Anak Sultan Super - Tamat

Hati Yuri Wang sudah terasa dingin saat ini. Soni Wang hanya menganggapnya sebagai alat, dan tidak pernah benar-benar menganggap dirinya sebagai anaknya sendiri. Semua hal baik dinikmati oleh Fredik Wang, dan semua masalah harus diselesaikan oleh Yuri Wang.

“Aku akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi itu hanya karena kamu memberikan aku nyawa ini. Setelah masalah ini selesai, aku akan mencari seseorang untuk menikah. Ke depannya, tidak peduli keluarga Wang masih hidup atau tidak, itu semua tidak ada hubungannya denganku”, kata Yuri Wang, dia lalu berbalik dan meninggalkan rumah.

Rumah?

Rumah ini tidak pernah ada tempat untuknya.

Soni Wang tidak merasa bersalah, sebaliknya dia merasa bahwa Yuri Wang adalah anak yang tidak tahu balas budi.

“Sebagai seorang anak perempuan, kamu seharusnya tahu statusmu sendiri. Keluarga Wang kita juga termasuk keluarga yang terkenal, jika membiarkan seorang wanita menjadi pewaris keluarga, harus diletakkan di mana muka kita”, kata Soni Wang dengan remeh. Dia sepertinya telah melupakan penderitaan keluarga Wang saat ini.

“Ketika status keluarga Wang-ku pulih, siapa pun itu aku akan membuatnya mendapatkan balasan yang setimpal”, kata Soni Wang.

Soni Wang juga merupakan seorang pengecut. Setelah menutup pintu rumahnya, dia merasa dirinya adalah Raja Surga, tetapi begitu keluar, dia bahkan tidak berani menghela napas yang besar.

Soni Wang mengambil ponselnya dan menelepon dengan sangat gugup. Sedikit ketakutan juga terlintas di wajahnya.

“Xaver Chu, aku butuh bantuanmu untuk mengurus suatu masalah”, kata Soni Wang.

“Presdir Wang, kamu sudah lama tidak menghubungiku lagi”, kata suara kasar yang terdengar dari telepon itu.

“Jika tidak ada masalah yang besar, tentu saja aku tidak akan mengganggu orang yang sibuk sepertimu!” kata Soni Wang sambil tersenyum.

“Katakan saja, ada masalah apa?”

“Di kota A, ada seorang wanita yang bernama Evelyn Dang, aku ingin dia menjadi cacat”, kata Soni Wang. Ekspresinya saat ini sangat bengis. Dia tidak akan membunuh orang, tetapi bagi seorang wanita, wajah yang cacat pasti lebih menyakitkan daripada kematian.

“Baik, 1.000.000 RMB (2 miliar rupiah), kirimkan 500.000 RMB (1 miliar rupiah) dahulu, dan setelah urusan selesai, kirimkan lagi 500.000 RMB.”

Hati Soni Wang pun bergetar. Keluarga Wang saat ini bukanlah keluarga Wang sebelumnya, tetapi untuk membalaskan dendam putranya, Soni Wang akhirnya tetap setuju.

“Aku akan langsung mengirimkan 1.000.000 RMB, aku yakin jika kamu yang mengurusnya”, kata Soni Wang.

Setelah menutup telepon, wajah Soni Wang pun menunjukkan ekspresi yang bengis.

Yuri Wang pergi ke toko makanan penutup tempat teman-temannya biasa mengobrol bersama sebelumnya. Namun, sejak terjadi masalah di keluarganya, tidak ada seorang pun yang datang ke sana. Dengan masalah keluarganya saat ini, jika dia menjadi orang lain pun, dia akan pergi menjauhinya.

Yuri Wang mencoba untuk menelepon Jeni Sun, dan teleponnya bahkan diangkat olehnya, “Aku pikir kalian tidak akan pernah menjawab telepon dariku lagi”, kata Yuri Wang.

“Hei, apa boleh buat. Sekarang semuanya sama saja, semuanya telah diperintahkan oleh keluarga masing-masing untuk tidak berhubungan denganmu. Jangan hubungi aku lagi, dan juga jangan salahkan aku”, kata Jeni Sun. Sekarang masalah keluarga Wang telah menyebar ke mana-mana.

“Aku ada di toko makanan penutup sekarang, aku hanya butuh sepuluh menitmu. Kali ini saja, sebagai teman berikanlah aku waktu sepuluh menit”, kata Yuri Wang memohon.

“Baiklah!” kata Jeni Sun setelah ragu-ragu sebentar.

Setelah beberapa saat, Jeni Sun muncul di toko makanan penutup. Dia berpenampilan sangat biasa dengan mengenakan pakaian olahraga, kacamata hitam dan topi, seolah-olah sangat takut dikenali oleh orang lain.

Yuri Wang juga tidak ingin membuang waktu, dan dia pun langsung bertanya, “Seberapa banyak yang kamu ketahui tentang orang itu.”

Jeni Sun tentu tahu siapa yang dimaksud oleh Yuri Wang, “Dia berasal dari kota A dan namanya adalah Erwin Gu”, kata Jeni Sun.

“Kota A?” kata Yuri Wang sambil mengerutkan keningnya setelah mendengarnya.

Dia juga berasal dari kota A, apakah ini kebetulan saja? Selain itu, apa kota A bisa menampung orang yang besar seperti itu?

“Apa ada lagi? Apa latar belakangnya?” tanya Yuri Wang lagi.

“Aku hanya tahu itu”, kata Jeni Sun.

Yuri Wang menyadari saat Jeni Sun mengatakan kata-kata itu, matanya bergerak dengan cepat, seolah ingin mengatakan sesuatu.

“Jeni, kita adalah teman. Sekarang aku sedang kesulitan, katakan saja apa yang ingin kamu katakan”, kata Yuri Wang.

“Aku baru saja mendengarnya, dan tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Pada hari Fredik Wang terjadi masalah, lift Klub Sky berhenti di lantai teratas. Kamu tahu bahwa tidak ada yang pernah naik ke lantai teratas untuk waktu yang lama, dan pada hari adikmu terjadi masalah, pemimpin maupun orang yang bertanggung jawab dari Klub Sky sama sekali tidak muncul, artinya mereka sengaja mengabaikan masalah itu, dan keanggotaan keluarga kalian juga dibatalkan pada hari yang sama”, kata Jeni Sun.

Lantai teratas! Yuri Wang pun mengerutkan keningnya.

Bahkan ada orang yang naik ke lantai teratas. Akhirnya sekarang dia tahu mengapa semua orang bersembunyi dari keluarga Wang.

Jika memang itu masalahnya, lalu kesempatan apa yang dimiliki oleh keluarga Wang untuk berdiri?

Dia!!

Hanya dia, hanya ada harapan ini saja! Tidak peduli apa pun yang terjadi, dia tetap harus mencobanya.

Yuri Wang mengendarai mobilnya pergi ke kota A. Meskipun Yuri Wang tidak tahu apa-apa tentang Erwin Gu, tetapi dia harus pergi mencarinya. Ini adalah harapan terakhir keluarga Wang.

Setelah Sally Su muncul, meskipun terjadi beberapa masalah, tetapi kedamaian pulih dengan cepat. Sementara hadiah yang dia berikan telah dikorting oleh semua orang. Mereka mengumpulkan semua uang itu dan menjamin Erwin Gu untuk makan. Tidak ada yang menyukai Sally Su di seluruh departemen perusahaan itu.

Semua orang pulang kerja dan pergi ke restoran hot-pot bersama-sama. Setelah Erwin Gu dan rombongannya duduk, mereka menyadari bahwa beberapa pria besar di meja sebelah terus-menerus meninju dengan suara yang keras, dan itu benar-benar mempengaruhi suasana makan mereka.

Mereka semua terlihat galak dan seram, dan orang biasa pun tidak berani untuk mengganggu mereka.

“Apa yang kamu lihat? Ayo sini jika tidak senang?” kata salah satu dari orang di meja sebelah. Doni Li yang hanya meliriknya sekilas pun langsung dikatai olehnya.

Doni Li tentu tidak ingin mencari masalah. Dia menciutkan lehernya dan tidak berbicara lagi. Tetapi tidak disangka, sekelompok orang itu malah mengelilingi Erwin Gu dan yang lainnya.

Terlihat dengan jelas bahwa postur mereka ingin menindas orang. Selain Erwin Gu, semua orang pun sudah ketakutan.

Ada banyak orang yang sombong dan berkuasa di hari biasanya, tetapi hanya karena Doni Li melihatnya, mereka langsung mengelilingi mereka, dan itu membuat Erwin Gu merasa aneh.

Erwin Gu berpikir dengan seksama. Begitu mereka memasuki restoran hot-pot, sekelompok orang itu juga masuk. Begitu masuk, mereka langsung duduk di meja sebelah Erwin Gu dan yang lainnya. Sebelum makanan selesai disajikan, mereka langsung memesan bir, dan sebelum bir itu diminum, mereka langsung meninju dengan keras. Dengan berpikir seperti itu, Erwin Gu sepertinya mengerti dan sudut mulutnya pun sedikit naik.

“Apa yang kamu tertawakan? Jika kamu tidak berlutut dan meminta maaf padaku hari ini, masalah ini tidak akan selesai!” kata seseorang yang bertubuh tinggi.

Setelah melihat itu, Doni Li merasa dirinyalah yang menyebabkan masalah, dan dia pun dengan cepat berkata, “Erwin Gu, maaf, aku tidak menyangka……”

Erwin Gu melambaikan tangannya sebelum Doni Li selesai berbicara. Tentu saja, masalah ini bukan hanya kebetulan belaka. Jika tidak ada Doni Li, sekelompok orang itu juga akan mencari alasan lain untuk mencari masalah dengannya.

-The End-