1001Malam bersama pramugari cantik - Bab 38 Lukisan Menghilang
“Tidak mungkin, saat kami pergi…” Laura sedikit ragu, saat dia hanya fokus pada monyet kecil, kemudian setelah dia merusakkan lukisannya, Albert terus menerus memegangnya, jadi dia juga tidak memerhatikan di mana Albert meletakkannya.
“Albert, ke mana kamu letakkan lukisan itu saat kamu pergi?”
Aku tidak langsung menjawab pertanyaan dari Laura, ini juga sebuah alasan aku kembali ke kamar dengan panik.
“Karena aku takut ada yang terjadi pada lukisan itu, jadi aku meletakkannya di lantai sudut kamar yang biasa kutempati.”
“Tidak mungkin, aku dan Julio sudah melihat semua kamar saat pergi, tapi memang tidak ada barang apapun.” Yuri Mu menjawab.
Berarti mereka berdua sama sekali tidak melihat lukisanku?
“Yuri, apakah kalian ada melihat sudut kamar yang dikatakan Albert?”
“Seingatku aku sudah melihatnya. Dan juga apakah lukisan yang kalian katakan itu adalah setengah lukisan rusak yang dibawakan Albert dari gua?”
Aku menganggukkan kepala dan merasa pikiran yang kacau.
“Aku sekarang pergi melihat dulu.”
“Albert, sudah begitu malam, besok saja!” Laura menahan tanganku.
“Tidak, kamu tahu jika lukisan itu sangat penting.”
“Baik, aku ikut kamu pergi.”
“Laura…”
“Sudahlah, jangan bujuk aku lagi, ayo cepat pergi. Jika kamu ingin pergi maka bawa aku pergi, jika tidak semuanya tidak boleh pergi.”
“Baik baik baik, ayo kita pergi.”
“Laura, apa kamu tidak takut malam hari ikut aku keluar?”
Sebenarnya aku bisa menyadari jika dia ketakutan, tempat sekarang sangat gelap, kadang-kadang masih ada suara hewan yang aneh. Laura menarikku dengan tangan yang dipenuhi dengan keringat.
“Sedikit, tapi dari beberapa kejadian sebelumnya jadi aku sudah berhasil menilai kamu adalah pria yang baik. Aish, semua ini salahmu, betapa baiknya jika kamu mendengar perkataanku untuk meletakkan semua benda itu kembali dan mencari monyet lagi, maka lukisan kita tidak akan hilang lagi.”
Memang yang dikatakan Laura tidak salah, lukisan menghilang memang salahku.
“Maaf. Saat itu aku merasa nyawa manusia lebih penting.”
“Betul, nyawa Hesti juga sangat penting, tetapi pria berengs*k itu memang pantas mati.”
Saat berbincang-bincang dengan Laura tanpa sadar kami sudah kembali ke rumah kayu, di dalamnya sangat gelap.
Aku mengangkat obor berlari ke sudut kamar, sesuai tebakan lukisan memang sudah menghilang.
Aku dan Laura sekali lagi mencari dengan teliti di seluruh kamar, Julio dan lainnya memang sudah mengambil semuanya, jadi tidak ada apapun di dalam ini lagi.
“Albert, ayo pergi…”
Suara Laura bergetaran, mungkin karena sudah menjelang tengah malam, jadi normal jika dia merasa ketakutan.
Tapi tidak disangka saat aku dan Laura pulang malah mendapat kabar Julio sudah menghilang.
“Apa yang terjadi? Kemana Julio di malam seperti ini?”
“Aku tidak tahu.” Yuri Mu juga terlihat sangat panik, “Setelah kalian pergi aku berbincang sebentar dengan Julio, tapi aku yang paling banyak berbicara, di saat itu aku sudah merasa ada yang aneh pada Julio, karena dia terus seperti tidak fokus.”
“Tapi Julio memang tidak banyak berbicara, dia selalu tenang dalam bertindak, jadi saat itu aku memang tidak berpikir banyak, jadi dia mengatakan sudah lelah dan kembali ke kamar tidur.”
“Jadi bagaimana kamu menyadari Julio menghilang?”
“Karena tengah malam kedengaran sebuah suara saat aku tidur, aku tidak berani keluar jadi aku memanggil Julio dengan suara yang kecil, tetapi tidak ada yang menjawab. Jadi aku turun dari tempat tidur karena tidak ada cara lain lagi. Terakhir aku menyadari jika Julio yang sedang tidur sudah menghilang dan pintunya setengah tertutup.”
“Berarti maksudmu dia keluar sendiri?” Laura berpikir dan berkata.
“Mungkin saja, jika ada yang bahaya, setidaknya aku bisa mendengar suara pertarungan.”
Kami bertiga saling bertatapan, sudah begitu malam, ke mana Julio pergi? Dan juga tanpa peta hidup seperti dia ini, kami tidak mengenal tempat ini. Jadi kemanakah kami mencarinya jika ingin mencarinya?
“Yuri, apa yang kamu katakan kepada Julio?” jika Laura tidak bertanya, aku sudah melupakan hal ini.
“Karena kalian pergi mencari lukisan, jadi aku berharap bisa membantu, maka itu aku membahas masalah lukisan dengan orang hutan kemudian berpikir apakah ada melihat lukisan itu di sebuah tempat. Kemudian… kemudian seingatku menceritakan hubungan kamu dengan lukisan ini dan pentingnya lukisan ini.”
“Oh iya! Saat aku membahas gua itu, Julio sepertinya sangat tertarik, dia menyuruh aku beritahu dia semuanya tentang apa yang kuketahui. Tetapi masalah kamu pergi ke gua juga masalah yang sudah lama, lalu setelah banyak yang terjadi dalam proses ini, aku juga sudah banyak lupa tentang yang kamu katakan padaku saat itu, jadi aku tidak mengatakan apapun dengannya. Tetapi aku ingat saat aku sedang berbaring dan belum tidur, Julio seorang diri duduk di kursi sepertinya sedang melihat PHS yang kalian dapatkan kemarin.”
“Di mana Julio duduk?”
“Di belakang...”
Yuri Mu menunjuk kamar belakang, itu adalah tempat di sekitaran Julio membawa aku melihat benda yang dibawa kembali.
Aku berjalan ke sana dan duduk, kemudian aku melihat memang ada PHS di lantai.
Di depan masih ada sebuah meja dua tingkat, awalnya meja ini diletakkan di dalam kamar, tetapi beberapa hari ini tempat tinggal kita tidak dibangun, jadi beberapa orang bersama-sama tidur di dalam rumah kayu dan meletakkan benda yang bisa pindah sementara keluar.
Aku ingat...
Di tingkat kedua meja dua tingkat ini sepertinya ada sebuah catatan yang tidak banyak ditulis oleh Julio.
Aku mengeluarkan catatan itu sekali lagi, membuka halaman pertama malah menemukan lukisan tulisan setengah yang kucari terus, tidak hanya begitu saja, awalnya catatan yang tidak bisa dikenali tulisannya kini malah tiba-tiba dipenuhi dengan tulisan, bahkan tanggal juga ditulis dengan sangat jelas, tampaknya ini adalah buku harian.
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanDemanding Husband
MarshallWonderful Son-in-Law
EdrickAdore You
ElinaJalan Kembali Hidupku
Devan Hardi1001Malam bersama pramugari cantik×
- Bab 1 Nyawa Yang Didapat Kembali Dari Bahaya
- Bab 2 Memungut Barang Hilang
- Bab 3 Filan Keterlaluan
- Bab 4 Filan Sudah Mati
- Bab 5 Mendapatkan Pistol Tanpa Disengaja
- Bab 6 Pertarungan Berdarah Dengan Piranha
- Bab 7 Kematian Tim Penyelamat
- Bab 8 Perempuan Ketiga
- Bab 9 Pengalaman Tim Penyelamat
- Bab 10 Demam
- Bab 11 Menemukan Anggota Baru
- Bab 12 Menyerbu Binatang Liar
- Bab 13 Pembunuh di Balik Badan
- Bab 14 Bermalam di Atas Pohon
- Bab 15 Pemandangan yang sangat menakjubkan
- Bab 16 Ada Harta Karun di Sini
- Bab 17 Kotak Harta Karun Cahaya Bulan
- Bab 18 Ada Apa Denganmu
- Bab 19 Kembali ke Masa Lalu
- Bab 20 Zebra Kembali Muncul, Pertandingan Antara Manusia dan Hewan dimulai
- Bab 21 Persaingan Hutan
- Bab 22 Menjelajah Alam
- Bab 23 Yang Memukul Adalah Kamu
- Bab 24 Mimpi Indah
- Bab 25 Hesti patah hati
- Bab 26 Pengkhianat
- Bab 27 Adegan Kecelakaan Mobil (Sangat Pornografi Dan Penuh Kekerasan)
- Bab 28 Hanya Tersisa Kamu
- Bab 29 Dia Tidak Punya Lidah
- Bab 30 Hidden paradise
- Bab 31 Menemukan telepon genggam
- Bab 32 Julio
- Bab 33 Ada apa dengan Laura dan Yuri
- Bab 34 Pindah rumah
- Bab 35 Keheranan Orang hutan
- Bab 36 Rahasia dari lukisan kaligrafi
- Bab 37 Dia Sudah Mati
- Bab 38 Lukisan Menghilang
- Bab 39 Tidak Disangka Dia adalah...
- Bab 40 Bunga Merah Pemakan Manusia
- Bab 41 Segel Kutukan
- Bab 42 Pertempuran di Kuburan
- Bab 43 Perjalanan Sehari di Dalam Lambung Monster
- Bab 44 Pulau Tak Bernama
- Bab 45 Pertarungan
- Bab 46 Pingsan
- Bab 47 Rahasia Julio
- Bab 48 Cyndi
- Bab 49 Menemukan Hesti
- Bab 50 Perselisihan
- Bab 51 Wanita yang Baru Datang
- Bab 52 Ciuman Hesti
- Bab 53 Cyndi Terlibat Kesulitan
- Bab 54 Hesti Menghilang
- Bab 55 Mengeluarkan racun
- Bab 56-57 Mina
- Bab 58 Transmiter Tua Milik Suzy
- Bab 59 Jatuh ke dalam Lubang
- Bab 60 Hesti yang Aneh
- Bab 61 Kamp Terserang
- Bab 62 Kerusuhan yang Tak Diperlukan
- Bab 63 Jebakan
- Bab 64 Bertemu Lagi dengan Hugez
- Bab 65 Menjebak
- Bab 66 Bom Waktu
- Bab 67 Suzy Menghilang !?
- Bab 68 Buah Yang Aneh
- Bab 69 Menemukan Mina
- Bab 70 Kembali ke goa
- Bab 71 Mina Siuman
- Bab 72 Diselingkuhi
- Bab 73 Permintaan Maaf dan Pertentangan
- Bab 74 Hesti Bangun?
- Bab 75 Seperti Orang yang Berbeda
- Bab 76 Dua Jiwa
- Bab 77 Can't Make Bricks without Straw
- Bab 78 Manusia Jelek
- Bab 79 Harapan di tengah kesulitan
- Bab 80 Cincau
- Bab 81 Kemunculan Ular Piton
- Bab 82 Bertarung Melawan Piton
- Bab 83 Scarlet
- Bab 84 Selamat Dari Gigitan Ikan
- Bab 85 Smith Kembali
- Bab 86 Bertemu Orang Aborigin Lagi
- Bab 87 Dunia Mimpi
- Bab 88 Melihatmu, Memakanmu
- Bab 89 Sumber Latihan Master
- Bab 90 Diskriminasi Ahli
- Bab 91 Bertarung Melawan Monster
- Bab 92 Berhati Busuk
- Bab 93 Upacara
- Bab 94 Ikut Denganku
- Bab 95 Pertandingan Sebelum Pergi
- Bab 96 Mata Air Coba Pertarungan
- Bab 97 Penjara Air
- Bab 98 Bangkit Kembali
- Bab 99 Berhasil
- Bab 100 Akhir Cerita