1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
Melihat ketulusan di wajahku, Laura tertegun sejenak, ekspresi arogan di wajahnya perlahan berkurang.
Dia menunduk, terdiam lama, akhirnya bergumam dengan suara pelan: “Sudah terlambat, semuanya sudah terlambat.”
Setelah mengatakannya, dia tersenyum pahit, memegang rok kulit binatangnya yang bagus, dan matanya terlintas tatapan benci dan rumit.
Tetapi dia akhirnya menutup matanya dengan bibir menempel, menggeleng dan berkata: “Albert, kita tidak bisa kembali seperti dulu lagi, kata 'maaf' mu......sudah terlalu terlambat.”
“Kenapa Laura?” Aku melangkah maju dengan ekspresi cemas, ingin memegang bahunya, tetapi dia menghindar dengan cepat.
Aku mengerutkan dahi, meletakkan tanganku dengan berpura-pura alami, dan terus membujuk dengan susah payah: “Laura, aku percaya kamu adalah gadis yang baik, masalah sebelumnya aku anggap kamu hanya ceroboh, kamu kembalilah denganku, dan jalani hidup dengan baik.”
Tetapi Laura mundur dua langkah lagi.
Dia menggeleng dengan seperti tersenyum, tetapi juga seperti menangis, dan menolak: “Tidak Albert, aku hidup dengan baik sekarang, kedepannya kamu anggap tidak pernah mengenalku saja.”
Aku tertegun sejenak, tidak tahu rasa seperti apa yang muncul di hatiku.
Aku selalu merasa sejak datang ke pulau terpencil ini, jarak antara aku dengan Laura menjadi semakin jauh.
Tetapi bagaimana pun juga dia adalah wanita pertamaku, juga adalah wanita pertama yang aku cintai bergitu dalam, aku tidak ingin menyerah, juga tidak akan pernah menyerah!
Jadi, aku tarik nafas dalam-dalam, dan membujuk lagi dengan sabar: “Laura, kalau kamu memiliki kekhawatiran katakanlah padaku, kita adalah orang yang sejalan, ya kan? Agus yang kamu katakan itu, apakah dia akan seperti aku, memperlakukanmu dengan baik selamanya?”
Aku menahan rasa sakitku dengan paksa, dan bertanya dengan kata demi kata.
Ekspresi Laura perlahan menjadi sedikit ragu-ragu, tetapi pada akhirnya dia tetap menunjukkan ekspresi putus asa dan tegas, dan bertanya dengan suara dingin: “Albert, begini saja, aku beri kamu satu pertanyaan, apakah kamu bisa menjauh dari para wanita di sekitarmu, dan mulai sekarang sampai selamanya hanya mengurus aku seorang?”
Setelah mengatakannya, suasananya hening sejenak.
Bahkan Alex dan Robert Zhang di samping juga memasang tatapan terkejut dan prihatin.
“Hahaha!” Robert Zhang tertawa terbahak-bahak, wajahnya penuh dengan ekspresi sedang melihat hal seru, “Albert, kamu masih tidak mengerti? Wanitamu ini egois, dia tidak ingin membiarkanmu membagi perhatianmu pada wanita lain.”
Tiba-tiba, wajah Laura terlintas ekspresi kesal karena tertebak.
Dia menutup erat bibir merahnya dan memelototi Robert Zhang, lalu berbalik menatapku dengan keras kepala, tatapannya seperti api membara.
Hatiku sedikit dingin, kecemasan di mata juga memudar.
Tetapi hatiku masih menyembunyikan sedikit rasa keberuntungan, melangkah maju, dan mencoba menjelaskan: “Laura, sekarang kita berada dalam keadaan yang sama, bukankah memang seharusnya saling membantu? Tetapi kamu jangan khawatir, orang yang aku cintai, selamanya hanya kamu......” Seorang.
Sebelum aku selesai berbicara, Laura langsung menyela pembicaraanku dengan ekspresi kesal.
Dia tertawa dingin, wajahnya yang cantik penuh dengan kedinginan.
“Albert, kalau begitu, begini saja, mulai sekarang, kamu dan aku tidak ada hubungan sama sekali!”
Setelah mengatakannya, tidak menunggu balasanku, Laura langsung pergi.
Aku tidak bisa tidak melotot, ingin pergi mengejarnya dengan sekuat tenaga, tetapi dihentikan oleh Alex.
“Albert, bagaimana dengan Robert Zhang?”
Suaranya yang datar seketika mengembalikan akal sehatku.
Aku menenangkan emosi dihatiku, melihat ke arah perginya Laura dengan ekspresi rumit, kemudian menatap Robert Zhang yang duduk di tanah dengan jijik, dan kemarahanku tumbuh.
“Ikat dia dengan tali dulu, sampah ini, kita bawa dia kembali ke kamp untuk dibereskan!”
Sampah seperti ini yang mencoba membunhku, tentu saja aku tidak berencana melepaskannya dengan mudah.
Untungnya Laura sudah tidak terlihat lagi, aku paksa menahan kepelikan di hatiku, dan memutuskan untuk membawa Robert Zhang kembali dulu.
Robert Zhang tampaknya menyerah, dengan patuh membiarkan aku dan Alex mengaturnya, hanya matanya memutar, matanya yang penuh dengan kelicikan mengungkap perhitungannya, dan aku diam-diam meningkatkan kewaspadaanku.
“Alex, ikat lebih erat.”
Aku berdiri, menatap Robert Zhang dengan merendahkan, dan berkata dengan kata demi kata.
Setelah mendengarnya, kesuraman terlintas di matanya yang hitam, tetapi sangat cepat dia menurunkan kelopak matanya, memanjangkan ekor matanya seperti menunjukkan kepolosan.
Tetapi aku dan Alex tidak tertipu oleh tipuannya, simpul di tangan bahkan semakin erat.
Melihat aku dan Alex tidak bereaksi sama sekali, Robert Zhang akhirnya menunjukkan sifat aslinya yang kesal, dia terus memaki-maki di sepanjang jalan.
Sampai kita mengikatnya kembali ke kamp, dia masih tidak berhenti memaki dengan ludahnya yang muncrat.
Semua orang yang ada di kamp mengelilingi, seperti merasa unik, juga menatapnya dengan penasaran, bahkan Mina juga menarik Mila berlari kemari sambil melompat.
“Bukankah ini adalah putra walikota dari kamp sebelah? Kenapa Albert dan Alex mengikatnya kembali?”
“Iya, apa terjadi sesuatu?”
……
Spekulasi dan diskusi mulai terdengar satu per satu.
Ekspresi Robert Zhang berubah menjadi sangat buruk, dia menatap orang-orang dengan ganas, berusaha melepaskan tali ditubuhnya, tetapi sangat cepat dia diseret kembali oleh Alex.
Pada saat ini, orang-orang semakin merasa Robert Zhang melakukan kesalahan, dan satu per satu mulai mencerahkan dan membujuk.
Seketika, kamp menjadi kacau balau, aku menjadi sedikit sakit kepala.
Mila yang cermat menyadari ketidakbiasaanku, dia mengecap bibirnya, akhirnya maju satu langkah dan berkata: “Semuanya diamlah, masalah Robert Zhang kami akan memberitahu kalian nanti, kalian pergi ke hutan untuk memetik buah dulu, hari sudah hampir siang!”
Suzy tidak ada, semua hak untuk bicara ada di tangan Mila.
Dia sangat cepat sudah mengusir semua orang dengan tertib, kemudian dia menoleh ke arahku, dan bertanya dengan lembut: “Albert, sebenarnya apa yang terjadi? Kalian kenapa mengikat Robert Zhang kembali?”
Robert Zhang mengira dia adalah penyelamatnya, dia langsung menuduh aku dan Alex.
“Mila, kali ini kamu harus menghukum dua orang ini, aku tidak melakukan apa-apa langsung diikat oleh mereka berdua, menurut kamu apakah ini adil?”
“Tidak melakukan apa-apa?” Aku menyipitkan mata, dan meninggikan nada bicara.
Robert Zhang takut sampai menciutkan lehernya, matanya yang terus menghindar terlihat lebih gugup lagi.
Aku mendengus dingin, dan secara blak-blakan mengatakan fakta dia ingin membunuhku, tiba-tiba, Mila dan Mina melihat kemari dengan cemas.
“Kak, apakah kamu baik-baik saja? Orang jahat ini, aku akan suruh kakak untuk mengusirnya!”
Bahasa kekanak-kanakan Mina penuh dengan perhatian untukku.
Aku tersenyum, mengusap kepalanya dan berkata: “Mina, kakak tidak apa-apa, tetapi aku harus mengajarimu sebuah trik, orang yang semakin bahaya, semakin kamu harus menyimpannya di sisimu, kalau tidak, kamu akan melepaskannya ke tempat asalnya.”
Dengan tatapan Mina yang seperti mengerti tetapi tidak mengerti, aku menatap Robert Zhang dengan dalam, dan perlahan aku menaikkan bibirku.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Lady Boss
GeorgeMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniYour Ignorance
YayaMy Perfect Lady
AliciaCinta Yang Berpaling
NajokurataMr Huo’s Sweetpie
Ellya1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita