1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 76 Dua Jiwa
Mila menatap Hesti dengan perasaan yang rumit
Aku tahu bahwa sifat lembutnya selalu enggan untuk berpikir buruk tentang orang lain, dan kebencian yang jarang terlihat tadi juga hanya karena Mina terlibat di dalamnya.
Tetapi saat ini dia harusnya sudah tenang dan sudah kembali ke sikap aslinya terhadap Hesti.
Aku menghela nafas lega di dalam hatiku, dan kemudian mengalihkan pandangan yang mencari jawaban ke arah perawat.
Pada saat ini, perawat menatap Mina dengan kaget, dia memejamkan mata, bibirnya mengencang dan mengendur, seperti sedang membuat keputusan yang sulit di dalam hatinya.
Mila dan aku menatap dengan sabar di samping, dengan firasat yang tersamar di dalam hati kami.
Dugaan perawat pasti bakal mengejutkan.
Benar saja, dia akhirnya mengambil keputusan, dan seberkas cahaya terlintas di matanya.
Dia melihat sekeliling dengan hati-hati, lalu membungkuk dan berkata dengan suara rendah: "Aku menduga mungkin ada dua jiwa di dalam tubuh Hesti!"
Begitu kalimat itu keluar, Mila dan aku saling memandang dengan kaget.
Mila mengerutkan kening dan bertanya dengan tidak percaya: "Dua jiwa? Perawat, apakah kamu berbicara tentang berkepribadian ganda?"
Meskipun aku tidak beranggpaan bahwa Hesti berkepribadian ganda, tapi aku juga tidak pernah berpikir bahwa akan ada dua jiwa di dalam tubuhnya. Aku hanya mengira tadi dia itu baru saja dirasuki oleh sesuatu yang kotor
Tapi aku tidak mengatakan dugaanku, aku hanya menatapnya dengan tidak percaya dan tidak mengatakan apa-apa.
Perawat itu mengangguk dengan pasti, dan memancarkan tatapan yang mengingat ingatan di matanya, "Ini jelas bukan kepribadian ganda. Aku pernah melihat kondisi ini sekali di rumah sakit kami sebelumnya."
Pernah melihat sekali di rumah sakit?
Berarti kondisi seperti ini bukan hanya Hesti seorang?
Hampir sesaat, ada secercah harapan di mataku, dan aku memandang perawat dengan mata berbinar.
Karena dia pernah melihatnya, itu berarti Hesti masih bisa diselamatkan!
Perawat melamun, dia jatuh ke dalam ingatannya, dan terus berkata: "Pasien yang aku temui seperti Hesti, tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang seluruh tubuh menjadi sangat bertolakan."
"Awalnya kami juga ingin menggunakan kepribadian ganda untuk menjelaskan, tetapi kemudian kami menemukan bahwa mereka bukanlah orang yang sama sama sekali, mereka hanya memiliki ingatan satu sama lain, dan jiwa ini tidak dianggap berada dalam tubuh asli, tetapi berada dalam tanda khusus atau tato. "
"Jika kamu ingin tahu apakah Hesti memiliki dua jiwa atau hanya kepribadian ganda maka kamu harus melihat apakah ada tanda khusus di tubuhnya."
Perawat menjelaskan dengan percaya diri, tetapi masih ada tanda penolakan di matanya.
Setelah melihat situasi sekarang ini, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening, dan bertanya terus terang: "Jika kamu sudah begitu yakin, mengapa kamu tidak mengatakannya dari awal? Atau jangan-jangan kondisi seperti ini tidak bisa disembuhkan?"
Perawat itu membeku sesaat.
Dia seperti baru saja kembali ke akal sehatnya, dia tersenyum padaku dengan malu-malu, mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Tentu saja bukan, tapi situasi ini terlalu misterius untuk dikatakan."
Saat dia berkata, dia berhenti sejenak, dan dengan sengaja bercanda: "Kalian anak muda zaman sekarang, bukankah kalian semua mengaku sebagai sosialis? Jika aku tidak pernah melihat situasi seperti ini, aku juga tidak akan percaya bahwa akan ada dua jiwa dalam satu orang."
Suasana yang menegangkan ini tiba-tiba menjadi rileks.
Aku sedikit rileks dan menghela napas perlahan.
Asal bisa disembuhkan. Aku hanya tidak berharap Hesti bakal selalu tidak stabil di masa depan. Bagaimanapun, dia adalah ... adik perempuanku.
Wajah muram Mila akhirnya menunjukkan senyuman cerah.
Dia melipat tangannya dan menghela nafas lega.
Tidak tahu apa yang tiba-tiba terlintas di benaknya, memiringkan kepalanya, dan menatapku, kemudian berkata dengan nada yang agak konyol: "Kalau begitu aku dan kakak perawat akan mulai memeriksa Hesti. Albert, kalau tidak kamu ... keluar dulu? "
Mina yang berdiri di samping sepertinya menyadari sesuatu, dan "terkekeh" dengan usil.
Dia mengulurkan tangannya untuk menutupi mataku, dan berkata seperti orang dewasa kecil: "Abang, Konfusius berkata, jangan melihat atau mendengarkan hal yang tidak sopan. Mengapa kamu tidak pergi keluar dan bermain denganku dulu?"
Aku tidak berdaya, wajahku memerah, dan mengangguk terhadap Mila serta perawat, menggendong Mina dan berjalan keluar.
"Gadis kecil, aku tahu kamu membully abangmu, mari kita lihat bagaimana aku membalasmu!"
Sambil berkata, aku mengulurkan tanganku untuk menggelitik pinggang Mina.
Gadis kecil itu menggeliat, menghindar, dan tertawa. Secara bertahap menghilangkan suasana gelap yang telah menyelimuti kamp selama berhari-hari.
Semua orang menatapku dan Mina sambil tersenyum, dan atmosfer yang berat itu lenyap.
Ketika semua orang secara bertahap bubar dan melakukan urusan mereka sendiri, Alex datang dari arah sudut.
Dia tetap dengan gayanya yang mantap dan bijaksana, dengan mata gelap menatap lurus ke arahku, dan bertanya dengan suara rendah, "Apakah Hesti baik-baik saja? Apakah wanita gemuk itu masih di dalam?"
Baru saat itulah aku ingat bahwa aku lupa berurusan dengan wanita gemuk itu. Aku tidak bisa menahan senyum canggung dan menggelengkan kepala: "Tidak apa-apa. Perawat mengatakan mungkin ada dua jiwa di dalam tubuh Hesti. Sekarang dia dan Mila sedang memeriksanya di dalam."
Aku telah memikirkan tentang hal yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah ini dari awal, sama sekali tidak bisa menyembunyikannya.
Bahkan, aku mungkin membutuhkan dukungan semua orang, jadi aku langsung memberi tahu Alex dengan lugas.
Tapi Alex tidak tahu apa yang kupikirkan, dan ekspresi keterkejutan terlihat jelas di wajahnya.
Dia membuka mulutnya, seolah ingin menanyakan sesuatu. Tetapi pada akhirnya semua kembali pada ketenangan yang ada hanya tatapan rasa hormat dan terima kasihnya yang semakin dalam.
Mungkin tergerak oleh kepercayaanku?
Hatiku tenang tapi wajahku datar tidak bereksperesi.
Setelah berinteraksi dengan Mina dan bermain-main sebentar, hasil pemeriksaannya keluar dari dalam gua.
Mila berteriak: "Albert, masuklah sebentar, kita mungkin sudah menemukan apa yang kita inginkan!"
Kalimatnya belum sempat selesai, aku sudah bergegas masuk seperti anak panah yang terlepas dari busurnya, dan Mina juga tertatih-tatih mengikutiku dari belakang, mulut kecilnya cemberut menunjukkan ketidakpuasan yang hampir bisa menggantung pot minyak.
"Abang, pelan-pelan! Tidak bisakah kamu menungguku?"
Tetapi saat ini, aku telah melupakan semua yang ada di sekitar aku.
Aku segera bergegas ke sisi Hesti, dan tiba-tiba, sepotong kecil kulit seputih giok muncul di depan mataku.
Namun, gambar yang begitu indah itu dirusak oleh sebuah tanda hitam.
Aku melihat lebih dekat, justru hanya melihat bahwa tanda itu sama persis dengan bayangan ilusi yang baru saja aku lihat di belakang Hesti tadi.
Bentuknya sama yang menyerupai naga dan burung merak, dengan gigi dan cakar menempati seluruh bagian kulitnya.
Aku mengerutkan bibir, dan bertanya dengan suara berat, "Ini tanda yang mengandung jiwa lain di dalam tubuh Hesti?"
Perawat itu mengangguk dengan serius.
Seperti Mila, dia belum pernah melihat bayangan yang muncul di belakang Hesti, tapi dia bisa berkata dengan jelas, "Tanda ini akan muncul di tubuh Hesti saat jiwa lain muncul dan menghilang. Sekarang, aku ingin tahu apakah kamu melihat gambar yang sama sekarang? "
Saat ini, yang awalnya aku hanya ingin percaya, sekarang menjadi lebih yakin.
Apa yang dikatakan perawat itu pasti benar adanya!
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMy Goddes
Riski saputroSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiSomeday Unexpected Love
AlexanderThe Richest man
AfradenHidden Son-in-Law
Andy LeeAir Mata Cinta
Bella Ciao1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita