1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 78 Manusia Jelek

Dalam gua yang ramai, suasana sangat serius, hanya terdengar suara api menyala yang tenang, semua orang mengarahkan pandangan pada Hesti.

Akhirnya, seorang pria yang kurus kering berdiri.

Dia kelihatan aneh dan menyergitkan dahi, nada bicaranya terdengar penuh dengan ketidakpercayaan, “Aku tidak salah dengar? Maksudmu wanita ini memiliki 2 roh?

Benar, ketika 1 menit terakhir tadi, Aku memutuskan untuk memberitahukan kalian tentang semua masalah Hesti.

Tetapi semua orang serasa tidak percaya, ada orang yang mencibir, meremehkan, “Tolong deh, zaman seperti ini masih ada orang yang percaya kalau dunia ini ada roh? “

Suara gema berdengung sambung menyambung.

“Iya, apakah Albert bercanda dengan kami? Mitos mitos ini tidak bisa dipercaya!”

Pria yang berdiri pertama kali juga mencengkeram perutnya sambil tertawa terbahak – bahak.

Dia menunjuk ke ujung hidungku, sambik tertawa sampai jarinya gemetaran, “ Albert, candaanmu ini sedikit keterlaluan! Sudahlah, bubar semuanya. Hari sudah menjelang siang.”

Selesai berkata, ia tersenyum pongah , menghampiriku dan menepuk-nepuk bahu Aku.

Aku mengerucutkan bibirku, mengerutkan alis dan menghindarinya, memberi isyarat bahwa Aku tak ada niat bercanda dengan mereka.

Pelan-pelan menghentikan proses diskusi.

Setiap orang melihatku dengan pandangan berbeda, tidak tahu apa yang dipikirkan, sinar mata mereka seakan tampak terkejut

Tiba-tiba, ada yang bertanya dengan ragu dan berbisik di tengah keramaian.

“Jangan-jangan… apa yang dikatakan Albert itu benar?”

Begitu kata-kata diucapkan, orang langsung merespon dengan cepat: “ bagaimana mungkin? Semua yang dipelajari disekolah selama 9 tahun,apa sudah lupa? Mungkinkah Hesti menderita Skizofrenia, sehingga bisa berperilaku seperti tadi?”

Pandangan orang ini sama dengan pandangan Mila, jika boleh, Aku juga berharap ini hanya tentang orang berkepribadian ganda yang sederhana, tetapi….

Sampai disini, rasanya Aku tak sanggup mendengarnya lagi, Aku melangkah maju dan berteriak dengan dingin: “cukup, semua dengarkan Aku!”

Dalam sekejap, sorotan mata setiap orang bagaikan lampu menyoroti Aku.

Aku berdehem sejenak, dengan wajah cemberut berkata; “ Aku bisa mengumpulkan kalian untuk mendiskusikan masalah ini, berarti Aku sudah ada bukti yang kuat, Bian dan Mila adalah saksinya!”

Katakan, Aku mundur selangkah, menghadirkan Bian dan Mila yang selalu berdiri diam di belakang Aku.

Mereka berdua saling pandang, dan mereka sadar ini saatnya mereka beraksi.

Mereka berdua, satunya adalah perawat, satu lagi adalah petinggi di camp, bobot pembicaraan mereka, jika dipadukan memberi semangat bagi yang mendengar.

Kata-kata mereka seakan telah membenarkan apa yang telah Aku katakana, orang orang yang pada dasarnya tidak percaya mulai bingung.

Di satu sisi, itu adalah 3 pandangan yang sudah ditetapkan puluhan tahun, sisi lain adalah fakta yang ada di depan mata, semua orang ingin tidak mempercayainya, namun penemuan yang menyedihkan ini, membuat 3 pandangan yang telah ada puluhan tahun, musnah begitu saja.

Ekspresi Mila tidak berubah, penemuan yang sangat rumit untuk dijelaskan.

Untuk memenangkan kepercayaan, dia juga mengutarakan kasus-kasus yang pernah terjadi sebelumnya di rumah sakit mereka.

Saat itu, masalah ini pernah menjadi berita hangat, banyak anak muda yang kecanduan cerita fiksi menyatakan kebenaran masalah tersebut.

Tetapi rumah sakit pemerintah tidak mungkin membeberkan masalah tersebut pada publik, kemudian dia merahasiakannya.

Begitu Mila mengungkit masalah ini, semua orang mulai mengingat kembali, yang tadinya kurang percaya, sedikit demi sedikit mulai percaya.

Ditambah sumpah janji dari Mila sangat meyakinkan, kesan ketidakpercayaan orang-rang mulai memudar.

“berdasarkan perbincangan kalian, apakah roh/ jiwa Hesti yang satunya lagi sangat berbahaya? “

Lagi-lagi perkataan si kurus itu , dengan satu kalimat saja langsung kena pada topik utamanya.

Aku melihatnya tanda setuju, mengangguk-angguk kepala, “ benar, roh itu sangat kuat, bahkan jika Aku berhadapan dengannya, mungkin Aku kalah.

Aku mengatakan ini tanpa rasa malu, untuk menarik perhatian semua orang.

Siapa tahu, perhatian itu ada, tiba-tiba muncul suara yang menentang di tengah keramaian.

“Jika demikian, kita bunuh saja dia sekarang?’

Suara wanita yang tajam itu merasuk ke dalam rongga telinga setiap orang, semua orang mengikutinya.

Orang yang berbicara itu adalah seorang wanita berwajah kejam, kami melihat ke arahnya, dia tersentak sejenak, namun dalam sekejap ia kembali tampak percaya diri.

“ Kenapa, ada yang salah dengan ucapanku? Bahkan Albert pun tak sanggup menghadapi wanita itu, kita hanya bisa dengan cara memusnakan dia dulu.

Menghindari resiko adalah sifat dasar setiap orang, namun mengapa tidak terpikirkan oleh Aku, justru wanita itu yang lebih dulu mengutarakan ide.

Aku tahu, sudah ada orang yang mulai terpengaruh, sinar mata Hesti penuh kejahatan.

Hatiku dingin, ekspresi wajah juga tampak tak senang.

Beberapa saat kemudian, ada yang menyetujui: “ Benar, Albert. Jika kita memang tak sanggup menghadapi roh Hesti itu, kita musnakan saja bukankah masalah selesai!”

Ada satu orang yang berkata demikian, sekejap mata ada orang kedua mengatakan hal yang sama, orang ketiga….

Sekejap saja, suara-suara yang menggemakan niat untuk membunuh Hesti sudah memenuhi seluruh ruang gua tersebut,

Situasi juga serasa berubah terpengaruh oleh suara-suara tersebut, penuh dengan hawa pembunuhan.

Mila dan Bian menatapku dengan cemas.

Jelas sekali, mereka juga tak menduga, setiap orang tidak peduli lagi dengan perbuatannya untuk membunuh orang lain demi mempertahankan kelangsungan hidup sendiri.

Perlahann Aku mengencangkan tinjuku.

Suara persetujuan yang berdengung di telingaku semakin banyak, akhirnya, tak sabar lagi Aku pun berdiri, dan menumbukkan tanganku ke dinding gua.

Dalam sekejap, kerikil-kerikil kecil berjatuhan dari atas gua, suara-suara ribut berhenti tiba-tiba.

Dengan wajah cemberut, nada suara yang datar bertanya, “ siapa tadi yang mengatakan ingin membunuh Hesti?”

Dalam kesunyian, satu- persatu orang mengangkat tangan secara perlahan.

Sekilas Aku melihat, selain beberapa orang yang menundukkan kepala, beberapa orang tua yang mendesah perlahan, semua orang setuju untuk membunuh Hesti.

Ini membuatku semakin merinding.

Aku mengkatupkan bibirku, akhirnya tak tahan dan emosiku meledak.

“ Kalian telah mendapatkan pendidikan di sekolah selama 9 tahun, apakah guru mengajarkan kalian begitu mudahnya mencabut nyawa seseorang?”

Aku tak bisa menyembunyikan suara amarah Aku yang menggema dalam gua, setiap orang menundukkan kepala dan tak berkata apapun.

Tetapi semakin berbicara Aku semakin marah, tidak sanggup menahan amarahku kepada mereka.

Akhirya ada orang yang berdiri dan berkata dengan lemah: “Albert, Aku mengakui pandangan kami tidak benar, tetapi kamu sendiri tak sanggup meghadapi roh Hesti, jika lain kali sakitnya kambuh kita harus bagaimana? “

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu