Anak Sultan Super - Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
Saat Viola Han sedang menunggu di tepi jalan, Erwin Gu pun mengendarai mobil mewah berlalu dari hadapannya. Awalnya Viola Han mematung, lalu menggeleng kepala tak berdaya, hatinya pun berpikir bahwa Erwin Gu ini sengaja pergi menyewa mobil demi bertemu dengan dirinya.
Viola Han juga ada alasan sendiri untuk berpikir seperti itu, karena pada masa sekolah, Erwin Gu tidak mempunyai uang dan juga sering diperlakukan orang-orang dengan buruk, tapi ia masih memanggil dirinya sebagai Pemuda Kaya. Sejak saat itu, Viola Han merasa Erwin Gu ini sangat mementingkan harga diri.
Setelah berpisah dengan Viola Han, Erwin Gu pun menghubungi King, agar King secepat mungkin untuk menemukan Hendra Lu.
Sedangkan Hendra Lu pun pulang ke kampung halamannya sejak kejadian kemarin, bahkan ia sendiri tidak berani mengangkat panggilan dari nomor asing, hanya demi menghindar. Hendra Lu tentu bukanlah seseorang yang mudah ketakutan, tapi ia cukup pintar, yaitu mencari masalah dengan orang yang lebih lemah dari dirinya. Erwin Gu tentu adalah pengecualian. Orang yang seperti Erwin Gu, memiliki kemampuan yang jauh beda dari dirinya, Hendra Lu pun memilih untuk menghindar.
Erwin Gu mengendarai mobil tiba di tempat tinggal Hendra Lu. Di sebuah desa, hanya menemukan halaman yang besar dengan Hendra Lu seorang yang tengah merokok.
Saat mendengar adanya gerak-gerik dari luar halaman, Hendra Lu pun menemukan mobil yang berhenti di depan pintu dan melihat Erwin Gu yang keluar dari dalam sana.
“E…E-erwin Gu, mengapa kamu datang ke sini?” Hendra Lu langsung berdiri saat melihatnya, bahkan ucapannya menjadi tidak lancar karena dibuat terkejut olehnya.
“Kali ini aku sengaja datang untuk menemuimu.” Erwin Gu sambil berkata, sambil berjalan ke samping Hendra Lu.
Erwin Gu menyapu sekeliling, hatinya berpikir, Hendra Lu juga cukup sombong saat bersama Agus Li. Jika dilihat lagi, kondisi keluarganya yang sekarang juga biasa saja!
“Hendra Lu, kamu ini payah sekali, bahkan aku belum melakukan apapun dan kamu sudah kabur kembali ke kampung halamanmu? Kamu mau terus bersembunyi hingga kapan?” tanya Erwin Gu.
“Erwin Gu, aku memang melakukan banyak hal yang bersalah kepadamu, tapi aku sendiri juga tahu bahwa diriku salah. Sekarang aku bersembunyi di sini, juga berharap kamu bisa melepaskan diriku.”
Sebenarnya saat mengatakan ini, Hendra Lu merasa agak bersalah. Bagaimana dirinya memperlakukan Erwin Gu dulu, Hendra Lu sendiri jelas ingat. Jika Erwin Gu menggunakan cara yang sama untuk memperlakukan dan membalas dendam kepada dirinya, maka Hendra Lu juga tidak ada jalan mundur dan jalan hidup.
“Kamu jangan panik, aku belum begitu bosan, hingga datang sendiri menemuimu untuk melakukan ini. Aku ada beberapa hal yang membutuhkan bantuanmu!” kata Erwin Gu.
Hati Hendra Lu yang tergantung akhirnya bisa diturunkan sedikit.
Erwin Gu lanjut berkata: “Bisa-bisanya Agus Li mengundangku untuk menghadiri reuni, sangat janggal, jadi aku ingin mengajakmu pergi juga.”
Erwin Gu berpikir di dalam hati, Hendra Lu ini bagai buah catur. Jika reuni ini adalah acara yang biasa, ia tidak akan menyalahkannya. Jika Agus Li sengaja ingin mencari masalah Erwin Gu, maka Erwin Gu akan membiarkan Hendra Lu ke luar untuk melindungi dirinya.
Sebenarnya Erwin Gu tidak begitu ingin membiarkan banyak orang mengetahui identitasnya yang sesungguhnya, apalagi teman-teman sekolahnya yang penuh pikiran buruk.
Hendra Lu bertanya dengan penasaran: “Agus Li? Mengundangmu datang ke reuni? Banyak tahun telah berlalu, ia sama sekali tidak pernah mengundangmu, lalu mengapa kali ini ia melakukannya?” Hendra Lu tentu mengetahui hubungannya dengan Agus Li, kalau tidak, bagaimana mungkin dirinya baik hati mencari pekerjaan untuk Erwin Gu.
“Tentu, aku juga merasa sangat aneh.”
“Dan juga, Agus Li ini setiap reuni tidak pernah memuji diriku, hanya menertawakan dan mempermalukan, bagaimana mungkin ia mau membantu orang lain untuk memperkenalkan pekerjaan?” kata Hendra Lu.
Erwin Gu tentu juga berpikir seperti itu, sambil melihat Hendra Lu berkata: “Kali ini aku ingin membiarkan kamu untuk menemaniku akting. Jika kamu menyelesaikan misi ini dengan baik, aku bisa bantu kamu mencari pekerjaan yang baik. Urusan sebelumnya juga dapat dilupakan. Bagaimana menurutmu?”
Hendra Lu tentu mau, daripada ia harus bersembunyi di sini setiap hari dengan ditemani banyak nyamuk dan serangga lain.
“Erwin Gu, kamu tenang saja. Aku akan berusaha untuk membantumu.”
“Hmm, saat hari itu tiba, aku akan menyuruh seseorang untuk menjemputmu. Tapi kamu bukan menghadiri acara itu atas dirimu sendiri.” Erwin Gu berpikir sebentar, lalu berkata: “Kamu bilang saja dirimu adalah Wakil Direktur Lu dari Sunshine Group.”
Hendra Lu hampir saja mau menyemburkan darah. Wakil Direktur Lu dari Sunshine Group???
“Erwin Gu, bukankah canda ini terlalu besar? Agak keterlaluan?? Bagaimana kalau terungkap?”
“Tak apa-apa, kamu bilang saja kamu baru saja tiba di sini. Lalu aku aku akan memberimu 80 ribu RMB (sekitar 160 juta rupiah), beli satu setelan baju untuk dirimu, kamu harus membuat dirimu tampak terhormat.”
Hendra Lu sungguh terkejut mendengar itu. Erwin Gu yang sekarang sungguh keren, bisa-bisanya mengeluarkan 80 ribu RMB dengan mudah.
Ia berkata kepada Erwin Gu: “Jika ada sesuatu, kamu beritahu saja kepadaku. Hal yang bisa aku lakukan, aku pasti bisa melaksanakannya.” Ia tahu kesempatan dirinya untuk berubah tersisa sedikit lagi. Ingin membuat dirinya sukses, maka ia harus mendengar perintah dari Erwin Gu.
Erwin Gu merasa Hendra Lu adalah pilihan terbaik dengan mengirimnya sebagai buah catur. Sedangkan sifat Hendra Lu ini sangat cocok untuk menjadi buah catur. Meskipun dirinya sekarang mempunyai uang, siapapun belum tentu bisa mengguncang kedudukannya, tapi Erwin Gu masih lebih suka untuk bersikap rendah hati.
Erwin Gu berulang kali memperingati Hendra Lu, agar ia menggunakan uang ini untuk membeli setelan jas dan berkata: “Malam hari minggu, aku akan mencari orang untuk menjemputmu. Tapi kamu harus ingat, jangan mengungkit identitasku di hadapan mereka.”
Hendra Lu tentu jelas mengerti maksud Erwin Gu. Meskipun dirinya tidak begitu pintar, tapi ia juga bisa menebak sesuatu dari hal tersebut.
Erwin Gu memberi tahu lagi beberapa hal yang harus diperhatikan kepada Hendra Lu, lalu pergi meninggalkan tempat.
Erwin Gu kembali ke kota dan menyiapkan tempat tinggal yang baru untuk Fidix Ling, agar ia lebih leluasa untuk merawat pacarnya. Erwin Gu memilih tempat tinggal yang dekat dari rumah sakit, serta mencari orang untuk menyiapkan seluruh perlengkapan rumah. Fidix Ling tentu sangat puas dan juga sangat berterima kasih kepada Erwin Gu.
Setelah semuanya selesai diatasi, pelatihan Erwin Gu juga perlahan-lahan mulai.
Fidix Ling mengetahui kondisi Erwin Gu, lalu menyiapkan program yang sistematik untuk Erwin Gu.
Beberapa gerakan yang dipelajari Erwin Gu sangat biasa, asal meninju berdasarkan keinginan diri. Jadi langkah pertama adalah melatih fisiknya, ditambah dengan beberapa gerakan dasar.
Meskipun latihan Erwin Gu sangat membosankan, tapi Erwin Gu tetap berusaha menyelesaikannya.
Hari-hari juga sudah berlalu, hari minggu pun tiba dengan cepat.
Hendra Lu berdiri di depan cermin, memandang dirinya yang memakai setelan jas dan masih agak ketakutan. Lagipula dirinya tidak memiliki kemampuan yang begitu besar, apalagi ini adalah kali pertama dirinya memakai pakaian yang begitu mahal.
Saat orang yang disuruh Erwin Gu tiba di depan rumah, Hendra Lu masih saja menarik napas dalam untuk beberapa kali. Ia sudah berusaha untuk menenangkan diri, saat keluar rumah dan menemukan mobil balap yang berhenti di depan rumahnya, jantungnya pun berdetak dengan kencang lagi.
Seorang anak muda ke luar dari mobil balap itu, melihat Hendra Lu, ia pun buru-buru mendekati dan memanggil: “Wakil Direktur Lu! Silakan naik mobil!”
Kata Wakil Direktur Lu itu membuat hati Hendra Lu tersentuh. Akhirnya ia bisa merasakan kehidupan orang kaya. Hendra Lu pun merasa tubuhnya melayang, semua ini bagai sebuah mimpi.
Novel Terkait
His Second Chance
Derick HoMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiDon't say goodbye
Dessy PutriMy Charming Lady Boss
AndikaHusband Deeply Love
NaomiHei Gadis jangan Lari
SandrakoAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat