Anak Sultan Super - Bab 103 Perjamuan Bisnis
Di bandara, Joshua masih bertanya dengan tidak yakin, “Guru, apa masalah ini selesai begitu saja?”
Daniel berkata dengan ekspresi yang dingin, “Kalau tidak? Kamu ingin dia mempublikasikan video itu ke publik? Kalau begitu bagaimana aku hidup ke depannya? Anggap saja masalah ini tidak pernah terjadi, siapapun yang membicarakannya, pergi saja!”
Keduanya menundukkan kepala tanpa bersuara.
Erwin Gu tentu tidak takut mereka membuat masalah. Bahkan jika mereka benar-benar membuat masalah, Erwin Gu juga yakin bisa menyelesaikannya.
Dia mengemudikan mobil kembali ke bengkel mobil Leticia Zhao.
Leticia Zhao duduk di kursi roda. Dia tampak tidak memiliki emosi apapun, tetapi sejak Erwin Gu turun dari mobil, mata Leticia Zhao selalu tertuju padanya. Erwin Gu tentu tahu bahwa dia sangat ingin tahu hasil yang dilihat oleh Daniel.
“Wanita cantik, dokter bilang kamu masih dalam masa pemulihan. Selama periode ini, kamu harus merawat dirimu dengan baik, dan tidak boleh terluka untuk kedua kalinya lagi. Dokter juga mengucapkan banyak kata-kata profesional yang tidak aku mengerti. Arti keseluruhannya adalah kamu harus melakukan pemulihan yang baik secara aktif, karena jika tidak, kamu tidak akan bisa melakukan apa-apa lagi!” kata Erwin Gu pada Leticia Zhao.
Kata-kata itu dipikirkan Erwin Gu dengan memeras otaknya sepanjang perjalanan pulang. Bahkan jika dia tidak ingin memberitahu Leticia Zhao, dia juga harus mengatakan kata-kata yang bisa menyakinkannya. Sekarang Leticia Zhao berada dalam situasi yang sensitif, jika dia tahu bahwa dirinya tidak bisa disembuhkan lagi, dia pasti akan kehilangan harapan untuk hidup.
“Cih, aku sudah lama tahu bahwa dokter itu tidak memiliki kemampuan!” kata Leticia Zhao sambil cemberut.
“Hei, wanita cantik, aku sudah berbaik hati padamu, tapi kata-katamu benar-benar menyakitki hatiku!” kata Erwin Gu dengan berpura-pura sedih.
“Kamu yang sedih, tetapi aku tidak!” kata Leticia Zhao dengan memutar bola matanya.
“Paman Zhao, lihatlah anak perempuan kesayanganmu, dia benar-benar tidak punya hati nurani!” kata Erwin Gu.
Kelvin Zhao sudah lama terbiasa dengan cara mereka berdua berhubungan. Dia hanya senyum dan tidak mengatakan apa-apa.
Setelah melihat itu, Erwin Gu mengatup mulutnya dan berkata, “Hei, bengkel mobil ini benar-benar sangat dingin, lebih baik dipanggil bengkel mobil tanpa hati nurani saja!”
Leticia Zhao menggeser kursi rodanya ke depan Erwin Gu dan berkata, “Kenapa? Tuan muda Gu ingin aku membalas budi dengan cara apa? Apa kamu ingin aku membuka kancingku dan membiarkanmu menikmatinya?”
Erwin Gu memandang Leticia Zhao sambil menelan ludahnya, karena Leticia Zhao duduk di kursi roda, sementara dari sudut Erwin Gu berdiri, dia kebetulan bisa melihat lekukan dada Leticia Zhao yang dalam dengan sempurna.
Erwin Gu hampir terbengong melihat itu, kemudian dia pun berkata dengan tergagap, “Wanita cantik, kamu terlalu spektakuler!”
Leticia Zhao menggertakkan giginya dengan marah dan berkata, “Aku beri kamu tiga detik, jika kamu tidak menghilang, jangan salahkan aku karena tidak sungkan padamu!”
Erwin Gu sedikit bergetar dan bergegas keluar dari bengkel mobil.
Dia kembali ke daerah kota dengan mengemudikan mobilnya, kemudian menerima telepon dari King yang mengatakan bahwa Daniel dan lainnya telah meninggalkan kota A, dan mereka bertiga tidak melakukan apapun. Erwin Gu sudah memikirkan hasil yang seperti itu.
Dia pulang ke rumahnya pada malam hari, dan ketika berbaring di tempat tidurnya, dia menerima telepon dari Lily Lin yang memberitahunya bahwa Jordan Lin telah menerima surat undangan untuk perjamuan bisnis yang diadakan oleh Gu Group di Kota Linchuan satu minggu kemudian. Lily Lin ingin Erwin Gu menemaninya agar dia bisa menambah pengetahuannya.
Tentu saja, Erwin Gu langsung menolaknya. Meskipun dia bisa mendengar kekecewaan Lily Lin, tetapi jika Lily Lin ada di sampingnya, bagaimana bisa dia mencari Maria Qian si wanita cantik itu.
Ketika mendengar jawaban Erwin Gu yang sangat tegas, Lily Lin pun kehilangan minat pada perjamuan itu.
Erwin Gu berpikir, banyak hal yang terjadi satu demi satu selama periode ini, dan dia memang sudah lama tidak bertemu dengan Lily Lin. Selain itu, suara Lily Lin di telepon itu sangat mirip dengan istri kecil yang merasa tidak adil. Akhirnya, Erwin Gu pun mengajak Lily Lin ke warnet untuk bersenang-senang.
Lily Lin yang mendengar itu tentu sangat senang mendengarnya.
Keduanya bertemu di tempat yang sama, dan badai pun terjadi lagi. Mereka berdua terus bertempur sengit hingga jam 2.30 subuh sebelum akhirnya meninggalkan warnet dengan enggan.
“Hmph, lain kali aku tidak akan bermain denganmu lagi!” kata Lily Lin dengan terus cemberut sepanjang perjalanan. Dia tidak menang melawan Erwin sekalipun malam ini, dan itu membuatnya merasa sangat kesal.
Erwin Gu menggelengkan kepalanya dengan sangat tidak berdaya. Lily Lin jelas memiliki keterampilan yang buruk, tetapi dia malah melemparkan kesalahan itu padanya.
Dia mengantar Lily Lin pulang ke rumah dengan mengemudikan mobilnya, tetapi Erwin Gu melihat seorang wanita yang berjongkok di depan pintu rumahnya.
Evelyn Dang mengangkat kepalanya dan menatap Erwin Gu.
Setelah Erwin Gu membuka pintu, dia pun berkata dengan sinis, “Masuklah!”
Evelyn Dang berdiri dengan gembira dan mengikuti Erwin Gu masuk ke dalam rumahnya.
“Tidurlah di sofa!” kata Erwin Gu. Setelah itu dia melemparkan selimut tipis pada Evelyn Dang, lalu berbalik badan dan masuk ke dalam kamarnya, dan sama sekali tidak merasa kasihan pada wanita cantik itu.
Sementara di Kota Linchuan, Maria Qian yang berbaring di ranjang besar berwarna merah muda dengan piyama seksinya itu tidak bisa tidur.
Sejak Maria Qian tahu bahwa akan ada seorang tamu terhormat yang sangat dihormati oleh Gu Group yang akan datang ke perumahan Kingdom, dia mulai membuat segala macam persiapan. Dalam mimpinya, dia selalu memimpikan seorang pria yang tak terlihat wajahnya dengan pakaian jas hitam yang menjatuhkan dirinya.
Maria Qian sangat ingin membuat waktu berputar dengan cepat agar dia dapat dengan segera melihat kekasih mimpinya pada hari perjamuan bisnis itu.
Pada pukul 4.30 subuh, dia masih berpikir bagaimana jika ada wanita lain yang lebih cantik dari dirinya di perjamuan itu?
Setelah memikirkan hal itu, Maria Qian pun bergumam pada dirinya sendiri, “Aku akan pergi berbelanja besok, aku harus menjadi wanita paling cantik pada hari itu.”
Kemudian, Maria Qian pun tertidur setelah memikirkan itu.
Keesokan harinya, Erwin Gu terbangun karena ingin membuang air kecil. Ketika sedang membuang air kecil, dia tiba-tiba mencium aroma wangi dari ruang tamu.
Dia keluar dengan mengangkat celananya dan melihat Evelyn Dang sedang sibuk di dapur. Evelyn Dang berbalik dengan membawa telur goreng di tangannya, dan sosoknya terlihat sangat cantik.
Tidak lama sejak masakan hitam gagal terakhirnya, Erwin Gu pun memandang Evelyn Dang dan bertanya, “Kenapa? Kamu khusus mempelajarinya?”
Evelyn Dang tersenyum dan mengangguk, dan tiba-tiba berkata dengan ekspresi yang tegas, “Meskipun hanya menjadi kekasihmu, tetapi aku akan menjadi kekasih yang terbaik.”
Erwin Gu hanya tersenyum dan tidak memiliki pemikiran apapun di dalam hatinya. Dia tahu dengan jelas bahwa Evelyn Dang melakukan ini sepenuhnya karena demi uang dan status, dan dia menerimanya karena ingin mendapatkan apa yang dia inginkan. Karena itu, mereka berdua seperti sedang melakukan kesepakatan, dan dia sama sekali tidak merasa terharu.
“Aku akan mengatakannya dengan jelas untuk terakhir kalinya, jika aku tidak meneleponmu dan kamu muncul begitu saja di depanku, maka jangan salahkan aku karena bertindak kasar”, kata Erwin Gu. Setelah mengatakan itu, dia pun duduk di sofa.
Evelyn Dang mengangguk dan lanjut membuat sarapannya.
Setelah selesai membuatnya, Evelyn Dang meletakkan hasil kesibukannya sepanjang pagi di depan Erwin Gu.
Erwin Gu menyumpitnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Evelyn Dang yang berdiri di sampingnya pun melihat dengan gugup dan menunggu penilaian dari Erwin Gu.
“Lumayan, aku suka ikan asam manis, kamu bisa mempelajarinya lain kali”, kata Erwin Gu dengan tenang.
Evelyn Dang tidak menyangka bahwa Erwin Gu akan berkata seperti itu. Setelah tercengang beberapa saat, dia pun mengangguk dengan senang dan berkata, “Ya, baiklah, aku akan berusaha dengan keras!”
Setelah sarapan, Erwin Gu berkata dia sudah boleh pergi jika sudah menyelesaikan kesibukannya pada Evelyn Dang, lalu kembali ke kamarnya untuk tidur.
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniThis Isn't Love
YuyuAdieu
Shi QiHalf a Heart
Romansa UniverseMenantu Hebat
Alwi GoBeautiful Love
Stefen LeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat