1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
“Yuri, Laura, cepat kemari...” aku merasa kerongkonganku seperti tersumbat, bahkan sangat lelah saat memanggil nama mereka berdua, tangan juga bergetar.
“Eh, Albert, bukankah itu setengah lukisanmu?”
Aku menganggukkan kepala, mulai meminjam cahaya untuk menikmati gambar dan membaca tulisan di buku harian.
Lukisan masih lumayan gampang, hanya saja semuanya adalah bahasa Inggris, meskipun kemampuan bahasa Inggris aku dengan Yuri lumayan bagus, tetapi karena bertemu dengan jenis penulisannya lain tetap saja ada bagian yang tidak dimengerti, untungnya Laura bisa mengerti.
Sayangnya di buku harian ini terdapat banyak tulisan kuno, intinya aku tidak mengerti, setelah lama melihatnya juga tidak mengerti, jadi terpaksa diberikan kepada Laura dan Yuri Mu.
Aku dan Yuri Mu adalah orang yang berada bidang yang sama, dia juga tidak mengerti, sekarang terpaksa berharap kepada Laura saja.
Untungnya nona besar yang berpengetahuan benar-benar mengerti sedikit, kemudian setelah menghubungkan depan belakang, tidak disangka dia bisa mengerti.
“Lukisan ini menceritakan pengalaman seseorang dalam petualangan, tetapi sekarang hanya ada setengah, jadi tidak bisa dimengerti semuanya. Tapi aku menebak jika mereka berbeda dengan kita, karena aku bisa mengerti dari kata-kata ini jika mereka berbeda dengan kita, mereka sangat profesional, sepertinya mereka khusus datang untuk sesuatu. Hanya saja tidak ada dikatakan dengan jelas tujuan mereka, hanya mengatakan jika demi kebangkitan usaha yang hebat dan misterius.
Tetapi aku menemukan jika di dalam ini banyak membahas ruang pemakaman, mereka membahas saat mereka berada di sebuah pemakaman seorang Raja mendapat serangan yang tidak pernah ada sebelumnya. Kini setelah mati di sini, orang ke depannya bisa lebih waspada.”
“Maksud waspada yang dikatakannya apakah menyuruh kita untuk tidak pergi ke tempat itu?” Yuri Mu bertanya.
“Bukan maksud seperti ini, aku merasa orang ini seperti orang gila, dia mengatakan pantas mengorbankan semuanya bahkan nyawa untuk dunia hebat, lalu menyuruh orang generasi yang akan datang harus mencapai akhir, remember, cabang jalan ketiga…”
Laura meletakkan lukisannya kemudian melihat buku harian Julio.
“Albert, apa ini adalah buku harian Albert?”
Aku menggelengkan kepala: “Aku tidak jelas, tetapi benda ini memang terus berada di rumahnya…”
Aku menceritakan semua yang kulihat dan kudengarkan saat pertama kali datang ke sini bersama Julio kepada mereka.
Laura dengan penampilan terkejut: “Pantas saja, sejak awal aku merasa ada yang aneh dengan Julio, maka itu aku pura-pura dekat dengannya untuk mendapatkan informasi darinya, tetapi sampai akhir aku menyadari jika mulut dia terlalu ketat, maka itu aku menyerah dengan pemikiran ini.
Aku juga tidak mengerti dengan bahasa penduduk asli di buku harian ini, tetapi aku selalu merasa buku harian dan lukisan ini memiliki bagian yang sama dari cara yang berbeda, intinya mereka berbeda dengan kami, mereka buka datang ke sini dengan tidak sengaja, melainkan dengan tujuan tertentu.
Jika buku harian ini adalah milik Julio, mereka adalah sekongkol dan datang ke sini untuk mencari sesuatu, tetapi sepertinya Julio tidak ikut dalam sebuah tahap paling penting penting, jadi semua di atas ini adalah catatan yang tidak penting.”
Setelah meletakkan lukisan dan buku harian, kami bertiga saling bertatapan.
Beberapa saat kemudian, Yuri Mu berkata: “Jadi maksud kalian... kita menunggu Julio pulang saja?”
Aku juga tidak tahu harus berbuat apa, Laura juga menggelengkan kepala.
Aku berjalan ke belakang halaman dan menolehkan kepala melihat tempat Julio meletakkan benda-benda tidak bergunanya, kemudian mencari dengan teliti melihat apakah ada benda yang bisa ditemukan lagi.
Setelah mencari sekilas juga tidak menemukan apapun, aku dengan kecewa duduk di lantai dengan tidak berdaya.
Eh, apa ini...
Karena tadi dia membongkar semua benda di tanah, tutup dari kayu di lantai juga sudah muncul.
Apa ini...
Aku berbicara sendiri sambil membuka tutup yang terbuat dari kayu itu, tidak disangka di dalamnya adalah sebuah lubang yang gelap.
Aku turun mengikuti tangga, lalu menemukan di bawah ini terdapat sebuah ruangan seperti gudang bawah tanah. Tapi anehnya seluruh gudang ini dibungkus oleh sebuah tenda, jadi saat di atas tadi aku tidak melihat apapun.
Aku berjalan ke bawah kemudian menarik tenda dan berjalan masuk. Di bawah ini ternyata memiliki lampu tambang, sehingga seluruh gudang menjadi sangat cerah, di dalam terdapat banyak kotak besar dan kecil yang diletakkan dengan rapi.
Aku perlahan berjalan ke sana dan membuka kotaknya lalu menemukan ternyata ini adalah gudang senjata militer.
Berbagai macam senjata dan amunisi terdapat di dalamnya, bahkan masih ada granat tangan.
“Ya Tuhan...” Laura juga ikut turun ke bawah, dia juga terkejut saat melihat pemandangan di depan ini, “Ternyata Julio memang aneh...”
Kini malah terlintas sebuah cahaya di otakku, seketika sudah mengerti semuanya.
“Laura, aku sudah mengerti, Julio pasti pergi ke gua itu!”
“Gua apa?” Laura dalam seketika tidak menyadarinya.
“Gua yang sebelumnya kita pergi! Julio pasti pergi ke sana!”
“Laura, begini saja, kamu temani Yuri, dia sudah terluka dan tidak praktis untuk melakukan apapun di sini, aku pergi mencari Julio, sejak terjadi banyak masalah di dalam itu, aku memang ingin kembali untuk memeriksa.”
Aku mengambil dua buah pistol di dalam gudang Julio dan amunisi yang sudah dipasang.
Untungnya saat kecil aku pernah memainkan permainan menembak, meskipun tidak pernah menyentuh pistol asli, tetapi juga tidak mungkin tidak bisa melakukannya.
Langit sudah gelap setelah masuk ke dalam hutan, sebelumnya aku khusus membuat tanda di lokasi mendapatkan alat komunikasi PHS, jadi gua itu hanya di depan ini saja.
Yang anehnya tidak tahu kenapa gua ini kadang ada dan kadang tidak ada, aku ingat sebelumnya Julio keceplosan mengatakan sesuatu tentang hukum alam yang mempengaruhi sebuah kesuksesan.
Baiklah, Julio pasti tahu rahasia di sini, aku tidak tahu, jadi aku terpaksa menunggu.
Aku duduk di tempat awal dan terus menerus menatap ke arah gua.
Angin malam yang sejuk berhembus, pulau ini memang aneh, sebelumnya akan sangat dingin di malam hari, angin yang dingin terus menerus berhebusan, kemudian hujan deras itu ternyata membuka kembali musim semi, sehingga membuat malam hari tidak begitu dingin lagi.
Bulan purnama mulai naik, sekeliling terdengar suara lolongan serigala, aku melihat-lihat dan dilema apakah diriku mau memanjat ke atas pohon atau menunggu di tempat lain untuk lebih aman.
Kini muncul suara tajam dari arah gua di dalam hutan gunung, aku langsung berlari ke sana.
Apakah mesin rahasia sudah terbuka?
Pintu gua bisa muncul sendiri?
Aku melihat dengan lebih dekat, tidak tahu dari mana muncul sekelompok serangga, suara yang kudengar tadi adalah suara kepakan sayap mereka, karena jumlah yang terlalu banyak, jadi suaranya terdengar tajam.
Serangga ini ternyata muncul dari lantai, jumlahnya semakin lama semakin banyak dan suaranya semakin kuat, bahkan mengeluarkan suara gemuruh yang kuat.
Ternyata gua itu dibawa naik oleh semua serangga ini!
Kini terlihat semua serangga itu berada di atas gua ini, tempat masuk gua muncul dari tanah, lalu tidak lama kemudian langsung bangkit di depanku dengan sangat bergairah.
Ini...
Apakah semua serangga ini sedang mengundang aku masuk?
Tapi aku langsung menghilangkan pemikiran ini dengan cepat, karena setelah mereka membangkitkan gua itu, mereka langsung menyerang ke arahku.
Ini adalah makhluk hidup yang tidak pernah ditemui seumur hidupku, cakar mereka sangat keras dan bertenaga bahkan memiliki pengait, tetapi meskipun reaksiku cukup cepat, tetapi wajahku tetap saja terluka dan berdarah.
Yang lebih aneh adalah frekuensi dan amplitudo sayap mereka yang putih transparan seolah-olah tidak sama semuanya, aku belum mulai menyerang malah dahulu merasakan pening dan lemas.
Mungkin serangga ini memiliki racun, aku sudah mencium aroma bau dari darah sendiri.
Aku melangkah mundur beberapa langkah dan langsung mengeluarkan pistol lalu mulai menembak ke semua serangga tersebut.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita