1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
pada kehidupan selanjutnya, kami juga tidak lagi membahas goa itu.
aku mencoba untuk menelusuri lukisan itu setiap harinya. semua orang tidak menanggap diriku sebegai orang gila, namun tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menelusuri lukisan ini bersamaku.
namun aku juga tidak menghabiskan begitu banyak waktu dalam bidang ini, bagaimana pun mencari cara untuk terus bertahan hidup merupakan hal terpenting.
setelah kejadian waktu itu, kami selalu pergi mencari air dan juga bahan makanan minimal dua personil, agar tidak terjadi lagi kasus kehilangan.
Laura setiap hari ingin pergi bersamaku, terkadang kami hanya berdua, terkadang Hesti juga ikut bersama kami.
pria bule bernama Jesse itu tidak terlalu hebat dalam hal mengumpulkan makanan. namun dia sangat lihai dalam menelusuri makhluk hidup yang ada di pulau ini. Yuri malah lebih suka untuk ikut bersamanya. jadi, mereka sering keluar bersama.
sebenarnya.......
mereka berkata ingin menelusuri makhluk hidup di pulau ini, namun mereka selalu menghabiskan waktu selama satu harian di luar sana. tidak ada binatang lain yang mereka bawa setiap kalinya selain laba-laba dan terkadang Yuri juga pulang dengan kondisi wajah yang memerah sambil membawa beberapa sayuran.
seiring berjalannya waktu, semua orang juga sudah tahu apa yang mereka lakukan di luar sana. hanya saja kami tidak mengungkapkannya.
malah Laura yang selalu memberi kritik kepada mereka. apakah seorang nona besar memanglah akan memberi kritik kepada setiap orang yang tidak ia sukai? terkadang Laura juga memarahi dan juga menyindir mereka. namun mereka berdua tidaklah menghiraukan Laura.
meskipun daging ikan begitu lezat, namun kami tidak mungkin setiap hari menyantap daging ikan di pulau terpencil ini.
aku teringat kembali akan kondisi tempat ditemukannya zebra waktu itu dan aku memutuskan untuk kembali pergi ke dalam hutan.
Laura tidak begitu mempercayai perkataanku, karena mereka juga belum pernah memasuki hutan itu. tidak ada orang yang pernah menemui kondisi itu selain aku. oleh karena itu, semua orang menganggap aku sedang berhalusinasi waktu itu.
namun setelah mendengar diriku yang ingin kembali pergi ke hutan itu, Laura terlihat begitu senang dan berkata ingin pergi bersamaku.
"kamu tidak perlu tergesa-gesa, kita harus melakukan sedikit persiapan."
aku lalu memutari rumah itu dan terpikir kalau peluru pada pistol itu telah habis aku gunakan untuk menangkap ikan. untung saja kami berhasil mendapatkan pisau milter, kalau tidak kami benar-benar tidak memiliki senjata apapun lagi.
aku lalu keluar untuk mengumpulkan tongkat kayu yang panjang dan memasangkan pisau itu pada ujung tongkat. tongkat ini sudah bisa dijadikan sebagai senjata
Hesti sudah pergi bersama Jesse dan Yuri untuk mencari air bersih. setelah kembali sambil menenteng dua ember air, Hesti pun berkata kepadaku dengan penuh penasaran: "kak Albert, apakah kamu sedang membuat senjata perang? kemana kalian akan pergi? aku juga ingin ikut!"
tidak menunggu aku untuk berbicara, Laura pun langsung berkata: "kenapa kamu kembali sendirian? dimana sepasang kekasih gelap itu?"
setelah mendengar perkataan Laura yang begitu langsung itu, aku merasa sedikit malu dan memotong pembicaraannya: "ini bukanlah senjata perang, ini hanya bisa digunakan untuk melindungi diri. Hesti, ambillah ini, kamu paling sering keluar diantara kita semua."
Laura yang awalnya terlihat marah itu semakin emosi setelah mendengar perkataanku. dia lalu menunjuk ke arah pisau itu dan berkata: "Albert! aku duluan yang berkata ingin pergi bersamamu, kenapa kamu tidak memberikan pisau itu untukku?"
sikap Laura sedikit mengejutkan aku, demi menenangkan nona besar itu, aku pun berkata dengan lembut: "sudahlah, kamu kan selalu bersamaku, aku bisa melindungi kamu. lagipula Hesti selalu keluar sendirian, aku khawatir kalau dirinya tidak aman."
setelah mendengar perkataanku, emosi Laura pun reda. wanita ini bisa berubah dengan cepat. detik sebelumnya dia masih terlihat penuh emosi, namun detik selanjutnya, dia berubah menjadi seorang wanita yang manja sambil berkata: "hm, baiklah. akulah yang salah paham tadi. namun kamu harus berjanji untuk membawaku kemanapun kamu pergi."
"sudahlah, mari pergi. hari belum siang dan kita harus segera kembali sebelum sebelum malam tiba."
aku lalu membawa pisau itu sambil membawa keranjang yang dibuat oleh Hesti. kami bertiga pun segera berangkat dengan penuh perkasa.
beberapa hari telah terlewati, aku tidak lagi begitu ingat akan tempat waktu itu. mungkin setelah kami sampai di sana, singa dan zebra itu sudah tidak lagi berada di sana.
"kak Albert, apakah kamu tidak merasa aneh? aku selalu merasa kalau ada dua dunia di pulau ini."
perkataan Hesti sangatlah aneh, aku tidak begitu mengerti dan Laura segera berkata: "sebenarnya, aku juga merasakan hal ini setelah Albert kembali dan menceritakan kejadian yang ia alami. awalnya aku mengira tidak ada hal berbahaya pada pulau terpencil ini selain beberapa ekor ular. namun dari misteri kepala tim penyelamat itu hingga goa misterius ini, aku mulai merasa aneh."
"meskipun aku tidak berharap singa dan harimau yang dikatakan oleh Albert adalah kenyataan, namun kita harus tetap melakukan persiapan yang cukup....."
Laura juga menganggukkan kepala sambil menarik erat lengan bajuku.
aku membawa dua orang gadis untuk masuk ke dalam hutan. kali ini, kami tidak langsung kembali setelah menangkap ikan di pinggir hutan.
kami belum pernah mendekati gunung yang ada dikejauhan itu. kali ini........
"kak Albert!" kata Hesti dengan pelan.
aku dan Laura pun menatap ke arah jarinya.
pikiranku menjadi kacau setelah melihat kondisi ini......
aku kembali melihat sekelompok singa sedang memakan bangkai zebra dan kondisi ini sama persis dengan waktu itu.
apa yang sebenarnya terjadi!
setelah menyadari hal ini, aku pun membalikkan kepala dan bertatapan dengan seekor harimau yang berada tidak jauh di belakang kami.
awalnya harimau itu sedang mengamati sekelompok singa itu, namun kehadiran kami mengalihkan tatapannya.
"Hesti, Laura, cepat lari!"
aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi, karena aku tahu setelah singa itu selesai memakan zebra itu, mereka akan mulai menyadari keberadaan kami dan kami tidak lagi memiliki kesempatan untuk melarikan diri.
sayangnya, meskipun kami sudah menyadari hal ini di awal, kami tetap saja sudah terlambat.
sebenarnya aku sedang berpikir apakah harimau itu akan mengejar kami meskipun nantinya harimau itu tetap akan dikejar oleh sekelompok singa itu.
namun semua pemikiranku ini salah.....
karena yang mengejar kami tidak hanya harimau itu......
bahkan bebera ekor singa dari sekelompok singa itu juga tertarik pada kami.
aku merasa kalau ini merupakan kesempatan yang sangat besar bagi sekelompok singa itu. tidak perduli siapa yang akan mereka tangkap nantinya, baik kami maupun harimau itu cukup menjadi bahan makanan bagi sekelompok singa itu selama musim dingin.
dengan begini, perlombaan mengejar pun terjadi di dalam hutan. burung dan beberapa binatang lainnya pun terbang menjauh. kami bertiga berlari di garis depan, diikuti oleh harimau dan kemudian beberapa ekor singa.
Novel Terkait
Yama's Wife
ClarkWonderful Son-in-Law
EdrickLove Is A War Zone
Qing QingMata Superman
BrickSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiLelaki Greget
Rudy GoldBretta’s Diary
Danielle1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita