1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 42 Pertempuran di Kuburan

Aku sudah sebesar ini, sungguh tidak pernah melakukan hal seperti ini di dalam kuburan orang mati........

Tidak, tidak boleh dikatakan seperti itu........

Harusnya, aku tumbuh sebesar ini, tidak pernah berpikir bisa seperti ini di dalam kuburan.........

"Ehnehnehnehn!"

Aku baru saja membalikkan tubuh memeluk tubuh telanjang Laura, saat ingin memasuki tahap selanjutnya, Julio muncul entah dari mana, sambil berteriak langsung memisahkan aku dengan Laura tanpa rasa takut, sepasang matanya lebih tidak takut melihat tubuh Laura yang indah berkali-kali.

Persetan!

Hatiku dan tubuhku sudah dipenuhi api tidak bisa dilampiaskan, ingin sekali sekarang juga langsung menghajar Julio sampai merangkak di atas tanah sekarang.

Tapi, aku masih belum bertindak, Laura sudah dulu mengangkat tangannya dan menampar Julio dengan kuat, lalu mengambil baju di atas tanah dan memakainya.

"Ekhem......" Melihat Laura sudah duluan memukulnya, aku sepertinya tidak semarah tadi lagi.

"Itu Julio, tadi kamu pergi kemana?" Aku berencana mumpung kejadian tadi dia masih belum tersadar dan menanyaiku, aku bertanya dia dulu.

Memang benar, Julio tercengang, menunjuk keluar goa maksudnya dia mungkin sudah salah jalan.

Karena sekarang kami bertiga ada disini, tentunya langsung berjalan ke dalam kuburan.

Julio dalam sekejap tertarik oleh perabot didalamnya, sedikitpun tidak takut dengan detail membolak balik mayat yang di atas lantai, lalu mendapatkan sebuah kalung emas dari dalam saku mayat itu.

Jangan-jangan......

Orang ini mati karena mengambil barang berharga disini?

Untung saja kemarin waktu aku kemari merasa barang-barang ini tidak berguna jadi tidak kuambil.

Hanya saja tidak tau orang ini melakukan apa, kenapa mau mengambil, dan juga meskipun mau ambil kenapa tidak ambil lebih banyak, demi sepotong ini saja mati bukannya terlalu kasihan.......

Sedangkan aku karena tadi sudah mencari sekali disini, jadi tidak tertarik dengan Julio melihat sekali lagi, oleh karena itu menarik Laura ke sebelah, mengingatkannya berbagai keanehan Julio.

Laura diam-diam memberitahuku, setelah dia dengan Yuri menganalisis, saat itu orang Julio datang ke pulau ini meskipun untuk sesuatu, lebih jelasnya untuk mendapatkan keuntungan.

Hanya saja sekarang kami tidak bisa memastikan status Julio, kalau pengusaha, tidak menguntungkan malah lebih menakutkan, tidak peduli bagaimana pun kami harus mewaspadai Julio.

"Laura, kamu lihat, ini adalah lukisan dinding yang aku ceritakan kepada kalian."

Karena tidak tau Julio mengetahui apa dari lukisan dinding ini, lebih baik mengganggu perhatiannya, oleh karena itu aku membawa Laura juga berjalan ke samping dan juga berbicara dengan keras.

"Pelesetan atau semacamnya......yang kamu katakan itu........"

"Benar, eh tunggu......" Laura mengatakan ini, aku juga sudah mengingat masalahnya, "Kemarin lukisan dinding ini jelas-jelas di luar ruangan gelap itu, perhiasan emas dan perak juga ada di luar, apakah sudah terjadi sesuatu, membuat barang diluar semuanya masuk ke dalam?"

Masalahnya, bagaimana dengan semua barang yang semulanya ada disini?

Aku tidak salah ingat, jelas-jelas ada dua kamar.

Aku sedang berpikir, di bawah air terdengar lagi suara aliran air yang sangat tidak biasa.

Alasan mengatakan suaranya tidak biasa, karena dia berketeraturan.

Kalau mendengar suara air normal biasanya berketeraturan, tapi suara aliran air sekarang jelas sekali bercampur dengan suara lain, seperti tadi suara ketika saat Laura muncul, suara kali ini lebih aneh lagi.

Oh benar, Laura, bagaimana kamu bisa datang kemari?"

"Hari itu.......sebenarnya aku terus ingin mencarimu, hari itu aku melamun di pinggir sungai kecil itu, alhasil monyet itu melempar batu kearahku, aku ingin menyerang balik, alhasil kakiku tidak berdiri stabil, langsung masuk ke dalam."

"Yang paling mengesalkan adalah monyet kurang ajar itu tiap hari aku suapi dengan makanan enak dan minuman enak, tidak apa-apa kalau dia sedang bercanda denganku, melihatku tercebur ke dalam sungai malah tidak tau mengulurkan tangan membantuku sebentar!"

"Saat kamu pergi apa yang dilakukan monyet itu?"

"Dia hanya berdiri di tepi sungai melihatku pergi............"

Aku curiga harusnya dia tau keanehan air ini, makanya sengaja memancing Laura masuk ke dalam air.

Aku dengan Laura sedang berbicara, suara dalam air semakin besar, Julio juga berjalan ke arah air sana.

Hanya melihat sebuah monster raksasa hitam setinggi 7 kaki dan selebar 5 kaki muncul dari dalam air, langsung membuka cekungan darah dan mengaum ke arah Julio.

Julio sedikitpun tidak lambat, langsung mengeluarkan senjata dan menembak ke arah tenggorokan monster raksasa itu.

Setelah mendengar beberapa kali suara tembakan, monster itu terhuyung ke belakang beberapa langkah dan bertambah semakin marah, langsung menyerang ke arah Julio.

ku menarik Laura, mundur ke belakang dengan perlahan.

Sekarang Julio sedang bertarung dengan monster, pasti tidak bisa memikirkan yang lain, sesuai kondisi sebelumnya, Julio sendiri harusnya bisa menaklukkan monster itu, meskipun tidak bisa, setidaknya masih bisa mengulur waktu.

"Laura, kamu lihat pergerakan Julio, kalau dia menolehkan kepalanya kamu langsung panggil aku."

Jelas sekali Laura terkejut sekali karena pemandangan di depan matanya, bahkan tidak bertanya aku mau berbuat apa, hanya mengangguk dengan bodoh.

Tadi Julio sedang meneliti lukisan dinding, saku takut ketahuan makanya tidak berjalan kesana.

Sebenarnya aku selalu merasa, sepertinya hanya karenaku berjalan ke arah sana.

Aku berjalan ke sudut timur laut tembok, mengetuk permukaan dinding menyadari kalau di dalamnya harusnya kosong.

Julio terlempar keras ke lantai oleh monster raksasa, aku melihat dia pura-pura pingsan, mumpung si monster mendekat memutar badannya mengeluarkan pisau baja dan langsung menusuk mata monster raksasa itu.

Sekarang saatnya!

Mumpung Julio dengan monster berjuang antara hidup dan mati mengeluarkan suara yang keras, aku langsung meninju dinding dengan keras.

Memang benar, permukaan dinding langsung hancur, menjadi sebuah lubang amat besar.

Aku mengira ini akan menjadi jalan keluar yang bisa membiarkan kami melarikan diri, tidak menyangka ini adalah lubang yang berisi barang.

Di dalamnya ada sebuah gulungan kecil kertas kulit kambing, aku langsung mengambilnya dan memasukkan ke dalam kantung, dibelakangku Julio hampir tidak bisa bertahan lagi.

"Julio, bagaimana kita sekarang?!!!!" Aku berlari ke depan Julio yang sekali lagi kewalahan menghadapi monster itu.

Dia mengulurkan tangan menyuruhku kesana.

Bocah ini.......

Tidak mungkin menyuruhku menghadang pisau untuknya bukan..........

Lagipula aku memang merasa sejak datang ke goa ini, sikap Julio berubah besar 180 derajat, tatapannya yang melihatku juga sangat rumit, bahkan ketika aku tidak sengaja melihat ke belakang, bisa melihat tatapan dendam?

Tidak peduli bagaimana pun, aku tidak mungkin mati untuknya, aku dengan Laura harus keluar dari sini dengan hidup, kemari juga dengan santai keluar dari sini sendiri, jadi meskipun tidak ada dia kami juga bisa keluar.

Aku mengeluarkan senjata dari dalam tas, lalu meletakkan di belakang punggung dengan pelan mendekati Julio.

Tunggu aku masuk ke dalam baru mengerti, maksud Julio sepertinya bukan menyuruhku menghadang monster itu.

Tapi......

Menyuruh kami bersama-sama dimakan oleh monster ini, masuk ke dalam perutnya..........

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu