1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 81 Kemunculan Ular Piton
Setelah beberapa pertimbangan, aku memutuskan untuk membiarkan Mila dan orang tua itu ikut.
Gadis yang selalu berada di samping orang tua itu pasti tidak akan membiarkan pria tua itu pergi sendirian, jadi entah apa pun yang akan aku katakana dia pasti akan ikut.
Mengurus satu atau dua orang juga tidak ada bedanya, jadi aku tidak mengatakan apa-apa, dan langsung setuju.
Bian awalnya juga ingin ikut, tapi karena tidak ada yang menjaga Hesti, aku memintanya untuk tinggal di gua dan menjaga Hesti.
Awalnya dia kurang setuju, tapi akhirnya dia setuju.
“Kakak, aku juga mau ikut!” Mina muncul entah dari mana, sambil mengerucutkan bibirnya .
Melihat hal ini, ekspresi wajah Mila yang awalnya terlihat lembut, langsung berubah serius.
Saat ini Mina adalah hal yang paling penting baginya, jadi dia tidak mungkin membiarkan Mina terjebak dalam bahaya lagi.
Dalam hati, aku mengerti, jadi aku meraih Mina, dan dengan lembut membujuknya: "Mina, kakak memiliki hal penting yang membutuhkan bantuanmu, apa kamu bisa membantu kakak menjaga Kak Hesti di gua ini?"
Anak-anak memang seperti ini, mereka menyukai perasaan dibutuhkan.
Mendengar permintaanku, dia langsung berhenti merengek, dan berpura-pura berpikir sebentar, lalu akhirnya menjawab dengan senyum berseri-seri: "Baiklah, kakak, kalau begitu aku akan tinggal di gua untuk menjaganya!"
Mila dengan cepat menghela nafas lega.
Dia menatapku dengan ekspresi bersyukur di wajahnya.
Aku menyuruh mereka untuk mengemas barang-barang, aku mencari Alex dan memberi tahunya keputusan kami.
Alex terdiam sebentar dan akhirnya dia berkata: "Albert, bagaimana kalau aku juga ikut? Di perjalanan kali ini ada orang tua dan wanita yang ikut denganmu, bukankah ini agak berbahaya?"
Tapi aku cukup yakin dengan kekuatanku sendiri.
Dan juga, urusan dengan Robert juga belum selesai, kalau Alex juga ikut, aku khawatir akan muncul masalah di perkemahan kami.
Memikirkan hal ini, aku membawanya ke sudut, lali menepuk pundaknya, dan berkata dengan serius: "Alex, apa kamu sudah lupa dengan Robert? Kalau tidak ada orang yang menjaga perkemahan, bukankah dia akan mengambil kesempatan untuk menyelinap pergi? "
Alex jelas juga memikirkan hal ini, ekspresi wajahnya yang datar terlihat agak kesal.
Melihat ini, aku dengan cepat melanjutkan ucapanku: "Selama beberapa waktu ini, kamu harus menjaga perkemahan kita, keadaan Hesti dan wanita gemuk itu sangat buruk sekarang, meskipun aku juga meminta bantuan Bian, aku juga membutuhkan bantuanmu untuk memperhatikan beberapa hal…"
Aku menjelaskan beberapa hal yang perlu dia perhatikan, dan dia dengan teliti mendengarkan ucapanku.
“Albert, jangan khawatir, hal-hal yang kamu sampaikan barusan, aku akan melakukannya dengan baik.”
Setelah mendengar ucapannya, aku merasa lebih tenang.
Di sisi lain, Mila dan yang lainnya sudah selesai mengemasi barang-barang mereka dan mereka sedang menunggu di pintu masuk gua, aku menepuk pundak Alex lagi, menatapnya dengan tatapan percaya, lalu berbalik.
Dengan ini, kami berempat pergi sambil membawa tas di punggung kami.
Menurut ucapan Mina tadi, tanaman cincau seharusnya berada di dekat daerah Suku Aborigin yang aku temui terakhir kali.
Sambil terus berusaha mengingat, aku memimpin mereka berjalan ke hutan pedalaman.
Kalau mengabaikan beberapa hal berbahaya, pemandangan di hutan saat ini sebenarnya sangat luar biasa indah.
Matahari keemasan bersinar melalui cabang-cabang dahan yang berwarna-warni, sedikit demi sedikit menyinari kelompok kami.
Orang tua itu dan gadis di sebelahnya sepertinya baru pertama kali melihat pemandangan seperti ini, mereka berdua terus berbisik kegirangan.
Melalui obrolan kami, Mila dan aku tahu nama orang tua itu adalah Smith, dia adalah karyawan eksternal dari Institut Ilmu Biologi Nasional, dan gadis di sebelahnya adalah Yves, dia adalah asistennya.
Saat ini, Smith sedang memegang rumput hijau di tangannya, dan dia berbicara dengan semangat pada Yves tentang beberapa istilah ilmiah yang Mila dan aku tidak mengerti.
Mila dan aku mengikuti mereka, kami terlihat agak pasrah.
Tiba-tiba, Mila bertanya dengan dingin: “Albert, menurutmu apa kita bisa menemukan tanaman cincau itu? Dan juga… apa tanaman cincau itu bisa mengusir jiwa yang menempel di tubuh Hesti?”
Jangankan dia yang merasa ragu, aku sendiri juga merasa agak ragu.
Apa mungkin masalah mistis seperti itu bisa diselesaikan hanya dengan tanaman herbal? Bukankah itu terasa terlalu mudah?
Tapi sekarang, kami tidak bisa berbalik lagi.
Aku terdiam sejenak, mengerucutkan bibir, lalu memutuskan untuk mengabaikan pertanyaannya: “Sudahlah Mila, kita coba satu per satu, memiliki satu tujuan itu lebih baik daripada tidak punya tujuan.”
Kami terdiam sebentar, Mila juga tidak mengatakan apa pun.
Setelah beberapa saat, dia tersenyum pahit, dan setuju: “Kamu benar, aku hanya asal bicara tadi.”
Dengan ini, Mila dan aku berjalan dengan tenang, sementara duo peneliti dan asistennya masih terus berbicara dan membahas tentang topik yang tidak kami pahami.
Waktu berlalu, dan dalam sekejap mata, sekarang sudah siang.
Percakapan Smith dan Yves berhenti di beberapa titik, dan kelompok kami melanjutkan perjalanan dalam diam.
Tiba-tiba, Smith terhuyung dan hampir jatuh ke tanah.
Aku buru-buru melangkah maju untuk menahan tubuhnya, aku lalu mengerutkan kening, dan bertanya dengan khawatir: “Pak Tua, ada apa, apa kamu baik-baik saja?”
Smith menarik napas pelan, dia memeluk perutnya, dan berkata dengan suara rendah: “Albert , apa kita bisa istirahat sebentar? Aku sangat lapar dan lelah sekarang, aku tidak bisa melanjutkan perjalanan sekarang."
Mendengar ini, aku langsung terdiam, aku lalu sadar kalau sekarang adalah waktunya untuk makan siang.
Aku melihat ke sekeliling lalu membopong Smith ke bawah pohon yang rindang, aku berencana untuk membiarkan semua orang beristirahat sebentar, dan makan sebelum melanjutkan perjalanan.
Mila membagikan beberapa buah yang berwarna merah pada kami.
Smith mengucapkan terima kasih, dia bisa merasakan kram perutnya mereda setelah makan buah itu.
Tapi wajahnya masih terlihat pucat, dan apa mungkin dia bisa mengisi perutnya dengan buah saja?
Aku menyuruh Mila dan Yves untuk menjaga Smith, aku berencana untuk mencari hewan di sekitar sini, aku mungkin bisa menangkap burung pegar atau kelinci.
Hal yang membuatku merasa kesal adalah daerah di sekitar sini terasa sangat kosong, jangankan burung dan kelinci, binatang besar pun tidak terlihat.
Saat aku berjalan kembali dengan pasrah, aku mendengar sebuah teriakan yang menembus keheningan hutan ini.
Itu suara Yves!
Apa mungkin terjadi sesuatu?
Dengan perasaan panik, aku langsung berlari ke sana.
Begitu aku berlari ke pohon terdekat, aku bisa melihat seekor ular piton raksasa berada di depan mereka bertiga.
Ular piton raksasa itu terlihat sangat berbahaya, dia perlahan menegakkan tubuh bagian atasnya, kepalanya dilapisi tertutup sisik yang terlihat tebal, kedua mata terlihat seukuran dengan kacang hijau, dia menatap ke tiga orang di depannya dengan ganas.
Mila dan Yves memegangi Smith di sisi kiri dan kanannya, keringat dingin mulai bercucuran dari dahi mereka.
Melihatku yang berada tidak jauh dari sana, tatapan mata Mila langsung terlihat sangat terkejut.
Aku dengan cepat memberi isyarat untuk diam padanya, aku terus memfokuskan perhatianku pada ular piton raksasa itu.
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeWonderful Son-in-Law
EdrickGue Jadi Kaya
Faya SaitamaAdieu
Shi QiSederhana Cinta
Arshinta Kirania Pratista1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita