1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 68 Buah Yang Aneh

Aku dan Alex beristirahat sejenak di kediaman suku aborigin, kemudian berpamitan dengan Midori.

Midori sangat ramah, bahkan menahan kami agar tinggal disana beberapa hari lagi, namun aku dengan tegas berkata :"Midori, terima kasih, aku dan Alex juga memiliki kemah sendiri, mereka semua sedang menunggu kami kembali."

Midori kelihatan sedikit kecewa, tapi dia dengan pengertian mengantar kami keluar dari kediaman suku aborigin, bahkan juga mengisi ransel kami dengan banyak buah-buahan lokal dan makanan kering khas mereka.

Aku dan Alex berterima kasih, dan mengucapkan selamat tinggal pada mereka, lalu melanjutkan perjalanan.

"Menurut penjelasan Midori, beberapa hari yang lalu dia seperti melihat Mina berjalan ke arah timur." Aku berdiri di persimpangan jalan, menatap jalan kecil di arah timur yang berkelok dan berbatu, lalu mengambil keputusan :" kalau begitu kita berjalan ke arah sini saja."

Tentu saja Alex tidak berkomentar.

Dia menimbang ransel berat di pundaknya, dengan diam menganggukkan kepala.

Jalan ini berbeda dengan jalan yang biasa kita lalui, tanah dipenuhi dengan tanaman merambat dan berduri, pohon besar dengan bentuk aneh di sekelilingnya dan dahan tumbuh dengan sembarangan, seperti sedang menghalangi perjalanan kami.

Aku tidak mengerti mengapa Mina memilih jalan seperti ini, kecuali...... dia berada dalam situasi panik saat memilih jalan !

Tiba-tiba aku merinding, mengerutkan dahi lalu saling bertatapan dengan Alex.

Alex juga merasa ada yang tidak beres, melihat ekspresinya hampir sama dengan yang aku bayangkan.

"Kita harus lebih cepat lagi !" Dia berkata dengan serius

Aku sedikit mengangguk, sambil dengan teliti mencari, aku mempercepat langkah kaki.

Tanpa di sadari, jumlah tanaman merambat dan duri di pinggir jalan berangsur berkurang, sebagai penggantinya, muncul pohon pendek, dan berwarna warni.

Tidak tahu kenapa, aku merasa tidak tenang.

Aku melihat sekilas, hanya terlihat di atas pohon, bunga merah langka bermekaran, di balik bunga tersebut tumbuh tandan buah segar, kelihatan sangat menarik.

Ada sesuatu yang janggal !

Aku merasa kesurupan sesaat, tapi aku segera mengalihkan pandangan, kembali fokus pada jalan, dan tidak menyadari Alex yang tadinya di belakang entah sejak kapan sudah menghilang.

"Alex, Alex ?"

Sampai aku berlari keluar dari kawasan hutan buah ini, lalu melihat ke belakang, baru menyadari kalau Alex telah hilang.

Tiba-tiba aku merasakan hawa dingin, lalu menghentikan langkah, menoleh dan mengamati dengan teliti pohon buah yang aneh itu.

Teringat kejadian saat aku hampir tidak sadarkan diri sebelumnya, seketika aku terkejut.

Apa mungkin, Alex terjebak di dalamnya?

Aku menggertakkan gigi, lalu memutuskan berjalan kembali melalui jalan yang sama, dan menemukan Alex dengan bingung berdiri di bawah pohon, memetik sebatang bunga merah, lalu mengendusnya.

Mungkin aroma bunga merah tersebut tidak sesuai keinginan Alex, sehingga membuatnya bersin, dengan jijik dia melemparkan bunga itu.

Sebuah cahaya terang meronta sekilas di matanya, namun dalam sekejap, dia kembali lagi dalam kebingungan semula.

Pohon ini, pasti bermasalah !

Tiba-tiba aku mengerti, dengan buru-buru melangkah maju, ingin menyadarkannya, namun selanjutnya, dia dengan linglung melihat pohon buah tersebut, memetiknya dan ingin memasukannya ke dalam mulut.

"Hentikkan !"

Aku buru-buru menegurnya dengan emosi, bergegas menuju ke arahnya lalu mengambil buah yang ada di tangan dan membuangnya.

Aroma aneh menembus masuk ke hidungku, namun saat ini aku sama sekali tidak mempedulikannya.

Alex menatap ku dengan tatapan kosong, mulutnya masih terbuka, seperti ada cairan aneh yang mengalir keluar dari sudut mulutnya.

Jelas sekali, Alex masih dalam keadaan tidak sadar.

Aku mengerutkan kening, dalam kondisi gelisah, aku buru-buru menampar wajahnya dengan keras.

Alex segera tersadarkan, kebingungan di wajahnya menghilang.

"Albert? Ada apa dengan ku?"

Melihat dia telah sadar kembali, aku menghela nafas lega, dengan sedikit emosi menjelaskan :"pohon ini sepertinya bisa menyesatkan pikiran orang, kemungkinan kamu telah kesurupan."

Alex terkejut, kedua alisnya yang hitam dan tebal itu tertarik menjadi satu.

Tapi dia bawaannya selalu tenang, jadi tidak begitu nampak perubahan suasana hatinya.

Dia mengerutkan bibirnya, dan setelah beberapa saat dia baru dengan tenang berbicara, "aku sudah tahu." Selesai berbicara, dia berjalan sendiri ke depan.

Aneh, apakah pohon ini juga bisa mempengaruhi karakter seseorang?

Hati ku penuh dengan kebingungan, tapi aku masih mengerutkan dahi, mengikutinya tanpa berkata apapun.

Siapa tahu, langkah Alex semakin cepat, aku mulai terengah-engah, tanpa sadar berteriak :"Alex, berhenti sebentar, aku sudah hampir tidak bisa mengejar mu."

Tapi Alex sepertinya tidak mendengarkan ku, sedikitpun tidak menoleh dan langsung terus berjalan.

Dalam waktu singkat dia telah menghilang di semak belukar, dengan emosi aku menghentikan langkah, lalu mengerutkan bibir.

Sebenarnya apa yang telah terjadi?

Sebuah fenomena aneh terjadi dalam sekejap, dan saat berikutnya, terjadi perubahan besar yang membuat ku sesak nafas.

Aku membuka mulut, tiba-tiba pandangan ku menjadi kabur, kemudian aku jatuh pingsan.

Begitu tersadarkan aku sudah berada di dalam sebuah goa yang kecil dan aneh.

Alex dengan tatapan hampa duduk di samping api unggun, dan di samping tergeletak sesosok bayangan kurus dan familiar.

Aku berusaha untuk duduk, melihat dengan seksama, ternyata dia adalah Mina yang sudah lama ku cari !

"Mina?"

Untuk sesaat, aku lupa pada apa yang terjadi sebelumnya, dengan heran aku menatap Alex, tergesa-gesa bertanya :"Alex, apakah kamu yang menemukan Mina?"

Alex dengan tenang mengeluarkan beberapa buah merah dari tas dan menyerahkannya kepada ku, tanpa banyak bicara dia menggelengkan kepala dan berkata :"bukan."

Mendengar itu, aku jadi bingung.

Jika bukan Alex yang menemukannya, lalu siapa?

Menyadari keraguan ku, Alex berhenti, menunduk dan menjelaskan :"setelah kamu menyadarkan ku, tiba-tiba kamu jatuh pingsan, aku membawa mu ke dalam sebuah goa terdekat, tidak disangka Mina juga pingsan disini."

Pingsan?

Aku sempat bingung sebentar, tapi berusaha mengingat kejadian sebelumnya.

Saat sedang berpikir, bau yang aneh kembali muncul, seketika membangkitkan ingatanku.

Bau ini.....

Aku mengerutkan dahi, mengikuti bau tersebut.

Dan menyadari ternyata bau itu berasal dari arah Mina, tangannya memegang sesuatu, cahaya berwarna hijau muncul dari sela-sela jarinya.

"Alex, coba kamu lihat apakah tangan Mina memegang sesuatu?" Aku menopang tubuhku yang masih lemas, bertanya dengan serius.

Alex tertegun sejenak.

Dia sedikit bingung, tapi dia menghampiri Mina, membuka telapak tangannya dan melihat.

Dalam sekejap, buah yang telah tergigit setengah, namun buahnya masih bening dan meluncur keluar dari genggaman tangannya, sesaat kemudian, bau aneh di udara menjadi semakin menyengat.

"Buah ini lagi, bukankah ini beracun?" tidak tahu Alex kepikiran apa, ekspresi wajahnya berubah seketika, dia menutup bibirnya, bertanya dengan penuh rasa takut.

Aku mengerutkan dahi, tidak berkata apa-apa, dengan penuh waspada melihat buah itu sejenak.

Kepikiran dugaan ku sebelumnya, aku menutup mulut, menahan nafas beberapa saat, namun anehnya, kali ini, aku tidak mengalami gejala yang sama dengan sebelumnya.

Pohon buah ini, atau buah aneh ini sebetulnya ada rahasia apa? Diam-diam aku berspekulasi.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu