Anak Sultan Super - Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
Keringat dingin Agus Li langsung keluar setelah mendengar itu.
“Agus, keluarga Li kita sedikit lebih kuat dari orang-orang biasa, tetapi kita termasuk yang terbawah di lingkaran atas ini. Perlu kamu sadari bahwa banyak berita dari atas yang kita dengar belakangan. Akhir-akhir ini, orang-orang tidak berani membuat masalah, dan kita juga harus sedikit berhati-hati agar tidak menimbulkan masalah pada keluarga seperti keluarga Feng, apa kamu mengerti?” kata Vix Li dengan serius.
Agus Li memasuki kamarnya sendiri. Setelah kejadian itu, sudah saatnya dia menarik semua kesombongannya, tetapi bagaimana dia menjelaskannya pada Heri Pan? Urusan sebelumnya saja belum diselesaikannya.
“Kak Heri, aku…kali ini…gagal lagi”, kata Agus Li dengan gemetar.
Heri Pan melihat telepon panggilan dari Agus Li dan dengan cepat mengangkatnya, tetapi dia tidak menyangka akan mendengar hasil yang seperti itu, “Ada apa denganmu? Hal kecil seperti ini saja kamu tidak bisa membereskannya?” kata Heri Pan dengan marah.
“Kak Heri, kamu……kamu jangan marah, dia......Erwin Gu bekerja di perusahaan Jhony Li, dan Jhony Li sangat melindungi Erwin Gu. Selain itu, katanya Jhony Li telah mendapat kartu keanggotaan Sky Group beberapa waktu yang lalu, jadi…” kata Agus Li.
Sebelum Agus Li selesai berbicara, Heri Pan langsung bertanya dengan kaget, “Erwin Gu bekerja di perusahaan Jhony Li?”
Tentu saja dia telah mendengar berita bahwa Jhony Li telah mendapat kartu keanggotaan Klub Sky beberapa waktu yang lalu, dan berita itu telah menyebar di lingkaran kota A.
“Ya, benar, dia bekerja di perusahaan Jhony Li.” jawab Agus Li.
“Oke, baiklah kalau begitu!” kata Heri Pan langsung mematikan teleponnya sebelum Agus Li dapat berbicara.
Agus Li tertegun sejenak, tetapi dia merasa lega ketika mendengar nada sibuk dari telepon itu.
Ekspresi Heri Pan perlahan-lahan menjadi suram setelah menutup telepon.
Ternyata Erwin Gu telah memiliki hubungan dengan Jhony Li. Dari nada bicara Agus Li, hubungan antara Erwin Gu dan Jhony Li tidak sebegitu sederhana seperti atasan dan bawahan. Kalau memang begitu, maka dia tidak dapat menggunakan cara yang sederhana untuk membalas dendam pada Erwin Gu.
Sepertinya dia masih harus menyelidiki Erwin Gu dengan cermat untuk melihat seberapa banyak rahasia yang dimiliki olehnya. Jika dia gegabah dan membuat Jhony Li tersinggung karena balas dendam pada Erwin Gu, itu tidak sepadan dengan hasilnya.
“Mengapa Jhony Li bisa melindungi sampah tidak berguna yang tidak memiliki apapun seperti Erwin Gu?” kata Heri Pan tanpa bisa memahaminya. Bahkan jika Erwin Gu adalah karyawan perusahaan Jhony Li, dia juga tidak akan begitu protektif.
Untuk penyelidikan Erwin Gu, Heri Pan hanya bisa meminta Viona Han untuk mencobanya, karena keduanya adalah teman sekelas SMA dan memiliki hubungan yang baik.
Viona Han menerima telepon dari Heri Pan dan mendatangi kantornya.
Hari ini Viona Han mengenakan setelan baju kantor abu-abu dan stoking hitam. Begitu memasuki kantornya, Heri Pan langsung memperhatikan stoking di kaki panjang Viona Han. Bagi Heri Pan, kecantikan dari wanita cantik seperti Viona Han tidak membuatnya merasa cantik, sebaliknya dia malah merasa jijik dan benci. Heri Pan merasa bahwa stoking tipis seperti itu hanya bisa disebut cantik jika dikenakan oleh tubuh wanita yang kecil.
Namun, tujuan utamanya hari ini adalah untuk mengenal Erwin Gu, jadi Heri Pan menarik kembali pikirannya dan bertanya, “Viona Han, kamu dan Erwin Gu adalah teman sekelas SMA, apalagi yang kamu ketahui tentang dia? Misalnya, rahasia apa yang dia miliki?”
Viona Han sangat penasaran setelah mendengar pertanyaan Heri Pan, “Direktur Pan, apa yang ingin kamu lakukan dengan menanyakan ini? Apa kamu kenal Erwin Gu?” kata Viona Han.
Heri Pan awalnya sudah merasa benci ketika melihat Viona Han, dan Viona Han yang tidak menjawab pertanyaannya membuat Heri Pan merasa sangat jijik padanya, kemudian dia pun berkata dengan sinis, “Viona Han, sebaiknya kamu memberitahuku dengan jujur sebelum kesabaranku habis.”
Setelah kejadian sebelumnya, Viona Han sangat takut dengan Heri Pan, jadi dia pun menjawab, “Meskipun aku dan Erwin Gu adalah teman sekelas SMA, tetapi kami hanya teman sekelas biasa, jadi aku juga tidak tahu rahasianya. Aku hanya tahu bahwa dia tidak kaya dan tidak memiliki orang tua.”
Setelah mendengar kata-kata Viona Han, dia tidak mendengar jawaban yang dia inginkan. Karena itu, dia langsung berdiri, kemudian berjalan ke sisi Viona Han, menatapnya dengan galak, lalu berkata dengan sinis, “Kamu seharusnya tahu akhir seperti apa yang akan kamu alami jika berbohong padaku! Sebaiknya kamu jujur padaku!”
“Direktur Pan, aku benar-benar hanya tahu ini saja.” kata Viona Han. Dia menatap Heri Pan dengan sangat gugup, dan tubuhnya pun gemetar.
Heri Pan memandang Viona Han, kemudian meletakkan satu tangannya ke bahu Viona Han, dan berkata pada Viona Han dengan ekspresi yang jijik, “Kamu tidak perlu gugup, aku tidak tertarik pada wanita jalang menjijikkan sepertimu, tetapi jika aku mengetahui bahwa kamu berbohong padaku, aku akan mencari pengemis yang banyak untuk memuaskan kebutuhanmu.”
Air mata Viona Han membasahi matanya, dan dia memandang Heri Pan sambil terus menggelengkan kepalanya, “Direktur Pan, aku benar-benar hanya tahu itu saja, sungguh, aku tidak berbohong padamu.”
Heri Pan memandang Viona Han dan berteriak dengan marah, “Keluar!”
Viona Han keluar dari kantor dengan terhuyung-huyung. Heri Pan melihat ketakutan Viona Han benar-benar nyata, dan seharusnya dia tidak akan berani berbohong padanya. Masalah ini terhenti sampai di sini lagi.
Viona Han menyeka air mata di wajahnya sambil melihat pintu yang tertutup itu, dan tanpa sadar pemikiran untuk mengundurkan diri dari pekerjaan ini muncul di hatinya. Namun, jika dia mengundurkan diri, dia tidak memiliki penghasilan. Butuh waktu yang banyak untuk menemukan pekerjaan yang membuatnya puas, dan Viona Han masih tidak tahu harus berbuat apa.
Suasana hati Viona Han perlahan-lahan menjadi tenang, kemudian dia mengambil ponselnya, dan mengirim pesan kepada Erwin Gu, “Erwin Gu, apa kamu baik-baik saja?”
Erwin Gu melihat pesan yang dikirimkan Viona Han padanya, dan terlihat sedikit senyuman di bibirnya. Beberapa hari ini, dia telah menerima pesan dari Viona Han, dan isi dari pesan itu selalu bertanya apa dia baik-baik saja atau tidak. Awalnya, Erwin Gu masih sangat penasaran mengapa Viona Han mengirimkan pesan padanya setiap hari, tetapi setelah sekian lama, isi pesannya selalu sama setiap saat, dan Erwin Gu pun sudah bisa menebaknya. Sejak hari itu, dia khawatir bahwa Agus Li akan mencari masalah dengannya.
Tidak ada yang pernah begitu memedulikannya, dan bahkan ada yang mengucilkan serta menertawakannya. Viona Han adalah orang pertama yang memedulikannya, dan hati Erwin Gu merasa sangat hangat karenanya. Selama beberapa hari ini, Erwin Gu juga selalu berpikir untuk mencari kesempatan membantu Viona Han mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Ketika Erwin Gu hendak pulang kerja, dia menerima telepon dari Lily Lin, dan keduanya setuju untuk pergi ke bioskop bersama. Karena begitu pulang dia juga sendiri, maka dia pun setuju untuk pergi.
Keduanya bertemu di sebuah restoran dekat bioskop, dan setelah makan dengan sederhana, mereka pun berjalan ke bioskop.
“Menonton film percintaan lagi?” kata Erwin Gu tanpa daya.
“Ya? Kenapa? Kamu tidak ingin menemaniku nonton lagi?” kata Lily Lin dengan penampilan yang ingin memukul orang.
“Mau……Tentu saja mau”, jawab Erwin Gu.
“Oke!” kata Lily Lin sambil menatap Erwin Gu dengan ekspresi yang bangga.
Film sudah dimulai. Pemain utama wanita dan pria saling bertemu dalam adegan hujan yang lebat, dan kemudian memiliki berbagai macam kesempatan untuk bertemu. Sejak saat itu, percikan api cinta pun dimulai.
Setelah membaca sinopsis ceritanya, Erwin Gu dapat langsung menebak plot filmnya, dan kemudian dia tanpa sadar tertidur dalam ruangan yang redup!
Ketika melihat adegan pemain utama pria dan wanita berpelukan, wajah Lily Lin pun tanpa sadar memerah. Ketika ingin menoleh untuk melihat ekspresi Erwin Gu, dia pun mendengar suara dengkuran tidur Erwin Gu.
Lily Lin menoleh dengan tiba-tiba, dan emosinya pun seketika menghilang dalam sekejap.
Setelah selesai menonton film, waktu telah larut malam, dan Erwin Gu mengantar Lily Lin pulang. Lily Lin yang duduk di kursi penumpang depan terus-menerus berkata, “Kenapa kamu seperti itu? Kamu bahkan tertidur dengan film percintaan yang begitu romantis? Dan kamu masih mendengkur!!”
Novel Terkait
Predestined
CarlyMy Secret Love
Fang FangInventing A Millionaire
EdisonMr Huo’s Sweetpie
EllyaAnak Sultan Super
Tristan XuAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat