Tuan Gu, apakah kamu baik-baik saja? Ini semua karena aku yang tidak mengurusnya dengan baik!"
Semua orang dengan wajah heran melihat kerendahan hati Ricky Li, apakah ini tamu terhormat nya Kakak King? ? Pantas saja Ricky Li berani membawa bocah ini kemari.
Sendy Yang juga kaget, apakah orang ini benar-benar tamu terhormat Kakak King? Buru-buru berkata: "Tuan muda ini, aku benar-benar minta maaf, aku benar-benar tidak tahu, aku tidak tahu bahwa kamu adalah tamu terhormat Kakak King, maaf sudah membuat kamu terkejut."
Orang seperti Erwin Gu, sama sekali tidak memandang Sendy Yang. Dia menoleh dan berkata kepada Fidix Ling: "Sekarang, kamu sudah tenang kan? Bagaimana, ayo ikut denganku!"
Fidix Ling benar-benar tidak menyangka pemuda yang tampak biasa ini memiliki kemampuan yang begitu hebat. Meskipun dia sama sekali tidak menyukai keadaan saat ini, dia masih punya alasan untuk melakukannya.
"Aku memiliki kontrak tujuh tahun." Fidix Ling berkata.
"Tidak masalah, aku bisa membereskannya hanya dengan satu kata." kata Erwin Gu tanpa memikirkannya.
Sendy Yang berkeringat dingin setelah mendengar ini. Pemuda ini bisa mengatakan hal-hal seperti itu dengan sangat percaya diri. Siapa dia? ? ? ? ! ! ! !
“Gaji bulanan aku sangat tinggi, setidaknya 20.000 RMB (sekitar 40 juta rupiah) sebulan.” Fidix Ling berkata tanpa daya.
"Tidak masalah, aku akan memberimu dua ratus ribu RMB (sekitar 400 juta rupiah)."
Mendengar jumlah 200.000 RMB (sekitar 400 juta rupiah) semua orang terpana. Tentu saja, Fidix Ling adalah orang yang merasa paling tidak nyaman. Dia sendiri berada di ring tinju tua ini dan menggunakan nyawanya sendiri untuk mendapatkan uang, itu pun hanya 20.000 RMB (sekitar 40 juta rupiah) sebulan. Sekarang orang ini, ternyata dengan satu kata saja mengubahnya menjadi dua ratus ribu RMB (sekitar 400 juta rupiah). Mengatakannya kepada siapapun ia juga tidak akan percaya.
“Mengapa aku harus percaya bahwa kamu bisa memberi aku ini?” Fidix Ling berkata.
Erwin Gu tidak mengatakan apa-apa, mengeluarkan ponselnya, memutar nomor telepon, dan berkata: "Sepuluh menit, datanglah ke ring tinju."
Semua orang tidak tahu omong kosong apa yang sedang dikatakan oleh Erwin Gu, tapi tidak ada yang berani berbicara dengan mudah. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, Kakak King tiba.
Ketika Sendy Yang melihat Kakak King, rambutnya sudah kusam dan kakinya menjadi lemas. Pemuda ini dapat membuat Kakak King dengan cepat datang kemari dengan satu panggilan, yang menunjukkan betapa hebatnya itu.
Ketika Kakak King tiba, dia berkata: "Tuan Gu, apakah kamu punya instruksi?"
Fidix Ling melihat pemandangan ini seperti mimpi, tidak dapat sadar untuk waktu yang lama.
“Aku ingin membawa petinju ini bersamaku, tapi dia bilang dia menandatangani kontrak denganmu, bisakah aku mengambilnya?” Erwin Gu bertanya dengan tenang.
"Tentu saja bisa. Jika Tuan Gu menginginkan itu, bicara saja. Kamu bisa memilih petarung ini sesuka hati." Kakak King berkata dengan hormat.
"Kalau begitu beritahu Fidix Ling, aku memberinya 200.000 RMB (sekitar 400 juta rupiah) setiap bulan, dapatkah aku memberikannya?"
Kakak King tidak banyak bicara, menatap Fidix Ling dan berkata: "Setiap bulan, 200.000 RMB (sekitar 400 juta rupiah). Aku akan mentransfer 1,2 juta RMB (sekitar 2,5 miliar rupiah). Aku akan langsung membayar gajimu setengah tahun dan baik-baiklah mengikuti Tuan Gu."
Fidix Ling tidak bereaksi sama sekali, kejadian ini membuat semua orang yang hadir merasa seperti hidup dalam mimpi.
"Kakak King, kamu ... apakah kamu ... apakah kamu tidak salah?????" Fidix Ling tergagap.
“Apa kamu tidak percaya apa yang aku katakan?” Kakak King sebenarnya sangat iri pada Fidix Ling yang bisa mengikuti Erwin Gu. Masa depan yang cerah. Jika Erwin Gu mau membiarkan dirinya mengikutinya, Kakak King pun rela melepaskan semua statusnya saat ini. Bahkan jika itu hanya menjadi adik kecil di sisi Erwin Gu.
Erwin Gu berkata: "Kalian keluar dulu!"
Semua orang keluar dari belakang panggung dengan sikap kacau, hanya Kakak King dan Fidix Ling yang tersisa di ruangan itu.
Erwin Gu bertanya secara terbuka: "Apakah kamu percaya sekarang? Karena aku telah mempekerjakan kamu, itu lebih baik daripada menyarankan seorang guru untuk kamu. Untuk selanjutnya kamu akan berada di sampingku, tetapi sebelum itu, aku harap kamu akan menjawab aku satu hal dengan jujur."
Fidix Ling mengangguk dengan cepat.
“Kenapa kamu berada di tempat ini ?? Dengan kekuatanmu, kamu pasti bisa memenangkan permainan ini.” Erwin Gu bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Aku akan jujur dengan Tuan Gu, aku juga tidak ingin tinggal di sini, tetapi benar-benar tidak mungkin. Ada pertandingan kecil di awal, lawan mengatakan bahwa mereka akan memberi aku 500.000 RMB (sekitar 1 miliar rupiah) untuk memberikan dia pukulan palsu dan membiarkan lawan menang, aku menolak, tanpa diduga, dia ada orang belakang, lalu dari situlah dia dendam padaku. "
"Mengapa kamu tidak meninggalkan kota A?"
Hanya melihat jejak kesepian melintas di mata Fidix Ling, dan berkata: "Melakukan hal ini, aku sangat ingin terlepas dari keterikatan ini, tetapi aku tidak menyangka aku masih tidak bisa melakukannya. Aku punya pacar, yang pada saat itu sedang sakit parah. Biaya pengobatannya sebulan sampai 20.000 RMB (sekitar 40 juta rupiah), aku di Kota A dilarang untuk bekerja, tidak ada pertandingan untuk dimainkan, dan hanya memiliki kekuatan kasar, dengan kerja keras saja tidak bisa mendapatkan cukup biaya pengobatan, jadi aku hanya bisa melakukan pukulan palsu di sini untuk mendapatkan pemasukan."
Erwin Gu sangat optimis tentang pria yang tidak pernah pantang menyerah ini dan berkata: "Selama kamu mengikuti aku dengan baik, aku dapat menemukan rumah sakit terbaik untuk pacar kamu. Sedangkan orang yang memblacklist kamu, aku juga dapat membantu menyelesaikannya."
Setelah Fidix Ling mendengarnya, air mata perlahan mulai menetes ke matanya, dan kemudian dia membungkuk dalam-dalam kepada Erwin Gu.
Ketika Erwin Gu membawa Fidix Ling pergi, para petinju memandang mereka dengan mata yang sangat iri. Sendy Yang bersembunyi di belakang, karena takut Erwin Gu akan memikirkan perilakunya dan membersihkan dirinya sendiri. Tapi Erwin Gu tidak peduli tentang itu.
Ketika Fidix Ling naik mobil Erwin Gu, dia masih belum menyadarkan diri. Apakah ini semua adalah mimpi?
Erwin Gu menepuk bahu Fidix Ling dan berkata: "Bergembiralah, di masa depan, kamu tidak perlu gentar. Mulai hari ini, kamu akan berada di sisiku."
Erwin Gu sangat menyukai Fidix Ling, karena dalam masyarakat material ini, Fidix Ling benar-benar pria sejati dibandingkan dengan pria-pria yang suka membodohi istrinya dan di luar bermain bersama wanita lain.
Fidix Ling memandang Erwin Gu dan mengangguk-anggukkan kepala.
Novel Terkait
Cutie Mom
AlexiaCinta Yang Tak Biasa
WennieSang Pendosa
DoniTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMenunggumu Kembali
NovanMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeDoctor Stranger
Kevin WongHanya Kamu Hidupku
RenataAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat