1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 32 Julio
Meskipun mencari Hesti adalah hal yang sangat penting, namun kita sudah beberapa hari berturut-turut memasuki hutan, jangankan Laura, bahkan Yuri Mu juga menyadari betapa daruratnya kondisi saat mengetahui bahwa Hesti belum ditemukan. Lalu dia memegang tongkatnya bersama Laura pergi mencari Hesti.
Tetapi pada saat ini, Aku terus memahami sebagian masalah tentang orang hutan.
“ Orang hutan, kamu lihat apakah sayur ini beracun dan bisa dimakan? “ Laura sedang menggali
sayur liar di sekitar dan berteriak.
Beberapa hari ini kami menyadari orang hutan ini memang ajaib, wawasannya luas, memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa di alam liar, kehadiran dia membuat kami melewati hari demi hari dengan tenang.
tetapi......
Sebelumnya kami juga bertanya kepada orang hutan berapa lama ia tinggal di pulau ini, mengapa bisa terdampar di sini serta pertanyaan-pertanyaan lain .
Orang hutan bermain kata, tidak menjawab namun seakan-akan telah memberi jawaban, dan jawabannya tidak begitu jelas, Aku juga merasa dia sengaja tidak berkata dengan jelas, maka Aku tidak banyak bertanya.
Mungkin bagi dirinya ini hal yang menyedihkan, tunggu suatu hari jika dia bersedia mengatakannya, ia pasti akan menjelaskannya.
“ Orang hutan, Aku merasa kurang etis jika kami terus memanggilmu dengan sebutan orang hutan, sejak kemarin Aku ingin mengatakan hal ini.”
“ Laura, kamu juga kemari sebentar.”
Orang hutan juga menghentian kegiatannya dan melihatku, seoalah-olah tidak tahu apa yang akan Aku lalukan.
“ Laura, lain kali jangan memanggil orang hutan lagi, kita berikan sebuah nama untuknya.”
Laura mengabaikan Aku, dengan memegang sayur liar di tangannya dengan penuh antusias Bertanya kepada orang hutan “ Orang hutan, kamu lihat ini apa, apakah ada racun?”
“ Laura, Aku sudah memberitahumu jangan lagi memanggil orang hutan, Aku rasa ini kurang
sopan….”
Dengan cemberut Laura berkata: “ boleh saja memberinya nama, tapi harus meminta persetujuan
orang hutan, Aku yakin orang hutan pasti punya nama.”
“ Orang hutan, bagaimana jika kamu memberitahu kamu siapa namamu. “ Laura menatap penuh harap pada orang hutan.
Ekspresi wajah tampak sedih, melihat kami berdua sambil menunjuk ke arah mulutnya.
Aku mengerti, dia memberitahu kami bahwa dia tidak punya lidah.
Untung saja masalah ini lebih awal diketahui Aku dan Laura, jika tidak orang hutan akan lebih sedih melihat reaksi kami.
“Orang hutan, kamu lihat bekas Akutan pisau di atas tunggul pohon itu, setiap hari Aku akan menggoreskan satu garis , untuk menghitung waktu, di atas tanda pisau pertama ada tulisan lima, adalah hari pertama terjadinya kecelakaan pesawat di pulau ini, Aku ingat hari itu adalah hari Jumat. “
“Lihat, di atas jalan ini ada sebuah gambar lingkaran, adalah hari dimana saat kami mencari Hesti dan bertemu dengan dirimu, malam itu Aku sengaja balik kesini dan memberi tanda.
“Begini, sekarang Aku akan menghitung, perhatikan hari apa saat kami bertemu denganmu, kemudian jadikan sebagai nama panggilanmu, kami menunggumu suatu saat memberitahu kami tentang namamu yang sebenarnya
Dasar Laura, sejak kedatangan orang hutan perhatiannya pada Aku berkurang
banyak, meskipun terkadang masih bisa tidur bersamaku, tapi siang hari lebih banyak bersama
orang hutan, namun jika di pikir kembali, gadis kecil ini bisa banyak belajar keterampilan untuk bertahan
hidup di pulau tandus ini bukanlah hal yang buruk.
Tetapi, hari itu Aku melihatnya dengan sangat jelas….
Sudahlah, sekarang yang penting kerjakan hal penting dulu.
“ Orang hutan, Aku sudah menghitung dua kali, sudah yakin hari ketika kami bertemu denganmu adalah hari Jumat, kalau begitu lain kali kami akan memanggilmu Julio, ok?
Orang hutan melihat Laura, mengangguk dengan sungguh-sungguh.
Apakah Aku salah melihat, Aku benar-benar melihat kelembutan di mata orang hutan.
Laura sudah sering tidur denganku, seharusnya ia sudah milik Aku.
Aku berjalan ke depan, berdiri di antara mereka, menepuk-nepuk bahu orang hutan: “ Baiklah saudaraku, lain kali kami akan memanggilmu Julio.”
Orang hutan mengabaikan aku, melewati aku yag sedang memegang sayuran liar dari Laura dan melihat dengan serius seakan memberi arti bahwa sayur itu aman untuk dimakan.
Melihat mereka berdua yang kompak dan gembira, Aku semakin emosi.
“ Julio, Aku ingin bersamamu pergi melihat rumah kayu kecil itu, sembari mengambil beberapa barang, kita bisa berdiskusi lebih detil akan tinggal di sini atau di sana.”
Harus diakui, tempat tinggal orang hutan sangat bagus, dekat pegunungan dan perairan serta tidak ada
binatang liar.
Masalahnya, skala perpindahan kita sangat besar, satu hari pasti tidak selesai, tidak tahu butuh waktu berapa lama lagi.
Lagipula Yuri Mu luka di kakinya juga belum sembuh, sangat merepotkan jika harus berjalan jauh, jika nasib buruk bertemu binatang liar, maka gawatlah kita.
“Rumah kayu Julio ya, Aku juga ingin pergi!”
“Kamu baik-baik di sini saja, masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakan!”
Melihat kegembiaraan Laura seperti ini hatiku sangat tidak nyaman, maka Aku bersikap sedikit galak padanya.
Dasar orang hutan, apa yang dia risaukan tentang masalah Aku dan Laura, dia menyentuhku, menunjuk pekerjaan itu dan menunjuk dirinya sendiri, memberitahu kami bahwa dia sanggup menyelesaikan pekerjaan tersebut dan bersedia membawa Laura dan Aku pergi bersamanya.
Begitu Julio mengekspresikannya, Laura pun mengerti, dan meloncat kegirangan, apalagi yang masih bisa Aku katakan.
Ada Julio sebagai penunjuk jalan, kami kembali ke rumah kayu kecil itu dengan cepat.
“ wah, Julio, apakah ini tempat tinggalmu dulu, hebat, tempat ini bagus sekali. “
Sudah kuduga, saat pertama kali Aku datang melihat tempat ini indah bagaikan lukisan, apalgi gadis kecil seperti Laura yang melihatnya.
Aku tidak memperdulikan mereka, Aku berjalan lurus ke depan masuk dan melihat perabot orang hutan yang ada di kamarnya.
Salah Aku sendiri, tidak ada pengalaman membangun rumah kayu dan tidak berpikir dengan baik, hanya berbekal tenaga sendiri, akhirnya rumah ini sangat besar tapi tidak berdekatan dengan pegunungan dan perairan, akibatnya setiap hari sangat repot.
Sebelumnya Aku sudah menyadarii tentang penyaring udara milik Orang Hutan,, sekarang yang paling penting adalah sumber air terlalu jauh dari kamar kita.
Di samping mesin penyaring udara ini, orang hutan membuat sebuah meja yang dua tingkat, waktu itu Aku hanya memperhatikan pada tingkat pertama ada gambar mangkuk ukiran sendiri, tidak tahu
darimana dia membuatnya, sekarang perhatianku pada tingkat kedua.
Tak sengaja Aku melihat ada sebuah buku di lapisan kedua, orang hutan pasti mengambil atau membawanya dari luar.
Tidak jauh dari sana, tampak orang hutan dan Laura sedang bercanda, samar-samar Aku
mendengar Laura berkata ingin tinggal di sini, orang hutan memberi isyarat namun Aku tidak tahu apa yang dikatakannya
Selagi orang hutan tidak memperhatikan, Aku membuka buku itu, ada tulisan, tetapi…
Tulisan yang sangat besar dan tidak rapi, lebih jelek dari tulisan anak SD.
Tidak tahu apakah sebelumnya orang hutan bisa menulis atau tidak, tapi dengan melihat tulisan ini sepertinya dia tidak bisa, tapi jikalau dia bisa tulis, apa yang ditulisnya Aku tak mengerti satupun.
Dan semua tulisan itu juga beberapa aksara saja, buku yang begitu bagus, ada rasa kesal dengan perlakuan dia terhadap buku ini .
Aku terdampar di pulau tandus ini, tidak ada apa-apa , sebelumnya Aku menemukan sebuah bagasi, juga tidak ada kertas pena dan benda semacamnya.
Benar juga, saat saat seperti ini, siapa yang masih bisa menyediakan barang-barang ini.
Mungkin karena Aku mengambil dan memegang buku orang hutan ini terlalu lama, ternyata diketahui orang hutan, dia bergegas datang dan merebut buku di tanganku, dengan geram memperingatkan Aku untuk tidak lagi menyentuh buku tersebut.
Aku merentangkan tanganku menyampaikan bahwa Aku tidak sengaja, akhirya Aku baru tahu, Yang Aku lihat adalah bagian belakang buku itu, Aku belum sempat melihatnya dari depan, di atas buku ada tulisan yang sangat padat.
Yaitu tentang kenangan orang hutan yang dia sendiri juga tak ingat lagi.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeAir Mata Cinta
Bella CiaoCutie Mom
AlexiaThe Gravity between Us
Vella PinkyKamu Baik Banget
Jeselin Velani1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita