1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 100 Akhir Cerita

"halo, bro, bantulah aku untuk menyampaikan kepada Arthur kalau aku sudah pergi mengikuti pertandingan."

"apa yang kamu katakan? sudah aku katakan kalau tuan kedua sedang sibuk. setelah dia menyelesaikan semua masalahnya, dia akan kembali untuk menemuimu."

aku sudah tahu kalau penjaga tempat ini pastilah akan berkata seperti ini. namun tidak masalah bagiku, intinya aku sudah mengatakan ini padanya.

setelah mengatakan ini pada penjaga itu, aku pun melarikan diri dengan memanjat tembok. aku memutuskan untuk mengikuti sebuah pertandingan. alasan pertama adalah aku tidak ingin merepotkan Arthur dan keluarganya lagi. aku tahu kalau selama ini aku sudah cukup merepotkannya.

alasan kedua adalah aku merasa kalau seorang pria sejati haruslah bersikap tegas. karena aku sudah berjanji pada Gina dan aku sudah meniduri dirinya, maka aku harus menepati janjiku untuk mengikuti pertandingan tersebut. dia juga berkata kalau pertandingan ini akan membawa dampak yang besar bagi kampung halaman dan juga industrinya sendiri.

jika dulunya aku tidak dianggap sebagai manusia rendahan, namun tidak boleh menyebut diriku takut mati, karena nyawa memanglah begitu penting. namun kini sudah berubah, aku tidak percaya kalau tingkat kemampuanku masih begitu lemah setelah aku mempelajari teknik siklus kombinasi ditambah lagi seni bela diri dari buku rahasia raja Mor!

setelah keluar dari kediaman pemerintahan, hal yang ingin aku capai sangatlah sederhana, yaitu membuat diriku agar tidak dikenal oleh orang lain namun juga membuat diriku untuk lebih mudah dikenal.

maksud dari perkataan ini adalah aku tidak ingin dikenal oleh orang luar, karena aku tidak ingin dikurung di dalam penjara. kalau itu terjadi, aku tidak lagi bisa mengikuti pertandingan apapun.

alasan kenapa aku ingin lebih mudah dikenal adalah karena aku merupakan pejuang yang direkomendasikan oleh kampung halaman Gina. oleh karena itu, nantinya semua orang akan datang menghadiri pertandingan ini termasuk Gina sendiri. aku ingin dikenal oleh mereka karena dengan dukungan mereka, aku bisa memenangkan pertandingan ini. Gina pastilah juga memiliki ide untuk membantu diriku menyelesaikan masalah yang ada sekarang. mungkin dia akan berkata kalau semua masalah ini hanyalah sebuah salah paham.

sesuai dengan perkiraanku, setelah aku keluar dari kediaman pemerintah, aku pun dipukul hingga jatuh pingsan.

setelah aku menyadarkan diri, aku tengah berbaring di kasur. ruangan itu sangatlah gelap dan seorang wanita sedang berbaring di bagian dadaku. setelah memegang tangannya, aku pun tahu kalau wanita ini bukanlah orang lain, melainkan Gina.

"apa yang terjadi denganmu....."

melihat diriku yang sudah sadar, Gina pun berkata dengan suara yang lembut dan nada yang penuh akan rasa bersalah.

"maaf, aku tidak bermaksud menghilang begitu saja....."

aku tidak melanjutkan perkataanku. meskipun aku tidak berencana mengatakan kepada Gina tentang dimana aku mempelajari semua teknik ini, namun Gina pastilah bisa merasakan perbedaan pada diriku.

"kamu......."

sebelum Gina menyelesaikan perkataannya, aku pun meningkatkan kecepatan gerakan tanganku dan terdengar suara hentakan. Gina tidak lagi memperdulikan masalah sebelumnya dan kini dia sudah berada di bagian bawah tubuhku.

"hm.... kamu memanglah tidak menghilang begitu saja. kemampuan ini...... aku sudah merasakannya tanpa perlu bertanya padamu. Layla yang memberi pelatihan kepadamu kan? dia sudah sangat terkenal akan kegenitannya."

aku sedikit ingin tertawa ketika memikirkan bagaimana anggota yang ada di kuil Ninaji menilai Gina. ini benar-benar......

"kapan pertandingan dimulai?"

"besok."

"akan dimulai besok?" aku tidak menyangka secepat ini.

"menerutmu? kamu bahkan tidak menyadari sudah berapa lama kamu menghilang. jikalau kamu tidak ingin ikut dalam pertandingan ini, maka aku akan menggantikanmu."

"kamu yang akan mengikuti pertandingan itu?"

Gina menganggukkan kepala: "benar, pada musim hujan kali ini, aku tidak akan membiarkan lebih banyak orang mati lagi."

aku pun beranjak duduk dan bertanya dengan penuh serius: "kalau begitu, katakanlah kepadaku, jika kamu mengikuti pertandingan itu, peringkat keberapa yang akan kamu dapatkan?"

"sesuai penelusuran yang aku lakukan, aku bisa mencapai peringkat ketiga atau keempat."

"dapat juga dikatakan jika kamu bisa mendapat peringkat ketiga, maka itu dapat merubah kondisi kampungmu."

"bisa dibilang begitu....."

"ada sebuah syarat yang ingin aku diskusikan denganmu."

"katakanlah."

"aku bisa membantumu untuk mendapatkan peringkat pertama. namun aku memiliki dua permintaan, yang pertama adalah membawa aku kembali ke tempat dimana aku ditangkap pada awalnya. kedua adalah bantu aku untuk menghilangkan tanda pada telapak kakiku ini."

"apa? kamu ingin menghilangkan tanda itu?!"

"apakah tidak boleh?"

"semua orang berharap bisa mendapatkan tanda raja Mor ini. namun kenapa kamu berbeda dengan orang lain?"

"kalian semua adalah rakyat lokal, namun aku berasal dari luar negeri. di dalam negara kami, tidak ada yang dinamakan raja. semua hal harus didasarkan dengan alasan ilmiah."

sangat jelas kalau Gina tidak mengerti akan perkataanku. dia menggelengkan kepala dengan ekspresi kebingungan.

"aku tidak tahu bagaimana cara menghilangkan tanda tersebut. lagipula kamu mendapatkan tanda ini karena kamu merupakan orang yang dipilih oleh raja. bagaimana mungkin ini bisa dihapus? apakah kamu akan menolak panggilan dari sang raja?"

melihat sikap Gina, aku tahu kalau Gina benar tidak tahu bagaimana cara menghilangkan tanda tersebut.

lupakan saja, aku bisa menghapus tanda ini jika aku bisa kembali dan ditolong oleh tim penyelamat negara. ini hanyalah seperti sebuah tato yang bisa dibersihkan dengan sinar laser.

namun kondisi ini membuktikan kalau semua pemikiranku sangatlah sederhana. semenjak tanda ini muncul, semua hal berjalan sesuai dengan arah yang tidak diketahui....

"kalau begitu, kamu pastilah bisa mengabulkan permintaan keduaku kan?"

"prajurit, kenapa kamu tega meninggalkan Gina?" kata Gina sambil mendekatiku.

aku pun mendorongnya: "kalau kamu tidak setuju, aku tidak akan mengikuti pertandingan ini."

"sudahlah, tenang saja, jika kamu bisa memenangkan pertandingan ini, kamu juga tidak lagi berguna bagiku. kamu hanya berguna bagiku di atas kasur saja. untuk apa aku menyesatkan diriku hanya karena kamu?"

setelah dipikir-pikir, perkataan Gina tidaklah salah. setelah itu, aku pun mulai mengumpulkan tenaga untuk menghadiri pertandingan besok.

meskipun ini adalah hari pertama duel, namun tidak ada persaingan yang substansial, karena banyak orang yang datang ke sini, termasuk raja lokal, para prajurit yang dibawah kekuasaan Raja Mor dan juga bangsawan berpangkat tinggi lainnya.

menurut penjelasan Gina, pemegang kekuasaan utama di tempat ini terbagi menjadi dua kelompok. salah satunya adalah kelompok raja, konon kekuasaan kerajaan tengah dalam keadaan eksploitasi dalam beberapa tahun terakhir. kelompok lainnya merupakan kelompok dewa, karena rakyat yang tinggal di sini begitu memercayai adanya dewa. oleh karena itu, kelompok dewa selalu berada di kedudukan yang tinggi. bahkan pemimpin negara itu terkadang juga harus mengalah untuk mereka.

menurut Gina, jumlah pejuang hebat di masa lalu sangatlah sedikit dan mereka semua pasti merupakan orang-orang yang memiliki tanda raja Mor. tetapi ketika posisi kekuatan dewa semakin kuat, maka semakin banyak orang yang dibutuhkan. semakin banyak orang yang tidak berguna memasuki tim pejuang hebat ini.

Gina dulunya adalah anggota dari tim pejuang yang hebat, sebenarnya kekuatannya sangat kuat, tapi karena dia tidak memiliki tanda seperti Raja Mor dan ini membuat dirinya hanya bisa menjadi seorang jenderal.

setelah mendengar perkataan Gina, aku sangat tertarik dengan orang-orang yang juga memiliki tanda Raja Mor. aku lalu meminta tolong kepada Gina untuk mencari tahu hal ini.

namun Gina tidak menemukan satupun orang yang dikenalnya pada tim pejuang hebat, dia malah diejek oleh anggota tim tersebut.

bahkan aku juga tidak bisa lagi menahan diri untuk membantu Gina menghajar bocah tersebut. namun aku ditahan oleh Gina dan dibawa pergi olehnya.

"apa yang kamu lakukan, apakah kamu tidak mendengar mereka sedang mengatai kamu?"

"aku mendengar semua itu, Albert, terima kasih. ketika aku meninggalkan tim pejuang yang hebat, aku pernah mendengar kata-kata buruk yang lebih menakutkan dari ini. namun kamu bisa melihat tidak ada apapun yang terjadi padaku hingga sekarang. mereka, tidak memiliki kemampuan khusus lainnya, namun mereka juga tidak menerima kalau orang lain lebih hebat dari mereka. kamu juga tidak perlu menghabiskan tenagamu untuk menghiraukan perkataan mereka."

"namun, kamu juga tahu kalau yang aku pentinkan bukanlah mereka, melainkan kamu."

"Albert, kalau kamu memang mementingkan aku, maka gapailah peringkat pertama pada pertandingan ini. mungkin saja aku bisa kembali ke tim pejuang hebat itu. aku masih muda, aku tidak ingin tinggal di kampung yang setiap tahunnya harus mengorbankan sekian banyak jiwa lagi. aku bahkan harus dimaki habis-habisan oleh banyak orang."

setelah mendengar ini, aku bisa merasakan betapa pahitnya perasaan Gina dan aku tidak ingin membuatnya semakin sedih. aku pun menariknya kembali ke tempat duduk penonton, namun kami melihat beberapa pria sedang memukul seorang gadis kecil.

gadis itu sangatlah kasihan, kondisi tubuhnya terlihat begitu buruk..

dia juga makan dalam posisi jongkok.

namun aku bisa melihat dengan jelas kalau makanan yang sedang disantap oleh gadis itu bukanlah merupakan milik gadis itu sendiri.

namun sekelompok pria itu bersikap kasar kepada gadis kecil itu dan ini akan mendatangkan dampak buruk baginya,

"lepaskanlah dia, berapa banyak uang yang kalian inginkan atas makanan yang diambil gadis ini?!"

aku menatap sekelompok orang itu dengan tatapan sadis dan gadis itu terlihat begitu ketakutan.

"jangan mencari masalah, kita begitu mencolok di sini!" kata Gina kepadaku.

"kalian pergi terlebih dahulu, aku akan menyelesaikan masalah ini."

melihat sikapku yang tegas, Gina pun tidak lagi berkata apapun. dia segera membawa bawahannya pergi dari tempat itu. waktu pertandingan semakin dekat, dia tidak ingin bertengkar denganku hanya karena hal kecil seperti ini.

alasan kenapa aku ingin menolong gadis ini sangatlah sederhana, karena dia sangat mirip dengan adik perempuanku yang ada di kampung halaman.

"bocah dari mana kamu? dengar dengan baik, gadis ini telah mencuri makanan dan dia tidak ingin mengembalikannya setelah ketahuan. sangat wajar jika kami memukulnya!"

beberapa orang itu pun mengelilingiku sambil berunding denganku.

"kenapa? kamu adalah temannya? kalau begitu, bayarlah semua makanan itu!"

"berapa? aku akan membayarnya!" untung saja semalam Gina memberiku sedikit uang.

wajah gadis kecil itu terlihat sangatlah kusam. aku lalu membawanya ke salah satu sudut ruangan.

"ambillah sisa uang ini dan belilah makanan untuk dirimu sendiri."

gadis kecil itu bisa merasa kalau aku adalah orang baik, dia tidak ingin menerima uangku dan hanya memeluk erat kakiku sambil menangis.

"aku tidak mau, mohon jangan buang aku, prajurit!"

"aku sangat sibuk, lagipula kamu tidak boleh ikut denganku."

"kamu adalah orang yang sangat kaya, apakah kamu tidak membutuhkan bawahan?" gadis kecil itu lalu menatapku dengan penuh kasihan.

pada akhirnya, aku juga tidak sanggup meninggalkan gadis kecil ini, namun aku juga berkata kepadanya, "aku bukanlah orang kaya, aku bahkan bukan merupakan rakyat lokal dan suatu saat nanti, aku pasti akan pergi dari sini. sebaiknya kamu mempelajari sebuah teknik untuk menghidupi dirimu di kehidupan kedepannya."

gadis kecil itu tidak berbicara dan hanya menatapku dengan tatapan yang berbinar.

hal ini membuat aku kembali terpikir akan adikku sendiri dan aku pun menghela nafas dengan tidak berdaya.

"baiklah, kamu boleh ikut denganku." aku lalu menarik tnagan kecilnya itu dan berjalan ke arah tempat duduk penonton. aku kembali berkata di dalam hati: "lagipula aku tidak akan tinggal lama di tempat ini, mungkin sebelum aku pergi, aku bisa mencari sebuah keluarga baru untuknya."

setelah kembali ke tempat duduk penonton, Gina sudah duduk diam di sana.

melihat diirku yang kembali membawa gadis kecil itu. dia pun menatapku kebingungan sambil berkata: "Albert, apakah kamu sedang melawak? kamu benar membawanya kembali?"

aku menjawab "iya" dengan suara yang pelan sambil berjalan ke tempat dudukku. aku lalu menatap ke arah pentas kontes dengan serius.

"lagipula ini tidak akan memberi dampak apapun atas janjiku padamu, bukankah begitu?"

Gina terbengong dan terkejut ketika mendengar ini.

dia lalu menatapku dengan sinis dan tidak lagi berkata apapun.

pertandingan itu berlangsung dengan cepat, giliranku juga akan segera tiba.

Gina terlihat begitu panik. dia lalu menggigit bibir merahnya itu sambil berkata padaku, "intinya, lakukan sesuai kemampuanmu saja."

ketika menatap tatapannya itu, aku merasa sedikit tersentuh dan tersenyum kepadanya sambil berkata dengan penuh percaya diri: "tenang saja."

proses pertandingan ini tidaklah tergolong lama. aku pun memenangkan pertandingan ini dengan semampuku.

aku lalu berdiri di atas pentas kejuaraan sambil menerima tatapan kehormatan dari banyak orang. aku lalu membusungkan dadaku dan menatap ke arah Gina.

dia berdiri dengan penuh semangat diantara banyak orang dengan tatapan yang berbinar.

jika dirinya bisa kembali ke tim pejuan hebat, maka aku akan menitipkan gadis kecil itu padanya.

meskipun Gina terlihat tidak begitu menginginkannya, namun dia tetap menyetujuinya.

tidak terasa waktu perpisahan telah tiba. malam ini merupakan malam terakhir bagiku dan juga Gina. demi meninggalkan momen yang berarti, kami pun saling mempersembahkan tubuh kami untuk menyenangkan sesama.

ketika hampir merasa klimaks, aku seperti mendengar suara Gina yang tergesa-gesa dan dirinya seperti berkata: "Albert, apakah kamu rela tinggal di sini demi aku?"

pada keesokan harinya, Gina masih berada di dalam kamarku.

dia memakaikan pakaian baru pada tubuhku dan rasa kekecewaan pada cinta mulai terasa di antara kami.

meskipun Gina tidak bisa membantuku untuk menghilangkan tanda tersebut, namun dia memberi sebuah batu giok kepadaku. dia berkata kalau batu ini dapat menyembuhkan berbagai racun dan juga penyakit.

aku menerima batu itu dengan tersenyum. setelah itu, aku pun pergi ke barak militer bersamanya untuk menjumpai Smith dan beberapa orang lainnya.

mereka bertiga terlihat begitu bahagia tinggal di barak militer, namun mereka sedikit terbengong melihat kedatanganku.

aku lalu berkata kepada mereka kalau kami sudah boleh pulang. mereka seketika terdiam dan tatapan mereka terlihat begitu tidak rela.

namun tempat ini bukanlah milik kami, mereka tetap harus ikut pergi bersamaku.

Gina juga telah menyiapkan daun cincau untuk menolong Hesti. setelah itu, Gina pun mengantar kami sampai di depan pintu barak militer.

aku kembali menatapnya dan setelah itu, aku pun pergi tanpa membalikkan kepalaku.

setelah kembali ke barak militerku sendiri, orang-orang yang sebelumnya hilang sudah mulai kembali.

Suzy sedang duduk di sudut ruangan dengan tanpa ekspresi sambil menggenggam setumpuk barang rusak.

aku tidak bertanya padanya dan bahkan tidak menatapnya. aku hanya menghilangkan tanda pada tubuh Hesti menggunakan daun Cincau ini.

Hesti mulai menyadarkan diri, namun dia terlihat seperrti lupa ingatan dan bersikap asing kepadaku.

aku tidak begitu menghiraukan hal ini, aku hanya membawa pasukanku untuk kembali ke barak militer yang ada di pinggir pantai.

untungnya, satu minggu kemudian, sebuah kapal pencarian muncul di lautan yang tidak jauh dari kami. semua orang terlihat begitu senang sambil berteriak dengan keras dan melambaikan kain ke arah kapal tersebut.

tim penyelamat mulai mendekati kami. setelah naik ke atas kapal, aku merasa sedikit kebingungan.

di dalam kapal tersebut, terlihat begitu banyak wajah asing dan juga wajah yang aku kenal. namun wajah mereka terlihat begitu gembira.

Laura dan Robert juga berada di tengah sekelompok orang tersebut, namun mereka tetap saja bersikap sadis terhadap diriku.

aku pun mengalihkan tatapanku ke arah tanda yang ada di tubuhku.

tanda ini tidak bisa dihilangkan dengan daun Cincau. aku mulai merasa jarak kami dengan pulau ini semakin jauh dan tanda pada tubuhku ini mulai terasa panas, namun tidak terjadi apapun pada tanda tersebut.

setelah itu, aku kembali terpikir akan segala momen pada pulau terpencil itu. segala momen terasa seperti mimpi. kini, kami sudah sadar dari mimpi ini dan sudah waktunya bagi kami untuk kembali ke dunia kami masing-masing...........

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu