1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 31 Menemukan telepon genggam
Aku sangat terkejut melihat ruangan orang hutan, perabotnya bervariasi dan sangat menarik perhatian Aku sehingga membuat diriku bertanya ini dan itu kepada orang hutan tersebut.
Beberapa saat kemudian, orang hutan menyikut Aku, memberi tanda bahwa malam hampir tiba.
Dia memberiku sinyal bahwa sudah saatnya kita pulang.
Oh, tidak. Kami sudah menemukan rumahnya, apakah dia bermaksud memberitahuku bahwa sudah waktunya ia harus kembali.
Kamarnya sangat bagus, jangan-jangan dia tidak ingin kembali lagi bersamaku ke rumah kayu sederhana yang pernah Aku bangun.
Aku juga tidak ingin memaksanya, yang penting Aku sudah ada gambaran tentang rumah ini, jika kelak ada masalah dan memungkinkan Aku masih bisa datang untuk meminta bantuan dari dia.
Lagipula awalnya kita memohon padanya bukan untuk hal yang lain ….
Dengan tersenyum Aku berjalan keluar dari rumah kayu kecilnya, tak disangka dia juga mengikutiku, dan membalikan tangan untuk mengunci pintu.
Aku menatapnya dengan heran dan menunjuk ke kamar, dengan maksud bertanya mengapa tidak lagi tinggal di rumahnya sendiri.
Orang hutan tidak berkata apapun, hanya menunjuk ke lengannya dan tersenyum padaku
Sebenarnya Aku juga kurang paham apa maksudnya, tapi bagaimanapun dia bersedia pulang bersamaku itu hal yang sangat bagus, jika Aku seorang diri tidak tahu apa yang akan kuhadapi, bahkan bisa saja Aku tersesat
Ketika orang hutan keluar, ia membawa makanan dan yang paling membuatku gembira adalah Aku melihat ada nasi
Sudah lama sekali Aku tidak makan nasi, karena keterampilanku terbatas, bisa menanam gandum untuk dibuat roti kasar saja sudah hebat. .
Aku sangat antusias bertanya kepada orang hutan darimana asal nasi tersebut, tapi Aku malah melihat sebuah gua besar yang tidak jauh dari sini.
Gua ini...
ternyata ada tanda yang Aku buat di atasnya.
Benar, di gua inilah Aku pernah menghilang. Aku yakin!
Orang hutan, apakah kamu pernah masuk ke gua ini? “Sambil berkata Aku menggandeng orang hutan berjalan ke arah tersebut untuk mencari.” Setiba di sana, Aku membawanya melihat-lihat.
ya.. ya..ya! Ya!
“ ada apa orang hutan, kenapa reaksimu begitu ?”
Orang hutan menarik tanganku dengan kaku , dan berteriak.
“Apakah kamu mengetahui sesuatu?”
Aku pikir mungkin dia pernah tinggal di sini, tidak heran dia tahu lebih banyak daripada Aku, tetapi melihat reaksinya yang janggal, pasti ada sesuatu di gunung ini.
Saat kami berdua saling menarik, tidak tahu benda keras apa yang ada di bawahh kaki kami, dan kami hampir tersandung.
Saat melihat lantai, kami melihat cahaya terang, ada sebuah telepon genggam!
“Lihat, ini..ini ada sebuah telepon genggam kecil!!”
Aku tak sanggup menahan kegembiraan dalam hati, berdiri dan menggoyangkannya, orang hutan pun mengaum.
Orang hutan itu jelas terbodoh oleh kegirangan Aku, berdiam mematung setengah hari baru bereaksi. Tak disangka orang hutan lebih gembira daripada Aku, tak peduli kondisi pusing ia merampas telepon genggam yang ada di tanganku, karena kondisi masih pusing menyebabkan kurang erat menggenggam dan akhirnya telepon itu jatuh ke lantai.
“Hati-hati orang hutan!” Aku merasa tak nyaman dan dengan buru-buru mengambil telepon itu, “ Bagaimana jika kamu merusaknya!!!”
Tidak benar…
Selesai berkata baru menyadari, telepon genggam….
Zaman sekarang tidak ada telepon genggam kecil seperti ini lagi, tidak tahu ini temuan tahun berapa, yang pasti telepon ini bukan dari orang yang mengalami kecelakaan pesawat.
kalau begitu….
Walaupun Aku tahu ini seharusnya tidak dapat digunakan lagi.
Tetapi dalam hatiku masih ada secercah harapan, dan sangat bimbang….
Baru saja yang mau mengaktifkan telepon genggam tersebut, orang hutan itu merebutnya lagi.
“Haiya orang hutan, apa yang sedang kamu lakukan, telepon genggam ini sudah rusak.”
Ternyata pemikiran kami berbeda, orang hutan itu sepertinya tidak buru-buru mengaktifkan telepon, tapi menunjuk-nunjuk telepon tersebut dan menunjuk dirinya sendiri, masih sangat antusias.
“ya?” Aku melihatnya dengan ragu….
“ maksudmu… telepon ini milikmu? milikmu yang hilang?”
Melihatnya menggangguk, Aku.. tak sanggup lagi, kepalaku sakit, seharian ini telah terjadi banyak hal, Aku sendiri tidak tahu lagi harus memikirkan apa.
hesti belum ditemukan, sekalipun Aku percaya pada Laura
tetapi orang hutan juga mengatakan hal tentang arah yang salah, Aku tidak mengerti mengapa Laura menunjukkan arah yang tidak benar.
Setelah itu adalah tentang persembunyian orang hutan dan kabin…
Sekarang di tambah lagi telepon genggam orang hutan….
Menurutku orang hutan itu seharusnya sangat hebat dan sangat misterius.
“orang hutan, bagaimana jika kita pulang terlebih dahulu, mencari tahu tentang telepon genggam ini?” menurutku saat ini orang hutan sedang kegirangan, Aku juga tidak bisa mendapat jawaban apapun.
Tetapi, hari ini Aku merasa sangat lelah dan tidak ingin bertanya lagi tentang masalah yang janggal ini.
Jelas sekali, Aku rasa dia juga tidak begitu paham tentang telepon genggam, karena Aku yang menemukannya, jika dia tahu sedari awal dia pasti sudah menemukannya.
Sekembalinya Aku di villa kecilku, hari sudah malam, sekalipun Yuri Mu menyadari kepulangan kami tetap tidak bergerak sama sekali, mungkin karena kata-kataku tadi sore terlampau melukai hatinya, namun sekarang Aku sendiri juga sedang tidak ingin menyahut dia.
Laura tidak tidur demi untuk menunggu kami di depan pintu, wajahnya tampak sedih tidak melihat Hesti, namun saat melihat nasi dan ikan di tangan orang hutan, seketika ia sangat gembira.
Sebenarnya, sudah lama kami tidak makan nasi.
perubahan mood anak ini sangat cepat, dia teringat hesti tidak ada di tempat, maka tidak akan ada orang yang bisa memasak masakan yang lezat, seketika dia merasa tidak senang.
berselang tidak lama ketika melihat orang hutan memasak, keterampilannya juga luar biasa, seketika dia pun senang kembali..
Aku memegang dan memperlihatkan telepon genggam itu kepada Laura seperti harta karun, gadis polos ini seakan tidak mengenal benda tersebut, setelah melihatnya setengah hari baru menyadari itu adalah ponsel flip yang kuno.
“ benar juga, kamu seorang nona besar, model telpon genggam jadul seperti ini pasti belum pernah kamu gunakan.”
“Kalian mendapatkan telepon genggam! Apakah masih bisa digunakan?”
“seharusnya tidak, model ini sudah ketinggalan zaman.”
Laura menghela nafas, namun seketika bersemangat kembali da berkata, “ tak apa, ini membuktikan beberapa tahun yang lalu ada orang yang mengunjungi tempat ini, sekarang mereka tidak ada di sini lagi, artinya mereka sudah pergi, membuktikan kita juga bisa pergi dan keluar dari tempat ini.
Aku tersenyum kecil, tidak tega menggangu imajinasi gadis kecil ini.
“Hesti, pemilik telepon genggam ini sedang mempersiapkan makanan untuk kita…”
Selesai makan, harus sediakan kamar untuk orang hutan.
Kamar kita hanya ada 3, orang hutan sudah sibuk seharian, Aku mengusulkan tidur di ruang tamu, biarkan orang hutan tidur di kamarku.
Laura melihat orang hutan terlelap, ternyata ia keluar lagi dari kamarnya, memeluk Aku dari belakang.
Payudaranya yang lembut menempel padaku, jujur saja, seandainya setiap malam bisa bermimpi manis seperti ini, tentu saja akan menghapus lelahku sepanjang hari.
“ Ayo ke kamarku…” mungkin Laura takut didengar orang lain, ia berbisik di telingaku dan mendesus-desus.
Aku bisa merasakannya sejenak, wajahku sendiri terasa panas sampai ke akar telinga.
Aku menggendongnya kembali ke kamar, merebahkan tubuh di dekatnya, berencana akan memulai aksiku, ia menyandarkan kepalanya mendekati telingaku dan berkata.
“Apakah kamu tahu, orang hutan itu tidak ada lidah”
Novel Terkait
Diamond Lover
LenaInnocent Kid
FellaMy Enchanting Guy
Bryan WuYama's Wife
ClarkAfter Met You
AmardaPenyucian Pernikahan
Glen Valora1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita