1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
“Albert, apakah kamu mau menyakitiku demi wanita gemuk ini sekarang?” Mata Hesti sedikit memerah, dan menunjukkan api kemarahan.
Menyadari kesalahanku, aku menurunkan kedua tangan dan berjalan ke depan, berulang kali menyangkal: "Hesti, tadi aku tidak bermaksud seperti itu, karena situasi darurat maka aku terdorong melakukannya"
Sambil berkata, aku melirik wanita gemuk yang dipegang Hesti, dia sudah kehilangan kesadaran dan mulai mengigau, Kemudian aku berkata dengan cemas, "Hesti, apakah kamu lapar? Bagaimana kalau aku mengajakmu untuk makan sesuatu? Kamu lepaskan dulu wanita ini."
Namun, Hesti sama sekali tidak terhasut.
Dia menyeret wanita gemuk itu dan mundur selangkah dengan waspada, dan bola matanya yang hitam tampak sedikit berubah.
Tiba-tiba, dia menaikkan sudut bibirnya dan menjawab dengan suara nyaring, “Oke!” Tapi tangannya yang ramping itu perlahan pindah ke atas leher wanita gemuk itu.
Hesti samar-samar mengatakan sesuatu yang membuat orang merinding, "Setelah aku menyelesaikan wanita ini, aku akan pergi denganmu!"
Begitu kalimat itu selesai, tindakan pembunuhan itu pun terjadi.
Tangan Hesti yang merangkul di leher wanita gemuk itu mencekik kuat, dan seketika, wajah wanita gemuk itu menjadi biru dan ungu. Bahkan ketika dalam keadaan tidak sadar, dia mengeluarkan suara "Uh, uh" yang tidak menyenangkan untuk didengar.
Aku seketika mengerutkan kening, dan memukulnya, kemudian berkata dengan nada kecewa.
"Hesti, kapan dia memprovokasimu? Hingga kamu perlu membunuhnya?"
Hesti dalam ingatanku adalah seorang gadis baik, lembut, dan yang pemalu. Tetapi Hesti yang di depanku ini seperti seorang iblis, aku merasa seperti tidak mengenalnya.
Hesti terkena pukulanku dan menjerit kesakitan.
Dia mengendurkan tangannya dan wanita gemuk itu tergelincir ke tanah tidak sadarkan diri.
Aku buru-buru melangkah maju dan menarik tubuh wanita gemuk itu ke belakangku dengan kaki. Ketika Mina yang tertegun mulai menyadarkan diri, dia malah langsung berhadapan dengan Hesti.
Mungkin karena jengkel, darah merah memenuhi mata Hesti.
Dia menggerakkan pergelangan tangannya, suaranya sangat serak, "Albert, kamu jelas tidak menyukai wanita itu, bukan begitukah? Aku membantumu menyelesaikannya, apa yang salah?"
Wanita gemuk itu memang memiliki banyak kekurangan yang sudah dikritik, tapi bagaimanapun juga dia masih menjadi anggota kampku, dan aku harus melindunginya karena tanggung jawab.
Selain itu...
Aku menyipitkan mata, dan menatap Hesti yang tampak asing di depanku dengan tatapan ingin tahu, dan bertanya: "Kamu bukan Hesti, siapa kamu sebenarnya?"
Hesti tertegun sejenak. Wajah yang awalnya datar tiba-tiba mengeluarkan ekspresi senyuman yang mengerikan.
Dia tertawa dengan arogan. Ketika hendak mengatakan sesuatu, dia melihat cahaya keemasan di belakangnya. Sekilas cahaya yang menyerupai bayangan seperti naga dan burung merak melintas di belakangnya, selanjutnya dia menjerit dan kemudian jatuh pingsan.
Di pintu masuk gua, Mila sudah bergegas datang bersama perawat.
Dia melihat seluruh proses dengan matanya sendiri, termasuk adegan di mana Hesti ingin menyakiti Mina.
Jika bukan karena perawat yang menghentikannya, dia pasti sudah menyerang Hesti dan mati bersamanya. Untunglah, aku menyelamatkan Mina lagi.
Melihat Hesti pingsan karena suatu alasan, dia bergegas masuk, memeluk Mina dan membelai bekas luka di lehernya dengan sedih.
"Mina, kamu baik-baik saja? Kakak bersalah tidak melindungi kamu dengan baik."
Mila terisak.
Setelah hampir kehilangan saudara perempuannya dua kali, hati Mila sangatlah rapuh saat ini.
Dia memeluk erat Mina, sangat berharap bisa mengikatakannya ke ikat pinggangnya.
Mina sadar dengan kacau, matanya yang jernih dipenuhi air mata ketakutan, "Kakak, mengapa Hesti tiba-tiba menjadi begitu mengerikan ..."
Suaranya lemah dan penuh ketakutan, dan hati Mila hancur setelah mendengarnya.
Dia memeluk Mina dan menenangkannya dengan suara lembut. Matanya menatap Hesti penuh dengan kebencian dan rasa jijik.
Aku diam-diam berfirasat buruk, jadi aku segera berdiri di antara Mila dan Hesti, dan memanggil perawat yang paruh baya iu untuk memeriksa Hesti secara rinci.
Perawat datang dengan gemetaran.
Dia telah melihat Hesti membunuh seperti mania pembunuh, jelas jika dia merasa takut.
Aku mengerutkan kening, tetapi masih dengan sabar berkata: "Perawat, tolong periksa dengan rinci. Aku ingat kamu pernah berkata kepadaku bahwa Hesti dalam keadaan koma karena istirahat yang buruk. Tetapi seperti yang telah kamu lihat, pasti ada penyebab lain. "
Berhubungan dengan pengetahuan profesionalnya, perawat paruh baya itu segera menjadi serius.
Dia berjongkok dan membuka kelopak mata Hesti, lalu membuka mulutnya untuk memeriksa lapisan lidahnya, wajahnya perlahan-lahan menunjukkan ekspresi dilema.
"Ini ... aku sudah memeriksaya, benar-benar tidak ada yang salah dengan Hesti, kecuali ..."
Perawat berhenti berbicara, seolah memikirkan sesuatu, kemudian mengeluarkan ekspresi yang luar biasa di wajahnya.
Tapi dia dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menyangkal pikirannya, "Mustahil, itu sama sekali tidak mungkin. Aku akan memeriksanya lagi dengan hati-hati. Pasti ada beberapa penyebab yang belum aku temukan."
Perawat buru-buru melanjutkan pemeriksaan, tetapi aku selalu merasa bahwa apa yang tidak dia katakan barusan adalah inti penyebabnya.
Aku memutar bola mataku, merenung sejenak, dan akhirnya berkata: "Bukankah tadi kamu sudah punya dugaan? Tidak apa-apa, coba katakan dan kita diskusi bersama, bagaimana jika berguna?"
Aku tertegun sejenak, kemudian mengangkat kepala dan melihat ke arah Mila.
Tetapi malah terlihat dia dengan lembut mengerutkan alisnya, setengah dari sisi wajahnya tersembunyi dalam bayangan, benar-benar tidak kelihatan ada yang berbeda.
Namun justru Minalah yang sudah melupakan kejadian yang baru saja terjadi, dan dia melengketkan badannya kepadaku.
"Bang, apakah Kakak Hesti mengidap penyakit yang aneh? Aku selalu merasa tadi dia seperti orang yang berbeda!"
Perkataan Mina yang masih polos dan tidak disengaja itu dengan jelas terdengar oleh telinga semua orang yang berada di lokasi, seketika menyebabkan keributan.
Mila tampak terkejut, tangannya yang memegang tangan Mina terlepas setengah.
Mina mengambil kesempatan untuk melepaskan diri dari tangannya, dan kemudian memasukkan tubuh mungilnya ke dalam pelukanku seperti yang biasa dia lakukan, dan matanya yang besar dan jernih penuh menatap ekspresi semua orang dengan penuh rasa ingin tahu.
Dia mengamati untuk sesaat dan mendapati bahwa tidak ada yang meresponnya, dia cemberut sedih, mengerutkan alisnya di dalam pelukanku dan bertanya dengan tidak senang: "Bang, apakah Mina mengatakan sesuatu yang salah?"
Aku tiba-tiba tersadar, pikiranku seperti terbuka dan mendapatkan titik terang.
Aku dengan senang menggendong Mina, mencium pipinya yang licin dengan keras, dan memujinya tanpa ragu-ragu: "Mina, kamu benar-benar bintang keberuntungan abang, aku benar-benar menyukaimu!"
Ya, masalah yang sangat sederhana, bahkan Mina pun dapat melihatnya.
Meskipun tadi Hesti belum sempat menjawabku tapi aku yakin akan jawabannya.
Kemudian dikaitkan dengan bayangan ilusi yang aku lihat di belakangnya sebelumnya, dugaan ini sudah kuat.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriMy Cute Wife
DessyYour Ignorance
YayaKing Of Red Sea
Hideo TakashiIstri ke-7
Sweety GirlCinta Yang Tak Biasa
Wennie1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita