1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku dipanggil guru pertama pergi katanya berendam mata air.
Lagipula bagiku adalah hal baik, tentu saja aku dengan menurut pergi.
"Kamu sudah datang, air mancur ini anggap saja kado untukmu sebelum kamu pergi."
"Guru, apa efek dari mata air ini?"
"Pokoknya bagus, dan juga ini termasuk perlakukan khusus, tidak semua orang yang ingin berendam boleh berendam di mata air ini, kamu pergilah, nanti tunggu sudah waktunya aku suruh orang lain datang memanggilmu."
Setelahnya, guru pun pergi, aku juga tidak berpikir begitu banyak langsung turun ke dalam kolam mata air ini.
Begitu masuk ke dalam mata air ini rasanya dingin sekali, kira-kira berendam selama 10 menit lebih, seluruh tubuhku mulai memanas, lalu setelah beberapa saat, aku malah merasa kepalaku pusing sekali.
Kenapa guru tidak mencari orang datang menyuruhku naik, saat aku ingin naik sendiri, malah melihat Layla berjalan kemari.
"Bagus sekali, Layla, cepat tarik aku naik."
Melihat Layla datang, aku dengan senang mengulurkan tangan, ingin menyuruhnya menarikku naik.
Siapa menyangka dia malam menepuk pelan tanganku, tidak hanya tidak menarikku, malah melepaskan bajunya sendiri, lalu turun ke dalam kolam mata air ini.
"Apa yang kamu lakukan, air mata ini bermasalah, tidak boleh berendam, aku merasa menderita sekali."
"Jadi kamu merasa, ada aku masih sangat menderita?" Layla tidak mempedulikanku, langsung berjalan kemari menempel padaku, tubuh ramping itu bergoyang kesana kemari di atas tubuhku, sedikitpun tidak berencana untuk melepaskanku.
"Jangan, jangan, kamu biarkan aku naik dulu."
Aku sekarang merasa sangat tidak nyaman, ada semacam perasaan pusing, kalau di dalam air mancur ini melakukan hal itu dengannya, maka sepertinya akan mati dibuat gadis ini/
"Kenapa, apakah sekarang kamu tidak menyukaiku lagi?" Layla menggigit bibirnya, tidak melepaskan gerakan di tangannya.
"Tolong, tolong............"
Melihat dia tidak berencana menarikku ke atas, aku mulai meminta tolong.
Sekarang aku sedikit mencurigai niat guru, dia jelas-jelas mengatakan akan ada orang datang memanggilku, tapi selain Layla, tidak ada rang yang datang.
"Sobat Albert, rupanya kamu disini!"
Saat aku akan pingsan di atas tubuh Layla, Arthur pun muncul.
"Sobat Albert, cepat, cepat, kamu kenapa, cepat naik denganku!" Arthur melihat ada yang aneh padaku, mengira aku aku terlalu senang, jadi tidak mengatakan apapun langsung menarikku naik ke atas.
Saat ini aku sudah merangkak di atas tubuh Layla dengan sekarat, kesadaranku juga mulai menghilang.
"Arthur, apa yang kamu lakukan! Ada urusan apa kamu disini, cepat bangun!"
Tidak menyangka jelas-jelas kemarin Arthur begitu takut dengan Layla, mendengar Layla berkata seperti itu langsung menampar Layla.
"Dasar wanita busuk, apa yang kamu katakan, apa kamu tidak melihat temanku tidak enak badan, kapan kamu tidak bisa berhubungan badan, malah harus sekarang langsung melakukannya, kalau tubuh pria ini rusak, bagaimana nantinya!"
Setelah Arthur mengatakannya, langsung menarikku keluar dari kolam mata air, aku merasa lebih baik, meskipun masih linglung tapi setidaknya tidak sangat menderita lagi.
Layla tau aku sedang dalam kondisi tidak sadar, sama sekali tidak menyangka aku berkata dengan marah: "Arthur, bagus sekali kamu, ini adalah permintaan guru ketiga, apa kamu ingin melawan?"
"Heng, siapa itu dia, aku ini anak jendral perkasa, takut padanya, kalau bukan melihat ketrampilan guru pertama, siapa yang mau kembali kesini."
Setelah mengatakannya, Arthur langsung menggendongku pergi, tidak menyangka orang ini setia sekali, jelas-jelas kami hanya pernah bertemu sekali, dia malah bersedia menolongku seperti ini.
Setelah beberapa saat, aku sudah tersadar, dia masih menjaga di sebelah tempat tidurku, melihat aku sudah terbangun jelas sekali sangat senang.
"Sobat, kamu sudah bangun, beritahu aku, apa yang terjadi sebenarnya?"
Aku menggeleng, juga sedikit curiga: "Guru pertama yang menyuruhku pergi berendam mata air, mengatakan kalau mata air itu bagus untukku, aku tidak tau bagaimana kejadian keseluruhannya, aku hanya tau kalau mata air itu membuatku sangat menderita."
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita