1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 24 Mimpi Indah
Pada siang hari melawan monster dan malam hari harus menyelesaikan perselisihan, setelah bekerja keras seharian dan selesai makan, aku berbaring di atas tempat tidur dan terlelap dengan cepat.
Tidak tahu tidur berapa lama, dalam keadaan setengah sadar aku merasa badanku sepertinya ditimpa oleh sesuatu, dan kemudian ada perasaan basah dan lembut menyebar di bibirku.
Aku sudah lama tidak bermimpi mimpi yang erotis, semenjak terdampar di pulau terpencil ini, untuk bertahan hidup setiap harinya adalah sebuah masalah besar, setiap harinya hidup penuh dengan kesulitan, dan pada malam hari tidur seperti orang mati.
Aku hanya ingat sebelumnya Yuri Mu pernah diam-diam melakukan trik kecil dan ditolak olehku, kali ini…
Aku membuka mata dalam keadaan setengah sadar, ingin melihat apakah aku sedang bermimpi atau Yuri Mu telah kembali lagi.
Dengan cahaya bulan dari jendala, aku bisa melihat dengan jelas wajah itu.
“Laura, apa yang kamu lakukan.”
Aku tidak berani mengerahkan semua kekuatanku dan hanya bisa mendorongnya dengan lembut.
Aku merasa saat ini dia bisa berbaring di atas tubuhku, payudaranya sangat lembut, memikirkan pemandangan tadi siang makin membuat orang tidak bisa menahan untuk merusaknya.
“Jangan mendorongku, kamu bisa tidur dengan Yuri Mu, apakah tidak bisa tidur denganku. Coba kamu lihat penampilanmu yang gelisah di siang hari, apakah kamu masih berkata bahwa kamu benar-benar bisa melepaskannya?”
Aku menahan diri untuk tidak tertawa, meskipun aku seorang pria dan tidak mengerti, mendengar dia berkata seperti itu aku tahu, dilihat dari penampilan biasanya, Laura adalah seorang gadis yang cemburuan.
“Jangan membuat keributan, aku tidak ada, pertama, di pulau terpencil ini aku tidak pernah tidur dengan siapa pun, kedua, sudah lama aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Yuri Mu.”
“Tapi jelas-jelas aku melihat……”
Aku menatap Laura dengan seksama dan mengucapkan kata demi kata : “Kamu percayalah kepadaku, aku sudah berkata, tidak ada.”
Kemudian……
Dan juga sudah berlalu dalam waktu yang lama, setelah bertahun-tahun, Laura pernah mengungkit malam itu sesekali, dia berkata bahwa pada malam itu tatapan mataku sangat tegas di bawah sinar bulan, dan cukup bergairah.
“Aku tidak peduli!” jarang melihat gadis muda Laura bertingkah seperti anak kecil, dan juga memiliki satu gaya khas yang berbeda, gadis kecil ini mengeliat di atas tubuhku membuatku merasakan nafsu tak tertahankan dan di bagian bawah tubuhku sudah mengeras.
“Peluk aku!” sebelum aku berbicara, kedua tangan Laura memelukku dengan erat, kedua kakinya terbuka lebar dan menjepit pahaku, dan seperti seekor gurita yang bertumpu di badanku.
“Kamu……jangan bermain-main lagi……” aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi, suaraku bergetar ketika berbicara, dan memaksa diriku sendiri untuk tidak menyentuhnya.
“Albert!” Laura berdiri dengan perlahan-lahan, dan menatapku dengan melotot.
Aku jadi malu dipelototi olehnya, takut dia akan melihat api nafsu yang membara di mataku, dan tanpa sadar aku menunduk dan melihat ke bawah.
Akan lebih baik jika tidak menunduk, baru saja menunduk aku melihat dua puncak seputih salju Laura dan juga sedikit mengambang-ngambang, seperti seekor kelinci putih yang bergoyang naik turun dengan lembut.
“Haha, Albert kamu mimisan.” Sebelum aku bereaksi, Laura tertawa sambil menunjukku dan berkata, dan penampilannya yang ganas telah hilang.
“Aku, kamu cepat bangun! Aku mengelapnya sebentar!”
Laura bangun dengan patuh dan duduk di atas badanku, dan badan telanjangnya terlihat semua dalam sekilas, di bawah dua payudara seputih salju masih ada pinggang yang halus dan indah, garis yang sangat indah.
Dia mungkin malas bergerak dan mengantuk, duduk mengangkang di atas tubuhku dengan malas, mengangkat tangan dan mengibaskan rambutnya.
“Aku……” saling bertatapan, tiba-tiba aku lupa aku ingin berbicara apa.
Sudahlah, jika begini terus dan aku tidak melakukan apa pun, maka aku tidak pantas menjadi seorang laki-laki!
Aku bangun dan menyeret Laura ke bawah tubuhku, merobek kain yang sudah lama membuatku sangat tidak nyaman, dan kedua tanganku langsung meraba badan Laura, bibir bawahku juga menelusuri badannya tanpa ampun sehingga meninggalkan bekas di badannya.
Gadis ini juga terlihat seperti tidak tahu sudah berapa lama menahannya, dan membalasku dengan kekuatan yang tidak biasanya dia miliki, mulutnya mendesah dan sangat menggoda.
Setelah berhubungan seksual, aku terbaring lelah di samping Laura, tetapi kedua tanganku masih berada di kedua payudaranya.
Laura juga tidak sombong seperti biasanya, dia terbaring di dalam pelukanku dan tidak bersuara.
Tepat ketika aku hampir tertidur, Laura berbalik menghadapku dan bertanya : “Albert, ada yang ingin kutanyakan kepadamu.”
Aku bahkan hampir tidak bisa membuka mataku, dan aku mengangguk dalam keadaan setengah sadar.
Aneh juga, pada siang hari ketika melawan harimau aku sepertinya memiliki kekuatan yang tidak ada habisnya, tetapi setelah bermain di malam hari, aku merasa seluruh energi di tubuhku habis.
“Albert, lihat aku, aku serius.”
Aku memaksakan diri untuk membuka mataku, jangan membuat gadis kecil ini marah, nanti kalau dia marah, tidak tahu trik baru apa lagi yang akan dia mainkan.
Sekarang aku bahkan tidak memiliki energi sama sekali, dan tidak dapat bermain dalam posisi apa pun.
“Katakanlah, aku mendengarkanmu.”
“Albert, emh…..aku……apakah kamu percaya dengan kata-kata bajingan itu tadi siang?”
“Hah? Siapa yang kamu katakan?”
“Kamu!”
Melihat wanita itu akan meledak, aku segera membuka mata dan mengangguk dengan serius : “Oh oh oh, aku tahu aku tahu, apakah kamu membicarakan Jesse!”
“Iya, bajingan itu!”
“Ada apa dengan dia, dia berkata……” sebenarnya aku ingin bertanya apa yang dia katakan, tapi setelah melihat tatapan Laura yang seperti ingin membunuh orang, aku langsung diam.
“Aku tahu aku tahu……”
Baiklah, sebenarnya aku juga tidak tahu, dia berbicara begitu banyak omong kosong pada siang hari, bagaimana aku bisa tahu mana yang ingin ditanyakan Laura, dan memang kenapa jika aku tahu, jelas-jelas aku tahu bahwa orang itu sedang berbicara omong kosong, apakah aku harus berdebat dengan orang seperti itu.
“Laura, dengarkan aku. Kita semua tahu bahwa perkataannya seperti buang angin, menurutmu apakah ada artinya bagimu untuk tidak tidur pada malam ini karena memikirkan hal itu, aku benar-benar merasa tidak ada artinya sama sekali, sekarang dia juga sudah pergi, dan tidak akan membuatmu merasa jengkel lagi.
“Tapi……”sepertinya Laura masih ingin mengatakan sesuatu, namun sebelum berbicara dia terkekeh, “Ucapanmu tidak terlalu beradab tapi memang benar, aku juga tidak tahu bagaimana bisa……”
Sambil berbicara Laura mengangkat lengannya yang lembut dan putih, kemudian berbalik badan, dan memunggungiku lagi dengan punggungnya yang mulus.
Aku merentangkan tangan dan mengibaskan selimut, kemudian mencubit bokong elastis yang sudah kuperhatikan sejak lama.
Dengan sangat dekat, aku memeluknya dengan erat dipelukanku, seolah-olah tidak percaya bahwa suatu hari nanti aku bisa memiliki wanita yang begitu sempurna.
“Albert, aku juga tidak tahu kenapa. Sejak aku berada di pulau terpencil ini……sebelumnya aku tidak pernah peduli dengan masalah ini, juga tidak akan……”
“Jika aku mengatakan sesuatu, apakah kamu akan marah?”
“Katakanlah……”
“Sebelumnya aku sangat meremehkan orang sepertimu, tapi semakin bergaul aku semakin merasa bahwa kamu orang yang sangat baik, sebenarnya juga sangat hebat, jika aku yang dulu, dan kamu berbicara kepadaku tentang hal ini, aku pasti tidak akan melihatmu, tapi sekarang berbeda, kamu berbicara seperti ini kepadaku, aku merasa apa yang kamu katakan sangat masuk akal dan mudah dimengerti.”
Aku mengulurkan tangan dan merapikan rambutnya yang berantakan, tersenyum dan berkata : “Kita bisa dikatakan sebagai orang yang pernah mengalami hidup dan mati bersama. Begitu seseorang mengalami hidup dan mati, secara alami mentalitas akan berubah, tidurlah.”
“Aku tidak mau, kamu berceritalah, aku tidak bisa tidur……”
“Aku……”
“Ha?”
“Baiklah, dahulu kala ada sebuah gunung……”
Ketika bermimpi, aku sepertinya mendengar laura menangis terisak-isak dalam diam.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita