1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 79 Harapan di tengah kesulitan

Begitu dia mengatakannya, orang di sebelahnya juga mengangguk setuju.

Mereka bukan mengkhawatirkan yang lain, tetapi mereka khawatir ketika roh Hesti terbangun nanti, mereka harus kemana.

Lihat itu, Aku menghela napas karena tidak bisa membantu, dengan tak berdaya Aku bertanya: “ siapa yang memberitahu kalian masalah ini tak bisa diselesaikan?”

Begitu kata-kata diucapkan, orang-orang menjadi riuh.

Jelas sekali, mereka semua berpikir peristiwa gaib seperti ini pasti tak ada solusinya, itu sebabnya, mereka lupa bahwa pasien di rumah sakit Bian sudah normal, kenapa Hesti tidak bisa sembuh?

Seorang pria tua berjanggut dengan rambut putih berdiri di tengah kerumunan orang.

Dia berbicara dengan bahasa mandarin yang tidak terlalu fasih, matanya penuh antusias menatap Bian , bertanya kata per kata: “ Pasien di rumah sakit kalian itu sebenarnya punya 2 roh, benarkah? Pihak rumah sakit telah menemukan solusinya, benar bukan?”

Bian tercengang sesaat.

Dia melihat sekilas orang tua tersebut, tidak tahu apa yang terlintas dalam pikiran, sinar matanya penuh hormat.

Dia memberi hormat dengan sedikit membungkukkan punggungnya, sambil mengangguk dan berkata: “Tuan, anda benar, pihak rumah sakit kami telah menemukan solusi, roh yang kedia dari pasien tersebut telah dipastikan sudah tidak ada sama sekali.

Pria tua itu langsung tampak bersemangat.

Dia seperti seorang anak kecil, bersorak menari dan berkata; “ sudah kuduga, sudah kuduga!”

Sambil berkata, ia mengalihkan pandangan pada seorang gadis kurus di sampingnya, sepertinya ingin membagikan kegembiraannya pada gadis tersebut.

Gadis itu bergegas berdiri, mendekap pria tua itu, menurunkan nada suaranya, mengatakan sesuatu pada pria tua tersebut..

Pria tua itu menatapnya dengan tak puas, tetapi dengan patuh kembali ke tempat duduknya semula, hanya kebanggaan dan kegembiraan di matanya tak bisa disembunyikan.

Aku menyipitkan mata, mendadak muncul sesuatu di hatiku.

Meskipun Bian berusaha menyembunyikan perubahan sikapnya terhadap pria tua itu, namun Aku merasakannya dengan jelas.

Aku merenung sejenak dan akhirnya berkata dengan keras: “ Tuan, apakah kamu mengetahui sesuatu, bolehkah Anda menceritakannya kepada kami?”

Begitu ucapanku terlontar, dua pasang bola matanya dengan sinar gugup tertuju pada diriku.

Sepasang mata itu adalah gadis kecil di samping pria tua tadi, sepasang lagi adalah tatapan dari Bian.

Aku berhenti sejenak, kemudian meneruskan pembicaraanku dengan perlahan : “Sekarang kita semua seperti belalang di atas tali yang sama, jika ada ide, utarakan saja dan tak perlu disembunyikan.”

Aku berkata sambil melihat sekilas pada Bian dengan penuh arti, tampak wajahnya menunjukkan perasaan bersalah, namun dalam sekejap telah berubah sangat bijaksana.

Pria tua itu juga terdiam sesaat.

Semua orang tampak seperti lampu sorot, sepertinya pria itu sudah terbiasa, tidak ada reaksi dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Justru gadis di sampingnya terlihat gelisah.

Dia membuka mulut seakan ingin mengatakan sesuatu untuk menghalangi, namun tidak tahu apa yang terpikirkan olehnya, akhirnya tak sepatah katapun yang terucapkan.

Akhirnya pria tua itu mengambi keputusan.

Dengan perlahan dia berdiri, kegembiraan di wajahnya tidak seperti semula lagi namun menjadi sangat stabil.

“Anak muda, kamu benar, kini saatnya kita bekerjasama, ada beberapa hal tidak akan kusembunyikan lagi.”

Ternyata, pria tua ini adalah utusan dari Intistut Penelitian Biologi Nasional yang bertugas dibidang perekrutan eksternal.

Berdasarkan keyakinan agama, dia meyakini bahwa dalam diri setiap manusia memiliki roh, saat terjadi kasus Bian di rumah sakit , dia juga diam-diam mengikuti prosesnya, dia pula yang menyatakan bahwa tubuh pasien kemungkinan ada 2 roh yang berdiam di dalamnya.

Tetapi bagaimanapun dia adalah seorang yang bertugas di pererkrutan eksternal.

Meskipun akhirnya pemerintah membantu dengan beberapa peringatan, melalui serangkaian cara untuk membuktikan pandangannya, namun dalam tahap akhir penyelesaian masalah, pihak rumah sakit memberhentikan pria tua itu dan memblokir semua informasi tentang pasien tersebut.

Bian termasuk salah satu dari mereka.

Ini sebabnya , dia juga memahami dengan baik tentang rekaman medis itu.

Ketika pria tua itu selesai berbicara, dia menghampiriku dengan perasaan galau, setelah lama ia berperang batin, akhirnya ia berbisik di telingaku: “ apa yang dikatakan pria itu benar, dan terus terang… dialah yang menyembuhkan pasien di rumah sakit kita.”

Seperti guntur yang bergemuruh di telingaku.

Aku melirik sekilas pada Bian, tampaknya ia sangat percaya diri, tak sedikitpun tampak sedang bercanda, seketika hati ini bergejolak gembira tak terkendali.

“apa yang dicari belum tentu ada, yang tidak dicari justru hadir di depan mata”

Aku langsung berbalik melihat ke arah pria tua itu, matanya memancarkan fanatisme yang kuat.

“Tuan, Aku mendengar kabar dari Bian, Anda adalah orang yang memperkenalkan solusi tentang masalah pasien saat itu, berarti Anda juga punya solusi untuk Hesti, bukankah begitu?”

Pria tua itu tersenyum-senyum sambil memegang jenggotnya namun tidak berkata apa-apa, melihat sikapnya seperti itu, seakan dia adalah superman.

Gadis di sampingnya kelihatan cemas, menarik lengan bajunya dan memperdebatkan beberapa kata.

Tetapi pria tua itu telah memutuskan, tidak memperdulikan gadis itu dan berkata dengan keras: “ anak muda, apa yang kamu katakan tidak salah, Aku memang punya solusi, tapi sebelumnya apakah Aku boleh melihat tanda pada tubuh Hesti?”

Mendengar ini, seketika Aku semakin bersemangat.

Aku tahu, Aku belum pernah mengungkit masalah jejak tubuh Hesti, namun pria tua ini justru mengetahui hal tersebut, tampaknya dia memang hebat.

Aku tak berkata apapun, langsung menyetujui permintaannya.

Semenatara Aku bubarkan semua orang dalam gua tersebut, Aku dan Bian, kakak beradik Mila, membawa pria tua dan gadis kecil disisinya berjalan mendekati tubuh Hesti.

Untungnya, tanda tubuh Hesti ada di belakang pinggangnya, jadi pria tua itu dan Aku tidak perlu menjauh.

Aku membantu Bian membalikkan tubuh Hesti, dan membuka pakaiannya.

Mungkin karena masalah waktu, warna pada tanda tubuhnya mulai memudar, garis-garisnya lebih banyak.

Kami melihatnya dengan jelas, makhluk aneh seperti naga dan burung phoenix ini, terpatri kuat pada pinggang Hesti, di tengah warna merah tua itu, seakan-akan menunjukan warna darah yang mengerikan..

Aku tidak tahu apakah ini ilusi atau semacamnya, tapi Aku merasa tanda di tubuh Hesti memiliki energi kehidupan.

Aku mengencangkan alis dan melihat dengan mata tak berkedip.

Melihat makhluk aneh seperti naga dan burung phoenix ini seakan mengeluarkan cakarnya, mendadak Aku menarik nafas tertahan karena kaget.

“ Apakah kalian melihatnya? Tanda ini bisa berbicara!”

Mila dengan wajah cantiknya mengangguk-anggukkan kepala, dengan gugup dia langsung memeluk Mina, mundur selangkah dengan hati-hati.

Bian dan pria tua itu tidak begitu terkejut.

Keduanya mengangguk - angguk sambil berpikir dan berkata, “ Benar, tanda ini bisa bisa berbicara!”

Gadis di samping pria itu juga tampak sedikit kaget.

Dia bersembunyi di belakang tubuh pria tua, menarik ujung bajunya, bertanya dengan penasaran: “ Hidup? Profesor, bagaimana mungkin tanda di tubuh manusia itu hidup? “

Pria tua tersenyum-senyum sambil memegang jenggotnya dan menjelaskan secara perlahan: “ karena roh Hesti yang satu lagi mampirnya di sini, atau bisa saja, tanda di tubuhnya ini adalah raga dari roh tersebut!”

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu