1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 3 Filan Keterlaluan
Tengah malam, aku membuka mata karena merasa sangat tidak nyaman seperti terikat sesuatu, malah melihat Laura yang besandar di dadanya.
Perempuan ini enak sekali tidur sambil memelukku, dadanya yang lembut menempel denganku, satu kakinya juga ada diatasku, aku mengulurkan tangan dengan mudah menyentuh rambutnya.
Tapi disaat ini, Laura malah tersadar, juga merasakan posisi tanganku, lalu dia tamparan dewanya mendarat di wajahku sekali lagi.
“hei bajingan, mau mati ya!”
“hei, kamu lihat dulu dong yang benar, kamu sendiri yang menempel kesini.”
“terus untuk apa kamu menyentuhku?”
“kamu menimpa tanganku sampai mati rasa, apa aku tidak boleh bergerak sedikit?”
Laura baru mau membuka mulut, tiba-tiba api unggunnya bergerak dengan hebat, aku takut disini ada serigala, aku langsung menahan mulutnya memberi isyarat padanya.
Dia tadinya ingin melawan dengan kesal, setelah memperhatikan api unggunnya baru dia diam.
Aku mengambil kayu yang kuletakkan disamping sebelum tidur, mengecek keluar goa dengan sangat hati-hati.
Aku melihat dua orang berjalan kemari, saat mereka mendekat, menyadari ternyata adalah mantan pacarku Yuri dan pacar gendutnya!
Aku melempar stiknya dan berjalan ke samping dengan kesal, Laura malah memanggil pendatang dengan sangat bersemangat: “Kak Filan, kalian masih hidup!”
“wah, Laura toh, apa kamu punya makanan, seharian ini aku belum makan apa-apa, sudah mau mati kelaparan.”
“ada ada!” Laura bahkan tidak mempedulikanku, langsung membuka kopernya dan mengambil segepuk cemilan anak-anak lalu memberikannya ke tangan Filan, Filan sama sekali mempedulikan Yuri di belakangnya, langsung menyobek dan ingin memakannya.
“kamu, letakkan itu!” aku bicara dengan tidak senang.
“hei, kenapa kamu pelit begitu sih, apa kamu bahkan tidak mau menolong orang hidup?” Laura langsung memutar kepalanya dan mencercaku.
Si gendut itu melirikku dan bicara dengan tidak senang: “Laura, kenapa kamu bisa bersama pengecut ini, dia tidak melakukan apa-apa padamu kan.”
Si Laura ini malah langsung merengek: “mana tidak, dia terus menindasku, membiarkanku kelaparan dan kehausan, melihatku terluka juga tidak mau memapahku, tidak gentle sedikitpun, aku juga tidak bisa apa-apa, aku tidak tahu di pulau terpencil ini masih ada orang lain.”
Aku tidak paham dimana aku menindasnya, juga tidak ingin meladeni perempuan menjijikan seperti ini, aku langsung bangun dan berjalan ke depan Filan, mengulurkan tangan dan berkata: “kemarikan!”
Laura melihat logat bicaraku yang tidak enak juga tidak berani bicara lagi, si gendut Filan mengulurkan sebuah jarinya yang besar, melepaskan cincin emasnya dengan susah payah dan melemparnya ke tanah didepanku, bicara seperti sedang memerintah anjing: “itu cukup kan, kalau mau pergi pungut sendiri.”
Aku tidak menahan api kemarahanku, langsung menarik kerah baju Filan dan meninju hidungnya, lalu mengangkat kakinya dan langsung menendangnya keluar.
Lalu aku mengambil makanan dan menaruhnya di tangan Yuri yang terus diam dan berkata: “Yuri, kamu makanlah.”
Laura melihatku betulan marah, dan melihat Filan yang tidak mempedulikan kekasihnya sendiri, juga tidak bicara lagi.
Malahan Filan, bangun dengan susah payah dan mengelap darah di hidungnya, setelah itu berjalan kembali lagi, bicara sambil melihat cemilan di tangan Yuri dengan kesal: “Yuri maaf, tadi aku sangat lapar, kamu juga tahu aku darah rendah, tadi sudah mau pingsan makanya tidak memikirkanmu.”
“tak apa tak apa, kamu makanlah.” Yuri bicara dan memberikan setumpuk cemilan ke tangan Filan.
Hmph, iya juga, Filan merupakan atasan perusahaannya, kejadian pesawat kali ini begitu besar, akhirnya pasti akan ditemukan dan ditolong oleh negara, dia ingin naik pangkat, ini adalah kesempatan yang bagus untuk melakukan hal yang mengesankan.
Perempuan ini sekarang begitu realistis, rela dirinya kelaparan demi perkembangan ke depannya, dia bahkan tidak peduli dengan karakter asli si gendut Filan ini yang jelas-jelas pria brengsek.
Aku tidak bicara lagi dan menarik baju ke goa dan lanjut tidur lagi, si Filan gendut menjadi lumayan baik setelah mendapat pukulanku, mereka juga sudah lelah mengembara seharian, tidak lama langsung tidur juga.
Beberapa hari berikutnya aku sangat jarang menetap bersama mereka, mengelilingi pulau seorang diri, berharap bisa mendapatkan lebih banyak benda yang bisa di konsumsi.
Jujur saja, tiga orang itu duduk bersama, setiap hari mendengar Filan mengucapkan lelucon kotor, mereka tertawa dengan pura-pura tidak peduli membuatku yang mendengarnya sangat ingin muntah.
Yuri sebelumnya bukanlah orang seperti ini, saat di organisasi mahasiswa dulu dia baik lucu dan wajahnya polos, sangat disukai orang, bahkan aku menganggapnya perempuan seperti malaikat yang suci sebelum aku menemukannya berhubungan dengan Filan di mobil, mengira dia mempunyai kemampuan kerja yang sangat hebat sehingga bisa naik pangkat begitu cepat di perusahaan, tapi sifat aslinya semakin lama semakin terlihat, kelakuannya semakin sembrono, aku selalu menenangkan diriku kalau itu terpaksa karena pekerjaan.
Mereka bertiga suka ke pinggir pantai bagian timur menangkap kepiting, Filan melemparkan seekor kepiting setengah matang padaku, ekspresinya seperti sedang bersedekah pula.
Aku menemukan satu koper lagi di pantai, aku terkejut saat menemukan map kompas dan peralatan lain di dalamnya, walaupun tidak bisa langsung menemukan posisi kami berada, tapi pasti akan berguna, dan lagi didalamnya ada beberapa kue kering.
Aku sama sekali tidak berniat membawa koper ini kembali, sedikit kue kering ini kalau di tangan Filan pasti akan habis dalam satu hari, mereka sekarang kesulitan mendapat kepiting jadi hanya bisa memetik buah-buahan di pohon untuk makan, Filan setiap hari setiap saat terus mengeluh lapar.
Aku menyeret kopernya, ingin menyembunyikannya di sebuah lubang, aku terus berjalan dan tiba-tiba mendengar suara teriakan makian Laura.
Suaranya sama seperti saat memarahiku, kata-kata seperti brengsek mesum dan sejenisnya, pria di pulau ini selain aku hanya ada Filan.
Aku langsung ke depan dengan cepat, ternyata mendapati di dalam sebuah goa yang tidak jauh, satu tangan Filan sedang menahan Laura dan satu tangannya lagi sedang melepas ban pinggangnya.
Seiring perlawanan yang ekstrim, pakaian atas Laura sudah disobek, dari kejauhan bahkan bisa melihat kelinci putih yang melompat di depan dadanya, tidak tahu apakah karena nafsu atau emosi yang naik, aku mengambil sebuah tongkat yang paling kasar dan berlari kesana dengan cepat.
Filan sama sekali tidak menyadari kemunculanku, aku langsung mengangkat tongkatnya dan memukul bagian belakang kepalanya, seketika dia langsung pingsan di tempat, Laura menarik dan menutupi bagian dadanya dengan baju, menarikku dan lari meninggalkan goa itu.
“dia dibiarkan saja?”
Laura tidak bicara, hanya menggeleng-gelengkan kepala.
“Yuri sedang apa, kenapa kamu bisa bersama dengannya?”
“dia keluar untuk memetik buah, Filan menipuku bilang melihat sesuatu, lalu menyuruhku kemari dengannya.”
“baiklah.....”
Saat malam hari Filan masih belum kembali, Yuri menunggu dengan panik di dalam goa, beberapa kali ingin keluar mencarinya tapi sangat takut karena melihat langit sudah gelap, memohonku untuk menemaninya pergi.
Aku menyetujuinya karena tidak tahan dengan gangguan Yuri, tapi Laura juga menahan tanganku, tidak membiarkanku pergi.
Dalam hati aku juga tidak ingin pergi cari si gendut sial itu, kalau tersadar dia pasti tahu aku yang memukulnya, siapa yang tahu apa maksudnya tidak kembali sampai sekarang.
Tapi Filan benaran tidak kembali semalaman, di hari kedua kami mencarinya di seluruh pulau dan masih tidak menemukannya, kami tambah panik.
“apa menurut kalian dia menemukan tim penyelamat negara, lalu meninggalkan kita dan pergi?”
“tidak mungkin, Kak Filan mana mungkin meninggalkanku?”
“hmph, hanya dengan sedikit kecantikanmu itu, kamu kira kamu itu apa, kemarin setelah dia menipumu untuk pergi petik buah, dia menipuku dengan mengajakku keluar ingin memperkosaku, kalau bukan karena Albert tiba tepat waktu, hmph.”
Yuri terdiam di tempat dan menolehkan kepalanya padaku, aku tidak ingin terlibat dalam pertengkaran dua perempuan ini, hanya berdiri di samping dan menganggukan kepala dengan diam.
Yuri duduk diatas lahan pasir, dua tangannya memukul pasir sambil memaki Filan.
Aku berjalan menyusuri pantai tanpa tujuan, dalam hati juga tidak paham kenapa Filan tiba-tiba menghilang, apa benar seperti yang dibilang Laura, karena dendam pada kami jadi pergi sendiri dengan tim penyelamat negara.
Saat sedang larut dalam pikiran, tidak tahu menginjak apa sehingga aku terjatuh dengan wajah menghantam tanah, saat aku berdiri sambil marah-marah tiba-tiba aku melihat benda yang membuatku jatuh ternyata adalah potongan baju Filan.
“kalian cepat kemari!” aku mengambil potongan baju Filan dan berteriak ke dua orang itu.
Yuri melihat baju Filan yang aku pegang, dia ketakutan sampai gemetaran, berlari kemari dengan ketakutan.
“ini..... ini memang punyanya, dimana, dia dimana?”
Aku membuka kedua tangan lalu menunjuk lautan di belakangku, Laura yang disamping juga melihat potongan kain itu dengan termenung.
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiJalan Kembali Hidupku
Devan HardiIstri ke-7
Sweety GirlIstri Yang Sombong
JessicaIstri kontrakku
RasudinMenunggumu Kembali
NovanNikah Tanpa Cinta
Laura Wang1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita