1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 61 Kamp Terserang

Hesti pun langsung menaruh obat itu ke dalam mulut bayi itu.

Obat itu mungkin saja langsung meleleh setelah masuk ke dalam mulut, hanya menemukan tenggorokan bayi itu menelan sesuatu. Detik selanjutnya, bayi itu bisa-bisanya membuka setengah matanya dengan lemah.

Aku sungguh merasa kaget.

Melihat gerakan Hesti yang pandai menghibur bayi, aku pun sangat bingung, entah harus mulai bertanya darimana.

Tak lama kemudian, obat itu pun mulai berefek, suara tangis bayi pelan-pelan melemah dan terlarut dalam mimpi di pelukan Hesti.

Aku pun mengecilkan suaraku, memandang Hesti bertanya. “Hesti, bagaimana kalau kita bawa anak kecil ini ke dalam hutan dan mencari yang lainnya?”

Hesti tidak menunjukkan pendapatnya, hanya menggendong bayi itu berjalan di sampingku tanpa memasang ekspresi.

Melihat bayi yang telanjang itu, aku terdiam sesaat, lalu bergerak mencari sebuah pakaian untuk membungkusnya.

Suhu di dalam hutan sering berubah. Bayi ini baru saja dilahirkan, sehingga sistem kekebalannya agak lemah.

Hesti juga menyadari akan hal itu, lalu menggunakan baju membungkus erat bayi itu dan membawa bayi itu ke dalam pelukannya. Ia baru menutup bibirnya dan mengukir sebuah senyuman yang tidak tertampak jelas.

Ini adalah senyuman pertama yang kulihat darinya setelah berhasil menemukannya. Aku pun mematung sesaat.

Tapi senyuman ini bagai bunga wijaya kusuma yang mekar. Hesti pun dengan cepat kembali bengong. Aku mengerutkan dahi dan tidak lagi berbicara.

Langit pelan-pelan menggelap. Aku dan Hesti asal berkeliling di dalam hutan tanpa tujuan. Tiba-tiba aku mendengar suara wanita yang panik dari tidak jauh sana.

“Mina? Mina.....”

Aku pun langsung menyadari bahwa Mila lah yang sedang mencari adik perempuannya, seketika pandanganku menjadi gelap.

Tak lama kemudian, bayangan Mila pun muncul di hadapanku. Ia tercengang sesaat saat melihat diriku yang tengah bersama dengan Hesti yang menggendong bayi. Akhirnya ia pun berjalan mendekati kita.

“Albert, kamu menemukan Hesti?”

Pandangannya mendarat sekilas pada bayi yang terdapat di dalam pelukan Hesti, mulutnya terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu.

Aku mengangguk pelan, lalu memandangnya rumit, seketika aku bingung akan memberi tahunya tentang masalah yang terjadi antar Mina dan Laura.

Mila pun tidak menyadarinya.

Ia dengan pengertiannya tidak banyak bertanya, hanya bilang bahwa Suzy membawa mereka mencari kamp yang baru.

“Kamp sebelumnya tidak layak ditinggal lagi. Suzy membawa kita bersembunyi di sebuah goa dalam hutan. Semua sekarang sedang tinggal bersama.....”

Mila sambil menjelaskan, sambil membawa diriku dan Hesti pulang ke kamp baru.

Kali ini orang yang mengikuti Suzy sepertinya menjadi semakin banyak, bahkan Robert yang angkuh itu juga duduk di pojokan, tanpa mengatakan apapun.

Melihat Mila membawa aku dan Hesti kembali, ia mengangkat kepalanya melirikku sekilas dengan kaku, lalu merunduk lagi sambil menggulung tubuhnya.

Tiba-tiba sebuah bayangan yang tinggi berlari mendekatiku.

Cyndi memeluk leherku, dan menyembunyikan kepalanya di leherku, sambil menangis kencang berkata. “Albert, akhirnya kamu sudah pulang. Aku hampir saja mati karena dibuat kaget!”

Air matanya hampir saja mau membasahkan pakaianku bagian pundak. Aku memelankan nadaku, sambil menepuk punggungnya menghibur. “Sudah. Bukankah aku sudah pulang sekarang, Cyndi?”

Emosi Cyndi lama sekali kembali tenang.

Aku membiarkannya memelukku, sambil mennghiburnya.

Pandanganku teralih ke sekitar goa. Aku tiba-tiba menyadari tidak adanya Laura dari orang-orang yang terselamat. Hatiku seketika pun muncul sebuah firasat buruk.

“Cyndi, dimanakah Laura? Apakah kamu bertemu dengannya?” tanyaku dengan wajah yang serius.

Cyndi melonggarkan pelukannya, sambil berpikir ulang dengan wajah kebingungan.

Beberapa saat kemudian, ia pun menggelengkan kepalanya berkata. “Sepertinya seharian ini aku tidak pernah bertemu dengannya. Entah juga kemana Tuan Putri itu pergi....”

Seketika sebuah petir meledak di dalam pikiranku.

Aku tahu bahwa Laura pasti tidak bisa kembali ke kamp.

Ia dan Mina..... menghilang.

Aku memaksa diri untuk tenang, buru-buru menghibur, lalu menaruh Hesti dan Cyndi di samping, dan langsung pergi mencari Suzy untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Saat ini, Suzy tengah duduk di depan goa dengan ekspresi dingin dan cuek.

Ia jarang sekali untuk tidak membereskan barang-barangnya itu, hanya terdiam duduk di tempat sambil memeluk kedua lututnya, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Aku seketika teringat transmiter tuanya yang berada di diriku, lalu langsung mengeluarkannya dan memberikannya kepada ia.

Suzy sepertinya agak terkejut.

Ia memandangku cermat, akhirnya menerima transmiter dan merunduk mengucapkan terima kasih.

“Albert, terima kasih. Tapi dimana kamu menemukan ini?”

Aku menghindari pandangannya dan sengaja menyembunyikan keberadaan Hesti darinya, lalu bilang kepadanya bahwa aku tidak sengaja menemukannya di dalam hutan.

Tatapan Suzy mengedip pelan, entah juga dirinya percaya dengan kata-kataku atau tidak, hanya menemukan dirinya menerima transmiter, lalu terdiam sesaat. Tak lama kemudian, ia pun baru inisiatif mengungkit masalah yang terjadi pada kamp.

“Hari kedua setelah kamu meninggalkan kamp, kita pun diserang oleh Hugez. Ada beberapa orang kamp yang mati, tapi sisanya berhasil melarikan diri dari sana.”

Suzy mengatakannya tanpa berperasaan, tapi aku bisa dapat membayangkan betapa gilanya kondisi saat itu.

Itu adalah Hugez, merupakan keberadaan yang susah dikalahkan olehku.

Aku pun langsung melirik kearah Hesti, melihat dirinya yang tengah memeluk bayi itu dalam bengong. Hatiku pun muncul sebuah perasaan yang tidak dapat dijelaskan.

“Oh iya, aku sudah dua hari tidak kembali. Apakah mereka semua ada makan baik?” Aku menahan rasa sedih, dan bertanya dengan mengalihkan topik pembicaraan.

Jawabannya memang tidak jauh dari sangkaanku. Semuanya buru-buru kabur dari kamp, tidak bisa makan daging dan hanya makan buah-buahan untuk menahan rasa lapar.

Karena kejadian yang tiba-tiba terjadi di kamp, hasil buruanku pun entah hilang kemana.

Perutku bersuara, lalu aku melirik ke Suzy dengan malu. Aku baru saja bersiap untuk pergi berburu, tapi aku pun menemukan Suzy yang diam-diam memberiku beberapa buah yang baru saja dipetik, lalu ia pun merunduk lagi untuk memainkan transmiter tuanya.

Aku ragu sesaat, akhirnya mulai memakan buah di sampingnya.

Di saat inilah, Mila tiba-tiba datang dengan panik.

“Suzy, aku masih ingin mencari adik perempuanku. Entah juga kemana anak itu pergi, sungguh membuatku khawatir!”

Tapi langit di luar sana tampak jelas mulai menggelap.

Suzy menutup mulutnya, dan menggelengkan kepalanya tidak setuju berkata. “Mila, sekarang hari sudah gelap. Hutan begitu bahaya, lebih baik kamu pergi saja esok hari.”

“Tapi adikku.....” Mila menggigit bibirnya khawatir.

Aku berdiri di samping memandang semua ini dalam diam dan akhirnya pun membuat keputusan.

“Mila, aku mungkin mengetahui sedikit kondisi Mina.”

Seketika Suzy dan Mila pun memandang kearahku,

Kedua tatapan mereka sepertinya ingin membakarku, sehingga hatiku menjadi agak takut.

Tapi Mila sangat sayang adiknya, aku tidak ingin ia terus mencarinya tanpa tujuan, lalu aku pun berpikir lagi dan bersiap untuk memberi tahu kejadian kemarin malam kepada mereka.

Semakin mendengar, wajah Mila semakin memucat.

Melihat ia yang tidak berdiri dengan seimbang, hatiku pun penuh rasa bersalah.

“Albert......”

Mila sepertinya ingin menanyakan sesuatu, tapi ucapannya belum selesai terungkap, lalu terdengar suara ‘bang’ yang kencang, sehingga menimbulkan kericuhan di dalam goa.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu