Anak Sultan Super - Bab 15 Menginap
Mereka berjanji untuk bertemu di restoran di dekat rumah Lily Lin. Restoran itu ukurannya tidak terlalu besar, tetapi sangat berkesan. Gayanya sederhana dan menyegarkan. Lily Lin sudah sampai sejak awal. Dia menunggu di sana seperti gadis yang berusia tujuh atau delapan belas tahun sambil malu-malu. Sebentar-sebentar dia mengambil melihat cermin kecil, mengambil bedak untuk memperbaiki dandanannya.
Saat Erwin Gu tiba di sana dan masuk ke dalam restoran itu, dia melihat Lily Lin sedang bermain dengan kucing tabby peliharaan sang pemilik restoran. Dia menopang dagu sambil tersenyum-senyum melihat kucing tabby itu. Sebelah tangannya yang putih dan lembut itu merangkul di sekitar leher si kucing.
Tidak tahu apakah karena matahari kebetulan sedang menyinari tubuh Lily Lin, entah mengapa dia tampak cantik sekali. Seperti sebuah ilusi yang indah.
Saat Lily Lin mengangkat kepalanya, dia melihat Erwin Gu sedang menatapnya. Tiba-tiba dia jadi salah tingkah.
Erwin Gu dan Lily Lin berbincang-bincang untuk waktu yang cukup lama. Tapi yang dibicarakan hanyalah urusan sehari-hari. Yang membuat Erwin Gu terharu dan senang adalah Lily Lin sama sekali tidak mempertanyakan latar belakang dan keluarganya. Hal ini membuat Erwin Gu merasa nyaman bersama Lily Lin.
Setelah makan malam, Erwin Gu dan Lily Lin berjalan kaki di tepi jalan. Lily Lin tiba-tiba beride, “Erwin Gu, bagaimana kalau kita pergi ke warnet saja?” Melihat tatapan Lily Lin yang penuh harap, Erwin Gu tidak tega untuk menolaknya.
Kedua orang itu pergi ke warnet dan membuka sebuah ruangan privat. Yang tidak terpikirkan oleh Erwin Gu sebelumnya adalah seorang wanita cantik seperti Lily Lin, bisa-bisanya suka main PUBG. Mereka dengan cepat masuk ke dalam permainan. Di dalam permainan, Lily Lin sangat berani. Dia tidak terlalu menggunakan strategi dan tidak ada trik-trik. Gaya menyerangnya brutal.
Seperti kata Lily Lin: “Level perunggu sepertiku ini tidak perlu terlalu memusingkan teknik. Hajar saja terus.”
Erwin Gu melihat Lilly Lin. Gadis ini, bodoh tapi imut.
Kedua orang itu akhirnya bermain hingga larut malam.
Erwin Gu mengantar Lily Lin pulang ke rumah orang tuanya. Di luar dugaan Erwin Gu, Jordan Lin malah berinisiatif memintanya untuk menginap.
Erwin Gu berpikir di dalam hatinya, apakah si tua Jordan Lin ini, sedang menjodohkan kita berdua.
Sesungguhnya Erwin Gu tidak terlalu ingin menginap. Pertama, karena dia dan Lily Lin baru kenal dalam beberapa hari ini saja. Lalu, hubungannya asmaranya dengan Lily Lin itu palsu.
Tetapi Erwin Gu ingin melihat kartu Blue Diamond yang dia terima dari Klub Sky bentuknya seperti apa. Pasti konyol sekali.
Maka dari itu, Erwin Gu menerima penawarannya.
Meskipun Lily Lin lumayan terlihat menggoda, tetapi Erwin Gu tidak akan melecehkannya.
Sementara itu, Lily Lin berpikir di dalam benaknya, meskipun mereka akan tinggal di dalam dua kamar yang berbeda, tetapi cukup untuk membuatnya gembira.
Malam ini kesannya biasa-biasa saja, tetapi Lily Lin merasa tidak tenang. Dia tidak bisa berhenti membolak-balikkan badannya. Dia juga melakukan sesuatu yang tidak diketahui Erwin Gu. Tengah malam, Lily Lin tidak bisa tidur. Dia bangkit berdiri dan mengunci pintunya. Jelas dia hendak menghalangi seseorang untuk masuk. Yang anehnya lagi, setelah lewat beberapa saat, wajahnya memerah, lalu dia membuka kembali kunci pintunya. Ada sesuatu yang artinya lebih mendalam di balik ini semua.
Keesokan harinya, Lily Lin bagun pagi-pagi. Dia merias wajahnya dengan cekatan dengan dandanan ringan, pura-puranya baru bangun tidur. Sewaktu keluar dari kamar, dia berpapasan dengan Erwin Gu yang juga baru saja bangun. Wajah Lily Lin langsung merona merah, dengan gugup dia membuang mukanya ke arah lain.
Bertemu dengan Erwin Gu di rumahnya sendiri, rasanya agak sedikit aneh. Seperti ada perasaan yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, bersemi di dalam hati Lily Lin.
Jordan Lin memanggil dari arah ruang makan, “Cepat kemari! Makanlah!” Baru saja Erwin Gu duduk, Lily Lin sudah melontarkan pertanyaan, “Apa kamu dapat tidur dengan baik?”
Jordan Lin mengangguk dan menjawab: “Ya, lumayanlah.”
Pada saat mereka sedang makan pagi, tiba-tiba bel berbunyi. Erwin Gu diam-diam tertawa di dalam hati. Si tua ini akan segera melihat kartunya, pasti dia merasa kegirangan!”
Jordan Lin mendengar suara bel, bergegas bangkit dan membuka pintu, “Buat apa kamu datang?”
Orang di hadapannya itu sangat menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan David Huo! “Jordan Lin, dengar-dengar kamu sudah menemukan investor?” David Huo merasa tidak senang. Dia bertanya kemana-mana siapa sebenarnya orang yang tidak punya otak itu, berani-beraninya dia berinvestasi dengan Jordan Lin. Tetapi sudah cukup lama dia mencari, dia belum juga mendapatkan jawabannya. Makanya dia memutuskan untuk mendatanginya.
“Benar sekali. Aku masih harus berterima kasih kepada tuan muda Huo sampai harus repot-repot mampir ke sini. Kami sudah menemukan investor, jadi tidak perlu merepotkan kamu lagi.” Kata Jordan Lin dengan wajah dingin.
Lily Lin mendengar percakapan mereka dan berjalan keluar dari arah ruang makan. Saat David Huo melihat Lily Lin, mata David Huo dipenuhi kehausan untuk menguasai Lily Lin sepenuhnya.
“Huh, dasar kamu Jordan Lin. Hari ini aku akan bicara terang-terangan denganmu. Aku suka Lily Lin. Aku menginginkannya. Kalau aku tidak bisa mendapatkannya, maka Perumahan Real Estate Lin akan kuhabisi. Kamu tau siapa koneksiku.”
“David Huo, jangan keterlaluan!”
“Keterlaluan? Di masyarakat kita sekarang ini, siapa yang mempunyai lebih banyak koneksi, dialah yang lebih hebat. Kamu hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri. Apapun yang diinginkan diriku, pasti akan aku dapatkan.”
Lily Lin berjalan menghampirinya dan berkata: “David Huo, bagaimanapun juga kamu adalah seorang tuan muda, anak keturunan orang kaya. Mengapa kamu begitu hina, dan caramu begitu kotor.” Lily Lin menatap David Huo dengan penuh kebencian.
“Hahaha, Lily Lin, aku tidak peduli dengan pandanganmu terhadapku. Di Kota A ini, kalau aku tidak setuju, tidak ada juga yang akan berani mendekatimu. Siapa yang berani menyentuhmu seujung rambut saja, aku akan membuatnya tidak bisa bertahan di Kota A.” David Huo mengeluarkan aura yang kejam.
Sementara itu di ruang makan, Erwin Gu yang mendengar percakapan mereka merasa tidak senang.
Dia keluar dari ruang makan dan berjalan ke samping Lily Lin. Dia menggenggam tangan Lily Lin dengan erat, sambil menjahili David Huo, dia berkata: “Tuan muda Huo, Apa yang barusan Anda katakan?”
David Huo melihat Erwin Gu menggenggam tangan Lily Lin. Dia marah sampai menggertakkan gigi. Bagaimana mungkin dia membiarkan wanita yang dia suka disentuh orang lain.
“Apa maksudmu, cepat lepaskan dia.” Amarah David Huo menggelegar.
“Tuan muda Huo, aku adalah pacar Lily Lin. Dia, Lily Lin adalah pacarku. Apakah kamu punya telinga? Sebenarnya aku harus bicara berapa kali. Kalau kamu menganggur dan tidak ada pekerjaan, sebaiknya kamu pergi mengobati telingamu!”
Saat Lily Lin mendengar kata ‘pacar’, dia merasa seperti disengat listrik. Ditambah lagi tangan Erwin Gu masih menggenggam tangan Lily Lin. Hal ini membuatnya semakin merasa malu.
Erwin Gu ini, dia malah mencuri kesempatan darinya. Tetapi apabila dibandingkan dengan David Huo yang menjijikkan ini, Erwin Gu jauh lebih baik.
Lily Lin berinisiatif untuk menjinjitkan kakinya, dan mengecup pipi Erwin Gu. Dia berkata kepada David Huo dengan bangganya, “Benar, dia adalah pacarku. Kamu tidak perlu berangan-angan lebih jauh lagi.”
Sekarang, siapa yang mencuri kesempatan dari siapa, sudah tidak jelas lagi.
David Huo dipermalukan di depan umum seperti ini benar-benar membuatnya murka. Dia berkata kepada kedua orang yang sedang memamerkan kasih sayang itu: “Aku tidak peduli kamu itu bajingan dari mana. Mulai hari ini, aku akan membuatmu sulit untuk hidup di Kota A ini. Kamu! Tunggu saja!”
Jordan Lin mengamati kedua orang ini dari samping. Otaknya gelap gulita, tidak habis pikir. David Huo dari sananya sedang tidak senang, mereka malah bermesraan di depannya, sengaja membuatnya marah. Apa itu namanya bukan sedang cari gara-gara?
Jordan Lin merasa dia memmerlukan jalan keluar yang lebih baik untuk masalah ini. Bila tidak, David Huo yang berhati kecil ini akan menghancurkan dirinya di dunia bisnis. Perusahaan Real Estat Lin meskipun sudah mendapatkan dana sebesar 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah) itu sebenarnya tidak terlalu berarti. Kalau saja David Huo bukan anggota dari Klub Sky, dia juga tidak akan memiliki koneksi sebanyak itu. Kalau saja dia juga adalah anggota dari Klub Sky, dia tidak perlu setiap saat mengalah seperti itu.
“Tuan muda Huo, Anda adalah seorang yang berbakat dan rupawan, Anda tidak perlu mencari pasangan seperti putriku, Lily Lin. Kalau aku lihat, Anda layak untuk mendapatkan yang lebih baik. Untuk apa Anda marah dengan mereka.”
Kata-kata Jordan Lin ini tidak bisa diterima oleh Lily Lin. Baru saja dia hendak membalasnya, dia sudah dipelototi tatapan mata Jordan Lin. Dia hanya bisa menelan ludahnya kembali.
"Jordan Lin, aku tidak akan mendengarkan omong kosongmu ini. Sekarang aku hanya akan memerimu dua pilihan. Yang pertama, biarkan Lily Lin menikah denganku, dan minta agar anjing satu ini berlutut mohon maaf kepadaku. Yang kedua, kamu tunggu saja saat Perusahaan Real Estat Lin bangkrut.” Tatapan David Tao sedingin es.
David Huo terus-menerus bersikeras mengenai urusan Lily Lin, bukan karena betapa dia mencintai dirinya, melainkan wanita lain bisa dibelinya dengan uang. Hanya urusan besar kecilnya unag yang harus dikeluarkan saja. Tetapi Lily Lin berbeda. Ada kepolosan yang mengalir dalam dirinya, tidak seperti wanita lain yang matanya akan terbelalak melihat uang. Demi uang, mereka rela kehilangan kehormatannya. Maka dari itu, David Huo sangat posesif terhadap Lily Lin.
Semakin Lily Lin tidak bersedia, semakin David Huo ingin menaklukannya.
Dia tidak percaya bahwa di dunia ini ada wanita yang tidak peduli soal uang.
Novel Terkait
Kembali Dari Kematian
Yeon KyeongMy Secret Love
Fang FangIstri Pengkhianat
SubardiKing Of Red Sea
Hideo TakashiLelaki Greget
Rudy GoldAfter Met You
AmardaMy Enchanting Guy
Bryan WuAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat