1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 99 Berhasil
"bunuh mereka!"
terdengar suara teriakan yang kuat dan terlihat sekelompok orang meyerbu dari arah belakang kami. namun kami berdua tidaklah menghiraukan mereka dan tetap duduk di tempat yang sama untuk menikmati makanan serta minuman yang tersedia.
dengan bantuan dari Arthur, aku sudah berhasil menguasai segala teknik pada buku tersebut. setelah itu, kami berdua pun berhasil melarikan diri melalui pintu kehidupan dan memasuki sebuah lingkungan baru yang terdapat beberapa restoran kecil di kejauhan.
mereka berdua segera pergi ke restoren tersebut karena sudah terlalu lama tidak memakan makanan yang enak. mereka pun mulai menyantap makanan yang telah mereka pesan. bahkan pelanggan yang ada di sebelah meja mereka merasa kalau Arthus sangatlah berisi ketika makan. bagaimana mungkin Arthus memerdulikan mereka? ditambah lagi pakaian kami berdua yang sudah tidak diganti selama satu bulan lamanya, hal itu membuat orang disekeliling kami menatap kami berdua dengan tatapan sinis. Arthur pun menewaskan salah satu dari mereka dengan sumpit yang ada pada tangannya.
sekelompok orang itu terbengong namun tidak merasa takut. mereka lalu menyerbu kami sambil berteriak keras.
hm, aku sudah latihan selama beberapa waktu dan merasa diriku sangatlah hebat. apakah aku harus takut kepada sekelompok bocah itu?
sambil menyantap makanan, aku pun menggapai pedang yang ada di atas meja.
seketika, sejumlah darah segar bertumpahan di sisi Arthur. Arthur lalu melirik ke sekelilingnya sambil tertawa dan berkata: "bagus, bagus, kamu benar-benar untung kali ini Albert!"
"haha, jangan berkata seperti itu, ini semua karena bantuanmu. akulah yang akan menraktirmu kali ini. silahkan pesan saja makanan yang kamu inginkan!"
pedang ini kami dapatkan di ruangan tempat makhluk aneh itu di kurung. waktu itu, ketika aku sedang latihan, aku seperti kerasukan tanpa alasan. aku segera berlari keluar ruangan dan mulai menggigit baru es kristal yang digunakan untuk mengurung makhluk aneh itu. aku lalu menghancurkan segala sesuatu yang ada di ruangan tersebut.
waktu itu, sebuah pedang seketika jatuh dari atap ruangan tersebut dan pedang itu mulai melawan diriku tanpa dikontrol oleh orang lain.
waktu itu, Arthur terkunci di sebuah ruangan dan aku menggunakan hampir semua dari tenagaku untuk mengalahkan pedang tersebut.
dan juga karena hal itu, pedang ini pun bisa aku kendalikan semauku.
aku masih ingat kalau waktu itu, Arthur mendengar sebuah suara yang berisik dari dalam ruangan istana. setelah itu, dia melihat diriku yang kembali membawa pedang dengan kondisi tubuh yang penuh akan bekas darah. melihat ekspresi Arthur yang begitu menyeramkan, aku bahkan mengira kalau dia ingin bertarung denganku.
kami pun menginap di restoran kecil itu selama satu malam. kami juga sudah mencari informasi di luar sana dan memastikan kalau kondisi sudah aman sebelum kami memulai rencana kami.
setelah kami tiba di pusat kota, kami melihat foto kami berdua ada di dinding jalanan.
"tamatlah sudah, kita sudah dicari dan informasi ini sudah tiba hingga area ini."
"kak Albert, janganlah panik. kita kembali terlebih dahulu dan kita boleh melewati jalanan kecil pada pinggiran kota ketika malam nanti. sangat sedikit razia yang dilakukan di sana. nantinya kita boleh mengganti busana kita agar lebih aman."
meskipun begitu, kami juga hampir dikenal oleh penjaga kota pada malam itu. untung saja kakak dari Arthur tiba di waktu yang pas untuk membantu kami dalam memberi penjalasan.
seperti kata Arthur, ayahnya yang bernama Arsuo memiliki tingkat jenderal yang sangat tinggi dan juga memiliki kesan yang baik bagi semua masyarakat. tempat kediaman Arthur juga begitu mewah.
kakak Arthur begitu senang dan terkejut melihat kami yang telah kembali, dia segera menanyakan kabar pencarian itu.
Arthur yang terkenal akan kecerobohannya itu tidak tahu kenapa berubah menjadi begitu penuh perhatian. sebelum dirinya pergi menemui ayahnya bersama kakaknya, dirinya pun mengatur segala hal untukku terlebih dahulu.
setelah itu, aku pun tinggal di rumah Arthur selama tiga hari, namun aku tidak menemukan orang lain di sana. ada beberapa ajudan di depan pintu yang membuat diriku sedikit kesusahan untuk berpergian. mereka selalu berkata kalau Arthur sedang sibuk untuk menyelesaikan masalah.
aku merasa panik akan hal ini. aku tidak lagi bisa menunggu dan memilih untuk memanjat dinding dari taman pada tengah malam. setelah berjalan beberapa langkah, aku melihat sebuah bayangan tubuh di dalam kamar Arthur dan orang tersebut pastilah merupakan Arthur.
ketika aku hendak menemui dirinya, aku melihat Arthur berjalan menghampiri kakaknya sambil membawa air.
setelah mengobrol selama beberapa saat, aku mendengar suara gelas pecah dari dalam ruangan tersebut.
aku merasa sedikit penasaran dan berjalan di atas balok kamarnya. aku pun mendengar kakaknya yang sedang memanggil namaku.
setelah beberapa saat, aku pun sadar. pastilah karena aku adalah seorang buronan dan kakaknya merasa harus segera membawa diriku ke kantor polisi agar Arthur tidak lagi terlibat. ini juga dapat membuktikan kejujuran dari pemerintahan.
memang, akulah yang salah. aku tidak menyangka kalau pemerintahan pusat kota juga akan dilaporkan.
aku juga sudah lupa kalau di dunia ini, tidak semua orang bisa bersikap baik seperti Arthur.
lagi pula, aku dan Arthur hanyalah teman biasa saja. kakak dan juga ayahnya sangatlah mementingkan pemerintahan setempat. mereka tergolong baik karena mereka tidak melaporkan diriku hingga sekarang.
aku pun kembali ke kemarku, lalu duduk di atas kasur sambil mengeluh menatap bulan.
orang zaman dahulu memiliki keluhan yang banyak kepada bulan. ada yang berkata kalau bulan adalah kampung halaman, bulan ada di atas lautan dan juga cakrawala dan sebagainya. aku merasa kalau arti dari semua perkataan ini adalah kita semua memandang bulan yang sama dan kita merasa sedih karena hal ini.
kecelakaan pesawat, aku juga tidak tahu apa perasaan kedua orang tuaku setelah tahu kalau diriku telah meningal. mereka pastilah merasa sedih. namun, apakah yang bisa aku lakukan?
begitu juga dengan Laura, Yuri, Julio dan juga sekelompok orang yang terkena musibah waktu itu.
apa kabar mereka? apakah hanya diriku yang ditangkap oleh penduduk lokal wilayah itu? apakah Laura akan pergi mencariku?
apa yang bisa aku lakukan sekarang????
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelPergilah Suamiku
DanisMeet By Chance
Lena TanSee You Next Time
Cherry BlossomMy Secret Love
Fang FangThe Richest man
Afraden1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita