1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 18 Ada Apa Denganmu
"kak Albert, kenapa kamu baru kembali?"
ketika aku tiba di rumah, orang yang pertama aku temui adalah Hesti. namun, kenapa dia bisa kembali? bukankah dia dalam kondisi demam?
"Hesti, kamu...."
sebelum aku selesai berkata, Laura langsung keluar dari kamar dan segera memeluk diriku sambil meneteskan air matanya.
"ada apa denganmu Laura?" aku merasa sedikit malu akan aksinya yang ramah itu. aku lalu menepuk punggungnya dengan pelan.
gadis ini seketika memukul dadaku dengan tinjuannya. untung saja tenaganya tidak begitu besar.
"Albert, kamu baru saja sembuh dari penyakitmu, kenapa kamu langsung pergi ke luar? kami semua mengira kalau kamu sudah mati di luar sana!"
"sudahlah, lagipula bukankah aku sudah kembali?"
aku merasa sedikit sedih melihat gadis ini yang begitu perhatian kepadaku. aku lalu mengusap air mata pada wajahnya.
pada kehidupan biasanya, mungkin dia akan menampar aku jika aku menyentuh dirinya. namun hari ini, kondisinya terlihat begitu kasihan.
tentunya aku tidak melupakan hal yang penting.
"Hesti, apakah demammu sudah sembuh? maafkan aku...."
aku sedikit kehabisan kata-kata akan kejadian yang aku lalui kemarin dan aku tidak tahu harus dari mana aku menjelaskannya kepada Hesti.
"demam? apa yang akmu katakan kak Albert?" kata Hesti dengan ekspresi kebingungan.
malah Laura yang berteriak dengan suara keras: "Albert! apakah dimatamu hanya ada dirinya? kamu anggap apa aku? selama beberapa hari ini, aku tidak tidur dan tidak makan karena terlalu khawatir padamu. aku bahkan keluar beberapa kali untuk mencarimu hingga kakiku terluka. kenapa yang kamu perhatikan hanyalah Hesti yang tidak kenapa-kenapa itu!"
Laura pun menangis keras sambil duduk di atas lantai.
aku tidak tahu harus tertawa atau menangis melihat kondisi ini. aku pun menariknya bangkit berdiri sambil menenangkannya.
"bukan begitu, aku bukan tidak perhatian padamu. akulah yang menyebabkan Hesti demam. aku juga meninggalkannya dan kembali ke rumah. oleh karena itu, aku pun bertanya duluan kepadanya. maafkan aku karena aku tidak tahu kalau kakimu terluka. bangkitlah beridri, nona besar!"
"tapi, apa yang kamu katakan tadi? beberapa hari? bagaimana mungkin aku pergi beberapa hari? aku hanya pergi sebentar saja...."
"kak Albert, apa yang kamu maksud tadi?" kata Hesti kepadaku dengan ekspresi kebingungan.
Laura juga tidak lagi menangis dan menatapku dengan kebingungan.
aku merasa aneh karena mereka semua menatapku bagaikan makhluk aneh.
"kenapa? apakah perkataanku salah?"
saat ini, pria bule bernama Jesse pun keluar dari kamarnya dan yang mengejutkan diriku adalah luka pada tubuhnya telah pulih total.
"bro, ini sudah merupakan hari kelima sejak kehilanganmu di pagi itu. selama beberapa hari ini, kami terus keluar mencarimu dan kami tidak menemukan jejak apapun. lagipula Hesti terus berada di sini dan Hesti tidak berkata kepada kami kalau dia telah menemukanmu."
"ha?" Laura menoleh ke arah Hesti, "kenapa ini? kenapa kamu tidak berkata kepada kami kalau kamu sudah menemukan Albert?"
"aku tidak menemukannya, kak Albert, aku tidak tahu apa yang kamu katakan......"
kata Hesti sambil melambaikan tangannya dan menatapku dengan penuh ketakutan.
aku merasa begitu lelah, aku lalu menarik sebuah kursi untuk duduk sambil berkata: "bagaimana mungkin! satu hari setelah penyakitku sembuh, aku pun pergi mencari makanan utnuk semua orang. setelah itu, kamu pun menemukanku dan kita berdua terjebak di atas pohon karena dua ekor singa. keesokan harinya, kamu pun demam dan aku membawamu masuk ke dalam goa. setelah itu...."
"tidak mungkin!" Laura memotong pembicaraanku.
"Hesti tidak pernah berpisah dari kami hingga satu hari satu malam. kami selalu bersama selama beberapa hari ini!" kata Laura dengan ekspresi sedikit bersalah, namun aku tidak begitu mementingkan hal ini karena aku sangat ingin segera memperjelas hal ini.
"Hesti, bagaimana mungkin? apakah kamu sudah melupakan semuanya?"
"kak Albert, aku benar-benar tidak mengerti apa yang kamu katakan..."
"kenapa bisa begini....." aku menggaruk kepalaku dan merasa kebingungan.
aku tidak salah mengingat..........
jangan-jangan..........
aku lalu menatap ke arah lukisan kaligrafi yang ada pada tanganku sambil berpikir apakah ini semua karena misteri di goa itu?
aku meletakkan lukisan itu di atas meja sambil berkata: "aku tidak tahu ada kesalahan apa di antara kita. lihatlah ini."
semua orang membentuk sebuah lingkaran dan tidak ada satupun orang yang mengerti apa yang terjadi.
"Albert, teruslah berkata, sambunglah ceritamu tadi."
saat ini, Yuri berjalan keluar dari kamar dan sangat jelas kalau kakinya telah pulih. sepertinya beberapa hari telah terlewati, karena ketika aku pergi dari rumah, kondisi luka pada tubuh mereka masih tergolong parah.
"setelah itu, aku meletakkan Hesti di dalam goa dan aku pun berjalan ke arah dalam goa yang sangat dalam itu."
aku menceritakan semua kejadian yang ada di dalam goa itu kepada mereka.
setelah itu, semua pun hening selama beberapa saat dan kondisi saat ini berubah menjadi begitu canggung.
"kalian.... tidak percaya padaku?" aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. oleh karena itu, aku merasa ini merupakan hal wajar jika mereka tidak bisa menerima hal ini. namun aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskan hal ini kepada mereka karena aku juga tidak mengerti.
"maksudmu... kamu masuk ke sebuah goa yang aneh dan kembali keluar dari dalam goa itu?" tanya Laura sambil mengerutkan kening.
aku pun menganggukkan kepala dan kembali berkata: "bagaimana kalau kalian yang berkata kepadaku apa yang telah kalian alami?"
"kami..... sangatlah sederhana."
"pagi itu, aku sudah menyadari kehilanganmu setelah aku bangun." kata Hesti, "setelah itu, aku pun keluar untuk mencarimu. namun aku tidak menemukan singa ataupun harimau yang kamu katakan tadi. aku lalu memetik beberapa sayuran dan kembali pulang ke rumah."
kata Hesti sambil menunjuk ke arah keranjang.
aku tidak lagi merasa terkejut. aku tahu akan keranjang ini. waktu itu, aku membawanya keluar untuk meletakkan sayuran yang aku kumpulkan. setelah masuk ke dalam goa, aku meletakkannya di sisi Hesti...
"setelah itu, aku juga keluar mencari kamu." kata Laura, "aku mengelilingi hutan ini, namun aku juga tidak menemukan kamu. aku malah diganggu oleh seekor monyet dan membuat kakiku terluka."
kata Laura sambil menunjuk ke arah kakinya.
"oh, kak Albert, aku merasa aneh terhadap monyet itu." kata Hesti sambil membawa diriku ke belakang, kami menanam gandum di belakang rumah dan dia menunjukkan jarinya ke salah satu kandang yang ada di sudut sana. setelah aku melihatnya, di dalam kandang itu terdapat monyet yang waktu itu membantu kami dari ancaman singa di dalam hutan itu.
aku mengenal monyet ini, dia pernah menakutiku dan berjarak sangat dekat dengan wajahku. aku mengingat jelas wajahnya dan terdapat sebuah bekas pisau pada ujung alisnya.
kalau bukan karena monyet itu menakuti kami waktu itu, aku bahkan tidak akan mengetahui segala hal tentangnya.
"ada apa dengan monyet ini?"
"aku juga tidak tahu, waktu itu aku telah pingsan....."
"begini ceritanya, pada hari kedua Hesti keluar mencarimu dan tidak kunjung kembali. setelah itu, monyet ini pun datang membuat keributan di depan rumah."
"ketika kami hendak memukulnya, monyet itu pun lari. setelah itu, Yuri berkata kalau kemungkinan monyet itu ingin menyampaikan sesuatu. oleh karena itu, kami pun mengikutinya dan dia pun membantu kami untuk menemukan Hesti."
"dimana kalian menemukan Hesti?!"
"setelah mendengar ceritamu, kami memanglah menemukan Hesti di dalam goa. namun waktu itu Hesti tidaklah demam dan goa itu sangatlah kecil. Jesse bahkan tidak menemukan apapun meskipun telah mengelilingi goa itu. kami pun segera membawa Hesti keluar dari tempat itu karena tidak ingin dirinya kenapa-kenapa."
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAnak Sultan Super
Tristan XuBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCinta Yang Tak Biasa
Wennie1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita