Anak Sultan Super - Bab 41 Berani-beraninya Kamu
Erwin Gu segera melepaskan tangan dari Rita Zhang, melangkah maju dan meraih si Ricky.
"Kalian berhenti, kalian tidak bisa pergi."
Ricky menjadi marah dan menendang Erwin Gu di perut bagian bawah. Ricky yang memiliki tubuh yang besar dan kekar. Dia bertarung dan membunuh sepanjang tahun. Erwin Gu sama sekali bukanlah lawannya.
"Kamu dasar bajingan, sudah memberi kamu wajah, kamu masih tidak tahu malu dan ingin berkelahi? Atau aku akan terlebih dahulu membunuhmu?"
Erwin Gu sekejap ditendang ke tanah, wajahnya pucat, dan dia tidak bisa berdiri kesakitan.
"Kamu dasar sampah, sama sekali tidak bisa mengalahkan aku, jadi baik-baik tutup mulutmu saja ya. Nama aku adalah Ricky. Jika kamu merasa tida puas, silakan datang mencari aku kapan saja. Dan, jika kamu membongkar keluar masalah panti asuhan ini, aku akan membakarmu hidup-hidup, dan tidak ada tulang yang tersisa.” Setelah berbicara, Ricky memelototi Rita Zhang dengan kejam, dan berbalik.
Erwin Gu duduk di tanah untuk waktu yang lama sebelum dia pulih. Aku harus mengatakan bahwa kekuatan Ricky benar-benar tidak kecil. Perut Erwin Gu seolah-olah robek.
“Ketua Zhang, jangan khawatir, jangan khawatir, aku akan mengurus masalah ini.” Melihat Rita Zhang tersedu-sedu di samping saat ini, Erwin Gu melangkah maju untuk menghibur.
Rita Zhang berkata pada Erwin Gu tanpa daya: "Hei, aku pikir panti asuhan yang telah bertahan selama bertahun-tahun, dan akhirnya melihat harapan bahwa anak-anak dapat hidup di lingkungan yang lebih baik. Tanpa diduga, aku masih tidak bisa mengalahkan orang-orang ini. Orang yang kejam dan jahat, sama sekali tidak memiliki prikemanusiaan. Bahkan panti asuhan saja berani dia tipu, kita bukanlah lawan mereka, jika itu benar-benar melukai anak-anak, apa yang bisa kita lakukan, kita lebih baik lupakan saja!!” Rita Zhang berkata sambil menangis lagi.
Erwin Gu menoleh untuk melihat anak-anak yang ketakutan dan menangis, dan hatinya sakit. Erwin Gu berdiri dan langsung meninggalkan sekolah yang kumuh ini.
Setelah meninggalkan sekolah, Erwin Gu mengangkat telepon dan menghubungi nomor Kakak King: "Aku beri waktu sepuluh menit, bantu aku mencari tahu siapa yang mengerjakan proyek panti asuhan ini. Dan satu lagi, ada yang bernama Ricky. Langsung, bawa ke depanku segera. "Setelah berbicara, dia menutup telepon.
Segera kembali ke kota, menerima telepon dari Kakak King.
Proyek pembongkaran panti asuhan ini bertanggung jawab atas nama Gedo Cao dari Perusahaan Hangwon, sedangkan Ricky, dia sudah berada di kantor Kakak King.
Sebelum pindah, Gedo Cao menelepon Ricky. Setelah menyelesaikan masalah ini, dia meminta saudara-saudara untuk menghabiskan waktu di klub malam sebagai tambahan untuk upah. Jadi Ricky pergi dengan terburu-buru.
Ketika Ricky membawa saudara-saudaranya ke pintu klub malam, sosok Kakak King muncul, dan membawa mereka ke kantor Kakak King.
Ricky berada di depan Kakak King, yang tadinya sangatlah sombong, sekarang untuk bernapas kuat saja tidak berani.
Kakak King masih tidak tahu bagaimana Ricky ini mencari masalah dengan Erwin Gu, tetapi akhir dari idiot ini, sekarang hanya Erwin Gu yang memutuskannya, bahkan Kakak King sendiri tidak memiliki hak untuk berbicara.
“Kakak King, kamu datang menemuiku hari ini apa yang ingin Anda perintahkan?” Ricky bertanya dengan gemetar.
"Kamu, lebih baik jangan banyak tingkah, ada seseorang ingin menemuimu." Kakak King berkata dengan dingin.
Ricky juga bertanya-tanya di dalam hatinya. Akhir-akhir ini dia tidak membuat masalah di area Kakak King. Seharusnya tidak ada masalah besar! Baru-baru ini, dia telah melakukan sesuatu yang bukan manusiawi di panti asuhan. Kakak King juga tidak perlu campur tangan. Lagipula, dia masih memiliki Tuan Cao.
Selain itu, Gedo Cao sudah lama ingin memindahkan tanah panti asuhan. Lokasi tanah itu sangat bagus, karena tempat itu mengganggu proyeknya, membuat Gedo Cao sangat cemas. Namun sekarang, dia akhirnya membersihkan masalah ini, merasa jauh lebih baik.
Gedo Cao berencana untuk berinvestasi membangun pusat perbelanjaan di tanah ini, yang pastinya akan menghasilkan banyak uang. Kalau bukan karena si brengsek itu, mal itu harusnya sudah akan jadi.
“Brengsek ini adalah seorang gadis, berani-beraninya bertarung denganku. Benar-benar tidak memandang ku Gedo Cao !!” Gedo Cao mengisap cerutu dengan bangga. Dia senang ketika memikirkan proyek ini.
Sekarang kota A telah meluas ke pinggiran kota, tidak semua orang bisa menguasai tempat bagus seperti panti asuhan.
“Tuan Cao, apakah kamu mencari aku?” Sekretaris Gedo Cao masuk, berjalan dengan tubuhnya yang montok.
Gedo Cao langsung tersenyum mesum.
“Kristin Guo, setelah selesai bekerja hari ini, ayo pergi makan malam denganku.” Gedo berkata Cao sambil melihat ke arah Kristin Guo.
Begitu Kristin Guo memasuki ruangan, kamu bisa tahu bahwa Gedo Cao sedang dalam suasana hati yang baik hari ini.
Kristin Guo berjalan ke sisi Gedo Cao, dan langsung mencapai paha Gedo Cao, dan berkata: "Tuan Cao, kamu tidak takut dengan harimau betina di keluargamu?"
“Dia marah ya biarkan saja. Pokoknya, hari ini aku punya alasan untuk tidak kembali, tapi yang paling penting adalah aku masih punya harimau kecil yang harus diberi makan!!” Gedo Cao berkata sambil meletakkan tangannya di paha Kristin Guo. Paha ini penuh dengan elastisitas dan terasa jauh lebih nyaman daripada wanita tua itu di rumah.
“Ohh, mengapa Presdir Cao begitu berani hari ini?” Kristin Guo berbalik dan memandang Gedo Cao secara langsung. Seluruh tubunya itu naik di pangkuan Gedo Cao.
Gedo Cao berkata kepada Kristin Guo sambil menyeringai: "Aku selalu tidak bisa melupakan lubang ini, tapi sepertinya lubang ini juga tidak bisa melupakannku juga bukan!?"
Kristin Guo mengulurkan tangannya dan langsung memukul-mukul dada Gedo Cao.
Kepala Gedo Cao tenggelam, dada yang besar Kristin Guo tampak seperti tidak tahu malunya.
Hanya mendengar dentuman keras “Buar”, pintu kantor Gedo Cao dibuka.
Kristin Guo melihat sesosok tubuh, berjalan dengan marah, dan melompat dengan cepat.
Kemudian melihat seorang pemuda mengulurkan tangannya untuk menjambak rambut Gedo Cao dan membenturkan kepalanya langsung ke meja.
Kristin Guo berteriak ketakutan, hanya melihat orang ini, dia tidak hanya bermaksud membenturkan kepalanya, tapi dia mengambil asbak dan memukul kepala Gedo Cao.
"Gedo Cao, kamu dasar bajingan bukan manusia!!"
Orang ini tentu saja Erwin Gu, dan Erwin Gu memberi Gedo Cao tendangan lagi segera setelah dia selesai mengatakan ini.
Kristin Guo yang ketakutan ini, yang berada di sela-sela, ini adalah Presdir Perusahaan Hangwon, Gedo Cao! Apakah anak ini gila? Bahkan Gedo Cao pun berani ia pukuli.
Kristin Guo langsung bereaksi dan berteriak dengan keras: "Keamanan cepat datang, perkelahian!! Keamanan !!! Keamanan !!!"
Mendengar teriakan keras Kristin Guo, karyawan lain di perusahaan juga melihat adanya ketidak-normalan di kantor Presdir, dan kemudian petugas keamanan lari.
Begitu mereka memasuki pintu dan melihat Gedo Cao yang sudah dipukuli, di sebelahnya ada Erwin Gu dengan tatapan tak kenal takut.Mereka tidak tahu harus berbuat apa untuk sementara waktu.
Orang ini telah memukul Presdir perusahaan, Gedo Cao, dan ternyata masih begitu tenang? ? ? ! ! ! !
“Apa yang kamu lihat?? Ayo cepat pukuli dia!!!?” Teriak Kristin Guo dengan cemas.
Ketika petugas keamanan mendengar ini, mereka juga bereaksi dan mengerumuni.
Ketika Erwin Gu melihat begitu banyak orang, dia masih merasa bersalah di dalam hatinya, Bagaimanapun, satu melawan seratus pasti akan kalah.
Diri sendiri masih terlalu gegabah, dan selain itu, efektivitas tempur diri sendiri masih tidak cukup kuat, jika tidak, maka tidak akan takut dengan situasi ini.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaThe Great Guy
Vivi HuangStep by Step
LeksHalf a Heart
Romansa UniverseLove In Sunset
ElinaBeautiful Love
Stefen LeeSi Menantu Buta
DeddyVillain's Giving Up
Axe AshciellyAnak Sultan Super×
- Bab 1 Bersabar Sebentar Lagi
- Bab 2 Penantian yang Berbuah Manis
- Bab 3 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 4 Makan Malam
- Bab 5 Pembalasan
- Bab 6 Mentraktir
- Bab 7 Sandiwaranya Keterlaluan
- Bab 8 Kakak Drake Dipukuli
- Bab 9 Perkenalan Singkat
- Bab 10 Masalah Keluarga Lin
- Bab 11 Percaya
- Bab 12 Pria Simpanan
- Bab 13 Member Card Klub Sky
- Bab 14 Ternyata Berhasil
- Bab 15 Menginap
- Bab 16 Kaget
- Bab 17 Blue Diamond Member Card
- Bab 18 Tempat Modifikasi Mobil
- Bab 19 Berputar di Lintasan
- Bab 20 Sekretaris Qin
- Bab 21 Jangan-Jangan Benaran Dia?
- Bab 22 Sesuai dengan Harapan
- Bab 23 Dilabrak
- Bab 24 Bertanya
- Bab 25 Aku Akan Menceraikanmu
- Bab 26 Pemegang Saham Terbesar
- Bab 27 Berlutut!
- Bab 28 Modifikasi Mobil
- Bab 29 Rencana David Huo
- Bab 30 Perjamuan Hotel Flow Heart
- Bab 31 Fitnah
- Bab 32
- Bab 33 Menentukan Hidup Mati Seorang
- Bab 34 Kenyataan Terkuak
- Bab 35 Maafkan Aku
- Bab 36 Kedatangan Wanita Cantik
- Bab 37 Memandang Orang dari Luarnya Saja
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Kakak Gu
- Bab 40 Merelokasi Panti Asuhan
- Bab 41 Berani-beraninya Kamu
- Bab 42 Apapun Akan Aku Lakukan
- Bab 43 Kuda Perang
- Bab 44 Mobil Balap yang Menakjubkan
- Bab 45 Kecelakaan
- Bab 46 Maaf, Aku Sudah Kurang Ajar
- Bab 47 Tahukah Kamu Siapa Sebenarnya Dia?
- Bab 48 Mengunjungi Super Car Club
- Bab 49 Pilihkan Mobil Sport Untukku
- Bab 50 Apakah Aku Telah Berbuat Sesuatu Padanya?
- Bab 51 Aku Melihatnya
- Bab 52 Penyelamatan
- Bab 53 Menyuruhku Mengeluarkan Uang?
- Bab 54 1999 Tangkai Bunga Mawar
- Bab 55 Bertemu di Kota A Lagi
- Bab 56 Kakak Huo dari Mana Saja Kamu
- Bab 57 Aku Memukul Orang
- Bab 58 Memohon Ampun
- Bab 59 Kalau Dia Tidak Bangun Semua Akan Mati
- Bab 60 Sadar Juga
- Bab 61 Kecemburuan
- Bab 62 Keberanian dan Harapan
- Bab 63 Masa Muda yang Membingungkan
- Bab 64 Meningkatkan Kemampuan
- Bab 65 Bukan Bar Biasa
- Bab 66 Erwin Gu Cepat Pergi!
- Bab 67 Apakah Ini Mimpi?
- Bab 68 Satu Gerakan Saja
- Bab 69 Bibir Merah yang Mempesona
- Bab 70 Kemasukkan Iblis
- Bab 71 Apakah Mengenalnya?
- Bab 72 Rencana di Reuni
- Bab 73 Mendadak Menjadi Orang Kaya
- Bab 74 Iri Hati
- Bab 75 Reuni Kelas
- Bab 76 Penghinaan Erwin Gu
- Bab 77 Kamu Pikir Kamu Siapa?
- Bab 78 Mempermalukannya
- Bab 79 Keinginan untuk Berkembang
- Bab 80 Siasat dalam Dunia Bisnis
- Bab 81 Perusahaan Bobrok
- Bab 82 Permainan Baru Saja Dimulai
- Bab 83 Anggota Sky Group
- Bab 84 Menyelidiki Erwin Gu
- Bab 85 Ini yang Kedua Kalinya
- Bab 86 Tendangan dari Bawah Meja
- Bab 87 Permintaan Maaf
- Bab 88 Kesempatan
- Bab 89 Bersedia Menjadi Pion
- Bab 90 Kedatangan Para Tuan Muda
- Bab 91 Roda Kehidupan
- Bab 92 Masuk Jurang dan Tidak Bisa Kembali Lagi
- Bab 93 Mencari Viona Han
- Bab 94 Di Mana Viona Han?
- Bab 95 Dipekerjakan Gu Group
- Bab 96 Mendatangi Heri Pan
- Bab 97 Di Atas Langit Masih Ada Langit (1)
- Bab 98 Di Atas Langit Masih Ada Langit (2)
- Bab 99 Kita Akan Bertemu Lagi
- Bab 100 Dokter Asing!
- Bab 101 Apa Itu Kaum Rendahan!
- Bab 102 Duduk di Kursi Roda Selamanya?
- Bab 103 Perjamuan Bisnis
- Bab 104 Berlutut untuk Meminta Maaf
- Bab 105 Rencana yang Sia-Sia
- Bab 106 Sebuah Kejutan
- Bab 107 Jamuan Bisnis
- Bab 108 Apakah Tamu VIP Datang?
- Bab 109 Penyesalan yang Sangat Berharga
- Bab 110 Identitas Erwin Gu Diketahui?
- Bab 111 Seorang Tokoh Besar
- Bab 112 Kecurigaan Kuat Terhadap Erwin Gu
- Bab 113 Sky Club
- Bab 114 Rencana Balas Dendam
- Bab 115 Balas Dendam
- Bab 116 Kembali ke Kota A
- Bab 117 Pamer
- Bab 118 Kartu Keanggotaan Klub Sky
- Bab 119 Bergaul dalam Industri Hiburan
- Bab 120 Pewaris Keluarga Wang
- Tamat